Definisi :
Penyakit infeksi disebabkan oleh virus dengue ditandai dengan demam tinggi mendadak
disertai manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan renjatan dan kematian
Etiologi :
Virus dengue yang terdiri dari 4 serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Keempat
serotipe ini dapat ditemukan di Indonesia. Serotipe DEN-3 merupakan serotype yang paling
banyak ditemukan di Indonesia dan berhubungan dengan manifestasi yang berat (Setiati
TE, dkk. 2006)
Patogenesis :
Aktifasi komplemen, agregasi trombosit, kerusakan sel endotel kebocoran kapiler,
ektravasasi plasma, hemokonsentrasi, renjatan, efusi cairan, ensefalopati, hipoksia jaringan.
Vasculopati + trombopati + koagulopati + trombositopenia perdarahan, ensefalopati
Anamnesis :
Demam merupakan tanda utama, terjadi mendadak tinggi selama 2-7 hari, lesu, tidak
nafsu makan, muntah. Dapat disertai nyeri kepala, nyeri otot, nyeri sendi, nyeri perut
- Gejala penyerta lebih mencolok pada demam dengue daripada demam berdarah dengue
- Perdarahan yang paling sering dijumpai adalah perdarahan kulit dan mimisan .
Pemeriksaan fisik :
-Hepatomegali dan kelainan fungsi hati lebih sering ditemukan pada DBD
- Perbedaan antara DD dan DBD adalah pada DBD terjadi peningkatan permeabilitas kapiler
sehingga menyebabkan perembesan plasma, hipovolemia dan syok
- Perembesan plasma menyebabkan ekstravasasi cairan ke dalam rongga pleura (efusi
pleura) dan rongga peritoneal (asites) selama 24-48 jam
- Fase kritis sekitar hari ke-4 sampai ke-5 perjalanan penyakit. Pada fase ini suhu turun dan
dapat merupakan awal penyembuhan pada infeksi ringan namun pada DBD berat
merupakan tanda awal syok
-Perdarahan dapat berupa test torniquet positif, petekie, epistaksis, hematemesis, melena,
ataupun hematuria
- Tanda-tanda syok :
- Anak gelisah, penurunan kesadaran, sianosis
- Nafas cepat, nadi teraba lembut kadang tidak teraba
- Tekanan darah turun, tekanan nadi < 20 mmHg
- Akral dingin, capillary refill menurun
- Diuresis menurun sampai anuria
-Fase penyembuhan: Keadaan umum semakin membaik, nafsu makan membaik, gejala
gastrointestinal berkurang, status hemodinamik stabil. Beberapa penderita timbul ruam
yang terkadang gatal, bradikardia dan perubahan elektrokardiografi dapat ditemukan pada
fase ini .
Kriteria Diagnosis:
Kriteria klinis :
- Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7
hari
- Manifestasi perdarahan, termasuk test torniquet positif, petekie, ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi, hematemesis, dan/melena
- Hepatomegali
- Syok, ditandai nadi cepat dan lemah, serta penurunan tekanan nadi < 20 mmHg, hipotensi,
kaki tangan dingin, gelisah
Kriteria laboratorium :
- Trombositopenia ≤ 100.000/mikroliter
- Hemokonsentrasi (peningkatan Ht ≥ 20 % menurut standar umur dan jenis kelamin
Pemeriksaan Penunjang :
Ig M Ig G Interpretasi keterangan
+ + Infeksi sekunder -
Pemeriksaan NS1:
NS1 merupakan glikoprotein non struktural 1 dari virus dengue. NS1 dapat terdeteksi
pada darah mulai awal demam sampai hari ke 5. (WHO. Update on the Principles and Use
of Rapid Tests in Dengue. 2009)
Tatalaksana :
Untuk penderita overweight perhitungan cairan maintenance berdasarkan berat badan ideal.
Tatalaksana komplikasi :
Overload cairan :
- Tanda-tanda awal : distress nafas, sesak, nafas cepat, retraksi, wheezing
- Efusi pleura yang luas, peningkatan JVP .
Tanda-tanda lanjut : edem paru (batuk dengan sputum berwarna merah, krepitasi, sianosis),
syok ireversibel
- Tatalaksana :
O2 segera
Mengurangi atau menghentikan pemberiaqn cairan IV
Bila penderita sudah melewati fase kritis (> 24-48 jam setelah demam turun) hentikan/
kurangi cairan , monitor secara ketat, berikan furosemide 0,1-0,5 mg/kgBB/dosis bila perlu
Bila penderita masih pada fase kritis, kurangi pemberian cairan, hindari pemakaian
diuretik
Penderita yang masih mengalami syok pada kadar HT normal atau rendah dengan tanda-
tanda overload cairan mungkin mengalami perdarahan. Berikan transfusi whole blood
secara hati-hati.
Tindak Lanjut
- DSS : tensi/nadi diperiksa setiap 15-20 menit sampai keadaan stabil, Ht, trombosit setiap
3-6 jam sampai keadaan menetap
- Derajat I dan II : pemeriksaan Ht dan trombosit minimal 6-12 jam
- Pada semua DSS pada saat masuk rumah sakit harus diperiksa juga CT dan BT. Bila CT
cenderung memanjang lakukan juga pemeriksaan gambaran darah tepi
- Pemeriksaan khusus: EKG bila gagal jantung, foto thorax bila pleural efusi dan edema
paru. USG bila curiga efusi pleura minimal
- BT, CT, PT, PTT, dan gambaran darah tepi bila curiga DIC
- Penderita yang berobat jalan diperiksa Hb, Ht, trombosit dan dimonitor gejala klinis seperti
muntah, nyeri perut, manifestasi perdarahan; intake cairan,urin output (minimal BAK satu
kali dalam waktu 6 jam), setiap hari
- Penderita yang dirawat, tampung urine 24 jam, bila kurang dari 1 ml/kgBB/jam periksa
ureum dan kretinin
- Elektrolit darahAGD bila keadaan umum tidak membaik
- Pelaporan pada dinas kesehatan Tk II setempat melalui kurir, telepon atau surat secara
mingguan
Komplikasi :
Perdarahan gastrointestinal masif, ensepalopati, edema paru, DIC, efusi pleura
Prognosis :
Angka kematian kasus di Indonesia secara keseluruhan < 3%. Angka kematian DSS di RS
5-10%. Kematian meningkat bila disertai komplikasi. DBD yang akan berlanjut menjadi syok
atau penderita dengan komplikasi sulit diramalkan, sehingga harus hati-hati dalam
melakukan penyuluhan
Daftar kepustakaan :