POMPHOLYX
Oleh:
Ronny Andria
Andhika Citra Buana
Pembimbing:
Sitti Hajar
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini. Shalawat
beserta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari jaman kebodohan ke jaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti
sekarang ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dr. Sitti Hajar, Sp.KK yang
telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam
penyusunan laporan kasus yang berjudul Pompholyx, serta para dokter di
bagian /SMF Ilmu Kesehatan Kulit Kelamin yang telah memberikan arahan serta
bimbingan hingga terselesaikannya laporan kasus ini.
Penulis menyadari laporan kasus ini masih jauh dari kata sempurna dan
banyak kekurangan serta keterbatasan. Oeh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun terhadap laporan kasus
ini demi perbaikan di masa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR iv
PENDAHULUAN
LAPORAN KASUS 3
Identitas Pasien 3
Anamnesis 3
Pemeriksaan Tanda Vital
Pemeriksaan Fisik Kulit
Diagnosis Banding
4
Pemeriksaan Penunjang
Resume
5
Diagnosis Klinis 5
Tatalaksana5
Edukasi
5
Prognosis 5
ANALISIS KASUS
DAFTAR PUSTAKA 9
JURNAL
RESUME JURNAL
KRITISI JURNAL
SLIDE PRESENTASI
3
4
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Foto klinis pasien.7
PENDAHULUAN
Vesicular Palmoplantar eczema merupakan dermatitis yang terjadi di bagian
tangan dan kaki yang ditandai dengan lesi gelembung ukuran kecil hingga besar
secara klinis dan tampak vesikel spongiotik secara histologis. Penyakit ini
bermanifestasi sebagai dermatitis akut maupun kronik atau keduanya. Presentasi
klinis dan histologis dari dermatitis tangan, termasuk vesicular palmoplantar
eczema telah diketahui sangat tinggi pada dermatitis kontak dan alergi. Vesicular
palmoplantar eczema bisa dibagi kedalam empat kategori 1). Pompholyx, 2)
Chronic Vesicobulous Hand dermatitis, 3). Hyperkeratotic hand dermatitis, 4) Id
reaction. (1) (2)
Definsi pompholix adalah perkembangan dari vesikel yang terisolasi pada
telapak tangan, sisi dari telapak tangan dan pada sisi jari. Kondisi ini dapat eruptif
dan disertai dengan eritema dengan intensitas yang bervariasi serta adanya gejala
pruritus yang berat. Istilah pompoholix juga dapat diartikan munculnya vesikel
dan bula dari ukuran kecil hingga besar yang hadir secara tiba-tiba pada telapak
tangan dan telapak kaki dan paling sering pada tepi atau pinggir dari jari tangan,
jari kaki, telapak tangan dan telapak kaki. Pustul dapat tampak pada penderita
pompholix pada tahap awal atau dalam beberapa hari. (2) (3) (4)
Cheiropompholix dan podophompolix merupakan istilah yang kadang
digunakan untuk mendeskripsikan tempat lesinya apakah terdapat pada telapak
tangan atau telapak kaki. Ketika pompholix muncul pada telapak tangan disebut
dengan cheiropompholix dan ketika lesi timbul pada telapak kaki disebut
podopompholix. (2) (5)
Pompholix merupakan presentasi dermatitis tangan yang paling sedikit,
pada satu studi populasi, prevalensi 1 tahun dari pompholix diperkirakan sebesar
0,5%. Walaupun pompholix terjadi di seluruh dunia, penyakit ini sangat sedikit
ditemukan pada orang-orang Asia. Pompholix cenderung terjadi lebih sering pada
musim semi dan gugur. Kondisi ini sering juga dijumpai pada cuaca panas. Onset
tersering pompholix adalah orang-orang yang berusia antara 20-30 tahun. Dan
insiden antara laki-laki dan perempuan sama. (2) (6)
Beberapa etiologi pompholix adalah riwayat atopi, kontak alergi, stress
psikologi dan cuaca panas. Pompholix juga dilaporkan terjadi setelah konsumsi
piroxicam, setelah konsumsi beberapa bahan metal yang menjadi predisposisi
sensitisasi dari pasien yaitu nikel, kobalt dan chromate dan ada 39 kasus yang
dilaporkan menderita pompholix setelah terapi intravenous immunoglobulin.
Beberapa studi juga menunjukkan bahwa pada kebanyakan kasus penyebab
pompholix belum diketahui. (3) (4) (2) (6) (7)
Hubungan antara riwayat atopi dengan pompholix masih belum jelas. Pada
tahun 1992, Lodi et al melaporkan bahwa riwayat atopi menjadi faktor
predisposisi pada pathogenesis pompholix. Pada tahun 2003, Bryld et al,
melaporkan tidak adanya hubungan antara riwayat atopi dan pompholix. (3)
Terdapat sebuah algoritma untuk mendiagnosa pompholix, terutama dengan
membandingkannya terhadap jenis vesicular palmoplantar eczema yang lain.
Pompholix dapat terjadi cukup berat sehingga membuat pasien harus dirawat di
Rumah Sakit. Pompholix biasanya muncul dengan pola atau distribusi simetris.
Ketidaknyamanan dan rasa gatal bisanya mendahului perkembangan dari
gelembung, yang dideskripsikan seperti tapioca. Fase akut ini umumnya diikuti
dengan deskuamasi pada area yang menjadi tempat lesi. Penyakit ini biasanya
self-limited setelah 2-3 minggu, walaupun dapat kambuh kembali. (2) (8) (9)
Pada diagnosa kerja dari vesicular palmoplantar eczema, penting pertama
kali memeriksa bagian kaki untuk meng exlude kan diagnosa dermatophytid.
Kedua, pemeriksaan potassium hidroksida pada tangan digunakan untuk
mengesampingkan diagnose tinea manuum. Terakhir, patch test digunakan untuk
menyingkirkan diagnose dermatitis kntak atau reaksi sistemik pada kontak
allergen. Tidak ada temuan spesifik dari laboratorium mengenai karakteristik
vesicular palmoplantar eczema, walaupun IgE dapat meningkat pada pasien
dengan riwayat atopi. (2)
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama
: Ny. L
Umur
: 26 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Subulussalam
Pekerjaan
Status Pernikahan
: Menikah
HP/ Telp
: 081262926168
Nomor CM
: 1-10-28-00
Tanggal Periksa
: 20 September 2016
Anamnesis
Keluhan Utama
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Frekuensi nadi
: 80 kali/menit
Diskripsi Lesi
Diagnosis Banding
1.
2.
3.
4.
5.
Pompholyx
Keratosis Plantaris
Tinea Pedis Intradigitalis
Skabies
Kandidiasis Cutis
Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada pemeriksaan penunjang yang spesifik untuk penyakit ini namun
patch test bisa dilakukan untuk menyingkirkan dermatitis kontak atau reaksi
sistemik terhadap alergen. Kadar IgE mungkin akan meningkat pada pompholyx.
Resume
Perempuan usia 26 tahun datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUDZA
dengan keluhan gatal-gatal pada jempol kaki sejak 3 bulan lalu. Pasien sering
bersin pada pagi hari dan pernah mendapat obat salap dari bidan di Subulussalam.
Pada pemeriksaan kulit tampat patch eritematous batas tidak tegas tepi irregular
distribusi simetris disertai skuama kasar.
Diagnosa Klinis
Pompholyx
Tatalaksana
Pasien diberikan Cetirizin tablet 2 kali sehari sebanyak 10 mg sebagai anti
histamin dan clobetasol proprionate 2x1 (pagi dan malam)
sebagai topical
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
ANALISIS KASUS
Pasien pada kasus ini merupakan perempuan usia 26 tahun yang
didiagnosis dengan pompholix yang ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Pada anamnesis didapatkan keluhan berupa gatal pada jari kaki
yang sudah dirasakan sejak 3 bulan lalu.
kali muncul lesi berupa gelembung-gelembung kecil pada kedua jari kaki. Karena
sering gatal, pasien jadi sering mengaruk bagian yang gatal pada kedua jari kaki.
Akibat sering digaruk maka timbul kulit yang terkelupas. Pasien juga memiliki
riwayat sering bersin di pagi hari. Pasien sebelumnya pernah mendapat obat salap
dari bidan di Subulusalam namun keluhan tidak berkurang.
Pasien dalam kasus merupakan seorang wanita berumur 26 tahun. Dalam
beberapa studi dari epidemiologi pompholix, wanita memiliki insiden yang sama
pada laki-laki. Dapat disimpulkan laki-laki dan perempuan tidak ada perbedaan
insidensi dalam kasus ini. Usia pasien juga sesuai dengan epidemiologi dari
beberapa studi yang menunjukkan bahwa pompholix paling sering terjadi pada
usia antara 20-30 tahun. (6)
Dari anamnesis, pasien mengatakan awalnya timbul lesi berbentuk
gelembung kecil yang terasa gatal di area lesi. Lesi yang timbul terjadi akibat dari
proses perjalanan penyakit dari pompholyx, dimana lesi yang terdapat pada
pompholix secara umum adalah gelembung dengan ukuran kecil hingga ukuran
yang lebih besar. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik juga didapatkan lesi
terletak pada pinggir jari kaki kanan dan kaki kiri, dimana lesi pompholix terjadi
pada telapak tangan, telapak kaki, pinggir jari tangan dan pinggir jari kaki. (2) (3)
Dari anamnesis pasien mengatakan memiliki riwayat bersin-bersin pada
pagi hari. Pompholix yang merupakan jenis akut paling sering dari vesicular
palmoplantar eczema, telah dilaporkan bahwa riwayat atopi dan dermatitis kontak
memiliki insidensi yang lebih tinggi dibandingkan etiologi lainnya. (2)
Dari anamnesis pasien juga mengaku mengalami stress akhir-akhir ini.
Beberapa etiologi yang menjadi faktor dari penyakit pompholix adalah riwayat
atopi, kontak alergi, stress psikologis dan cuaca panas. Oleh karena itu stress pada
pasien ini memainkan peranan dalam timbulnya penyakit. (2)
Tidak ada pemeriksaan yang spesifik pada pompholyx. Pemeriksaan dari
penyakit ini dilakukan untuk menyingkirkan diagnosa penyakit lainnya.
Pemeriksaan patch test diindikasikan apabila terdapat keraguan dalam
menentukan penyebab. Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan patch test
karena indikasi untuk dilakukan pemeriksaan tidak ditemukan. (2)
Pasien merupakan ibu rumah tangga, oleh karena itu tatalaksana yang
diberikan sebaiknya tidak menganggu aktivitasnya sehari-hari. Pada kasus ini,
pasien merasakan keluhan di bagian kakinya, oleh karena itu, untuk sementara
bagian kaki pasien tersebut harus banyak diistirahatkan. (5)
Pasien diberikan terapi antihistamin yaitu cetirizine. Obat ini diberikan
untuk mengurangi keluhan gatal dari pasien. Obat lainnya yaitu thyamisin dan
lotasbat oint digunakan sebagai antibiotik dan kortikosteroid topikal. Antibiotik
diberikan untuk menangani infeksi bakteri dan kortikosteroid topikal merupakan
first line dari pada penatalaksanaan pompholix yang berguna untuk menghentikan
inflamasi. (7) (2)
Edukasi pasien berupa menghindari factor pencetus yang diketahui memiliki
hubungan dengan penyebab terjadinya penyakit (faktor endogen dan eksogen),
serta menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit pompholix. Menghindari
faktor eksogen contohnya menjaga kebersihan diri untuk menghindari infeksi.
Faltor endogen contohnya adalah stress psikologi yang merupakan salah satu
etiologi dari pompholix. Selanjutnya memberitahukan kepada pasien tentang
penyakitnya bahwa penyakit ini berulang, sehingga tindakan pencegahan ini
sangat dianjurkan diterapkan bahkan setelah pasien sembuh. (2) (10)
Pompholix terkadang self-limited dalam 2-3 minggu, namun dapat kambuh
lagi. Pengobatan yang diberikan dalam beberapa kasus juga terbukti efektif untuk
meghilangkan gejala. Maka prognosis dari pompholix adalah dubia ad bonam
yang artinya penyakit ini memiliki prognosis baik, namun tetap dikhawatirkan
akan kambuh kembali. (2) (10)
Gambar 2.
No
Diagnosis
Alasan
Diagnosis
Definisi
Deskripsi Lesi
Gambar
Dermatiti
s Kontak
Iritan
Struktur
dan
bentuk
berupa
patch
eritemato
us
Dermatitis
Kontak
Alergika
Struktur
dan
bentuk
berupa
plak
eritema .
Dermatitis
Atopik
Penyakit
inflamasi
pada kulit
melalui
mekanis
me nonimunologi
k
yang
disebabka
n
iritan
eksogen
Merupaka
n
suatu
hipersens
itivitas
tipe
delayed
akibat
kontak
dengan
alergen
spesifik.
Tampak
patch
eritematous, lesi
berbatas
tegas,
jumlah multipel,
distribusi
bilateral.
Tampak plak
eritematous
batas
tidak
tegas,
tepi
irregular,
ukuran
lentikular
sampai
plakat,
distribusi
unilateral.
Tampak papul
disertai
ekskoriasi.
Struktur
Merupaka Tampak nodul
dan
n
suatu eritema,
bentuk
penyakit
batas tegas,
nodul
inflamasi
tepi regular,
eritemato kronis
distribusi
us
yang disertai
bilateral.
disertai
rasa gatal
rasa gatal yang
dimulai
sejak
bayi.
Palmoplant
ar
Pustulosis
Struktur
dan
bentuk
berupa
pustule
Merupaka
n
suatu
bentuk
yang
jarang
dari
psoriasis
Tampak
pustule
jumlah
multipel,
susunan
diskret,
ukuran
lentikuler
disertai
skuama
permukaan
kasar
dan
erosi
distribusi
bilateral.
DAFTAR PUSTAKA
1. Suvirya S, Thakur A, Pandey SS, Tripathi SK, Dwivedi DK. Altered Levels of
Serum Zinc and Cadmium in Patients with Chronic Vesicobulous Hand and
Feet Dermatitis. Hindawi. 2016 March.
2. Doshi DN, Cheng CE, Kimball AB. Vesicular Palmoplantar Eczema. In
Goldsmith LA, Katz SE, Gilchrest B, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K.
Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. USA: Mcgraw-Hill; 2012. p.
187-193.
3. Schuttelaar LA, Coenraads PJ, Huizinga J, Monchy JGD, Veurmelen KM.
Increase in Vesicular Hand Eczema after House Dust Mite Inhalation
Provocation : A Double-Blind, Placebo-Controlled, Cross-over study. Contact
Dermatitis. 2012.
4. Yoon SY, Park HS, Lee JH, Cho LS. Histological Differentiation Between
Palmoplantar Pustulosis and Pompholyx. JEADV. 2012.
5. Berth-Jones J. Eczema, Lichenification, Prurigo and Erythroderma. In Burns
T, Breathnach S, Cox N, Griffths C. Rook's Textbook of Dermatology. UK:
RESUME JURNAL
Perbandingan Ekspresi Mediator Inflamasi antara Palmoplantar Pustulosis
dan Pompholyx
D.Y Kim 1, J.Y Kim2, T.G. Kim3, J.E Kwon4 , H.Sohn5, J.Park6, S.H.Oh
Selain itu,
intensitas dari imunorektifitas IL-8 juga besar pada lesi kulit PPP dibandingkan
jaringan dari pompholix
Conclusions : IL-8 dan IL-17A, keduanya meningkat pada jaringan PPP, hasil ini
menunjukkan mediator imunologik yang penting bagi kita untuk membedakannya
secara klini dengan pompholix. Penelitian ini menyediakan petunjuk yang
berguna untuk membedakan PPP dari pompholix, yang juga membantu kita untuk
memahami pathogenesis dari kedua penyakit ini
Resume
Palmoplantar Pustulosis ( PPP) merupakan penyakit umum kronis
kulit yang ditandai oleh adanya pustule yang steril didapat pada telapak
tangan dan telapak kaki. Meski PPP sering disebut sebagai variasi dari
gejala Psoriasis, seringkali lesi Psoriatic tidak ditemukan pada bagian
tubuh lainnya. Pompholyx merupakan vesicular palmoplantar eczema
yang biasanya muncul dengan erupsi vesikel akut kecil hingga besar dan
bula di telapak tangan dan telapak kaki walau lesi pustular dapat juga
muncul pada lesi sekunder.
pustulosis.
Sehubungan
dengan
staining
IL-17A
imunohistokimia, jaringan dari lesi PPP mengandung lebih banyak sel IL17A+ secara signifikan pada epidermis dan papillary dermis ketika
dibandingkan dengan pompholix.
KRITISI JURNAL
Judul:
PETUNJUK
Apakah
terdapat
KOMENTAR
ketersamaan
diketahui
penyebab
pastinya
tersebut.
Apakah sampel subyek penelitian Pada penelitian ini, subjek penelitian dibagi
meliputi spectrum penyakit dari menjadi 2 bagian yaitu sampel untuk
yang ringan sampai berat, penyakit analisis ekpresi gen mediator inflamasi dan
yang
terobati
dan
tidak
terobati?
Jawab: Tidak
3.
tidak
disebutkan
adanya
pengambilan
yang berat.
Apakah lokasi penelitian disebutkan Penelitian dilakukan di Bagian Patologi
dengan jelas?
Jawab: Ya
4.
ini
membandingkan
inflamasi
dilakukan
ekpresi
antara
palmoplantar
mediator
Pompholyx
pustulosis
immunohistochemical
gen
untuk
dan
kedua
dan
analisa
penyakit
normal
Jawab: Tidak
6.
tinggi
Pada penelitian ini tidak dijelaskan temuan
pada
kedua
bagian
penelitian
tersebut.
Apabila uji diagnose yang diteliti Penelitian ini menunjukkan ekspresi gen
merupakan
bagian
kelompok,
apakah
dari
pada kelompok uji diagnose tersebut tinggi pada PPP dibandingkan Pompholyx
dijelaskan ?
Jawab: Ya
7.
Apakah cara dan teknik melakukan Pada penelitian ini biopsy dari lesi kulit
uji diagnosa yang sedang diteliti pasien
dijelaskan,
sehingga
Jawab: Ya
Apakah kegunaan uji diagnose yang
sedang diteliti disebutkan ?
Jawab: Ya
dan
dilakukan
analisa
direplikasi ?
8.
diambil
specimen
kulit
sebagai
kemungkinan
diagnosis.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil telaah kritis jurnal didapatkan dari 8 pertanyaan yang memilik
jawaban Iya adalah sebanyak 5 pertanyaan, Tidak Tahu sebanyak 0
pertanyaan dan Tidak sebanyak pertanyaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa