1 DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan alpha-fetoprotein (AFP). Konsentrasinya tinggi di dalam cairan
amnion tetapi tidak di semen dan urin.
b. Pemeriksaan darah lengkap dan kultur dari urinalisis.
c. Tespakis.
d. Teslakmus (Nitrazine test).
2. Pemeriksaan ultra sonography (USG)
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam
kavum uteri. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit
(oligohidramnion atau anhidramnion). Oligohidramnion ditambah dengan
anamnesis dari pasien bisa membantu diagnosis tetapi bukan menegakkan diagnosis
rupturnya membran fetal. Selain itu dinilai Amniotic Fluid Index (AFI), presentasi
janin, berat janin, dan usia janin. Ultrasonografi dapat mengidentifikasikan
kehamilan ganda, janin yang tidak normal atau melokalisasi kantong cairan amnion
pada amniosentesis dan sering digunakan dalam mengevaluasi janin. Pemeriksaan
USG berguna untuk menegakkan diagnosis ketuban pecah dini.
PENATALAKSANAAN
b) Aktif
Indikasi dilakukan penatalaksanaan aktif :10
- Pengelolaan aktif pada KPD dengan umur kehamilan 20-<26 minggu
dan >34 minggu
- Ada tanda-tanda infeksi
- Timbulnya tanda tanda persalinan
- Gawat janin
1. Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal pikirkan seksio
sesarea. Dapat pula diberikan misoprostol 50µg intravaginal tiap 6 jam
maksimal 4 kali.
2. Bila ada tanda-tanda infeksi, berikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan
diakhiri jika :
a. Bila skor pelvik < 5; lakukanlah pematangan serviks, kemudian induksi.
Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea.
b. Bila skor pelvik > 5; induksi persalinan, partus pervaginam.2,9
KOMPLIKASI
Komplikasi yang timbul akibat ketuban pecah dini bergantung pada usia
kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal maupun neonatal, persalinan prematur,
hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden secsio
sesarea, atau gagalnya persalinan normal 1.
a. Infeksi
Resiko infeksi pada ibu dan anak meningkat pada kasus ketuban pecah dini. Pada
ibu terjadi korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia,
omfalitis. Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin terinfeksi.
b. Persalinan prematur
Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Periode laten
tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam
setelah ketuban pecah. Pada kehamilan 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24
jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu.