Anda di halaman 1dari 10

Laboratorium / SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

Refleksi Kasus

Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman


RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

VARISELA PADA ANAK

Oleh

Listyono Wahid Rhomadani


0808015009
Pembimbing

dr. M. Darwis Toena, Sp. KK


Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

Laboratorium / SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin


Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
2013

REFLEKSI KASUS
Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan di poliklinik penyakit kulit dan kelamin RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda, pada hari Selasa, 19 November 2013. Anamnesis
dilakukan secara alloanamnesis dari ibu pasien.

Anamnesis
Identitas Pasien
Nama

: An. AA

Usia

: 7 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Pekerjaan

: Pelajar

Alamat

: Jalan Pemuda 5 No. 34

Keluhan Utama
Bintil-bintil kecil berisi air di punggung.

Riwayat Penyakit Sekarang


Keluhan bintil-bintil kecil berisi air muncul di punggung sejak pagi dengan disertai
rasa gatal. Pada awalnya keluhan hanya berupa bercak kemerahan dan kemudian menjadi
bintilan berisi air dan semakin bertambah. Pasien mengeluhkan demam dan batuk kering 4
hari yang lalu selama 2 hari, sedangkan keluhan demam masih dirasakan hingga saat ini.
Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan sebelum keluhan muncul. Pasien belum mengobati
keluhannya tersebut.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya, riwayat alergi makanan ataupun
obat obatan tidak dimiliki.

Riwayat Penyakit Keluarga


Kakak kandung pasien sedang menderita cacar air sejak 10 hari yang lalu dan masih dalam
pengobatan.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum

: tampak sakit ringan

Kesadaran

: Komposmentis

Tanda Vital

Tekanan Darah

: tidak diperiksa

Nadi

: 92 x / menit regular kuat angkat

Pernafasan

: 24 x / menit regular

Suhu

: 37, 8 O C

Kepala / Leher / Punggung / Perut : dalam batas normal


Pembesaran Kelenjar

: tidak diperiksa

Berat Badan

: 19 kg

Status Dermatologis
Lokalisasi

: Regio torakalis posterior

Efloresensi

: Tampak multipel vesikel dan papul diatas kulit yang eritema.

Gambar 1. Foto kiri adalah lesi pada regio torakalis posterior.


Foto kanan adalah lesi setelah di perbesar.

Diagnosis Banding
1. Varisela
2. Drug eruptions

Diagnosis Kerja
Varisela

Pemeriksaan Penunjang
Tzanck Test tidak dilakukan

Usulan Penatalaksanaan
Edukasi
Pasien disarankan mandi dengan air yang telah dimasak dan dicampur dengan antiseptik.
Medikamentosa
Terapi Antiviral : Asiklovir 4 x 380 mg dalam puyer selama 5 hari.
Terapi Topikal : Bedak dengan kandungan menthol, calamine dan camphora.
Terapi Antipiretik : Parasetamol Sirup 3 x 240 mg.

Prognosis
Ad Vitam

: Bonam

Ad Sanationam

: Bonam

Ad Cosmeticam

: Bonam

PEMBAHASAN
Studi kasus dilakukan pada pasien An. AA usia 7 tahun dengan keluhan bintil-bintil
kecil berisi air di punggung yang datang bersama ibunya untuk berobat ke Poliklinik RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda pada tanggal 19 November 2013. Keluhan dirasakan
pasien sejak pagi hari. Pada awalnya keluhan hanya berupa bercak kemerahan dan kemudian
menjadi bintilan berisi air dan jumlahnya semakin bertambah. Pasien mengeluhkan batuk
kering selama 2 hari saat 4 hari yang lalu, selain itu pasien juga mengeluhkan demam yang
dirasakan sejak 5 hari yang lalu hingga saat ini. Pasien belum pernah mengalami keluhan
serupa sebelumnya. Kakak kandung pasien sedang menderita cacar air sejak 10 hari yang lalu
dan masih dalam pengobatan.

Menurut teori, penyakit varisela atau yang sering disebut juga dengan cacar air ini
memang sering terjadi pada anak anak terutama usia dibawah 10 tahun (sebanyak 90 %),
tetapi terkadang dapat menyerang orang dewasa. Penyakit ini tersebar diseluruh dunia dengan
penularan melalui kontak dengan penderita. Penyebab dari penyakit ini adalah varicellazoster virus (VZV) yang sesuai namanya memberikan pemahaman bahwa infeksi primer akan
menyebabkan varisela dan reaktivasi dari virus ini menyebabkan herpes zoster. Virus ini
masuk melalui membran mukosa yang terdapat di saluran napas atas dan bermultiplikasi di
dalam darah dan sistem limfatik selama masa inkubasi 14 sampai 21 hari.

Berdasarkan anamnesis pada pasien diperoleh keluhan bintil-bintil kecil berisi air
yang awalnya keluhan hanya berupa bercak kemerahan dan kemudian menjadi bintilan berisi
air dan jumlahnya semakin bertambah. Selain itu, keluhan batuk kering selama 2 hari dan
demam juga dirasakan sebelum keluhan di kulit muncul. Pada teori dikatakan bahwa sebelum
timbul gejala pada kulit, terdapat gejala prodormal berupa demam yang tidak begitu tinggi,
malese, nyeri kepala, penurunan nafsu makan, dan pada beberapa pasien batuk kering.
5

Pada riwayat penyakit dahulu, pasien belum pernah mengalami keluhan serupa
sebelumnya. Berdasarkan teori, infeksi primer oleh VZV akan menyebabkan penyakit
varisela. Virus ini masih terdapat dalam tubuh selama fase laten di dalam ganglia sepanjang
hidup penderita dan akan terjadi reaktivasi VZV menyebabkan penyakit herpes zoster jika
terjadi supresi imun.

Dari riwayat penyakit keluarga, kakak kandung pasien lebih dahulu menderita
penyakit dengan keluhan yang sama selama 10 hari. Hal tersebut sesuai dengan mekanisme
penularan varisela dari manusia ke manusia melalui mukosa yang terdapat di saluran napas
atas.

Pada pemeriksaan fisik pasien dengan melihat efloresensi pada varisela diperoleh lesi
berupa multipel vesikel dan papul diatas kulit yang eritema. Berdasarkan teori, setelah gejala
prodormal timbul gejala pada kulit berupa papul eritematosa dan berubah menjadi vesikel
dalam beberapa jam, disertai rasa gatal. Bentuk vesikel pada varisela sangat khas menyerupai
tetesan embun (tear drop). Vesikel akan berubah menjadi pustul dan kemudian menjadi
krusta. Sedangkan di lokasi lain proses ini juga berlangsung sehingga memberikan gambaran
polimorfi. Penyebaran lesi diawali di daerah badan dan menyebar secara sentrifugal ke wajah
dan ekstremitas. Selain itu juga dapat menyerang mukosa.

Pemriksaan penunjang Zanck Test pada pasien ini tidak dilakukan karena vesikel yang
terdapat pada pasien belum pecah, sedangkan pada pemeriksaan tersebut dibutuhkan bahan
yang diambil dari kerokan dasar vesikel untuk membuat sediaan hapusan yang diwarnai
dengan Giemsa. Berdasarkan teori pemeriksaan Zanck Test akan didapatkan gambaran sel
datia berinti banyak.

Pasien ini didiagnosis banding dengan drug eruptions. Drug eruptions merupakan
reaksi alergi pada kulit yang diakibatkan oleh obat-obatan sistemik, pada umumnya. Pasien
dengan drug eruptions memiliki riwayat konsumsi obat-obatan maupun jamu jamuan
sebelumnya dan keluhan rasa gatal disertai demam subfebris, malese, terkadang nyeri sendi.
Sedangkan efloresensi pada drug eruptions berupa eritema, urtika, purpura, papul yang
lokalisasinya menyebar dan simetris. Hal tersebut sesuai dengan klinis pasien yang memiliki
lesi lesi berupa multipel vesikel dan papul diatas kulit yang eritema. Gejala klinis yang
dialami oleh pasien ini dapat didiagnosis banding dengan drug eruptions karena pasien datang
saat awal keluhan sehingga menimbulkan gambaran klinis yang serupa, namun pasien tidak
memiliki riwayat konsumsi obat obatan sebelumnya dan memiliki riwayat kontak dengan
penderita varisela sehari hari hingga keluhan pasien muncul, jadi diagnosis kerja pada pasien
ini adalah varisela atau cacar air.

Berdasarkan teori, medikamentosa yang diberikan pada pasien ini adalah antiviral,
topikal, dan simtomatis. Dikatakan bahwa pengobatan dengan antiviral pada usia 2 hingga 12
tahun memberikan dampak mengurangi jumlah lesi jika mulai diberikan dalam 24 jam
pertama saat lesi pertama muncul dengan dosis asiklovir 20 mg/kgBB sebanyak 4 kali sehari
selama 5 hari. Sedangkan terapi topikal dapat diberikan bedak yang ditambah dengan mentol,
camphora, dan calamine yang bertujuan untuk mencegah vesikel pecah secara dini dan
menghilangkan rasa gatal. Untuk terapi simtomatis, pasien ini mengeluhkan demam sehingga
perlu diberikan antipiretik untuk meredakan gejala. Selain itu pasien juga diberikan edukasi
untuk mandi dengan air masak dan dicampur dengan antiseptik yang bertujuan untuk
menghindari infeksi sekunder.

Prognosis pada pasien ini berdasarkan teori adalah bonam untuk vitam, sanationam,
dan cosmeticam. Dengan terapi yang tepat dan diberikan saat awal gejala diharapkan lesi
yang muncul dapat diminimalkan.

Daftar Pustaka

Handoko, Ronny P. Penyakit Virus. Dalam : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima.
Hal 110-118. 2009. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Wloff, Klaus. Varicella and Herpes Zoster. In : Fitzpatricks Dermatology In General


Medicine Seventh Edition. The Mc Graw Hill Companies Inc. 2008. USA. Page : 1885
1898.

Hamzah, Mochtar. Penyakit Virus. Dalam : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima.
Hal 154-161. 2009. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Anda mungkin juga menyukai