Impetigo dibagi dalam dua bentuk yaitu impetigo bulosa dan impetigo nonbulosa :
A. Etiologi
Infeksi oleh S aureus dapat didahului oleh infeksi primer oleh GABHS.
Patofisiologi
hidung dan bibir. Bakteri dapat menyebar dari hidung ke kulit yang sehat dalam waktu
II, yang paling sering adalah fag tipe 71. S aureus menghasilkan eksotoksin eksfoliatif
kehilangan adhesi sel di permukaan dermis yang menyebabkan kulit melepuh. Salah
sel. Molekul-molekul ini juga merupakan superantigen yang bertindak secara lokal dan
dalam epidermis atas dengan menghasilkan fibrin thrombi. Tidak seperti impetigo
Jika seseorang terkontak orang lain (misalnya, anggota rumah tangga, teman-
teman sekelas, rekan satu tim) yang kulitnya telah terinfeksi GABHS atau pembawa
organisme, kulit normal seseorang dapat terkolonisasi bakteri. Setelah kulit yang
sehat terkolonisasi bakteri, trauma ringan seperti lecet atau digigit serangga, bisa
mengakibatkan perkembangan lesi impetigo dalam waktu 1-2 minggu. GABHS dapat
dideteksi dalam hidung dan tenggorokan dalam 2-3 minggu setelah lesi berkembang,
walaupun mereka tidak memiliki gejala-gejala faringitis streptococcus. Hal ini karena
impetigo dan faringitis disebabkan oleh berbagai jenis bakteri. Impetigo biasanya
· Impetigo non bulosa dapat dimulai dari macula eritematosa yang cepat menjadi
vesikel atau pustule dan rupture, meninggalkan eksudat kuning kering dengan erosi
· Impetigo bulosa dimulai dengan timbulnya blister yang besar dan rupture dengan
Pemeriksaan fisik
Impetigo bulosa:
· Karakteristik lesi adalah vesikel yang berkembang menjadi bula pada kulit yang utuh,
· Pada infant, lesi ekstensif dihubungkan dengan gejala sistemik seperti demam,
· Lesi dikarakteristikan dengan vesikel fragil atau pustule yang segera rupture dan
menjadi kuning madu, papul kering atau plak kurang dari 2 cm dan dengan minimal
· Lesi berkembang dari kulit yang normal atau kulit yang terkena trauma
· Limfadenopati local
· Jika tak terobati lesi menyebar secara autoinokulasi kemudian sembuh spontan
keterlibatan renal.
Penemuan histopatologis
Impetigo bulosa dengan atau tanpa adanya sel inflamasi pada bula. Terdapat
infiltrate polimorfi dalam dermis atas serta akantolisis pada lapisan granular. Impetigo
nonbulosa terdapat serum kering diatas epidermis. Kokus gram positif juga dapat
terlihat. Spongiosis epidermal dan adanya infiltrasi dermal berat dengan neutrofil dan
sel limfosit.
E. Terapi
Topical antibiotik digunakan pada pasien dengan lesi kecil atau sedikit,
dioleskan pada daerah yang terkena dua atau tiga kali sehari selama 7-10
Obat antibiotik topikal yang dilaporkan berguna pada terapi impetigo adalah:
· Klindamisin (krim, losio dan sabun) berguna untuk beberapa infeksi MRSA
· Gentamisin salep atau krim dapat digunakan untuk infeksi gram positif oleh spesies
fotosensitifitas.
menunjukan MRSA dan pada pasien yang tidak terjadi peningkatan dapat diberikaan
F. Komplikasi
Impetigo bulosa:
· Toksin eksfoliatif yang diabsorbsi akan masuk kedalam pembuluh darah dapat
menyebabkan Staphylococcal scalded skin syndrome (SSSS). Ini sering terjadi pada
· GNF akut yang terjadi pada 2-5% impetigo akibat infeksi S aureus dan GABHS