Anda di halaman 1dari 11

CMD DBD

Anamnesis
• Data Pribadi • RPT :
• Keluhan utama : gangguan siklus haid • RPK :
•O:
• RPO :
•L:
• Gizi :
•C:
•A: • Lingkungan :
•R
• T:
• Keluhan tambahan :  
Gejala demam umumnya muncul setelah inkubasi selama 4−6 hari (rentang 3−14 hari). Pasien dapat
memiliki riwayat tinggal atau berkunjung ke daerah endemik dalam waktu <2 minggu. Gejala klasik
DF adalah demam, ruam kulit, dan perdarahan.
• Demam
• Gejala klasik DF adalah demam tinggi sekitar 39−40°C, onset mendadak, selama 5−7 hari, dan
dapat disertai menggigil. Pada anak-anak, pola demam umumnya bifasik atau saddleback fever,
yaitu demam dapat turun pada satu hari tetapi kemudian naik kembali.
• Ruam Kulit
• Ruam eritematosa dan difus ditemukan di muka, leher, dan dada, yang terjadi pada hari ke-2 atau
ke-3. Ruam makulopapular atau rubeliform terlihat pada hari ke-3 atau ke-4. Pada akhir fase
demam, ruam generalisata memudar dan ruam petekie terlihat pada kaki dan tangan. Ruam
dapat disertai gejala gatal.
• Manifestasi Perdarahan
• Pasien dengan manifestasi perdarahan berarti sudah mengalami DHF. Manifestasi perdarahan
yang dapat ditemukan misalnya petekie, epistaksis, menorrhea, atau perdarahan gastrointestinal.
• Gejala Lain
• Selain tiga gejala klasik di atas, manifestasi DF lain adalah:
• Nyeri kepala, terutama bagian frontal dan retro-orbital
• Mialgia dan artralgia, terutama lutut dan bahu
• Fotofobia dan mata merah
• Anoreksia, gangguan sensasi pengecapan, mual, dan muntah
• Diare atau konstipasi
• Nyeri kolik abdomen dan nyeri daerah inguinal
• Nyeri tenggorokan, bisa disertai batuk
• Letargi
Pemeriksaan Fisik
• VT Uji tourniquet / Rumple Leed :
Suhu : 38−40°C • Tes ini dilakukan dengan cara mengikat
lengan bahu dengan sabuk atau manset
TD : tensi agar darah terbendung dan pada
lengan bawah dibuat pola lingkaran
Nadi : diameter 5 cm. Bila dalam 10 menit
Pernafasan : terbendung lebih dari 10-20 bintik dapat
dipastikan 80% positif terkena Demam
• HTT Berdarah Dengue (DBD).
Pemeriksaan Fisik
Pada pasien dijumpai tanda perdarahan seperti petekie, purpura, ekimosis, epistaksis,
perdarahan mukosa mulut, hematemesis, melena,  menorrhea, dan hematuria. Pada kondisi
berat, dapat ditemukan tanda sebagai berikut:
• Kebocoran plasma, yaitu efusi peritoneal, efusi pleura, atau keduanya
• Injeksi konjungtiva
• Optik neuropati yang dapat menyebabkan gangguan visus permanen
• Faringitis
• Limfadenopati generalisata
• Ensefalopati, edema serebral, dan perdarahan intrakranial
• Anoksia dan hiponatremia
• Kerusakan hati
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan penunjang untuk kasus DF yang paling sederhana adalah hematologi lengkap
atau complete blood count (CBC). Pemeriksaan lain adalah tes serologi, kultur virus, dan reverse
transcriptase-polymerase chain reaction (RT-PCR) untuk mengkonfirmasi diagnosis.
Hematologi Lengkap
• Hematologi lengkap dilakukan pada semua pasien demam, terutama selama 3 hari. Hematologi lengkap
Kembali dilakukan jika terdapat warning sign gangguan sirkulasi atau syok. Hasil hematologi lengkap
terdiri dari:
• Trombositopenia: pada DF dapat ditemukan pada demam hari ke-3 sampai ke-8, di mana jumlah
trombosit <150.000 sel/μL merupakan salah satu tanda utama DHF
• Hemokonsentrasi: peningkatan hematokrit >20% menunjukkan hipovolemia akibat kebocoran plasma
• Leukopenia: umumnya terjadi pada fase demam, dan terkadang juga disertai limfopenia
Nonstructural Protein-1 (NS1)
• NS1merupakan  glikoprotein nonstruktural yang disintesis oleh virus dengue, dan
disekresikan ke dalam darah penderita. Oleh karena itu, NS1 baik untuk mendeteksi fase viremia, yaitu pada
hari 1−7. Pemeriksaan NS1 dilakukan dengan metode quantitative capture ELISA (enzyme-linked
immunosorbent assay), tetapi saat ini telah tersedia alat rapid diagnostic test (RDT) untuk mendeteksi NS1
• Pemeriksaan NS1 pada kasus infeksi sekunder memiliki periode deteksi yang lebih singkat daripada infeksi
primer. Sehingga pada kasus infeksi sekunder, kombinasi pemeriksaan NS1 dan serologi IgM-IgG lebih
disarankan untuk meningkatkan akurasi diagnosis DF.
Antibodi Ig M dan Ig G Dengue
• Antibodi IgM (immunoglobulin M) virus dengue terdeteksi mulai hari 3–5. Mencapai kadar puncak di minggu
kedua, lalu menurun perlahan dan dapat tetap terdeteksi hingga 2–3 bulan kemudian. Pada infeksi sekunder,
IgM dapat tidak terdeteksi pada 20–30% kasus.[1-3]
• Antibodi IgG dapat terdeteksi di atas hari 5–7, dan dapat bertahan tetap positif hingga bertahun-tahun. Pada
infeksi sekunder dengue, kadar IgG lebih dominan dibandingkan kadar IgM
dan dapat terdeteksi di awal infeksi, bahkan di hari sakit ke-3
RT-PCR atau real time RT-PCR
• Pemeriksaan RT-PCR (reverse transcriptase-polymerase chain reaction) dan real
time RT-PCR digunakan untuk mendeteksi asam nukleat virus dengue,
merupakan pemeriksaan yang paling sensitif dan spesifik. Pemeriksaan ini dapat
dilakukan pada fase viremia, yaitu hari 1−5. Pemeriksaan positif PCR dapat
mengkonfirmasi diagnosis DF.[1-3]
Kultur Virus
• Kultur virus dengue jarang dilakukan karena hasil yang lama >1 minggu dan
biaya yang tinggi. Kultur virus dengue dapat dilakukan dengan sampel darah,
serum, dan jaringan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada demam hari 1−5,
dan bersifat konfirmatif dalam diagnosis. Pemeriksaan ini tidak dapat
menentukan infeksi primer maupun sekunder
Pemeriksaan Laboratorium Lain
• Pemeriksaan laboratorium lain yang perlu dilakukan pada kasus DF bertujuan untuk menentukan
komplikasi. Pemeriksaan yang diperlukan antara lain:
• Tes fungsi hati: peningkatan kadar enzim SGOT (aspartate transaminase) dan SGPT (alanine
transaminase)
• Urinalisis: hematuria/hemoglobinuria
• Tes golongan darah dan crossmatching: persiapan transfusi darah
• Kadar albumin dalam serum: hipoalbuminemia menunjukkan hemokonsentrasi
• Analisa gas darah (AGD): terutama pada pasien DSS untuk monitoring komplikasi asidosis
metabolik
• Pemeriksaan hemostasis: waktu protrombin (PT) dan aktivasi partial thromboplastin (aPTT)
memanjang, fibrinogen rendah, dan degradasi fibrin meningkat, menunjukan
komplikasi disseminated intravascular coagulation (DIC
REFERENSI
• WHO. Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and
dengue haemorrhagic fever. WHO Regional Publication SEARO. 2011. 159–168.
• World Health Organization. (2009). Dengue guidelines for diagnosis, treatment,
prevention and control : new edition. World Health Organization.
https://apps.who.int/iris/handle/10665/44188
• Schaefer TJ, Panda PK, Wolford RW. Dengue Fever. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430732/
• Kularatne SA. Dengue fever. BMJ. 2015 Sep 15;351:h4661. doi:
10.1136/bmj.h4661. PMID: 26374064

Anda mungkin juga menyukai