Anda di halaman 1dari 13

Akhmad Tsalisu Wildani

Materi : Vitamin dan Air

VITAMIN

A. Pengertian
Vitamin merupakan zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah
sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu,
harus didatangkan dari makanan. Vitamin adalah senyawa organik yang terdapat
dalam jumlah sangat sedikit di dalam makanan dan sangat penting peranannya dalam
reaksi metabolisme. Secara total, tubuh membutuhkan 13 vitamin dalam jumlah yang
cukup, dimana terdiri dari empat vitamin yang larut lemak (A, D, E, K) dan sembilan
vitamin yang larut dalam air, terdiri dari vitamin C dan delapan vitamin B: tiamin (B
1), riboflavin (B 2), niasin (B 3), asam pantotenat (B 5), vitamin B 6, folat (B 9) dan
vitamin B 12

B. Macam-Macam Vitamin
1) Vitamin A
a) Pengertian Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara
luas, vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid
dan prekusor/provitamin A/karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik
sebagai retinol. Retinol digabungkan dengan asam lemak, di dalam tubuh
retinol yang dirubah menjadi retinal atau retinoic acid yang memiliki
fungsi spesifik. Semua komponen retinol, retinal, dan retinoic acid disebut
vitamin A yang merupakan bentuk dari karotenoid.

b) Sumber Vitamin A
Vitamin A bisa diperoleh dari berbagai sumber makanan. Mulai dari
buah, sayuran, lauk- pauk, dan suplemen. Sumber karoten adalah sayuran
berwarna hijau tua dan buah-buahan yang berwarna kuning-jingga, seperti
daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis,
wortel, tomat, jagung kuning, papaya, mangga, nangka masak dan jeruk.
Minyak kelapa sawit yang berwarna merah kaya akan karoten. Buah
nangka merupakan sumber Vitamin A dan C yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh. Selain itu terdapat juga manfaat buah nagka seperti mencegah
penyakit jantung, mencegah anemia, mencegah asma, anti kanker dan
sumber energi.

c) Fungsi Vitamin A
Vitamin A berperan juga berperan dalam berbagai fungsi dalam tubuh
antara lain:
1. Untuk Penglihatan
Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya
remang. Kebutuhan vitamin A untuk penglihatan dapat dirasakan,
bila kita dari cahaya terang di luar kemudian memasuki ruangan
yang remang-remang cahayanya.
2. Fungsi Kekebalan
Dalam kaitan vitamin A dan fungsi kekebalan ditemukan bahwa
ada hubungan kuat antara status vitamin A dan risiko terhadap
penyakit infeksi pernapasan, dan kekurangan vitamin A pada
campak cenderung menimbulkan komplikasi yang dapat berakibat
kematian.
3. Pertumbuhan dan Perkembangan
Vitamin A berpengaruh terhadap sintesis protein, dengan
demikian terhadap pertumbuhan sel. Vitamin A dibutuhkan untuk
perkembangan tulang dan sel epitel. Pada anak-anak yang
kekurangan vitamin A, terjadi kegagalan dalam pertumbuhan.
Vitamin A dalam hal ini berperan sebagai asam retinoat.
4. Reproduksi
Vitamin A dalam bentuk retinol dan retinal berperan dalam
reproduksi. Pembentukan sperma serta pertumbuhan sel telur dan
perkembangan janin dalam kandungan membutuhkan vitamin A
dalam bentuk retinol. Hewan betina dengan status vitamin A rendah
mampu hamil akan tetapi mengalami keguguran atau kesukaran
dalam melahirkan. Kebutuhan vitamin A selama hamil meningkat
untuk kebutuhan janin dan persiapan induk untuk menyusui.
5. Pencegahan Kanker dan Penyakit Jantung
Kemampuan retinoid mempengaruhi perkembangan sel epitel
dan kemampuan meningkatkan aktivitas sistem kekebalan diduga
berpengaruh dalam pencegahan kanker, terutama kanker kulit,
tenggorokan, paru-paru, payudara dan kantung kemih.
6. Pertumbuhan Gigi
Ameloblast yang membentuk email sangat dipengaruhi oleh
vitamin A. Pada kondisi kekurangan vitamin A ketika bekal gigi
sedang dibentuk, terjadi hambatan pada fungsi ameloblast,
sehingga terbentuklah email gigi yang defektip dan sangat peka
terhadap pengaruh faktor-faktor kariogenik.

d) Akibat Kekurangan Vitamin A


1. Buta Senja
yaitu ketidakmampuan menyesuaikan penglihatan dari cahaya
terang ke cahaya samarsamar/senja, seperti bila memasuki kamar
gelap dari kamar terang
2. Perubahan Pada Mata
kornea mata terpengaruh secara dini oleh kekurangan vitamin
A. Kelenjar air mata tidak mampu mengeluarkan air mata sehingga
terjadi pengeringan pada selaput yang menutupi kornea.
3. Infeksi
Yang disebabkan oleh menurunnya fungsi kekebalan tubuh
akibat kekurangan vitamin A.
4. Gangguan Pada Kulit
5. Gangguan Pertumbuhan

2) Vitamin B
a) Komposisi dan Klasifikasi Vitamin B
Vitamin B Kompleks sifatnya larut dalam air. Vitamin B diekskresikan
dalam urin sehingga tidak terjadi penimbunan atau bersifat Non-toksik.
Vitamin B esensial meliputi: Tiamin (B1), Riboflavin (B2), Niasin
(as.nikotinat atau Nikotinamida (B3)), Asam Pantotenat (B5), Piridoksin
(Piridoksal atau Piridoksamin (B6)), Biotin, Kobalamin (B12) dan Asam
Folat (As.Pteroiglutamat).

b) Fungsi Vitamin B
Fungsi utama dari Vitamin B adalah sebagai pemecah nutrisi penting
yang masuk ke dalam tubuh dan mengubahnya menjadi energi. Vitamin B
memiliki peranan yang cukup penting di dalam tubuh. Sayangnya, tubuh
tidak dapat memproduksi Vitamin B sehingga tubuh memerlukan asupan
vitamin B dari pengonsumsian makanan atau suplemen vitamin B.
 Vitamin B1 (Tiamin Hidroklorida)
Berperan dalam metabolism glukosa, lipid dan neurotransmitter.
Vitamin B1 berperan penting dalam mengubah makanan menjadi
energi.
 Vitamin B2 (Riboflavin)
Berperan sebagai unsur sistem enzim pernafasan jaringan dan
beberapa enzim yang terlibat dalam sistem metabolism asam amino
dan lipid. Vitamin B2 juga berperan dalam menjaga kesehatan mata
dan kulit.
 Vitamin B3 (Niasin/ Asam nikotinat)
Berperan dalam reaksi enzimatik dalam tubuh atau metabolism
karbohidrat, lemak dan protein.
 Vitamin B6 (Piridoksin)
Terdapat dalam sistem enzimatik yang berperan dalam proses
metabolisme asam amino yang berarti diperlukan dalam proses
metabolism protein.
 Vitamin B9 (Asam Folat/ Folasin)
Berfungsi dalam proses metabolisme dan pembentukan sel- sel
darah merah sehingga asam folat baik digunakan dalam pengobatan
anemia. Vitamin B9 memproduksi sel darah merah dalam tubuh
bersama dengan VitaminB12.
 Vitamin B12 (Sianokobalamin)
Berperan dalam pembentukan sel darah, metabolisme,
pertumbuhan jaringan dan pemeliharaan syaraf.

c) Sumber Vitamin B
Vitamin B ditemukan pada seluruh makanan yang belum diolah.
Vitamin B dapat ditemukan di telur, produk olahan susu, nasi, bijibijian,
sayur- sayuran, buah- buahan, daging merah, ikan sidat. Berikut makanan
yang mengandung Vitamin B yang bisa menjadi pilihan.
 Vitamin B1
Terdapat pada makanan yang beragi, ubi, kacang-kacangan,
daging, hati, telur, dan buah.
 Vitamin B2
Seperti susu, keju, hati, daging, sayur, dan buah.
 Vitamin B6
Seperti daging, ikan tuna, hati, telur, kacang- kacangan dan buah.
 Makanan Tinggi Vitamin B9 dan B12
Seperti kacang hijau dan rumput laut

d) Akibat Kekurangan Vitamin B


Kekurangan Vitamin B dapat menimbulkan berbagai masalah
kesehatan yang beragam. Hal ini tergantung dari jenis vitamin B yang
berkurang di dalam tubuh. Berikut adalah gangguan kesehatan yang dapat
muncul akibat kurangnya asupan Vitamin B :
 Vitamin B1
dapat menyebabkan penyakit beri- beri dan penyakit Wernicke.
Selain itu, seseorang yang kekurangan asupan vitamin B1 akan
mengalami gejala seperti mudah kelelahan, mudah tersinggung,
melemahnya daya ingat, anoreksia, nyeri perut, dan konstipasi.
 Vitamin B2
dapat menghambat pertumbuhan bayi dalam kandungan dan
meningkatkan resiko preeklamsia. Seseorang yang kurang asupan
vitamin B2 akan mengalami gejala berupa anemia, mata merah,
mulut kering, bibir pecehpeceh, infeksi mulut, hingga sensitive
terhadap cahaya.
 Vitamin B3
Dampak kekurangan vitamin B3 adalah tubuh akan mudah
mengalami kelelahan, gangguan pencernaan, sariawan, muntah,
kelelahan, hingga depresi.
 Vitamin B6
Kekurangan vitamin B6 dapat menimbulkan gejala- gejala seperti
lemah, mudah tersinggung dan sulit tidur.
 Vitamin B9
Kekurangan vitamin b9 dapat menyebabkan penurunan jumlah sel
darah merah atau anemia megaloblastik.
 Vitamin B12
Rendahnya vitamin level B12 dapat menyebabkan beberapa gejala
seperti mudah lelah, diare, mudah gelisah, mati rasa, dan sensai
kesemutan pada jari- jari tagan maupun kaki dan pada kasus
kekurangan Vitamin B12 yang berat dapat menyebabkan kerusakan
syaraf.

3) Vitamin C
a) Pengertian Vitamin C
Asam askorbat atau yang lebih kita kenal dengan istilah vitamin C
adalah salah satu vitamin yang paling umum dan esensial di hidup kita.
Karena salah satu peran protektifnya, suplementasi vitamin C menjadi
suatu keharusan yang paling penting dalam memproteksi diri dari sumber
polusi yang lebih tinggi. (Yussif, 2016) Vitamin C atau L-asam askorbat
merupakan antioksidan yang larut dalam air (aqueous antioxidant).
Vitamin C merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh terhadap
senyawa oksigen reaktif dalam plasma dan sel. Vitamin C bersifat asam
dengan berat molekul 176,13 dan molekul C6H8O6 dan berbentuk kristal
putih yang dapat larut dalam air dan terasa asam serta tidak berbau.

b) Manfaat Vitamin C
c) Sumber Vitamin C
Kebutuhan vitamin C pada tubuh bisa diperoleh dengan mengonsumsi
makanan yang mengandung banyak vitamin C, seperti buah-buahan dan
sayur-sayuran. Ragam buah yang dapat dijadikan sumber vitamin C antara
lain jeruk, mangga, stroberi, nanas, tomat, jambu, kiwi dan papaya.
Sedangkan sayuran yang dapat dijadikan sumber vitamin C seperti
paprika, brokoli, kembang kol dan kentang.

d) Akibat Kekurangan Vitamin C


Tubuh yang kekurangan asupan vitamin C, dapat memicu terjadinya
beberapa gangguan pada tubuh, seperti:
 Mudah merasa lelah
 Penyembuhan luka lebih lambat
 Terkena masalah kulit
 Mudah mengalami sariawan dan gusi berdarah
 Kekuatan tulang melemah
 Kekebalan tubuh menurun

4) Vitamin D
a) Pengertian Vitamin D
Vitamin D dapat disebut "vitamin sinar matahari". Tingkat serum
vitamin D yang tinggi sangat penting untuk mineralisasi dan pertumbuhan
tulang yang normal. Vitamin D merupakan jenis zat organik yang
diperlukan dalam makanan dan penting untuk nutrisi dan metabolisme.
Vitamin D termasuk vitamin yang unik karena tidak terdapat dalam
makanan namun, dapat diproduksi dalam tubuh melalui sinar matahari.
Vitamin D tergolong vitamin yang larut dalam lemak prohormon (steroid)
yang mendorong absorbsi dan metabolisme kalsium dan fosfor. Seseorang
yang sering terekspos sinar matahari dalam kuantitas normal tidak
memerlukan asupan suplemen vitamin D karena sinar matahari memicu
sintesis vitamin D di dalam kulit. Terdapat lima bentuk vitamin D yang
telah ditemukan yaitu vitamin D1, D2, D3, D4, D5

b) Manfaat Vitamin D
 Mengatur pembentukan garam fosfor dalam tubuh yang digunakan
untul pengerasan tulang
 Mengatur metabolisme garam dapur
 Mengeraskan penyerapan garam dapur dan garam fosfor
 Pada organ hati vitamin D diubah ke dalam bentuk sehingga
diangkut oleh darah
 Pada organ ginjal diubah untuk menghasilkan hormone vitamin D
yang memiliki fungsi utama meningkatkan penyerapan kalsium
dari usus dan mempermudah pembentukan tulang normal
 Mengatur mineral dan tulang dan homeostasis kalsium darah
 Membentuk aktif yang berperan sebagai pengatur differensiasi,
proliferasi dan pertumbuhan sel
 Vitamin D memiliki peranan pada tubuh yaitu membentuk struktur
tulang dan gigi kuat, selain itu juga mencegah berbagai jenis
kanker.

c) Tanda dan Gejala Kekurangan Vitamin D


 Sering mengalami gangguan mood atau sering stres
 Nyeri/sakit tulang dan mudah lelah
 Kepala berkeringat
 Adanya peningkatan berat badan yang signifikan/obesitas
 Kulit berubah menjadi lebih gelap

5) Vitamin E
a) Pengertian Vitamin E
Vitamin E merupakan salah satu antioksidan yang larut dalam lemak
yang bisa melindungi asam lemak tak jenuh ganda (PUFA) dalam
membran dari oksidasi, mengatur produksi spesies oksigen reaktif (ROS)
dan spesies nitrogen reaktif (RNS) (Lee & Han, 2018). Vitamin E juga
diketahui mengatur keseimbangan redoks dalam tubuh karena
konsentrasinya yang tinggi di antara kelompok vitamin yang larut dalam
lemak, dan ada di seluruh tubuh, termasuk membran sel dan lipoprotein.

Ciri ciri dari vitamin E murni adalah tidak berbau dan tidak berwarna.
Vitamin E tidak dapat larut dalam air, semua bentuk vitamin E adalah
berbentuk minyak dan tidak dapat dikristalkan. Vitamin E stabil terhadap
suhu, alkali dan asam.

b) Sumber Vitamin E
Sumber makanan utama yang mengandung vitamin E adalah minyak
nabati. Selain minyak nabati, kacang-kacangan juga merupakan sumber
vitamin E yang juga baik. Kandungan vitamin E yang relatif tinggi, lebih
dari 50 mg vitamin E/100g minyak dari sumber vitamin lainnya juga dapat
kita temui pada minyak kedelai, jagung, biji kapas, bunga matahari,
gandum, kelapa sawit dan kenari.
Secara garis besar, kacang-kacangan dan minyak nabati mengandung
tokoferol yang tinggi. Sedangkan oat, minyak kelapa sawit, minyak padi,
gandum hitam dan bibit gandum mengandung banyak tokotrienol. Selain
itu, vitamin E juga dapat kita temui secara alami pada buah-buahan,
makanan laut, keju, dan telur.

c) Fungsi Vitamin E
Vitamin E merupakan antioksidan yang paling banyak dipelajari dalam
tubuh manusia. Dimana antioksidan larut lemak dalam vitamin E ini
merupakan yang paling melimpah dalam jaringan tubuh. Asupan
antioksidan memiliki efek menguntungkan dalam pencegahan dan
pengelolaan penyakit kronis, seperti stroke, hipertensi, diabetes mellitus
dan hati berlemak. Kualitas dan kuantitas makanan seseorang sangat
mempengaruhi penyerapan vitamin E. Vitamin E memiliki banyak fungsi
bagi tubuh manusia. Peran vitamin E pada kulit meliputi sebagai
antioksidan, menjaga kelembaban kulit. perlindungan terhadap sinar
matahari, serta proses penyembuhan luka.
d) Kekurangan Vitamin E
Defisiensi atau kekurangan vitamin E dapat menimbulkan anemia pada
bayi yang baru lahir. Kebutuhan akan vitamin E meningkat bersamaan
dengan semakin besarnya masukan lemak tak- jenuh ganda. Asupan
minyak mineral, keterpaparan terhadap oksigen (seperti dalam tenda
oksigen ) atau berbagai penyakit yang menyebabkan tidak efisiennya
penyerapan lemak akan menimbulkan defisiensi vitamin E yang
menimbulkan gejala neurology.

6) Vitamin K
a) Pengertian Vitamin K
Vitamin K adalah salah satu vitamin larut lemak yang penting untuk
mensintesis beberapa protein, seperti faktor II (protrombin), faktor VII, IX,
dan X yang terlibat dalam pengaturan pembekuan darah (koagulasi)
(Rachmawati & Haristiani, 2021). sedangkan menurut Riska (2012)
vitamin K merupakan kofaktor enzim karboksilase yang mengubah residu
protein berupa asam glutamat (glu) menjadi gama-karboksiglutamat (gla)
yang mampu mengikat kalsium (faktor penting dalam pembekuan darah)
(Ruslie, 2012). Vitamin K memiliki tindakan biologis yang penting,
beberapa di antaranya masih ditemukan. Vitamin K memainkan peran
kunci dalam sintesis beberapa faktor pembekuan darah, tetapi juga sangat
terkait dengan metabolisme tulang dan kalsifikasi vaskular (Fusaro et al.,
2017).

b) Sumber Vitamin K
 Sayuran hijau
Bayam, brokoli, kubis, kol, buncis, dan lobak hijau
 Buah-buahan
Buah delima, buah kiwi, blueberry, alpukat, tomat, dan anggur.
 Minyak nabati
Minyak nabati yang mengandung vitamin K adalah minyak
Kanola, minyak kedelai, dan minyak zaitun
 Kacang-kacangan
Kacang mete, kacang kedelai, kacang hijau, kacang polong, dan
kacang merah

c) Manfaat Vitamin K
Mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin K dapat memberikan
sejumlah manfaat, di antaranya adalah menjaga kesehatan tulang dan
jantung. Selain itu, vitamin K juga dibutuhkan tubuh karena berperan
penting untuk mencegah pendarahan ketika mengalami luka

d) Tanda-tanda Mengalami Kekurangan Vitamin K


Pendarahan yang berlebihan adalah gejala utama difisiensi atau
kekurangan vitamin K. Tidak hanya terjadi di area luka, bahkan di area
tanpa luka. Seseorang yang avitaminosis vitamin K dapat mengalami
pendarahn ketika memar biasa, mengalami gumpalan darah kecil di bawah
kuku, berdarah di selaput lendir yang melapisi bagian dalam tubuh, atau
bahkan dapat mengeluarkan tinja dengan konsistensi seperti bola hitam
gelap karena darah.

AIR

A. Pengertian Air
Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama tubuh, 55-60% dari berat
badan orang dewasa atau 75% pada bayi merupakan cairan tubuh. Semakin bertambah
umur cairan tubuh semakin berkurang, dan cairan tubuh laki-laki lebih banyak dari
wanita karena kandungan otot tubuh lebih banyak begitu juga dengan atlet. Cairan
tubuh merupakan media semua reaksi kimia di dalam sel. Cairan tubuh terdiri dari
cairan intraseluler dan cairan ekstra selular.

B. Fungsi Air Bagi Tubuh


Fungsi air dalam proses tubuh adalah
1. Pelarut dan alat angkut zat-zat gizi
2. Katalisator dalam berbagai reaksi biologik
3. Fasilitator pertumbuhan
4. Pengatur suhu tubuh, dan
5. Peredam benturan organ-organ tubuh.
C. Akibat Kekurangan Minum Air
Selain dehidrasi kekurangan cairan bisa menyebabkan gangguan ginjal seperti
batu ginjal dan infeksi saluran kemih. Otak sangat membutuhkan air untuk dapat
bekerja dengan baik. Sehingga, kurang minum air putih dapat menyebabkan
kelelahan, sulit berkonsentrasi, dan bahkan masalah kesehatan mental seperti depresi
dan kecemasan.

D. Akibat Kebanyakan Minum Air


Kebanyakan minum air juga berbahaya bagi tubuh karena dapat menyebabkan
intoksiasi atau keracunan air. Keracunan air merupakan suatu kondisi yang timbul
sebagai efek terlalu banyak minum air. Keracunan air terjadi ketika kita minum terlalu
banyak air sehingga ginjal tidak dapat menghilangkannya dengan cukup cepat,
sehingga ia mulai mengencerkan elektrolit.
Keracunan air adalah kondisi yang berbahaya dan parah karena kadar natrium
darah turun dengan cepat, menyebabkan perubahan neurologis seperti halusinasi dan
kebingungan. Meskipun kasus ini jarang terjadi, tetapi keracunan air bisa
menyebabkan kematian apabila tidak segera ditangani. Gejala awal keracunan air
antara lain: sakit kepala, kebingungan, mual, dan muntah, dan jika tidak segera
ditangani akan menimbulkan gejala lain seperti: halusinasi, kram otot, gangguan
fungsi otak, kejang, hingga koma.
Sumber Rujukan

Yuniarti, E., & Ramadhani, S. (2023). Vitamin. Padang: PT. Sonpedia Publishing Indonesia.

Hermawan, D. (2016). Sehat Selalu Dengan Vitamin D. Penerbit Andi.

Yunitasari, Nurul, A., Made, P., Tyani, K., Dessy, H., Nova, M., & Siti, N. (2022). Vitamin
Bagi Kesehatan Tubuh. Tahta Media Group.

Ida Mardalena. (2021). Dasar-dasar Ilmu Gizi Dalam Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.

Sumarlin, R. (2021). KONSEP DASAR ILMU GIZI. Makassar: Universitas Islam Negeri
Alauddin.

Anda mungkin juga menyukai