Anda di halaman 1dari 4

Pielonefritis Tanpa Komplikasi

No. Dokumen
SOP No.Revisi

:
:

Tanggal Terbit

Halaman

UPT PUSKESMAS
BALARAJA

drg. Lely Aryuni


NIP. 196206101987122002

1. Pengertian

Pielonefritis akut (PNA) tanpa komplikasi adalah peradangan parenkim dan pelvis ginjal yang
berlangsung akut. Keluhan: onset penyakit akut dan timbulnya tiba-tiba dalam beberapa jam
atau hari, demam dan menggigil, nyeri pinggang, unilateral atau bilateral, sering disertai gejala
sistitis, berupa: frekuensi, nokturia, disuria, urgensi, dan nyeri suprapubik, terkadang disertai
pula dengan gejala gastrointestinal, seperti: mual, muntah, diare, atau nyeri perut.
Faktor Risiko: wanita usia subur, koitus per rektal, HIV/AIDS, adanya penyakit obstruktif
urologi yang mendasari misalnya tumor, striktur, batu saluran kemih, dan pembesaran prostat,
pada anak-anak dapat terjadi bila terdapat refluks vesikoureteral
Tampilan klinis tiap pasien dapat bervariasi, mulai dari yang ringan hingga menunjukkan
tanda dan gejala menyerupai sepsis. Pemeriksaan fisis menunjukkan tanda-tanda di bawah ini:
1. Demam dengan suhu biasanya mencapai >38,5oC
2. Takikardi
3. Nyeri ketok pada sudut kostovertebra, unilateral atau bilateral
4. Ginjal seringkali tidak dapat dipalpasi karena adanya nyeri tekan dan spasme otot
5. Dapat ditemukan nyeri tekan pada area suprapubik
6. Distensi abdomen dan bising usus menurun (ileus paralitik)
Pemeriksaan Penunjang Sederhana:
1. Urinalisis
Urin porsi tengah (mid-stream urine) diambil untuk dilakukan pemeriksaan dip-stick dan
mikroskopik. Temuan yang mengarahkan kepada PNA adalah:
a. Piuria, yaitu jumlah leukosit lebih dari 5 10 / lapang pandang besar (LPB) pada
pemeriksaan mikroskopik tanpa / dengan pewarnaan Gram, atau l eukosit esterase (LE) yang
positif pada pemeriksaan dengan dip-stick.

b. Silinder leukosit, yang merupakan tanda patognomonik dari PNA, yang dapat ditemukan
pada pemeriksaan mikroskopik tanpa/dengan pewarnaan Gram.
c. Hematuria, yang umumnya mikroskopik, namun dapat pula gross. Hematuria biasanya
muncul pada fase akut dari PNA. Bila hematuria terus terjadi walaupun infeksi telah
tertangani, perlu dipikirkan penyakit lain, seperti batu saluran kemih, tumor, atau tuberkulosis.
d. Bakteriuria bermakna, yaitu > 104 koloni/ml, yang nampak lewat pemeriksaan mikroskopik
tanpa /dengan pewarnaan Gram. Bakteriuria juga dapat dideteksi lewat adanya nitrit pada
pemeriksaan dengan dip-stick.
2. Kultur urin dan tes sentifitas-resistensi antibiotik
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui etiologi dan sebagai pedoman pemberian
antibiotik dan dilakukan di layanan sekunder.
3. Darah perifer dan hitung jenis
Pemeriksaan ini dapat menunjukkan adanya leukositosis dengan predominansi neutrofil.
4. Kultur darah
Bakteremia terjadi pada sekitar 33% kasus, sehingga pada kondisi tertentu pemeriksaan ini
juga dapat dilakukan.
5. Foto polos abdomen (BNO)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan adanya obstruksi atau batu di saluran kemih.
2. Tujuan
Agar Petugas dapat memberikan penatalaksanaan Pielonefritis Tanpa Komplikasi di unit
pelayanan puskesmas Balaraja dengan baik dan benar.
3. Kebijakan
Sebagai acuan dalam penatalaksanaan Pielonefritis Tanpa Komplikasi di unit pelayanan
puskesmas Balaraja
4. Referensi
PMK no 75 tahun 2014 tentang Pengobaran Dasar.
Permenkes no 75 tahun 2014 tentang puskesmas
5. Prosedur/ Langkah- langkah

1.
2.
3.
4.
5.

Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut


Petugas melakukan anamnesa pada pasien
Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan refraksi.
Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan
Petugas memberikan terapi dengan pilihan antibiotik parenteral antara lain
ceftriaxone, cefepime, dan fluorokuinolon (ciprofloxacin dan levofloxacin) dan dapat
diganti dengan obat oral setelah 24-48 jam, walaupun dapat diperpanjang jika gejala
menetap.

6.
7.
8.
9.
6.

Petugas menulis hasil anamnesa, pemeriksaan dan diagnose ke rekam medic


Petugas menulis jenis pengobatan ke rekam medic.
Petugas menyerahkan resep ke pasien
Petugas menulis diagnose pasien ke buku register.rencana.
Diagram Alir

menulis hasil
anamnesa, resep
pemeriksaan
dan diagnose ke rekam medic
menyerahkan
ke pasien
melakukan anamnesa
pasien
sesuai nomor urut
menulis diagnose memanggil
pasien ke buku
register.

7. Hal-hal yang perlu diperhatikan

pada
melakukan
pasien pemeriksaan fisik

Dokter layanan primer perlu merujuk ke layanan sekunder pada kondisi-kondisi berikut:
Memberikan
terapi obat
yang sesuaipada
denganpasien.
hsil daignosa dan memberikan
informasi
pencegahan
penyakit
gangomatoform
1. Ditemukan
tanda-tanda
urosepsis
menegakan
diagnose
berdasarkan
hasil pemeriksaan

Membei resep sesuai dengan derajat kasusnya

2. Pasien tidak menunjukkan respons yang positif terhadap pengobatan yang diberikan.
3. Terdapat kecurigaan adanya penyakit urologi yang mendasari, misalnya: batu saluran
kemih, striktur, atau tumor.
8. Unit Terkait
Loket Pendaftaran, Poli BP Umum, Apotik
9. Dokumen Terkait
Rekam Medis, buku register, blanko resep,

10. Rekaman Historis Perubahan


No

Yang Diubah

Isi Perubahan

Tanggal Mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai