Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN(DEMAM BERDARAH

DENGUE/DENGUE HEAMORRHAGIC FEVER/DFH)

DISUSUN OLEH:
Kelompok 4
1. Heni Damai Yanti
2. Herfiansyah
3. Hermina
4. Indah Rahma Wati
5. Intan Nadia Kharisma
6. Ibrahim Haikal Mulki

Dosen pengampu:Ns.Fermata Sari M.Kes


 
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN AKADEMI
KEPERAWATAN KESDAM II/SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A.KONSEP DASAR PENYAKIT


1. DEFENISI
Demam dengue/DF dan demamm berdarah denggue /DBD
haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yyang disebabkan
oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam,nyeri otot atau nyeri
sendi yang disertai leukopenia,ruam,limfadenopati,trombositopenia dan
ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai
dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit ) atau penumpukan
cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock
syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh
renjatan/syok.(Sudoyono Aru,dkk 2009)
 
2. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Berikut adalah anatomi fisiologi menurut (Vyas, et al, 2014) yang berhubungan degan penyakit DHF yang petama adalah
sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen dari traktus distivus dan dari paru-paru
ke sela-sela tubuh. Selain itu, sistem sirkulasi merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa metabolisme dari selsel ke ginjal,
paru-paru dan kulit yang merupakan tempat ekskresi sisa-sisa metabolisme. Organ-organ sistem sirkulasi mencakup jantung,
pembuluh darah, dan darah.
1. Jantung
Merupakan organ yang berbentuk kerucut, terletak didalam thorax, diantara paru-paru, agak lebih kearah kiri.

2. Pembulu Darah
a. Arteri ( Pembuluh Nadi )
Arteri meninggalkan jantung pada ventikel kiri dan kanan.

b. Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang teraba dari cabang terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali
dari bawah mikroskop.

c. Vena ( Pembuluh darah balik )


Vena membawa darah kotor kembali ke jantung.

3. Darah
Darah adalah jaringan cair yang terdapat dalam pembuluh darah yang berwarna merah yang cair disebut plasma dan yang
padat di sebut sel darah yang befungsi sabagai transfer makanan bagi sel.
3. PATOFISIOLOGI/PATHWAY
4. Manifestasi Klinis 5. Pemeriksaan Diagnostik
1. Demam Dengue • Trombositopeni (100.000/mm3)
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan duat atau lebih • Hb dan PVC meningkat (20%)
manifestasi klinis sebagai berikut :
• Nyeri kepala • Leukopeni (mungkin normal atau lekositosis)
• Nyeri retro-orital • Isolasi virus
• Mialgia/artralgia • Serologi ( uji H ) : respon antibodi sekunder
• Ruam kulit • Pada renjatan/syok berat periksa : Hb,PVC berulang kali (setiap jam atau
• Manifestasi perdarahan (petekie atau uji bendung positif) 4-6 jam apabila sudah menujukkan tanda perbaikan ), faal
• Leukopenia
hemostatis,FDP,EKG,Foto dada,BUN,creatinin serum.
• Pemeriksaan serologi dengue positif atau ditemukan DD/DBD yang sudah dikonfirmasi
pada lokasi dan waktu yang sama  
2. Demam Berdarah Dengue
Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegagkan bila semua hal dibawah
6. Pemeriksaan Medis dan Keperawatan
ini dipenuhi : Penatalaksanaan DHF menurut (Centers for Disease Control and Prevention,
1) Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari biasanya bersifat bifasik. 2009), yaitu:
2) Manifestasi perdarahan yyang biasanyya berupa : • Beritahu pasien untuk minum banyak cairan dan mendapatkan banyak
• Uji tourniquet positif istirahat.
• Pettekie,ekimosis atau purpura • Beritahu pasien untuk mengambil antipiretik untuk mengontrol suhu
• Perdarahan mukosa (epitaksis,perdarahan gusi),saluran cerna ,tempat bekas suntikan mereka. anak-anak dengan dengue beresiko untuk demam kejang selama
•Hematemesis atau melena fase demam.
3) Trombosit openia < 100.00/ul • Peringatkan pasien untuk menghindari aspirin dan nonsteroid lainnya, obat
4) Kebocoran plasma yang ditandai dengan anti inflamasi karena mereka meningkatkan risiko perdarahan.
•Peningkatan nilai hematrokrit > 20% dari nilai baku sesuai umur dan jenis kelamin • Memantau hidrasi pasien selama fase demam
•Penurunan nilai hematokrit > 20% setelah pemberian cairan yang adekuat • Mendidik pasien dan orang tua tentang tanda-tanda dehidrasi dan pantau
5) Tanda kebocoran plasma seperti : hipoproteinemi,asites,efusi pleura output urine
3. Sindrom syok dengue • Jika pasien tidak dapat mentoleransi cairan secara oral, mereka mungkin
Seluruh kriteria DBD diatas disertai dengan tanda kegagalan sirkulasi yaitu perlu cairan IV.
• Penurunan kesadaran,gelisah • Kaji status hemodinamik dengan memeriksa denyut jantung, pengisian
• Nadi cepat,lemah kapiler, nadi, tekanan darah, dan Output urine.
• Hipotensi • Lakukan penilaian hemodinamik, cek hematokrit awal, dan jumlah
• Tekanan darah turun < 20 mmHg trombosit.
• Perfusi periffer menurun • Terus memantau pasien selama terjadi penurunan suhu badan sampai yg
• Kulit dingin-lembab normal.
• Fase kritis DBD dimulai dengan penurunan suhu badan sampai yg normal
dan berlangsung 24-48 jam.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1.PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan adalah proses pertama dalam proses keperawatan. Tahap pengkajian adalah proses pengumpulan
data secara sistematis untuk menentukan status kesehatan dan fungsional kerja serta respon klien pada saat ini dan
sebelumnya. Tujuan dari pengkajian keperawatan adalah untuk menyusun database atau dasar mengenai kebutuhan,
masalah kesehatan, dan respon klien terhadap masalah. (Harmoko,2016)

1) Identitas
a. Identitas Klien
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, suku bangsa, alamat, tanggal masuk rumah
sakit, tanggal pengkajian dan diagnosa medis.
b. Identitas Penanggung Jawab.
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat, hubungan dengan klien

2) Keluhan Utama
Keluhan yang menonjol pada pasien Demam Berdarah Dengue untuk datang ke Rumah Sakit adalah panas tinggi dan
anak lemah.

3) Riwayat penyakit sekarang


Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil, dan saat demam kesadaran komposmentis.
Turunnya panas terjadi antara hari ke 3 dan ke 7 dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan keluhan batuk
pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri uluh hati,
dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manisfestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade 3 dan 4), melena, atau
hematemesis.

4) Riwayat penyakit yang pernah diderita


Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada Demam Berdarah Dengue, anak bisa mengalami serangan ulangan Demam
Berdarah Dengue dengan tipe virus yang lain.
2. Pemeriksaan Fisik
Menurut (Harmilah, 2020) pemeriksaan fisik pada pasien penyakit DHF meliputi :
1) Keadaan umum hasil pemeriksaan tanda-tanda vital yang didapat pada klien DHF adalah badan terasa lemah
2) Teakanan darah : TD Normal
3) Kepala
Kulit kepala : untuk mengetahui turgor kulit serta tekstur kulit kepala dan untuk mengetahui adanya lesi atau bekas luka.
4) Rambut
Untuk mengetahui tekstur, warna dan percabangan rambut serta mengetahui rontok dan kotornya.
5) Kuku
Untuk mengetahui warna, keadaan kuku panjang atau tidak, serta mengetahui kapiler refil.
6) Mata
Untuk mengetahui bentuk serta fungsi mata (penglihatan dan visus otot-otot mata), serta mengetahui adanya kelainan
pandangan pada mata atau tidak.
7) Hidung
Untuk mengetahui bentuk serta fungsi dari hidung dan mengetahui ada atau tidaknya implamasi atau sinusitis.
8) Telinga
Untuk mengetahui keadaan telinga, kedalaman telinga luar, saluran telinga, gendang telinga.
9) Mulut dan faring
Untuk mengetahui kelainan dan bentuk pada mulut dan mengetahui kebersihan mulut.
10) Leher
Untuk menemukan struktur intregitas leher, bentuk serta organ yang berkaitan untuk memeriksa system limfatik.
Dada
Untuk mengetahui kesimetrisan, irama nafas, frekuensi, ada atau tidaknya nyeri tekan dan untuk mendengarkan bunyi paru.
11) Abdomen
Untuk mengetahui ferakan dan bentuk perut, mendengarkan bunyi pristaltik usus dan mengetahui ada atau tidaknya nyeri tekan
pada bagian dalam abdomen.
12) Muskulokeletal
Untuk mengetahui mobilitas kekuatan dari otot dan gangguan-gangguan di daerah tertentu
3. Daftar Masalah Keperawataan
1. HIPERTERMIA
2. DEFISIT NUTRISI
3. NYERI AKUT
 
4. Diagnosa Keperawataan
Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinis tentang respon seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat
dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial. Diagnosa keperawatan merupakan dasar dalam
penyusunan rencana tindakan asuhan keperawatan. Menurut ( Mutaqqin,2015) diagnosa yang muncul yaitu :
A. Hipertermi Berhubungan Dengan Proses Penyakit
B. Defisit Nutrisi Berhubungan Dengan Ketidakmampuan Mengabsorsi Nutrien
C. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Agen Pencedera Fisik

5. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan

1. Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan Intervensi utama Manajemen Hipertermia


dengan Proses Penyakit asuhan keperawatan selama Observasi :
• Identifikasi penyebab hipertermia(Mis:Dehidras)
3 x 24 jam Suhu Dalam • Monitor suhu tubuh
Rentang Normal. Hipertermia • Monitor kadar elektrolit
membaik dengan kriteria hasil • Monitor komplikasi akibat hipertermia
1. Suhu tubuh dalam rentang Teraupetik :
normal • Sediakan lingkungan yang dingin
2. Tidak Ada Perubahan • Longgorkan/lepaskan pakaian
• Basahi dan kipasi permukaan tubuh
Warna Kulit Dan Tidak • Berikan cairan oral
Pusing • Berikan Oksigen Bila Perlu
3. Nadi Dan Respirasi Dalam • Hindari pemberian anti piretik atau aspirin
Rentang Normal Edukasi :
• Anjurkan tirah baring

Kolaborasi :
• Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit (intravena ,
jika perlu )
2. Defisit Nutrisi Berhubungan Setelah dilakukan tindakan Intervensi utama Manajemn Nutrisi
Dengan Ketidakmampuan asuhan keperawatan selama Observasi
Mengabsorsi Nutrien 3 x 24 jam Maka Status • Identifikasi Status Nutrisi
Nutrien Membaik dengan • Identifikasi Alergi Dan Intoleransi
kriteria hasil : Makanan
• Serum Albumin Meningkat • Monitor Asupan Makanan
• Perasaan Cepat Kenyang • Monitor Berat Badan
Membaik • Monitor Hasil Pemeriksaan Laboratorium
• Diare Menurun
• Nafsu Makan Baik Teraupetik
• Berat Badan Baik • Fasilitasi Menentukan Pedoman Diet
• Berikan Makanan Tinggi Serat Untuk
Mencegah Kontipasi
• Lakukan Oral Hygiene Sebelum Makan
Jika Perlu
• Sajikan Makanan Secara Menarik Dan
Suhu Yang Sesuai
• Berikan Makanan Tinggi Kalori Dan
Tinggi Protein

Edukasi
• Anjurkan Posisi Duduk Jika Mampu
• Ajarkan Diet Yang di Programkan
Kolaborasi
• Kolaborasi Dengan Ahli Gizi Untuk
Menentukan Jumlah Kalori Dan Jenis
Nutrient Yang Dibutuhkan Jika Perlu
• Kolaborasi pemberian Medikasi Sebelum
Makan(Mis.Pereda Nyeri) Jika.
3. Nyeri Akut Berhubungan Setelah dilakukan tindakan Intervensi utama manajemen nyeri
Dengan Agen Pencedera Fisik asuhan keperawatan selama .. Observasi :
x 24 jam Nyeri Akut Menurun • Identifikasi,lokasi,karateristik,durasi,
dengan kriteria hasil : frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri menurun • Identifikasi skla nyeri
• Identifikasi respon nyeri non verbal
2. Meringis menurun
• Identifikasi faktor yang memperberat dan
3. Sikap protektif menurun memperingan nyeri
4. Gelisah menurun • Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
5. Frekuensi nadi membaik tentang nyeri
• Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyeri
• Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
hidup
• Monitor keberasilan terapi komplementer
yang sudah diberikan
• Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik :
• Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
• Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
• Fasilitasi istirahat dan tidur
• Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredahkan nyeri

Edukasi :
• Jelaskan penyebab, priode, pemicu nyeri
• Jelaskan strategi meredahkan nyeri
• Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
• Anjurkan menggunakan analgetik secata tepat
• Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
 
Kolaborasi :
• Kolaborasi Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
JURNAL YANG KAMI AMBIL
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory
Volume 2 Nomor 1 https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
 
 
PENGARUH KOSUMSI JUS JAMBU BIJI MERAH TERHADAP PENINGKATAN KADAR TROMBOSIT PADA PASIEN DEMAM BERDARAH
DENGUE (DBD)
 
EFFECTS OF RED GUAVA JUICE CONSUMPTION ON INCREASED THROMBOCYTE LEVELS IN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF)
PATIENTS
  
Dwi Christina Rahayuningrum¹, Honesty Diana Morika2 ¹,2STIKESSyedza Saintika Padang noeninksweet@gmail.com

 
ABSTRAK
 Penyakit Demam Berdarah (DBD) menular melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. DBD merupakan penyakit berbasis vektor yang menjadi penyebab kematian utama di
negara tropis. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan, DBD di RSUD Dr. M. Zein Painan tahun 2019 berada diurutan pertama yaitu 284 kasus (5,5%). Jenis
penelitian yang digunakan adalah Quasy Exsperiment. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita DBD di Ruangan Penyakit Dalam RSUD Dr. M. Zein Painan
yaitu sebanyak 55 orang. Teknik Sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 16 orang yang terbagi 8 orang kelompok intervensi
dan 8 orang kelompok kontrol. Hasil penelitian didapatkan nilai rerata kadar trombosit pada kelompok kontrol 178.625 mcL, sedangkan pada kelompok intervensi 301.125
mcL. Berdasaran uji Hipotesis didapatkan p value = 0,003. ≤ 0,05. Disarankan kepada Direktur RSUD Dr. M. Zein Painan untuk dapat melakukan perawatan nonfarmakologi
sebagai pendukung perawatan farmakologi yaitu dengan jus jambu biji merah.
 Kata Kunci : Jus Jambu Biji Merah; Kadar Trombosit; DBD

 
ABSTRACT
 Dengue Fever (DHF) is transmitted through the bite of the Aedes aegypti mosquito. DHF is a vector-based disease that is the leading cause of death in tropical countries.
Data from the South Pesisir Selatan District Health Office, DBD in Dr. M. Zein Painan in 2019 was first in 284 cases (5.5%). The type of research used is Quasy Experiment.
The population in this study were all patients with DHF in the Internal Medicine Room Dr. M. Zein Painan as many as 55 people. The sampling technique used was
purposive sampling with a total sample of 16 people divided
into 8 intervention groups and 8 control groups. The results showed an average value of platelet levels in the control group 178,625 mcL, whereas in the intervention group
301.125 mcL. Based on the hypothesis test p value = 0.003 was obtained. ≤ 0.05. It is recommended to the Director of RSUD Dr. M. Zein Painan to be able to carry out
nonpharmacological treatments as a support for pharmacological treatments, namely red guava juice.
 
Keywords: Red Guava Juice; Thrombocyte Levels; DHF

 
MENELAAH ANALISIS JURNAL
No Sub Topik Analisis

1. Judul Penelitian PENGARUH KOSUMSI JUS JAMBU BIJI MERAH TERHADAP


PENINGKATAN KADAR TROMBOSIT PADA PASIEN
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
 

2. Tujuan Penelitian Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi jambu
biji merah terhadap peningkatan kadar trombosit pada pasien demam
berdarah dengue ( DBD)

3. Metode dan prosedur penelitian Penelitian ini mengguanakan rancangan desain Quasy Exsperiment
design dengan rancangan Two Group Posttest Design. Penelitian ini
dilakukan di ruangan penyakit dalam yaitu pada Bulan Januari-
Februari 2019. Populasi pada penelitian seluruh pasien yang mengalami
DBD yaitu sebanyak 55 orang. Jumlah sample adalah sebanyak 16
orang, terbagi menjadi 8 orang kelompok intervensi dan 8 orang
kelompok kontrol, kriteria sampel pada penelitian ini pasien dengan
Kadar trombosit <150.000 mcL. Metode dalam penelitian yaitu dengan
mengukur kadar trombosit responden dengan hasil laboratoium yang
ada distatus kepada 16 orang sampel (diambil sebagai data pretest),
menjelaskan jadwal kontrak kegiatan pemberian jus jambu biji kepada
kelompok intervensi, Memberikan jus jambu biji setiap 2 kali sehari
selama 4 hari kepada kelompok intervensi, diberikan pada jam 07.00,
dan 17.00 WIB dengan bantuan enumerator, Pengukuran kadar
trombosit hari ke-1 sebelum pemberian jus jambu biji dan hari ke-4
pada responden yang menderita DBD diukur dengan hasil laboratoium
yang ada distatus yang dilakukan setelah pemberian jus jambu
biji setelah 4 hari
4. Penerapan Intervensi Keperawatan Intervensi yang diterapkan pada kasus demam berdarah dengue
(DBD) adalah aplikasi dari “ pengaruh konsumsi jambu biji merah
terhadap peningkatan kadar trombosit pada pasien demam berdarah
dengue ( DBD) Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian
(Agustinus, 2009) dengan judul Studi hematologis potensi metabolik
jambu biji merah (Psidium guajava L.) pada penderita demam
berdarah dengue bahwa ada pengaruh mengkosumsi jus jambu biji
merah dengan meningkatkan kadar trombosit pada penderita demam
berdarah dengue (DBD) dengan nilai p < 0, 05.
Buah jambu biji memiliki kandungan vitamin C yang tinggi sebesar
228,3mg per 100 daging buahnya ( USDA,2017)
Vitamin C yang tinggi beranfaaat dalam meningkatkan kekebalan
tubuh dan mempercepat proses penyembuhan luka, vitamin C sangat
bermnfaat sebagai antioksidan yang berfungsi untuk meningkatkan
daya tahan tubuh ( linder, 2017)
jadi intervensi pada pengaruh konsumsi jambu biji merah
terhadap peningkatan kadar trombosit pada pasien demam
berdarah dengue ( DBD) disebabkan karena Vitamin C, Protein,
Vitamin A, Asam Askorbat, Vitamin B1, Vitamin B2 dan Vitamin
B3 yang terkandung didalam jambu biji merah sebagai terapi
pengobatan nonfarmakologi DBD. Terapi jambu biji merah dapat
dipilih menjadi salah satu alternatif pengobatan untuk
meningkatkan kadar trombosit secara alami, lebih aman dan
lebih terjangkau.
5. Analisa kelebihan dan Kelebihan
kekurangan • Dapat meningkatkan pengetahuan dan
kemandirian masyarakat tentang penerapaan
asuhan keperawatan pada klien DBD dalam
pemenuhan kebutuhan keamanan dan
keselamatan.
• Dapat mengembangkan wawasan pengetahuan
• Menambah keluasan ilmu dan terapan teglonogi
keperawatan dalam hal prinsip-prinsip penerapan
asuhan
• Disertai dengan data-data yang akurat dari sumber
yang terpercaya

Kekurangan
• Saat melakukan mengkajian disarankan kepada
perawat perlu ditingkatkan pendekatan kepada
klien maupun keluarga
• Dalam merumuskan diagnosa keperawatan harus
sesuai dengan data-data yang ditemukan saat
pengkajian agar masalah pada klien dapat teratasi
sesuai dengan yang diharapkan.
• Masih banyak yang belum tau akan pentingnya
penkes tentangDBD/DHF
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai