KELOMPOK IVB:
Desty Erdiana Kusumawati (K3316012)
2018
VITAMIN YANG LARUT DALAM LEMAK
Vitamin A
Vitamin A2
Vitamin A pada umumnya stabil terhadap panas, asam dan alkali. Sayangnya mempunyai
sifat yang sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak bila dipanaskan pada suhu tinggi
bersamaan udara, sinar dan lemak yang sudah tengik.
Sebagian besar sumber vitamin A adalah karoten yang banyak terdapat dalam bahan-bahan
nabati. Tubuh manusia memilki kemampuan mengubah karoten menjadi vitamin A. Dalam
tanaman terdapat beberapa jenis karoten, namun yang paling banyak ditemui yaitu α −, β−, γ−¿
karoten; mungkin juga terdapat kriptoxantin.
Dalam bahan makanan terdapat vitamin A dalam bentuk karoten sebgai ester dari vitamin A
dan sebagai vitamin A bebas. Kereaktifan biologis dari karoten jauh lebih rendah dibandingkan
vitamin A. karena karoten merupakan sumber vitamin A bagi masyarakat di negara yang sedang
berkembang , maka adsorpsi dan kesediaan karoten tidak diperlukan.
Sayur-sayuran dan buah-buahan yang berwarna hijau atau kuning biasanya banyak
mengandung vitamin A. ada hubungan langsung antara derajat kehijauan sayur dengan kadar
karoten. Semakin hijau daun tersebut semakin tinggi karoteinnya. , sedangkan daun-daun yang
pucat seperti selada dan kol miskin karoten. Wortel. Umbi jalar dan waluh kaya akan karoten.
Dari penelitian yang dilakukan terhadap orang-orang india didapat bahwa kisaran
kemampuan menyerap karoten yang berasal dari sayur hanya 33%-58% atau rata-rata 50%.
Tidak semua karoten yang diserap diubah menjadi vitamin A. kelompok FOA-WHO telah
melakukan perhitungan bahwa separuh dari karoten yang terserap tersebut akan diubah menjadi
vitamin A, jadi kira-kira hanya 1/6 dari kandungan karoten dalam bahan makanan yang akhirnya
akan dimanfaatkan oleh tubuh.
Dalam menentukan kadar vitamin dalam bahan pangan perlu diperhatikan jumlah vitamin
yang aktif, atau keaktifan vitaminnya.sebagai contoh keaktifan vitamin A (retinol) dalam bahan
pangan dinyatakan sebagai berikut :
μg β−karoten
Aktivitas retinol : ¿ μg retinol+
6
β-karoten merupakan provitamin yang terdapata dalam tanaman hijau.
Perubahan karoten dalam tubuh terutama terjadi dalam mukusa dinding usus kecil
manusia. Diperkirakan 6μg β−karotenmempunyai aktivitas biologi 1μg retinol. Karena alas an
tersebut, aktivitas vitamin A bahan makanan dinyatakan dalam ekuivalen retinol, yang dilakukan
dengan cara menambahkan kadungan retinol yang ada dengan ¼ kadungan β−karoten.
Satuan takaran untuk vitamin A yang digunakan adalah internasional unit (IU) atau
Satuan Internasional (SI). Telah banyak disarankan satuan takaran diganti dengan Retinol
Equivalen (RE), karena satuan ini lebih tepat serta dapat memberikan gambaran keadaan yang
sesungguhnya termasuk pertimbangan penyerapan karoten serta serajat konversinya menjadi
vitamin A.
1 RE = 1 μg β−karoten (3,33 IU)
1 RE = 6 μg β−karoten (10 IU)
1 RE = 12 μg β−karoten (10 IU)
Kelebihan vitamin A dalam tubuh dapat disimpan dalam hati, terutama dalm sel-sel parenkim,
yaitu dalam bentuk butir-butir lemak campuran rantai-rantai ester retinil (retinil palmitat (50%),
retinil stearat, dan retinil oleat). Sebelum dilepaskannya sebuah vitamin A, ester-ester tersebut
mengalami hidrolisis menjadi retinol. Di hati vitamin A terdapat dalam bentuk retinol, tetapi
dalam darah retinol terikat dengan protein spesifik yang disebut Retinol Binding Protein (RBP)
dan diangkut ke jaringan-jaringan tepi seperti mata, usus, serta kelenjar ludah. (Djaelani, 1989)
Terlalu banyak komsumsi vitamin A dapat menyebabkan hipervitaminosis, suatu keadaan
keracunan yang disebabkan oleh terlalu banyaknya konsumsi vitamin A, yaitu bila
mengkomsumsi 75.000 sampai 500.000 SI (45 sampai 300 mgr β−karoten ¿setiap hari untuk
jangka waktu beberapa bulan.
Noda Bitot
Setelah gejala rabun senja, gejala berikutnya ialah Xerosis, yaitu gejala kekeringan pada
konjungtiva (selaput kelopak mata); berkerut, timbul pigmen, atau kotor sehingga kehilangan
atau menurun sifat transparannya.
Gejala lain yang juga penting adalah terjadinya noda bitot pada mata, yaitu suatu noda yang
timbul sebagai bercak berwarna perak kelabu pada kornea, biasanya dengan permukaan yang
berbuih. Noda tersebut pertama kali ditemukan dan diungkapkan oleh seorang dokter dari
Prancis yaitu dr. Bitot. Bila gejala ini disertai adanya xerosis dan penderitanya adalah anak-anak
prasekolah, maka biasanya penyebabnya adalah kekurangan vitamin A.
Mc Laren (1976), tokoh yang banyak mempelajari noda bitot pada berbagai bangsa di
seluruh dunia, berpendapat bahwa noda bitot secara jelas ada sangkut-pautnya dengan status gizi
yang buruk pada masyarakat setempat.
Di samping itu kekurangan vitamin A dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tulang
sangat memerlukan vitamin A yang cukup.
Sumber Vitamin A
Berbagai makanan hewani seperti susu, keju, kuning telur, hati, dan berbagai ikan yang
tinggi kandungan lemaknya merupakan sumber utama bagi retinol; demikian juga beberapa
sayuran dan buah-buahan yang berwarna kuning atau merah, terutama wortel. Sedang sayuran
hijau meskipun tergolong tidak tinggi kandungan vitamin A-nya, tetapi penting artinya sebagai
sumber vitamin A bagi masyarakat di daerah pedesaan karena murah dan mudah di dapat secara
lokal.
Tingginya konsumsi provitamin A atau vitamin A saja sesungguhnya tidak cukup, bila tidak
diikuti perbaikan status gizi. Dan sesungguhnya dengan mengkonsumsi sayur hijau, gizi lain
yang dikandungnya dapat dimanfaatkan (Girindra, 1993).
Sayuran hijau ternyata juga tinggi kadar proteinnya. Bila ditakar berdasarkan berat kering,
daun hijau yang mengandung protein 30-40%, kira-kira mendekati kandungan protein kedelai.
Konsumsi 100 gram sayuran hijau saja atau sekitar dua sendok makan setelah dimasak dapat
menambah 15% dari seluruh konsumsi protein hari itu, di samping menambah sebanyak 100%
atau lebih zat kapur (kalsium) dan besi; dan ternyata mencukupi keperluan vitamin A dan
vitamin C untuk orang dewasa per hari yaitu 3.500 IU vitamin A dan 30mg vitamin C.
(dikerjakan oleh Erika/K3316018)
B. Vitamin D
Dari beberapa jenis vitamin D dua diantaranya dianggap yang paling penting yaitu
vitamin D2 (elgo kalsiferol) dari vitamin D3(7-dehidrokolesterol kolikolaferol). Struktur kedua
vitamin tersebut sangat mirip. Vitamin D2 banyak terdapat dalam bahan nabati dan vitamin D3
banyak terdapat dalam minyak hati ikan.
Ada beberapa kontroversi mengenai vitamin D tersebut, beberapa ilmuwan menganggap
bahwa vitamin D bukan merupakan suatu vitamin karena memiliki aktivitas yang mirip
hormone. Tidak seperti halnya vitamin-vitamin lain, vitamin D dapat disintesis dalam tubuh
manusia dan hewan dalam bentuk vitamin D2. Laju sintesis vitamin D dalam kulit tergantung
jumlah sinar matahari yang diterima serta konsentrasi pigmen di kulit. Vitamin tersebut
kemudian diaktifkan oleh sinar matahari dan diangkut ke berbagai alat tubuh utnuk dimanfaatkan
atau disimpan didalam hati. Karena itu konsumsi vitamin D tidak begitu penting dalam
pemenuhan kebutuhan vitamin D secara keseluruhan.
Kekurangan vitamin D
Peranan vitamin D sangat penting bagi metabolisme kalsium dan fosfor. Dengan adanya
vitamin D, absorpsi kalsium oleh alat pencernaan akan diperbaiki, kalsium dan fosfor dari tulang
dimobilisasi, pengeluaran dan keseimbangan mineral dalam darah ikut dikendalikan. Vitamin D
dari makanan yang dikonsumsi diserap bersama-sama lemak dan ileum dan diangkut kedalam
chylomicron melalui sirkulasi limpa (Kuchel, 2006)
Kekurangan vitamin D akan mengakibatkan gangguan penyerapan kalsium dan fosfor pada
saluran pencernaan dan gangguan mineralisasi struktur tulang dan gigi.
Pengukuran keaktifan atau kekuatan vitamin D dapat dilakukan dengan cara Line test,
yaitu dengan menggunakan tikus sebagai binatang percobaan. Tikus-tikus muda dari induk yang
kurang vitamin D dipilih sebagai hewan percobaan dan dibiarkan kekurangan vitamin D dengan
memberi diet rachitogeni, sehingga belum/tidak terjadi kalsifikasi. Contoh yang mengandung
vitamin D diberikan pada tikus-tikus tersebut selama 7-10 hari, demikian juga minyak ikan
sebagai pembanding. Kemudian tulang-tulang panjang dianalisis terhadap adanya Calsium line,
makin tebal Calsium line berarti makin tinggi kekuatan vitamin D-nya. Yang paling peka
terhadap kekurangan vitamin D adalah bayi dan para orang tua usia lanjut. Jumlah konsumsi
vitamin D yang disarankan adalah 400 IU(10 mg) per hari untuk bayi dan anak-anak.
Tiga jenis keadaan dapat dialami oleh penderita kekurangan vitamin D ialah : a.Ricketsia,
diderita oleh anak-anak yang ditandai oleh bengkoknya kaki sehingga berbentuk O. bila keadaan
belum berlanjut masih dapat ditolong dengan pemberian vitamin D dalam jumlah yang besar atas
nasihat dokter yang berwenang; b. Tetani, suatu gejala ditandai bengkoknya pergelangan tangan
dan sendi akibat rendahnya kalsium dan serum karena kekurangan vitamin D atau rusaknya
kelenjar paratiroid; c. Osteomalacia, diderita oleh orang dewasa, juga dikenal sebagai rickettsia
orang dewasa, disebakan kekurangan vitamin D dan kalsium.
Satuan yang digunakan untuk mengukur jumlah vitamin D adlah IU. Satu IU vitamin D
sama dengan 0,025 mcg Kristal murni vitamin D. International Unit (IU) identik dengan USP
unit.
(dikerjakan oleh Desty/K3316012)
C. Vitamin E (Tokoferol)
Vitmain E merupakan salah satu faktor yang larut dalam lemak, dan diperlukan dalam
proses reproduksi oleh tikus. Karena itu vitamin E juga disebut suatu senyawa antisterilitas.
Kekurangan vitamin E pada tikus jantan akan menyebabkan kerusakan epitel alat kelamin jantan
yang tidak dapat diperbaiki lagi, sedang bila kekurangan vitamin E terjadi pada tikus betina,
maka tikus itu tidak mampu menyelesaikan masa kandungannya, dan sering janin yang ada
dalam kangungan tikus tersebut mati. Pada tikus betina keadaan tersebut dapat disembuhkan
kembali dengan pemberian vitamin E .
Keaktifan vitamin E pada beberapa senyawa tokoferol berbeda-beda. Dikenal -, β-, γ-
tokoferol. - tokoferol menunjukkan keaktifan vitamin E yang paling tinggi. Secara kimia
ternyata ada kemiripan antara vitamin E dengan hormon-hormon seks (Marks, 2000).
Vitamin E tahan terhadap suhu tinggi serta asam, tetapi karena bersifat antioksidan,
vitamin E mudah teroksidasi terutama bila ada lemak yang tengik, timah, dan garam besi, serta
mudah rusak oleh sinar ultra violet.
Cara pengukuran vitamin E dinyatakan dalam satuan internasional (SI) atau dalam
miligram -tokoferol. Satu satuan internasional vitamin E sama dengan 1mg dl--tokoferol
aserar sintetik (buatan), d--tokoferol alami sama dengan 1,49 satuan internasional per mgr.
Biasanya keaktifan tokoferol yang bukan -tokoferol diabaikan karena potensi keaktifannya
rendah.
Peranan Vitamin E
Peranan vitamin E terutama karena sifatnya sebagai zat antioksidan. Dengan menerima
oksigen, vitamin E dapat membantu mencegah oksidasi terhadap vitamin A dalam saluran
pencernaan. Dalam jaringan vitamin E menekan terjadinya oksidasi asam lemak tidak jenuh,
dengan demikian membantu dan mempertahankan fungsi membran sel. Vitamin E mungkin juga
terlibat dalam proses sintesis, khususnya dalam proses pemanasan pirimidin ke dalam asam
nukleat, serta dalam pembentukan sel darah merah dalam sumsum tulang. Vitamin E juga
diperlukan dalam sintesis koenzim A, yang penting dalam proses pernafasan.
Kebutuhan vitamin E untuk orang-orang Indonesia masih belum ditetapkan dalam Widya
Karya Nasional Pangan tahun 1978. Hal ini mungkin disebabkan vitamin E masih dianggap
kurang penting dan relatif jarang ditemukan atau dilaporkan pasien yang bukan KKP menderita
kekurangan vitamin E. Hal ini mungkin karena jumlah vitamin E yang dibutuhkan oleh tubuh
sudah cukup dipenuhi dengan menu makanan sehari-hari.
Jumlah kebutuhan vitamin E setiap hari pada masyarakat di Amerika Serikat adalah : 4-5
SI untuk bayi di bawah satu tahun, 12 SI untuk wanita, dan 15 SI untuk orang pria dewasa.
D. Vitamin K
Vitami K disebut juga vitamin koagulasi, mula-mula ditemukan sebagai senyawa yang dapat
mencegah terjadinya perdarahan yang parah pada ayam yaitu mendorong terjadinya
penggumpalan darah secara normal.
Vitamin K terdiri dari beberapa senyawa, misalnya kelompok K1, yang mula-mula
diisolasi dari rumput alfafa serta kelompok K2 yang diisolasi dari tepung ikan buruk dan juga
dapat disintesis dalam saluran pencernaan oleh bakteri. Nama kimia dari vitamin K 1 adalah 2-
metil-3-fitil-1,4-naftokuinon. Produk sitesis manadion (K3 atau 2-metil-3-fitil-1,4-naftokuinon)
memiliki kekuatan tiga kali dibanding vitamin K. Dikumarol adalah senyawa antagonik terhadap
vitamin K.
Vitamin K larut dalam lemak dan tahan panas, tetapi mudah rusak oleh radiasi, asam, dan
alkali.
O
CH3
Vitamin K1(2-metil-3-fitil-1,4-naftokuinon)
O
CH3
Vitamin K2 (2-metil-3-difarnesil-1,4-naftokuinon)
CH3
O
Manadion
(2-metil-1,4-naftokuinon)
OSO2Na
CH3
OSO2Na
Farnokuinon
2-metil-1,4-naftokuinon disulfat, garam natrium
Vitamin K sangat penting bagi pembentukan protombin. Kadar protombin yag tinggi di
dalam darah merupakan indikasi baiknya daya penggumpalan darah. Sumber utama vitamin K
adalah hati dan sayuran seperti bayam, kubis, dan bunga kol. Sedang biji-bijian, buah-buahan,
dan sayuran lain miskin akan vitamin K. Banyak vitamin K terbuang bersama feses, dan hanya
dalam jumlah kecil saja yang dapat disimpan dalam hati.
Bayi yang baru dilahirkan hanya mempunyai vitamin K yang sangat terbatas, dan
sintesisi vitamin K dalam saluran pencernaaan baru dimulai setelah bayi beusia beberapa hari.
Sedang susu ibu hanya mampu menyediakan seperempat dari jumlah yang dapat disediakan susu
sapi.