Anda di halaman 1dari 5

Ketuban Pecah Dini

Pendahuluan

KPD adalah pecahnya selaput ketuban sebelum adanya tanda – tanda persalinan spontan.
Terminologi :

 Premature Rupture Of The Membrane (PROM) : Pecahnya selaput ketuban sebelum


onset persalinan pada pasien yang umur kehamilannya ≥ 37 minggu.
 Preterm Premature Rupture Of The Membrane (PPROM) : Pecahnya selaput ketuban
sebelum onset persalinan pada pasien yang umur kehamilannya < 37 minggu.
 Prolonged Premature Rupture Of The Membrane : Pecahnya selaput ketuban selama ≥ 24
jam dan belum terjadi onset persalinan.
 Periode Laten : Interval waktu antara pecahnya selaput ketuban dengan persalinan.
Bervariasi dari 1 – 12 jam tergantung umur kehamilannya (semakin kurang bulan,
periode laten semakin lama ; 85 % kehamilan cukup bulan dengan KPD memiliki periode
laten < 24 jam sedangkan 57 % kehamilan < 37 minggu dengan KPD memiliki periode
laten > 24 jam).

Pada prinsipnya hal yang perlu diperhatikan dalam pertimbangan pengelolaan KPD adalah usia
kehamilan, berat janin, komplikasi yang mungkin terjadi dan ketersediaan fasilitas dan
kemampuan untuk merawat bayi kurang bulan.

Komplikasi

Komplikasi yang paling sering terjadi pada KPD adalah :

1. Infeksi

Membutuhkan tindakan yang agresif. Karena ketuban yang utuh merupakan barrier atau
penghalang terhadap masuknya infeksi asenderen. Dengan tidak adanya selaput ketuban maka
flora normal vagina bisa menjadi patogen secara asenderen.

2. Prematuritas

Membutuhkan tindakan konservatif. Berkaitan dengan KPD terutama dikarenakan insidensi KPD
yang lebih tinggi terjadi pada kehamilan kurang bulan. Bayi kurang bulan memiliki resiko
mengalami Respiratory Distress Syndrome sebagai akibat dari paru – paru yang belum masak.

Etiologi

Sebab pasti belum diketahui. Beberapa faktor predisposisi terjadinya KPD :


 Infeksi bakteri → bakteri menghasilkan peroksidase yang membuat selaput ketuban
menjadi lemah ; infeksi dapat terjadi langsung pada selaput ketuban, asenderen dari
vagina maupun pada cairan ketuban.
 Kandungan kolagen selaput ketuban → pada KPD ditemukan bahwa kandungan kolagen
selaput ketuban menurun. Hal ini diduga mempengaruhi kekuatan selaput ketuban.
 Kekurangan nutrisi → sebagai akibat dari defisiensi asam askorbat.
 Rokok
 Inkompetensi serviks
 Plasenta previa
 Malpresentasi
 Uterus meregang (misalnya pada gemelli dan hidramnion)
 Trauma
 Pernah induksi aborsi
 Solusia plasenta
 Umur ibu > 35 tahun

Diagnosa

Ananmnesa :

 Keluhan utama : penderita yang sedang hamil merasa basah dari vagina atau mengeluh
keluar cairan yang terus menerus dari jalan lahir → hati – hati dengan inkintinensia urin
dan vaginitis yang juga mengeluh basah pada vagina.
 Tanyakan : kapan keluar pertama kali? berbau? bagaimana keluarnya? warnanya?

Pemeriksaan :

 Periksa keadaan umum dan tanda vital pasien


 Pemeriksaan obstetri (Leopold 1-4, TFU, HIS, DJJ)
 Periksa cairan yang keluar dari vagina, apakah benar air ketuban? Bagaimana warna,
konsentrasi, pH dan bau cairan tersebut?
o Pemeriksaan nitrazine (kertas lakmus) :
o pH sekret vagina ibu hamil : 4 – 4.5 → lakmus tidak berubah warna (tetap
merah).
o pH air ketuban : 7 – 7.5 → lakmus berubah warna (biru) ; hati – hati karena
darah (ber pH tinggi) juga akan merubah lakmus menjadi warna biru.
 Pemeriksaan inspekulo steril → untuk melihat ada tidaknya cairan yang keluar dari OUE
o Tampak cairan keluar dari OUE atau tergenang pada fornix posterior.
o Bila fundus uteri ditekan atau pasien diminta batuk atau melakukan valsalva
maneuver maka akan tampak cairan keluar dari OUE.
o Pada pemeriksaan inspekulo juga sekaligus nilai pembukaan, posisi dan
pendataran serviks.
 Uji Fern
o Teteskan cairan sampel di objek glass, keringkan → amati dengan mikroskop ;
akan tampak bentuk daun pakis (karena konsentrasi protein dan NaCl yang
tinggi).

Penegakkan diagnosis KPD dengan Tes Nitrazine dan Uji Fern ketepatannya 90 %

Pemeriksaan USG :

 Untuk melihat ada tidaknya oligohydramnion


o AFI (Amniotic Fluid Index)

 Menjumlahkan kedalaman vertikal dari kantong terbesar di 4 kuadran


uterus.
 Cara : bagi abdomen menjadi 4 kuadran, jumlahkan 4 kedalaman
vertikalnya.
 Normal bila antara 5 – 24 cm (< 5 : oligohydramnion dan > 24 :
hydramnion).

o Single Pocket

 Mengukur kedalaman vertikal 1 kantong saja


 Normal : 2 – 8 cm

 Untuk menentukan usia kehamilan


 Untuk melihat letak janin
 Untuk menentukan berat badan janin

Penatalaksanaan

Tergantung umur kehamilan. Bila umur kehamilan tidak diketahui maka lakukan USG. Pada
umur kehamilan ≥ 34 minggu biasanya paru – paru sudah masak.

 UK ≥ 36 minggu

o USG untuk memastikan kehamilan.


o Cari tanda – tanda korioamnionitis (ibu demam, DJJ takikardi, leukositosis, air
ketuban berbau), jika ada berikan antibiotik profilaksi dengan penicillin,
ampicillin atau sefalosporin.
o Jika :

 Janin preskep → induksi persalinan.


 Janin presbo dan skor Bishop tinggi, BDP → induksi persalinan dengan
oxytocin secara hati – hati.
 Janin presbo dengan korioamnionitis dan skor Bishop rendah → bedah
sesar.
 Janin presbo tanpa korioamnionitis dan skor Bishop tinggi → tunggu
persalinan spontan sampai dengan 16 – 24 jam setelah KPD, bila masih
belum dalam persalinan maka induksi persalinan dengan oxytocin.

Nb. Induksi persalinan pada kehamilan antara 34 – 36 minggu sebaiknya ditunda 16 jam, karena
trauma kepala janin pada serviks yang kaku atau pada skor Bishop yang rendah akan berkurang
setelah melewati periode laten.

 UK < 33 minggu

o Segera pondokkan di RS.


o Lakukan pemeriksaan untuk cari tau ada tidaknya korioamnionitis.
o Kalau tidak perlu jangan sekali – sekali periksa dalam.

 UK 28 – 33 minggu

o Pilih tatalaksana konservatif atau agresif.


o Konservatif :

 Tegakkan diagnosis KPD.

 Cari tanda – tanda korioamnionitis.


 Istirahat penuh.
 Periksa jumlah leukosit setiap hari.
 Periksa tanda vital ibu teratur 4x / hari.
 Observasi tanpa intervensi sampai ada tanda – tanda persalinan atau tanda
– tanda korioamnionitis.
o Agresif :

 Tegakkan diagnosis KPD.


 Observasi dan evaluasi secara hati – hati.
o Kalau perlu bisa dilakukan amniosentesis untuk pemeriksaan kultur dan shake test
atau ratio L/S. Kalau hasil menunjukkan paru – paru bayi sudah masak, lakukan
induksi persalinan.

Penatalaksanaan KPD di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta :

 UK ≥ 36 minggu

o Tunggu proses persalinan sampai 6 – 8 jam.


o Bila setelah 6 – 8 jam masih BDP maka lakukan induksi persalinan.
o Bila induksi persalinan gagal maka lakukan bedah sesar.

 UK 28 – 35
o Pertahankan kehamilan dengan :
 Tunggu partus spontan.
 Observasi tanda vital ibu dan DJJ.
 Deksametason (steroid) 5 mg i.m. dan diulan 12 jam kemudian sebanyak
3x pemberian.
 Antibiotik.

 UK 24 – 27 : Terminasi.

Anda mungkin juga menyukai