Definisi :
Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh
Salmonella typhii.
Etiologi :
Salmonella typhii, bakteri Gram-negatif mempunyai antigen somatik (O) terdiri dari
oligosakarida, flagelar antigen (H) terdiri dari protein, envelope antigen terdiri dari
polisakarida, dan endotoksin terdiri dari lipopolisakarida. Plasmid faktor –R berhubungan
dengan resistensi terhadap multipel antibiotik.
Patogenesis :
Anamnesis :
Demam lebih dari 7 hari. Demam naik secara bertahap setiap hari, mencapai suhu tertinggi
pada akhir minggu pertama, setelah itu demam bertahan tinggi, pada minggu keempat demam
turun perlahan secara lisis (step-ladder temperature chart)
Anak sering mengigau (delirium), malaise, letargi
Gangguan GIT: anoreksia, muntah, nyeri perut, konstipasi/diare, kembung, bau nafas tak
sedap
Pada demam tifoid berat dapat dijumpai penurunan keasadaran, kejang, dan ikterus
Pemeriksaan fisik :
Kriteria Diagnosis :
Apabila ditemukan gejala klinis seperti di atas, seorang klinisi dapat membuat diagnosis
tersangka demam tifoid
Diagnosis pasti apabila ditemukan : Salmonella typhii (+) pada biakan darah, urine atau
feses dan atau pemeriksaan serologis didapatkan titer O Ag ≥ 1/200 atau meningkat lebih dari
4 kali dalam interval 1 minggu (titer fase akut ke fase konvalesen
Pemeriksaan Penunjang :
Darah tepi
- Anemia, umumnya terjadi karena supresi sumsum tulang, defisiensi besi, atau perdarahan
usus
- Aneosinofilia
- Leukopenia
- Limfositosis relatif
- Trombositopenia
Pemeriksaan serologi
- Serologi Widal titer O Ag ≥ 1/200 atau meningkat lebih dari 4 kali dalam interval 1 minggu
(titer fase akut ke fase konvalesens)
- Kadar IgM dan IgG (Typhii-dot)
Biakan Salmonella
- Biakan darah terutama pada minggu 1-2 dari perjalanan penyakit
- Biakan dari urine atau feses kemungkinan keberhasilan lebih kecil dibandingkan biakan
darah
Pemeriksaan radiologis : foto abdomen bila diduga terjadi komplikasi intra intestinal
(perforasi usus, perdarahan saluran cerna)
EKG bila dicurigai miokarditis
Tatalaksana :
Perawatan
- Isolasi
- Tirah baring sampai 7 hari bebas panas lalu mobilisasi secara bertahap
Diet
- Bebas serat tidak merangsang
- Tidak menimbulkan gas
- Mudah dicerna
- Bila perlu makan personde atau IVFD
- Bubur saring sampai tujuh hari bebas panas, bubur biasa 3 hari, kemudian makan biasa
Medikamentosa
- Kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari maksimal 2 g/hari, sampai 7 hari bebas panas, minimal
10
Obat pengganti apabila panas tidak turun dalam 5 hari dengan pengobatan kloramfenikol*
ampicillin 200 mg/hari dalam 4 dosis, atau
trimetoprim-sulfametoxazol 10mg/kgBB/hari (TMP) dan 50 mg/kgbb/hari (SMX) dalam 2
dosis (alergi penisilin), atau
cefixime 15- 20 mg/ kgbb/hari selama 14 hari
Bila panas tidak turun dalam 5 hari pertimbangkan: komplikasi, fokal infeksi lain,
resisten, dosis tidak optimal, diagnosis tidak tepat pengobatan disesuaikan
Pada ensepalopati tifoid diberikan juga dexametason dengan dosis awal 3 mg/kgBB satu
kali, dilanjutkan 1 mg/kg BB/6 jam, sebanyak 8 kali (selama 48 jam), lalu distop tanpa
tapering off, reduksi cairan 4/5 kebutuhan, lakukan pemeriksaan elektrolit cairan
disesuaikan dengan hasil pemeriksaan, LP bila tidak terdapat indikasi kontra, koreksi asam
basa (bila perlu)
Bila terdapat peritonitis atau perdarahan saluran cerna: pasien dipuasakan, pasang pipa
nasogastrik, nutrisi parenteral, transfusi darah (atas indikasi), foto abdomen 3 posisi,
antibiotik sefalosporin generasi III parenteral. Bila terjadi perforasi usus: konsultasi dengan
bagian Bedah untuk tindakan laparatomi
Pengobatan penunjang :
- Beri cairan iv bila: dehidrasi, KU lemah, tidak dapat makan peroral, atau timbul syok
- Terapi Demam Tifoid dengan syok sesuai dengan standar penatalaksanaan berdasarkan
penyebab syok . (syok hipovolemik atau syok sepsis)
- Transfusi darah bila Hb <7gr% atau bila terdapat gejala perdarahan yang jelas.
Edukasi :
Komplikasi :
Prognosis :
Daftar kepustakaan :
1. Feigin RD, Demmler GJ, Cherry JD, Kaplan SL. Textbook of pediatric infectious disease,
5th ed. Philadelphia: WB Saunders: 2004.
2. Long SS, Pickering LK, Prober CG. Principles and practice of pediateric infectious
diseases. 2nd ed. Philadelphia: Churchill & Livingstone; 2003.
3. Sumarmo SPS, Herry G, Sri Rezeki SH, Hindra IS. Buku ajar infeksi dan pediatri
tropis.Edisi kedua. Jakarta: IDAI; 2008