Anda di halaman 1dari 10

Tatalaksana Ketuban Pecah

Dini
sgd14
Penatalaksanaan KPD memerlukan pertimbangan usia kehamilan,
adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda-tanda
persalinan. Penanganan ketuban pecah dini menurut Sarwono (2010),
meliputi :
a. Konserpatif
1) Pengelolaan konserpatif dilakukan bila tidak ada penyulit (baik pada
ibu maupun pada janin) dan harus di rawat dirumah sakit.
2) Berikan antibiotika (ampicilin 4 x 500 mg atau eritromicin bila tidak
tahan ampicilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari.
3) Jika umur kehamilan
4) Jika usia kehamilan 32-27 minggu, belum in partu, tidak ada infeksi,
tes buss negativ beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi,
dan kesejahteraan janin, terminasi pada kehamilan 37 minggu.
5) Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi,
berikan tokolitik (salbutamol), deksametason, dan induksi sesudah 24
jam.
6) Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan
lakukan induksi.
7) Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intra
uterin).
8) Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid, untuk memicu
kematangan paru janin, dan kalau memungkinkan periksa kadar lesitin
dan spingomielin tiap minggu. Dosis betametason 12 mg sehari dosis
tunggal selama 2 hari, deksametason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4
kali.
b. Aktif
1) Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio
sesarea. Dapat pula diberikan misoprostol 50 mg intravaginal tiap 6
jam maksimal 4 kali.
2) Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi. Dan
persalinan diakhiri.
3) Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan servik, kemudian induksi.
Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea
4) Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam
Penatalaksanaan KPD menurut Manuaba (2009) tentang
Penataklasaan KPD dengan kehamilan aterm

a) Diberikan antibiotika prafilaksis, ampisilin 4x500 mg selama 7 hari


b) Dilakukan pemeriksaan “admission test” bila ada kecendrungan
dilakukan terminasi kehamilan
c) Observasi temperature rektal setiap 3 jam, bila ada kecenderungan
meningkat lebih atau sama dengan 37,6 C, segera dilakukan
terminasi
d) Bila temperature rektal tidak meningkat, dilakukan observasi selama
12 jam. Setelah 12 jam bila belum ada tanda-tanda inpartu
dilakukan terminasi.
e) Batasi pemeriksaan dalam, dilakukan hanya berdasarkan indikasi
obstetric
f) Bila dilakukan terminasi, lakukan evaluasi Pelvic Score (PS):
(1) Bila PS ≥ 5, dilakukan induksi dengan oksitosin drip
(2) Bila PS > 5, dilakukan pematangan servik dengan Misoprostol µ gr
setiap 6 jam per oral maksimal 4 kali pemberian
Penatalaksanaan KPD dengan kehamilan
preterm
a) Penanganan dirawat di RS
b) Diberikan antibiotika : Ampicilin 4x500 mg selama 7 hari
c) Untuk merangsang maturase paru diberikan kortikosteroid (untuk
UK > 35 minggu) : Dexametason 5mg setiap 6 jam sekali
d) Observasi di kamar bersalin :
(1) Tirah baring selama 24 jam, selanjutnya dirawat di ruang obstetric
(2) Dilakukan observasi temperature rektal tiap 3 jam, bila ada kecenderungan
meningkat lebih atau sama dengan 37,6 C, segera dilakukan terminas
e) Di ruang obstetri :
(1) Temperatur rektal diperiksa tiap 6 jam
(2) Dilakukan pemeriksaan laboratorium : leukosit dan laju endap darah (LED) setiap 3 hari
f) Tata cara perawatan konservatif :
(1) Dilakukan sampai janin viable
(2) Selama perawatan konservatif, tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan dalam
(3) Dalam observasi 1 minggu, dilakukan pemeriksaan USG untuk menilai air ketuban, bila air
ketuban cukup, kehamilan diteruskan, dan bila air ketuban kurang 17 (oligohidramnion)
dipertimbangkan untuk terminasi kehamilan.
(4) Pada perawatan konservatif, pasien dipulangkan hari ke 7 dengan saran tidak boleh koitus,
tidak boleh melakukan manipulasi vagina, dan segera kembali ke RS bila ada keluar air
ketuban lagi
(5) Bila masih keluar air, perawatan konservatif dipertimbangkan dengan melihat pemeriksaan
laboratorium. Bila terdapat leukositosis dan oeningkatan LED, lakukan terminasi
Terminasi kehamilan

a) Induksi persalinan dengan drip oksitosin


b) Seksio sesaria bila prasyarat drip oksitosin tidak terpenuhi atau
bila drip oksitosin gagal
c) Bila skor pelvik jelek, dilakukan pematangan dan induksi
persalinan dengan Misoprostol 50µ gr oral tiap 6 jam, maksimal
4 kali pemberian.
Referensi
• Ιι B, Pustaka T, Ketuban A, Dini P. Available from:
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/153/jtptunimus-gdl-ratnasepti-
7641-3-babii.pdf
• BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ketuban Pecah Dini 2.1.1 Definisi
[Internet]. [cited 2021 Oct 27]. Available from:
http://eprints.undip.ac.id/62481/3/BAB_II.pdf
•‌

Anda mungkin juga menyukai