Ditetapkan Oleh :
Kepala Klinik Mutiara Sehat PTP
Tanggal Terbit :
PEDOMAN
PRAKTIK KLINIS
……………………….
drg. Fahmi Tsani
Anamnesis Keluhan:
(Subjective) 1. Onset penyakit akut dan timbulnya tiba-tiba dalam beberapa
jam atau hari
2. Demam dan menggigil
3. Nyeri pinggang, unilateral atau bilateral
4. Sering disertai gejala sistitis, berupa: frekuensi, nokturia,
disuria, urgensi, dan nyeri suprapubik
5. Dapat disertai pula gejala gastrointestinal, seperti: mual,
muntah, diare, atau nyeri perut
Faktor risiko:
1. Lebih sering terjadi pada wanita usia subur
2. Sangat jarang terjadi pada laki-laki berusia <50 tahun, kecuali
homoseksual
3. Koitus per rektal
4. HIV/AIDS
5. Adanya penyakit obstruktif urologi yang mendasari misalnya
tumor, striktur, batu saluran kemih, dan pembesaran prostat
6. Pada anak-anak dapat terjadi bila terdapat refluks
vesicoureteral
Rencana Penatalaksanaan:
Penatalaksanaan 1. Identifikasi dan meminimalkan faktor risiko
Komprehensif 2. Tatalaksana kelainan obstruktif yang ada
(Plan) 3. Menjaga kecukupan hidrasi
4. Medikamentosa:
a. Antibiotika parenteral: pilihan antibiotik parenteral
untuk pielonefritis akut non-komplikata antara lain
Seftriakson, Sefepime, dan Fluorokuinolon
(Siprofloksasin dan Levofloksasin). Jika dicurigai
infeksi enterococci berdasarkan pewarnaan Gram
yang menunjukan basil Gram positif, maka Ampisilin
yang dikombinasi dengan Gentamisin, Ampilsilin
Sulbaktam, dan Piperacillin Tazobactam merupakan
pilihan empiris spektrum luas yang baik. Terapi
antibiotika parenteral pada pasien dengan pielonefritis
akut non-komplikata dapat diganti obat oral setelah
24-48 jam, walaupun dapat diperpanjang jika gejala
menetap.
b. Antibiotika oral: antibiotika oral empiric awal untuk
pasien rawat jalan adalah fluorokuinolon untuk basil
Gram negative. Untuk dugaan penyebab lainnya dapat
digunakan Trimetoprim-sulfametoxazole. Jika dicurigai
enterococcus, dapat diberikan Amoksisilin sampai
didapatkan organisme penyebab. Sefalosporin
generasi kedua atau ketiga juga dapat digunakan
walaupun data yang mendukung masih sedikit. Terapi
pyelonephritis akut non-komplikata dapat diberikan
selama 7 hari untuk gejala klinis yang ringan dan
sedang dengan respon terapi yang baik. Pada kasus
yang menetap atau berulang, kultur harus dilakukan.
Infeksi berulang ataupun menetap diobati dengan
antibiotik yang terbukti sensitive selama 7-14 hari.
Penggunaan antibiotik selanjutnya dapat disesuaikan
dengan hasil tes sensitifitas dan resistensi.
c. Simptomatik: obat simptomatol dapat diberikan sesuai
dengan gejala klinik yang dialami pasien, misalnya:
analgetic-antipiretik, dan anti-emetik
Kriteria rujukan:
1. Ditemukan tanda-tanda urosepsis pada pasien.
2. Pasien tidak menunjukan respon yang positif terhadap
pengobatan.
3. Terdapat kecurigaan adanya penyakit urologi yang
mendasari, misalnya: batu saluran kemih, striktur, atau
tumor.