Anda di halaman 1dari 6

A.

Definisi
Gangguan kepribadian anankastik adalah pola perilaku berupa preokupasi
dengan keteraturan, peraturan, perfeksionisme, bersifat ‘ngotot’, keras kepala,
kontrol mental, mengenyampingkan : fleksibilitas, keterbukaan, efisiensi ; sering
pula tidak dapat mengambil keputusan. Bersifat pervasif, awitan sejak dewasa
muda, nyata dalam pelbagai konteks. Gambaran inti dari kepribadian jenis ini
adalah pola pervasif dari perfeksionisme dan bersifat kaku (tidak fleksibel).1

B. Epidemiologi.
Prevalensi tidak diketahui. Lebih banyak pada laki-laki dibandingkan pada
perempuan, seringkali ditemukan pada anak yang tertua. Banyak juga ditemukan
dalam keluarga derajat pertama. Seringkali dilatarbelakangi oleh pendidikan yang
berdisiplin keras semasa kecil. Teori Freud bahwa gangguan ini timbul karena
kesulitan semasa fase anal (umumnya sekitar usia 2 tahun) tidak terbukti oleh
banyak penelitian. Pada beberapa kasus dapat timbul Gangguan Obsesuf-
Kompulsif.Mereka sering berprestasi baik bila pekerjaannya bersifat metodologik
deduktif atau yang rinci, akan tetapi bila terjadi perubahan mendadak, ia sangat
rentan. Kehidupan pribadinya seringkali gersang, dapat timbul gangguan depresi
menjelang usia tua.1

C. Etiologi
1. Faktor Genetika
Satu buktinya berasal dari penelitian gangguan psikiatrik pada 15.000
pasangan kembar di Amerika Serikat. Diantara kembar monozigotik, angka
kesesuaian untuk gangguan kepribadian adalah beberapa kali lebih tinggi
dibandingkan kembar dizigotik. Selain itu menurut suatu penelitian, tentang
penilaian multiple kepribadian dan temperamen, minat okupasional dan waktu
luang, dan sikap social, kembar monozigotikyang dibesarkan terpisah adalah kira-
kira sama dengan kembar monozigotik yang dibesarkan bersama-sama.1,3
2. Faktor Temperamental
Faktor temperamental yang diidentifikasi pada masa anak-anak mungkin
berhubungan dengan gangguan kepribadian pada masa dewasa. Contohnya, anak-
anak yang secara temperamental ketakutan mungkin mengalami kepribadian
menghindar.1,3
3. Faktor Biologis
- Hormon
Orang yang menunjukkan sifat impulsive seringkali juga menunjukkan
peningkatan kadar testosterone, 17-estradiol dan estrone.1,3
- Neurotransmitter
Penilaian sifat kepribadian dan system dopaminergik dan serotonergik,
menyatakaan suatu fungsi mengaktivasi kesadaran dari neurotransmitter tersebut.
Meningkatkan kadaar serotonin dengan obat seretonergik tertentu
seperti fluoxetine dapat menghasilkan perubahan dramatik pada beberapa
karakteristik kepribadian. Serotonin menurunkan depresi, impulsivitas.1,3
- Elektrofisiologi
Perubahan konduktansi elektrik pada elektroensefalogram telah
ditemukaan pada beberaapa pasien dengan gangguan kepribadian, paling sering
pada tipe antisosial dan ambang, dimana ditemukan aktivitas gelombang lambat.1,3
4. Faktor Psikoanalitik
Sigmund Freud menyatakan bahwa sifat kepribadian berhubungan dengan
fiksasi pada salah satu stadium perkembangan psikoseksual. Fiksasi pada stadium
anal, yaitu anakyang berlebihan atau kurang pada pemuasan anal dapat
menimbulkan sifat keras kepala, kikir dan sangat teliti.1,3

D. Diagnosis
Setelah dipastikan seseorang menderita gangguan kepribadian yang khas,
maka diagnosis gangguan kepribadian anankastik dapat ditegakkan apabila orang
tersebut memperlihatkan setidak-tidaknya tiga ciri dari ciri-ciri anankastik di
bawah ini:2
1. Perasaan ragu-ragu dan hati-hati yang berlebihan;

2
2. Preokupasi dengan hal-hal yang rinci (detail). Peraturan, daftar, urutan,
organisasi, atau jadwal;
3. Perfeksionisme yang mempengaruhi penyelesaian tugas;
4. Ketelitian yang berlebihan, terlalu hati-hati, dan keterikatan yang tidak
semestinya pada produktifitas sampai menghabiskan kepuasan dan
hubungan interpersonal;
5. Keterpakuan dan keterikatan yang berlebihan pada kebiasaan sosial;
6. Kaku dan keras kepala;
7. Pemaksaan yang tak beralasan agar orang lain mengikuti persis caranya
mengerjakan sesuatu, atau keengganan yang tak beralasan untuk
mengizinkan orang lain mengerjakan sesuatu;
8. Mecampur-adukkan pikiran atau dorongan yang memaksa dan yang
enggan.

F. Penatalaksanaan
a. Farmakoterapi
Pengobatan yang diberikan pada pasien dengan gangguan kepribadian
anankastik adalah obat anti-obsesif kompulsif sbb:4
1. Obat Anti-obsesif kompulsif trisiklik misalnya Clomipramine.
2. Obat Anti-obsesif kompulsif SSRI (Serotonin Reuptake inhibitors.)
e.g.Sertraline, Paroxetine, Fluvoxamine, Fluoxetine, Citalopram.
Respons penderita gangguan kepribadian anankastik terhadap
farmakoterapi seringkali hanya mencapai pengurangan gejala sekitar 30%-60%,
dan kebanyakan masih menunjukkan gejala secara menahun. Namun demikian,
umumnya penderita sudah merasa sangat tertolong. Untuk mendapatkan hasil
pengobatan yang lebih baik, perlu disertai dengan terapi perilaku (behavior
therapy).4
Adapun efek samping yang dapat dirimbulkan oleh obat-obat di atas
adalah sebagai berikut:4
- Efek samping Obat Anti_Obsesif kompulsif, sama seperti obat
Antidepresi trisiklik, dapat berupa :

3
- Efek anti-histaminergik (sedasi, rasa mengantuk, kewaspadaan
berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif menurun,
dll)
- Efek anti-kolinergik (mulut kering, keluhan lambun, retensi urin, disuria,
penglihatan kabur, konstipasi, gangguan fungsi seksual,sinus
takikardia,dll)
- Efek anti-adrenergik alfa (perubahan EKG,hipotensi ortostatik)
- Efek neurotoksis (tremor halus, kejang-epileptik,agitasi,insomnia)

a. Terapi non-farmakologi
Terapi non-farmakologik adalah psikoterapi yakni terapi kelompok atau
terapi perilaku. Salah satu teknik adalah menyetop perilaku habitualnya sehingga
ia lebih mudah memelajari perilaku adaptif baru, juga dalam terapi kelompok
pemberian “reward” lebih efektif. Dalam kamar praktek, psikiater akan
menjalankan psikoterapi untuk gangguan ini, yang modelnya bisa suportif-
ekspresif, kognitif teraoi atau bahkan psikoanalitik bila perlu. Selain itu bisa juga
terapi kognitif-periaku (CBT) dijalankan.1
Individu harus merubah “mindset”, paradigma, atau pola pikirnya dalam
mengerjakan dan memandang sesuatu. Ia harus menyadari bahwa hidup ini penuh
ketidaksempurnaan, penuh noda dan kotoran. Ia harus bisa menerima dan
menikmati ketidaksempurnaan itu bersama orang-orang lain. Ia boleh berusaha
maksimal tapi harus bisa menerima bila kesempurnaan total tidak tercapai. Ia
harus bisa berempati bahwa orang-orang lain disekitarnya mempunyai hak untuk
mengerjakan sesuatu dengan cara dan kemampuan mereka sendiri. Ia harus bisa
bekerja sama, bantu membantu dan bertoleransi dengan mereka itu. Dan bersama-
sama menikmati hasil kerja mereka.

B. Prognosis
Prognosis gangguan kepribadian anankastik secara umum baik. Namun
terapi yang diberikan kurang lebih memberikan perbaikan simtomatis 30-60%.
Bagi seorang penderita gangguan ini, farmakoterapi sangat membantu untuk

4
memperbaiki kualitas hidup walaupun tidak sepenuhnya bebas dari gejala. Untuk
perbaikan secara menyeluruh dapat diterapkan terapi perilaku atau behavior
therapy.

5
6

Anda mungkin juga menyukai