Disusun Oleh :
Kelas : 2A1
NIM :P1337420120101
JURUSAN KEPERAWATAN
Jawaban :
Vitamin adalah zat gizi penting yang dibutuhkan tubuh untuk berkembang dan
menjalankan fungsinya dengan normal. Vitamin tergolong mikronutrien, atau zat gizi mikro,
yang berarti tubuh memerlukannya dalam jumlah sedikit. Vitamin merupakan molekul
organik. Dalam metabolisme vitamin berfungsi kofaktor.
1. Vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B dan C. Vitamin B merupakan
kelompoj vitamin dengan jenis terbanyak, yaitu Thiamin, Riboflavin, Niasin,
Pyridoxin, Folat, Vitamin B12, Biotin, Dan Asam Pantotenat
2. Vitamin yang larut dalam minyak yaitu, Vitamin A,D,E,K. Vitamin yang larut
dalam lemak banyak terdapat pada : Daging, Ikan , minyak ikan, biji-bijian
dan sebagainya. Disimpan dalam hati dan jaringan-jaringan lemak.
Vitamin C
Vitamin C dikenal memiliki efek antioksidan untuk menjaga daya tahan tubuh dan
mempercepat proses pemulihan tubuh sehabis sakit. Fungsi lain dari vitamin C yakni untuk
membentuk pembuluh darah, tulang rawan, otot, dan kolagen di tulang. Vitamin C juga
penting dalam proses penyembuhan luka pada tubuh dan penyerapan zat besi, sehingga dapat
menurunkan risiko anemia.
Vitamin C dapat ditemukan pada berbagai macam buah-buahan dan sayuran.
Beberapa di antaranya:
Jeruk
Paprika
Stroberi
Brokoli
Kubis Brussel
Kentang
Vitamin B12
Salah satu peran penting dari vitamin B12 atau kobalamin adalah membentuk sel
darah merah. Defisiensi atau kekurangan vitamin B12 membuat Anda rentan terserang
anemia. Tak hanya itu, vitamin B12 juga menunjang metabolisme sel, fungsi saraf, produksi
DNA, dan molekul dalam sel yang membawa informasi genetik.
Sumber makanan vitamin B12 tanpa disadari sering Anda konsumsi setiap hari, yaitu:
Daging (unggas, sapi, ikan)
Susu
Keju
Telur
Sereal terfortifikasi
Vitamin A (Retinol)
Defisiensi vitamin A terjadi gangguan kemampuan penglihatan pada senja hari (buta
senja). Ini terjadi karena ketika simpanan vitamin A dalam hati hampir habis. Deplesi
selanjutnya menimbulkan keratinisasi jaringan epitel mata, paru-paru, traktus gastrointestinal
dan genitourinarius, yang ditambah lagi dengan pengurangan sekresi mucus. Kerusakan
jaringan mata, yaitu seroftalmia akan menimbulkan kebutaan.
Defisiensi vitamin A terjadi terutama dengan dasar diet yang jelek dengan kekurangan
komsumsi sayuran, buah yang menjadi sumber provitami A. vitamin A dari makanan seperti:
Keju
Telur
Minyak ikan
Susu dan yoghurt
Hati hewan (ayam atau angsa)
Sayuran berwarna hijau, merah, atau kuning (bayam, wortel, ubi, dan paprika merah)
Buah berwarna kuning (mangga, pepaya, dan aprikot)
Vitamin D (Kalsiferol)
Vitamin E ( Tokoferol )
Defisiensi atau kekurangan vitamin E dapat menimbulkan anemia pada bayi yang
baru lahir. Kebutuhan akan vitamin E meningkat bersamaan dengan semakin besarnya
masukan lemak tak- jenuh ganda. Asupan minyak mineral, keterpaparan terhadap oksigen
(seperti dalam tenda oksigen ) atau berbagai penyakit yang menyebabkan tidak efisiennya
penyerapan lemak akan menimbulkan defisiensi vitamin E yang menimbulkan gejala
neurology.
Vitamin E dirusak oleh pemasakan dan pengolahan makanan yang bersifat
komersial,termasuk pembekuan. Benih gandum, minyak biji bunga matahari serta biji
softlower, dan minyak jagung serta kedelai, semuanya merupakan sumber vitamin E yang
baik.
Vitamin K (filokuinona)
Defisiensi vitamin K dapat terjadi oleh malabsorbsi lemak yang mungkin menyertai
disfungsi pankreas, penyakit biliaris, atrofi mukosa intestinal atau penyebab steatore
lainnya.Di samping itu, sterilisasi usus besar oleh antibiotik juga dapat mengakibatkan
defisiensi vitamin K. Sumber vitamin K yaitu kubis, hati, bayam, peterseli, mentega, dan
kuning telur.
Kebutuhan Vitamin Pada Anak, Remaja, dan dewasa