TINJAUAN PUSTAKA
14
ini
mengakibatkan
terbentuknya
kompleks
virus-antibodi
yang
15
permeabilitas
dinding
kapiler
karena
pelepasan
zat
ekstravasasi
cairan
intravaskular.
Hal
ini
mengakibatkan
16
Pemeriksaan fisik
-- Gejala klinis DBD diawali demam mendadak tinggi, facial flush, muntah,
nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, nyeri tenggorok dengan faring
hiperemis, nyeri di bawah lengkung iga kanan. Gejala penyerta tersebut
lebih mencolok pada DD daripada DBD.
-- Sedangkan hepatomegali dan kelainan fungsi hati lebih sering ditemukan
pada DBD.
-- Perbedaan antara DD dan DBD adalah pada DBD terjadi peningkatan
permeabilitas
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
-- Darah perifer, kadar hemoglobin, leukosit & hitung jenis, hematokrit,
trombosit. Pada apusan darah perifer juga dapat dinilai limfosit plasma
biru, peningkatan 15% menunjang diagnosis DBD
17
-- Uji serologis, uji hemaglutinasi inhibisi dilakukan saat fase akut dan fase
konvalesens
-- Infeksi primer, serum akut <1:20, serum konvalesens naik 4x atau lebih
namun tidak melebihi 1:1280
-- Infeksi sekunder, serum akut < 1:20, konvalesens 1:2560; atau serum akut
1:20, konvalesens naik 4x atau lebih
-- Persangkaan infeksi sekunder yang baru terjadi (presumptive secondary
infection): serum akut 1:1280, serum konvalesens dapat lebih besar atau
sama
Pemeriksaan radiologis (urutan pemeriksaan sesuai indikasi klinis)
-- Pemeriksaan foto dada, dilakukan atas indikasi (1) dalam keadaan klinis
ragu-ragu, namun perlu diingat bahwa terdapat kelainan radiologis pada
perembesan plasma 20-40%, (2) pemantauan klinis, sebagai pedoman
pemberian cairan.
-- Kelainan radiologi, dilatasi pembuluh darah paru terutama daerah hilus
kanan, hemitoraks kanan lebih radio opak dibandingkan kiri, kubah
diafragma kanan lebih tinggi dari pada kanan, dan efusi pleura.
-- USG: efusi pleura, ascites, kelainan (penebalan) dinding vesica felea dan
vesica urinaria (IDAI, 2009)
Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria klinis dan laboratorium
(WHO tahun 1997):
Kriteria klinis
-- Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terusmenerus selama 2-7 hari.
-- Terdapat manifestasi perdarahan, termasuk uji bendung positif, petekie,
ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan/melena.
-- Pembesaran hati.
-- Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi,
hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah.
Kriteria laboratorium:
-- Trombositopenia (100.000/l atau kurang).
-- Hemokonsentrasi, dilihat dari peningkatan hematokrit 20% menurut
standar umur dan jenis kelamin.
Dua kriteria klinis pertama disertai trombositopenia dan hemokonsentrasi,
serta dikonfirmasi secara uji serologik hemaglutinasi (IDAI, 2009).
18
3.3 Tatalaksana
Terapi infeksi virus dengue dibagi menjadi 4 bagian, (1) Tersangka DBD, (2)
Demam Dengue (DD) (3) DBD derajat I dan II (4) DBD derajat III dan IV
(DSS). Lihat Bagan 1, 2, 3, dan 4 dalam lampiran (IDAI, 2009).
DBD tanpa syok (derajat I dan II)
Medikamentosa
-- Antipiretik dapat diberikan, dianjurkan pemberian parasetamol bukan
aspirin.
19
20
21
22
23
24
25