Anda di halaman 1dari 4

TIFOID

Definisi :

Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh
Salmonella typhii.

Etiologi :

Salmonella typhii, bakteri Gram-negatif mempunyai antigen somatik (O) terdiri dari
oligosakarida, flagelar antigen (H) terdiri dari protein, envelope antigen terdiri dari
polisakarida, dan endotoksin terdiri dari lipopolisakarida. Plasmid faktor –R berhubungan
dengan resistensi terhadap multipel antibiotik.

Patogenesis :

Terdiri dari 4 proses kompleks mengikuti ingesti organisme yaitu, :


(1) Penempelan dan invasi sel-sel M Peyer’s patch
(2) Multiplikasi bakteri di makrofag Peyer’s patch, nodus limfatikus mesenterikus, dan
organ-organ ekstra intestinal RES
(3) Bakteri bertahan hidup dalam aliran darah (bakteremia)
(4) Produksi enterotoksin yang meningkatkan kadar cAMP di dalam kripta usus dan
menyebabkan keluarnya elektrolit dan air ke dalam lumen intestinal

Masa inkubasi antara 5-40 hari degan rata-rata 10-14 hari.

Anamnesis :

 Demam lebih dari 7 hari. Demam naik secara bertahap setiap hari, mencapai suhu tertinggi
pada akhir minggu pertama, setelah itu demam bertahan tinggi, pada minggu keempat demam
turun perlahan secara lisis (step-ladder temperature chart)
 Anak sering mengigau (delirium), malaise, letargi
 Gangguan GIT: anoreksia, muntah, nyeri perut, konstipasi/diare, kembung, bau nafas tak
sedap
 Pada demam tifoid berat dapat dijumpai penurunan keasadaran, kejang, dan ikterus

Pemeriksaan fisik :

 Gejala klinis bervariasi dari ringan sampai berat dengan komplikasi


 Kesadaran menurun mulai apatis sampai koma, delirium. Pada demam tifoid berat anak
tampak toksik
 Bradikardi relatif jarang dijumpai pada anak
 Typhoid tongue (bagian tengah kotor dengan tepi hiperemis)
 Meteorismus, hepatomegali lebih sering dijumpai dibandingkan splenomegali

Kriteria Diagnosis :

 Apabila ditemukan gejala klinis seperti di atas, seorang klinisi dapat membuat diagnosis
tersangka demam tifoid
 Diagnosis pasti apabila ditemukan : Salmonella typhii (+) pada biakan darah, urine atau
feses dan atau pemeriksaan serologis didapatkan titer O Ag ≥ 1/200 atau meningkat lebih dari
4 kali dalam interval 1 minggu (titer fase akut ke fase konvalesen

Pemeriksaan Penunjang :

 Darah tepi
- Anemia, umumnya terjadi karena supresi sumsum tulang, defisiensi besi, atau perdarahan
usus
- Aneosinofilia
- Leukopenia
- Limfositosis relatif
- Trombositopenia
 Pemeriksaan serologi
- Serologi Widal titer O Ag ≥ 1/200 atau meningkat lebih dari 4 kali dalam interval 1 minggu
(titer fase akut ke fase konvalesens)
- Kadar IgM dan IgG (Typhii-dot)
 Biakan Salmonella
- Biakan darah terutama pada minggu 1-2 dari perjalanan penyakit
- Biakan dari urine atau feses kemungkinan keberhasilan lebih kecil dibandingkan biakan
darah
 Pemeriksaan radiologis : foto abdomen bila diduga terjadi komplikasi intra intestinal
(perforasi usus, perdarahan saluran cerna)
 EKG bila dicurigai miokarditis

Tatalaksana :

 Perawatan
- Isolasi
- Tirah baring sampai 7 hari bebas panas lalu mobilisasi secara bertahap
 Diet
- Bebas serat tidak merangsang
- Tidak menimbulkan gas
- Mudah dicerna
- Bila perlu makan personde atau IVFD
- Bubur saring sampai tujuh hari bebas panas, bubur biasa 3 hari, kemudian makan biasa

 Medikamentosa
- Kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari maksimal 2 g/hari, sampai 7 hari bebas panas, minimal
10
Obat pengganti apabila panas tidak turun dalam 5 hari dengan pengobatan kloramfenikol*
 ampicillin 200 mg/hari dalam 4 dosis, atau
 trimetoprim-sulfametoxazol 10mg/kgBB/hari (TMP) dan 50 mg/kgbb/hari (SMX) dalam 2
dosis (alergi penisilin), atau
 cefixime 15- 20 mg/ kgbb/hari selama 14 hari

*Apabila lekosit <2000/mm3 obat diganti dengan ampicillin, atau trimetoprim-


sulfametoxazol, atau cefixime dengan dosis seperti diatas
 Demam tifoid berat:
- Kloramfenikol 100 mg/kgBB iv, atau
- Ceftriaxone 80 mg/kgBB/hari IV dosis tunggal selama 5-7 hari, atau

Bila panas tidak turun dalam 5 hari pertimbangkan: komplikasi, fokal infeksi lain,
resisten, dosis tidak optimal, diagnosis tidak tepat pengobatan disesuaikan

Pada ensepalopati tifoid diberikan juga dexametason dengan dosis awal 3 mg/kgBB satu
kali, dilanjutkan 1 mg/kg BB/6 jam, sebanyak 8 kali (selama 48 jam), lalu distop tanpa
tapering off, reduksi cairan 4/5 kebutuhan, lakukan pemeriksaan elektrolit cairan
disesuaikan dengan hasil pemeriksaan, LP bila tidak terdapat indikasi kontra, koreksi asam
basa (bila perlu)

Bila terdapat peritonitis atau perdarahan saluran cerna: pasien dipuasakan, pasang pipa
nasogastrik, nutrisi parenteral, transfusi darah (atas indikasi), foto abdomen 3 posisi,
antibiotik sefalosporin generasi III parenteral. Bila terjadi perforasi usus: konsultasi dengan
bagian Bedah untuk tindakan laparatomi

Pengobatan penunjang :
- Beri cairan iv bila: dehidrasi, KU lemah, tidak dapat makan peroral, atau timbul syok
- Terapi Demam Tifoid dengan syok sesuai dengan standar penatalaksanaan berdasarkan
penyebab syok . (syok hipovolemik atau syok sepsis)
- Transfusi darah bila Hb <7gr% atau bila terdapat gejala perdarahan yang jelas.

Edukasi :

 Higiene perorangan dan lingkungan karena penularan lewat oro-fekal


 Imunisasi :
- Vaksin polisakarida (capsular Vi polysacharide) usia 2 tahun atau lebih (IM), diulang tiap 3
tahun

Komplikasi :

 Perforasi usus atau perdarahan saluran cerna


 Kolesistitis akut, kolesistitis kronik berhubungan dengan terbentuknya
empedu pada fenomena pembawa kuman (carrier)
 Ekstra intestinal : ensefalopati tifoid, hepatitis tifosa, meningitis, syok septik,
miokarditis

Prognosis :

 Tergantung ketepatan terapi, usia, keadaan kesehatan sebelumnya, serta


komplikasi
 Relaps dapat timbul beberapa kali, karier kronik terjadi pada 1-5% penderita
demam tifoid

Daftar kepustakaan :
1. Feigin RD, Demmler GJ, Cherry JD, Kaplan SL. Textbook of pediatric infectious disease,
5th ed. Philadelphia: WB Saunders: 2004.
2. Long SS, Pickering LK, Prober CG. Principles and practice of pediateric infectious
diseases. 2nd ed. Philadelphia: Churchill & Livingstone; 2003.
3. Sumarmo SPS, Herry G, Sri Rezeki SH, Hindra IS. Buku ajar infeksi dan pediatri
tropis.Edisi kedua. Jakarta: IDAI; 2008

Anda mungkin juga menyukai