Anda di halaman 1dari 6

2.

Kehamilan Ektopik

A. Definisi

Kehamilan ektopik (ectopic pregnancy) adalah suatu kehamilan dengan


pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi (hasil konsepsi) tidak menempel pada
dinding endometrium kavum uteri yang akhirnya akan berakhir dengan kematian
fetus.

B. Etiologi

Kehamilan ektopik terjadi karena hambatan pada perjalanan sel telur dari
indung telur (ovarium) ke rahim (uterus). Dari beberapa studi faktor resiko yang
diperkirakan sebagai penyebabnya adalah:

a. Infeksi saluran telur (salpingitis),seperti bakteri khusus dapat menimbulkan


gangguan pada tuba fallopi adalah Chlamydia trachomatis pada motilitas
saluran telur.
b. Riwayat operasi tuba.
c. Cacat bawaan pada tuba, seperti tuba sangat panjang.
d. Kehamilan ektopik sebelumnya.
e. Aborsi tuba dan infeksi pemakaian IUD.
f. Kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom.
g. Bekas radang pada tuba; disini radang menyebabkan perubahan-perubahan
pada endosalping, sehingga walaupun fertilisasi dapat terjadi, gerakan ovum
ke uterus terlambat.
h. Operasi pada tuba dan sterilisasi yang tak sempurna dapat menjadi sebab
lumen tuba menyempit
i. Abortus buatan.
j. Pada hipoplasia lumen tuba sempit dan berkelok-kelok dan hal ini sering di
sertai gangguan fungsi silia endosalping.
k. Tumor yang mengubah bentuk tuba dan menekan dinding tuba
l. Ibu pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya
m. Memiliki riwayat Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti gonorrhea,
klamidia dan PID (pelvic inflamamtory disease)

C. Patofisiologi

Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum


yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri. Pada suatu saat
kebutuhan embrio dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari
vaskularisasi tuba itu. Ada beberapa kemungkinan akibat dari hal ini yaitu :

1. Kemungkinan “tubal abortion”, lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke


ujung distal (fimbria) dan ke rongga abdomen. Abortus tuba biasanya
terjadi pada kehamilan ampulla, darah yang keluar dan kemudian masuk
ke rongga peritoneum biasanya tidak begitu banyak karena dibatasi oleh
tekanan dari dinding tuba.
2. Kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai
akibat dari distensi berlebihan tuba dan faktor utama yang menyebabkan
rupture ialah penembusan villi koriales ke dalam lapisan muskularis tuba
terus ke perineum.
Rupture dapat terjadi secara spontan atau karena trauma ringan seperti
coitus dan pemeriksaan vaginal.
3. Faktor abortus ke dalam lumen tuba. Ruptur dinding tuba sering terjadi
bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada kehamilan muda.
Ruptur dapat terjadi secara spontan atau karena trauma koitus dan
pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi perdarahan dalam rongga
perut, kadang-kadang sedikit hingga banyak, sampai menimbulkan syok
dan kematian.

4. Karena tuba bukan tempat untuk pertumbuhan hasil kosepsi tidak mungkin janin
tumbuh secara utuh seperti dalam uterus.sebagian besar kehamilan tuba terganggu
pada umur kehamilan antara 6-10 minggu.
5. Hasil kosepsi mati dan diresorbsi pada implantasi secara kolumner,ovum yang
dibuahi cepat mati karena vaskularisasi kurang dan dengan mudah terjadi resorbsi
total.dalam keadaan ini penderita tidak mengeluh apa-apa hanya haidnya
terlambat untuk beberapa hari.
6. Faktor lain, seperti migrasi luar ovum yaitu perjalanan dari ovarium kanan ke
tuba kiri atau sebaliknya dapat memperpanjang perjalan telur yang dibuahi ke
uterus pertumbuhan telur yang terlalu cepat dapat menyebabkan implantasi
premature.
D. Klasifikasi
a. KEHAMILAN SERVIKAL

Kehamilan servikal jarang terjadi. Nidasi terjadi dalam selaput lender servik.
Dengan tumbuhnya telur,servik menggembung. Pada implantasi di serviks, dapat
terjadi perdarahan tanpa disertai nyeri, dan kemungkinan terjadinya abortus spontan
sangat besar. Jika kehamilan tumbuh sampai besar, perdarahan / ruptur yang terjadi
sangat berat, sehingga sering diperlukan tindakan histerektomi total.

b. KEHAMILAN OVARIAL
Jarang terjadi dan biasanya berakhir dengan rupture pada hamil muda. Untuk
mendiagnosa kehamilan ovarial harus dipenuhi kriteria dari spiegelberg.
Kehamilan ovarial ditegakkan atas dasar kriteria Spiegelberg :
1. tuba pada sisi kehamilan harus normal
2. kantung janin harus terletak dalam ovarium
3. kantung janin dihubungkan dengan uterus oleh ligamentum ovarii proprium
4. jaringan ovarium yang nyata harus ditemukan dalam dinding kantung janin
Pada kenyataannya kriteria ini sulit dipenuhi, karena umumnya telah terjadi
kerusakan jaringan ovarium, pertumbuhan trofoblas yang luas, dan perdarahan
menyebabkan topografi kabur, sehingga pengenalan implantasi permukaan ovum
sukar ditentukan secara pasti.

c. KEHAMILAN TUBA
Kejadian kehamilan tuba ialah 1 di antara 150 persalinan (Amerika). Kejadian
dipengaruhi oleh factor social : mungkin karena pada golongan pendapatan rendah
lebih sering terdapat gonorrhoe karena kemungkinan berobat kurang. Ovum yang
dibuahi dapat berkembang disetiap bagian oviduktus yang menyebabkan kehamilan
tuba di ampula,ismus,atau interstisium. Ampula adalah tempat tersering kehamilan
tuba,sedangkan kehamilan interstisium terhitung hanya sekitar 3% dari seluruh
gestasi tuba.
Menurut tempatnya nidasi dapat terjadi:
· Kehamilan ampula (dalam ampula tuba)
· Kehamilan isthmik (dalam isthmus tuba)
· Kehamilan interstisil (dalam pars interstitialis tubae)
· Kehamilan infundibulum tuba
· Kehamilan abdomoinal primer atau sekunder

d. KEHAMILAN INTERSTISIAL
Implantasi telur terjadi dalam pars interstisialis tuba. Karena lapisan
myometrium disini lebih tebal maka ruptur terjadi lebih lambat kira-kira pada bulan
ke-3 atau ke-4.
Kalau terjadi ruptur maka perdarahan hebat karena tempat ini banyak pembuluh
darahnya sehingga dalam waktu yang singkat dapat menyebabkan kematian.

e. KEHAMILAN ABDOMINAL PRIMER


Dimana telur dari awal mengadakan implantasi dalam rongga perut dengan
cirri-ciri tuba dan ovarium normal,tidak terdapat fistula utero-plasenter,dan
implantasi umumnya di sekitar uterus dan CD.

f. HAMIL ABDOMINAL SEKUNDER


Yang asalnya kehamilan tuba dan setelah rupture,ekspulsi dari ostium tuba
eksternumnya dan ekspulsi dari fistula utero-plasenter baru menjadi kehamilan
abdominal. Biasanya plasenta terdapat pada daerah tuba,permukaan belakang rahim
dan ligamentum latum. Ada kalanya hamil abdominal sekunder ini mencapai umur
cukup bulan,tapi hal ini jarang terjadi,yang lazim ialah bahwa janin mati sebelum
mencapai maturitas (bulan ke 5 atau ke 6) karena pengambilan makanan kurang
sempurna.
Menurut lokasinya,kehamilan ektopik sebenarnya banyak klasifikasi dan dapat
dibagi dalam beberapa golongan:
a) Tuba fallopi: pars interstisialis,isthmus,ampulla,infundibulum,fimbria.
b) Uterus: kanalis servikalis,divertikulum,koruna,tanduk rudimenter.
c) Ovarium
d) Intraligamenter
e) Abdominal: primer,sekunder
f) Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus
Namun diantara kehamilan-kehamilan ektopik,yang terbanyak ialah yang terjadi di
tuba (90%) khususnya di ampula dan isthmus.

E. Manifestasi Klinis
Ada riwayat terlambat haid atau amenorrhea dan gejala kehamilan muda.
b) Perdarahan banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala
yang tidak jelas sehingga sukar membuat diagnosisnya
c) Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopi terganggu. Nyeri perut
bagian bawah, pada ruptur tuba nyeri terjadi tiba-tiba dan hebat, menyebabkan
penderita pingsan sampai shock.
d) Perdarahan pervaginam berwarna cokelat tua
e) Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks digerakkan, nyeri
pada perabaan dan kavum douglasi menonjol karena ada bekuan darah
f) Keadaan umum ibu dapat baik sampai buruk / syok, tergantung beratnya
perdarahan yang terjadi.
g) Level HCG rendah
h) Pembesaran uterus: pada kehamilan ektopik uterus membesar.
i) Gangguan kencing: kadang-kadang terdapat gejala besar kencing karena
perangsangan peritonium oleh darah di dalam rongga perut.
Gejala tahap lanjut pada kehamilan ektopik:

 Shock karena hipovolemia


 Rasa sakit perut yang muncul akan terjadi semakin sering
 Gejala lainnya adalah kulit ibu hamil terlihat lebih pucat
 Adanya tekanan darah rendah (hipotensi)
 Terjadinya denyut nadi yang meningkat
 Perubahan darah: dapat di duga bahwa kadar haemoglobin turun pada
kehamilan tuba yang terganggu karena perdarahan yang banyak dalam
rongga perut.

Anda mungkin juga menyukai