Anda di halaman 1dari 33

Nama : Halima Putri Sabbu

Nim : 201904044
Kelas : 4A
Mata Kuliah : Metabolisme Zat Gizi Mikro

BAB I
VITAMIN LARUT LEMAK
Studi Kasus
Seorang anak berusia 12 tahun mengalami defisiensi vitamin A sekunder dimana
terjadi abnormalitas konversi beta – karoten menjadi vitamin A di dalam ususnya.
Tidak terdapat bukti yang dapat menunjukkan bahwa anak tersebut mengalami
hipotiroidism atau gangguan fungsi hati yang merupakan penyebab gangguan
konversi beta – karoten menjadi vitamin A. Defisiensi pada anak ini dapat
diperbaiki dengan pemberian suplemen vitamin A.

Kata kunci :
1. Retinol
2. Rabun senja (night blindness)
3. Beta – karoten
4. Xerophthalmia
5. Retinol activity equivalents (RAE)
6. Retinol binding protein (RBP)

Bahan Diskusi
1. Sebutkan tiga fungsi umum vitamin dan jelaskan !
Jawaban
a. Metabolisme energi
Vitamin adalah nurtrient organik yang mempunyai berbagai fungsi yang
esensial dalam proses metabolisme, dibutuhkan dalam jumlah yang kecil
dan harus disuplai dari makanan. Vitamin yang larut dalam lemak
merupakan zat nonpolar dan molekul hidroofobic. Vitamin yang larut
dalam air merupakan kelompok vitamin B kompleks dan vitamin C yang
berfungsi sebagai kofaktor enzim.
b. Pertumbuhan
Vitamin dapat berfungsi untuk pertumbuhan. Contohnya asam retinoat
turut serta dalam sintesis glikoprotein sehingga dapat dijelaskan bahwa
asam retinoat bekerja dalam menggalakkan pertumbuhan dan differensiasi
jaringan.
c. Pemeliharaan tubuh
Vitamin dapat berfungsi untuk pemeliharaan tubuh misalnya retinoid dan
karotenoid memiliki aktivitas antikanker. Banyak penyakit kanker pada
manusia timbul dalam jaringan epitel yang tergantung pada retinoid untuk
berdifferensiasi seluler yang normal. β-karoten merupakan zat antioksidan
dan mungkin mempunyai peranan dalam menangkap radikal bebas peroksi
didalam jaringan dengan tekanan parsial oksigen yang rendah. Karena ß –
karoten efektif pada konsentrasi oksigen yang rendah, zat provitamin ini
melengkapi sifat-sifat antioksidan yang dimiliki.

2. Jelaskan fungsi utama vitamin A bagi manusia!


Jawaban
Vitamin A merupakan salah satu zat gizi mikro mempunyai manfaat yang
sangat penting bagi tubuh manusia, terutama dalam penglihatan manusia.
Seperti diketahui Vitamin A merupakan vitamin larut lemak yang pertama
ditemukan. Secara umum, vitamin A merupakan nama generik yang
menyatakan semua retinoid dan prekursor/provitamin A/ karotenoid yang
mempunyai aktivitas biologik sebagai retinol.

3. Sebutkan bentuk vitamin A dan darimana saja sumbernya!


Jawaban
Vitamin A memiliki 2 bentuk yaitu retinol yang terdapat pada pangan hewani
seperti hati susu dan produk susu, telur, serta ikan. Beta karoten yang terdapat
dalam pangan nabati seperti sayuran dan buah-buahan.
4. Jelaskan proses absorbsi dan ekskresi vitamin A!
Jawaban
Vitamin A dalam makanan akan diserap melalui lumen usus halus. Vitamin A
yang diperoleh dari diet dapat dalam bentuk all-trans-retinol, retinyl esters
atau b-carotene. Absorpsi retinol bervariasi mulai dari 75% hingga 100%,
sedangkan absorpsi β-carotene bervariasi mulai dari 3% hingga 90%. Tahap
awal dari proses pencernaan dan absorpsi ini adalah penghancuran carotenoid
dan vitamin A pada fase lemak yang terjadi di dalam lambung dan duodenum.
Selama fase ini akan dibentuk mixed micelles yang merupakan gabungan
fosfolipid, kolesterol, asam lemak bebas, aminogliserol, lipofosfolipid dan
garam empedu. Pembentukan ini bertujuan untuk mempermudah absorpsi
oleh sel enterosit. Vitamin A dalam bentuk all-transretinol akan diesterifikasi
menjadi retinyl esters dan disimpan dalam hati atau dapat berikatan dengan
retinol binding protein (RBP) sehingga dapat ditransport ke jaringan target.
All-trans-retinol kemudian dioksidasi di dalam sel menjadi all-trans-retinal
dengan bantuan enzim alcohol dehydrogenase (ADH). Tahapan ini juga dapat
diregulasi oleh enzim retinol dehydrogenases (RDH), khususnya RDH1,
RDH10 dan DHRS9 yang merupakan bagian dari keluarga short chain
dehydrogenase reductase (SDR). Selanjutnya enzim sitosol retinal
dehydrogenase (RALDH) (atau aldehyde dehydrogenase (ALDH)
mengkatalisis oksidasi ireversibel alltrans-retinal menjadi asam retinoat atau
alltrans-retinoic acid (ATRA).

5. Jelaskan tentang tanda-tanda defisiensi vitamin A.


Jawaban
Tanda-tanda defisiensi vitamin A yaitu kulit tidak sehat, rabun senja, katarak,
serta menurunnya daya tahan tubuh.

6. Berapakah kebutuhan vitamin A berdasarkan kelompok populasi dewasa


(laki-laki dan perempuan), ibu hamil dan ibu menyusui?
Jawaban
Kebutuhan vitamin A pada kelompok usia dewasa wanita (20-45 tahun)
berdasarkan AKG adalah 500, pria (20-45 tahun) 700, ibu hamil 700, dan
ibu menyusui (0-6 bulan) 850, serta ibu menyusui (7-12 bulan) 800.

7. Bagaimanakah asesmen status vitamin A yang tepat?


Jawaban
Status vitamin A secara umum dengan pengukuran vitamin dalam serum
darah. HPLC digunakan sebagai metode analisis. Eksresi urin tidak
digunakan karena konsentrasi tidak merefleksikan status vitamin yang larut
lemak. Beberapa Test fisiologi juga tersedia untuk menentukan status vitamin
A, beberapa modifikasi digunakan untuk keperluan lapangan.

8. Jelaskan mengenai toksisitas akut dan kronis yang terjadi akibat konsumsi
vitamin A berlebihan!
Jawaban
Bila kadar vitamin A berlebihan justru akan berdampak negatif antara lain
dapat menghambat pertumbuhan tulang dan meningkatkan resiko patah
tulang (Anonim, 2003). Cacat bawaan berupa pemendekan tulang-tulang
ekstremitas setelah pemberian vitamin A berlebih terjadi pada kehamilan hari
ke 8 maupun ke 11. Hal tersebut sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa
cacat bawaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh hambatan proses
kondrogenesis (Kochhar, 1985 cit . Wahyuni,1991) Mengingat pentingnya
proses pertumbuhan tulang pada anak dan pubertas, kiranya perlu dicari
informasi lebih lanjut untuk mengungkap sejauh mana peranan pemberian
vitamin A dosis berlebihan terhadap proses pertumbuhan tulang. Penelitian
ini bertujuan untuk membuktikan pada hipervitaminosis A dapat
menyebabkan hambatan pertumbuhan tulang femur dan hambatan pada sel
kondrosit pada zona proliferasi dan zona hipertrofi pada epifiseal plate.

9. Carilah referensi yang dapat menjelaskan hubungan antara vitamin A dan


osteoporosis!
Jawaban
Referensi yang saya temukan adalah sebuah jurnal berjudul Asupan vitamin,
mineral, rasio asupan kalsium dan fosfor dan hubungannya dengan kepadatan
mineral tulang kalkaneus wanita oleh Rita Ramayulis, I Dewa Pramantara,
dan Retno Pangastuti yaitu Vitamin A berperan penting dalam proses
remodeling tulang sebab vitamin A (asam retinoat) merupakan reseptor dari
osteoblas dan osteoklas. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan
terjadinya perubahan bentuk tulang, namun kelebihan asupan vitamin A
(retinol) atau tingginya retinol serum dihubungkan dengan BMD yang rendah
dan peningkatan risiko patah tulang (12). Asupan vitamin A yang sesuai
dengan angka kecukupan gizi (AKG) yaitu sebesar 500 µg RE dapat menjaga
dan memelihara puncak kepadatan tulang.

Referensi:

1. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;


2004. 302 p.
2. Triana V. Macam-macam vitamin dan fungsinya dalam tubuh manusia.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. Sep 2006;1(1):40-4
3. Azrimaidaliza. Vitamin A, imunitas dan kaitannya dengan penyakit
infeksi. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Sep 2007;1(2):90-96
4. Jamaluddin, Widodo A, Mufliha N. Vitamin A ikan sidat (anguilla
marmorata) asal sungai Palu dan danau Poso. GHIDZA: Jurnal Gizi dan
Kesehatan. 2018;2(1):24-30
5. Tumiwa MCR, Kapantow NH, Punuh MI. Gambaran asupan vitamin larut
lemak mahasiswa semester 2 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sam Ratulangi saat pembatasan sosial masa pandemi Covid-19. Jurnal
KESMAS. 2020 Okt;9(6):101-106
6. Cahyawati PN. Transport, Metabolisme dan Peran Vitamin A dalam
Imunitas. WICAKSANA, Jurnal Lingkungan & Pembangunan. 2018
Sep;2(2):43-47
7. Rahayu TP. Bebas dari Penyakit. Semarang: ALPRIN; 4 p.
8. Thamaria N. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan; 2017. 272 p.
9. Riami. Pengaruh hipervitaminosis a pada pertumbuhan tulang femur anak
mencit (Mus musculus) jantan. Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran
Universitas Hang Tuah. 1-9
10. Ramayulis R, Pramantara ID, Pangastuti R. Asupan vitamin, mineral,
rasio asupan kalsium dan fosfor dan hubungannya dengan kepadatan
mineral tulang kalkaneus wanita. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 2011
Mar;7(3):115-122
BAB II
VITAMIN LARUT AIR
Studi Kasus
Tuan EH adalah seorang pramugara di salah satu maskapai penerbangan nasional
di Indonesia. Usia tuan EH 27 tahun dengan berat badan 55kg dan tinggi badan
170cm. Tuan EH aktif secara fisik dan berolahraga sebanyak 3 -5 kali seminggu.
Pola tidur Tuan EH cukup bervariasi tergantung pekerjaannya, dengan lama tidur
sekitar 4 – 7 jam per hari. Tuan EH sering mengalami sakit kepala akibat sering
terbang sehingga beliau mengonsumsi aspirin. Diet yang dianut Tuan EH adalah
vegan, yaitu tidak mengonsumsi daging, dan produk olahan dari hewan lain
seperti telur, susu, dan keju. Tuan EH mengganti protein hewaninya dengan
produk olahan kedelai seperti tempe dan tahu serta rumput laut. Tuan EH
menjalani gaya hidup ini selama 3 tahun dengan alasan karena ayahnya meninggal
akibat kanker kolom. Sejak saat itu, Tuan EH rajin membaca artikel gizi dan
berkesimpulan bahan pangan hewani merupakan penyebab ayahnya meninggal
karena kanker. Selama 2 minggu terakhir, Tuan EH sering mengeluh pusing,
pandangan mata berkunang dan mudah lelah. Setelah diperiksa, diketahui bahwa
tuan EH mengalami anemia makrositik. Dokter yang menangani meminta Tuan
EH berkonsultasi dengan ahli gizi. Ahli gizi kemudian menjelaskan bahwa Tn EH
kemungkinan mengalami defisiensi vitamin B12 karena pola makannya.

Kata kunci.
1. Anemia makrositik
2. Vegan
3. Makanan hewani
4. Vitamin B12

Bahan Diskusi
1. Jelaskan fungsi vitamin B12.
Jawaban
Vitamin B12 berfungsi untuk mengubah folat menjadi bentuk aktif, dan
dalam fungsi normal metabolisme semua sel, terutama sel-sel saluran cerna,
sumsum tulang, dan jaringan saraf. Vitamin B12 merupakan kofaktor dua
jenis enzim pada manusia, yaitu metionin sintetase dan metimalonil-KoA
mutase.

2. Jelaskan metabolisme dan penyerapan vitamin B12


Jawaban
Vitamin B12 dalam keadaan normal sebanyak kurang lebih 70% vitamin B12
yang dikonsumsi dapat diabsorpsi. Angka ini menurun hingga 10% pada
konsumsi melebihi lima kali Angka Kecukupan Gizi (AKG). Dalam lambung
kobalamin dibebaskan dari ikatannya dengan protein oleh cairan lambung dan
pepsin, kemudian segera diikat oleh protein-protein khusus (faktor R/rapid
electrophoretic mobility) dalam lambung. Vitamin B12 dilepas dari faktor R
didalam duodenum yang bersuasana alkali, oleh enzim-enzim protease
pankreas terutama tripsin untuk segera diikat leh faktor intrinsic (IF).
Kompleks vitamin B12 –IF ini kemudian diikat oleh reseptor khusus pada
membrane mikrovili ileum usus halus dan diabsorpsi. Didalam sel mukosa
usus halus vitamin B12 dilepas dan dipindahkan ke protein lain
(transkobalamin II atau TC-2) untuk kemudian dibawa ke hati. Prosex
absorpsi dimulai dari, konsumsi ke penampilan vitamin B12 dalam vena porta
memakan waktu 8-12 jam. Vitamin B12 yang terikat pada TC-2 kemudian
dibawa ke jaringan-jaringan tubuh oleh reseptor-reseptor khusus.

3. Jelaskan hubungan antara defisiensi vitamin B12 dan anemia yang dialami
oleh tuan EH.
Jawaban
Semakin banyak asupan vitamin B12 seseorang maka semakin tinggi kadar
hemoglobinnya, begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan kurangnya dalam
mengkonsumsi makanan sumber vitamin B12 yang baik (hati, daging, udang,
dan kerang) dan makanan yang dikonsumsi memiliki daya absorpsi besi
rendah, sehingga asupan besi dalam tubuh tidak terlalu banyak.
4. Jelaskan mengapa Tuan EH yang tidak mengonsumsi makanan hewani dan
kecenderungannya kekurangan vitamin B12.
Jawaban
Tuan EH tidak mengonsumsi makanan seperti daging dan produk olahan dari
hewan seperti telur, susu dan keju serta menjalani diet vegan karena Ayahnya
Tuan EH meninggal akibat kanker kolon. Jadi Tuan EH selama lebih dari 3
tahun, telah menjalani gaya hidup dengan mengonsumsi protein olahan
kedelai seperti tempe, tahu dan rumput laut. Sumber dari vitamin B 12 alami
diperoleh sebagai hasil sintesis dari bakteri, fungi (jamur) dan ganggang.
Sumber paling utama dari vitamin ini adalah makanan protein hewani yang
diperoleh dari hasil sintesis bakteri yang berada di usus, hati, ginjal dan juga
bisa berupa telur, susu, ikan, keju serta daging. Vitamin B 12 yang terdapat
dalam sayuran akan ada ketika sayuran mengalami pembusukan atau sintesis
bakteri, namun vitamin B 12 yang berasal dari tumbuhan disintesis bakteri
tidak akan diabsorbsi karena proses sintesis berada di kolon atau usus besar.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, konsumsi daging
berhubungan dengan terjadinya kanker kolon. Sehingga diperlukan
pengurangan konsumsi daging merah berupa daging sapi, babi, kambing serta
domba dan olahannya berupa sosis, ham, dan kornet terutama pada olahan
daging yang banyak mengandung bahan tambahan pangan kimia seperti nitrat
dan nitrit yang telah diketahui sebagai salah satu penyebab terjadinya kanker
pada hewan percobaan dan manusia. Hal ini disebabkan karena daging
sebagai sumber asam lemak tidak jenuh dengan rasio asam lemak tidak jenuh
terhadap asam lemak jenuh tinggi berhubungan dengan kadar prostaklandin
yang merupakan salah satu senyawa pemicu inflamasi dan diduga sangat
berhubungan dengan kejadian kanker kolon pada orang yang mengonsumsi
banyak daging merah baik yang diolah atau tidak diolah.

5. Jelaskan gangguan kesehatan yang dialami seseorang saat kurang


mengonsumsi vitamin B12.
Jawaban
Vitamin B12 sangat penting untuk perkembangan otak, mielinisasi saraf, dan
fungsi kognitif. Status vitamin B12 yang tidak memadai selama kehamilan
dan masa kanak-kanak telah dikaitkan dengan hasil kesehatan anak yang
merugikan, termasuk gangguan perkembangan kognitif. Namun, mekanisme
yang mendasari belum dijelaskan(Winje et al., 2018). Kekurangan vitamin
B12 tidak terlalu umum karena tubuh manusia dapat menyimpan vitamin B12
hingga lima tahun. Investigasi yang umum digunakan adalah kadar vitamin
B12 serum rendah atau sumsum tulang megaloblastik atau keduanya yang
merupakan dasar diagnosis defisiensi vitamin B12. Ada banyak perselisihan
mengenai kisaran normal vitamin B12 dan juga tentang beban defisiensi B12
pada populasi umum. Sistem pencernaan menyerap cobalamin dalam
beberapa mekanisme yaitu protein makanan yang terikat dengan B12
dilepaskan oleh aksi asam lambung dan pepsin kemudian diambil oleh
transcobalamin I (TCI) dan kemudian diangkut ke duodenum. Tindakan
alkalisasi yang dilakukan oleh cairan pankreas dengan enzimnya (tripsin,
kimotripsin dan elastase) memecah TCI dan membebaskan cobalamin yang
bergabung dengan faktor intrinsik (IF). Interaksi antara folat dan B12
bertanggung jawab atas anemia megaloblastik yang terlihat pada kedua
kekurangan vitamin tersebut. Disinkronisasi antara pematangan sitoplasma
dan inti menyebabkan makrositosis, inti yang belum matang, dan
hipersegmentasi dalam granulosit dalam darah perifer. Kekurangan vitamin
B12 bermanifestasi pada manusia terutama sebagai gangguan hematopoietik,
terutama yang mempengaruhi pembentukan eritrosit, gangguan neurologis /
psikiatri dan perubahan epitel pada mukosa saluran pencernaan. Atrofi
Kekurangan B12 mempengaruhi sistem saraf pusat (SSP), dan sistem
hematopoietik serta gastrointestinal, yang memiliki aktivitas mitosis yang
cepat, karena merupakan salah satu kofaktor penting dalam sintesis DNA.
Peningkatan kadar asam metilmalonat dan serum homosistein merupakan
penanda spesifik dari defisiensi vitamin B12, dan juga berhubungan dengan
mielinisasi yang buruk. Kadar homosistein yang meningkat mungkin terkait
dengan penyakit Alzheimer, penyakit kardiovaskular, dan stroke.
6. Tuan EH rajin mengonsumsi tempe dan olahan rumput lain, yang merupakan
bentuk fermentasi dari kedelai. Apakah mengonsumsi tempe tidak dapat
membantu memenuhi kebutuhan vitamin B12?
Jawaban
Menurut AKG tahun 2019 menjelaskan bahwa kecukupan seseorang untuk
vitamin B 12 berdasarkan umur (umur Tuan EH 27 tahun) didapatkan
sebanyak 4 mcg per hari. Hal tersebut membuktikan bahwa kecukupan dari
protein nabati berupa tempe tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin
B 12 pada Tuan EH.

7. Tuan EH sudah menjalani diet vegan sudah cukup lama, kenapa tanda-tana
defisiensi baru terlihat setelah 3 tahun?
Jawaban
Seorang vegetarian mengalami defisiensi vitamin B 12 sangat lambat dan
dalam jangka waktu yang lama atau bertahun-tahun. Tuan EH sudah
menjalani diet selama 3 tahun dan mengonsumsi pangan nabati olahan berupa
tempe yang merupakan sumber vitamin B 12 namun dengan jumlah yang
sedikit. Selama mengonsumsi makanan vegetarian, kandungan sumber
vitamin B 12 hanya diperoleh dari olahan protein nabati dan dalam jumlah
sedikit sehingga setiap harinya kebutuhan vitamin B 12 tidak mampu
terpenuhi dan menunjukkan defisiensi vitamin B 12 setelah bertahun-tahun.

8. Ada beberapa bentuk senyawa vitamin B12, yaitu cyanocobalamin,


hydroxycobalamin, dan metilcobalamin. Jelaskan perbedaannya dan aplikasi
pengunannya!
Jawaban
Methylcobalamin merupakan jenis vitamin yang banyak digunakan untuk
terapi penyakit-penyakit neurologis, antara lain polineuropati, kelainan
medulla spinalis, dan gangguan kognitif. Pemahaman mengenai berbagai
aspek dari vitamin ini dibutuhkan untuk terapi yang efektif. Vitamin B12 atau
cobalamin mempunyai 4 analog, yaitu cyanocobalamin, methylcobalamin,
adenosylcobalamin, dan hydroxycobalamin. Di dalam sel, cyanocobalamin
dan hydroxycobalamin termasuk bentuk tidak aktif, sedangkan
methylcobalamin dan adenosylcobalamin merupakan bentuk aktif.
Methylcobalamin merupakan sejenis koenzim B12 endogen yang memegang
peranan penting dalam proses methylation. Sebagai koenzim methionine
synthase, berperan dalam proses sintesis methionine dari sel serta berperan
dalam sintesis nucleic acid dan protein. Methylcobalamin juga dapat
meningkatkan axonal transport dan regenerasi akson serta memulihkan
perlambatan transmisi sinaps dengan meningkatkan eksitabilitas saraf dan
memperbaiki berkurangnya neurotransmiter asetilkolin. Cyanocobalamin
adalah sebuah vitamin B12 yang yang dikemas dalam bentuk obat fungsinya
digunakan untuk mencegah kekurangan vitamin B12 pada manusi. .
Cyanocobalamin digunakan sebagai terapi pengobatan pada pasien anemi
pernisiosa dan makrositik. Hydroxycobalamin adalah vitamin yang
terkandungan dalam makanan dan digunakan sebagai suplemen untuk
menangani kekurangan vitamin B12. hydroxycobalamin juga dikenal sebagai
racun sianida dan terbentuk sebagai injeksi Vitamin B12 yang digunakan
sebagai terapi untuk mengatasi kekurangan vitamin B12 obat ini digunakan
pada saat keracunan sianida, atrofi optic leber, dan amblyopia beracun

9. Jelaskan bagaimana cara mengukur vitamin B12 seseorang.


Jawaban
Vitamin B12 adalah sebuah nutrisi yang tidak dapat untuk diproduksi sendiri
dalam tubuh seseorang dan harus diasup dari makanan. Pemeriksaan vitamin
B 12 adalah sebuah kegiatan dalam mengukur kadar vitamin B 12 dalam
darah untuk mendeteksi defisiensi vitamin B12 . Pemeriksaan kobalamin kan
direkomendasikan dokter apabila seseorang memiliki hasil pemeriksaan
hematologi rutin (complete blood count atau CBC) yang abnormal dengan
asupan darah yang menunjukkan sel darah merah lebih besar dari biasanya
(makrositosis) atau mengalami neutrofil abnormal (hipersegmentasi). Saat
seseorang mengalami gejala anemia seperti kelemahan, kelelahan, kulit pucat
dan atau neuropati seperti kesemutan dan sensasi gatal, mata berkedut,
kehilangan memori dan perubahan status mental. Pemeriksaan vitamin B 12
membutuhkan sampel berupa darah yang akan diambil dari pembuluh darah
vena di lengan.

10. Sebutkan faktor-faktor apa saja yang mampu memengaruhi kadar vitamin
B12 seseorang.
Jawaban
Faktor yang mempengaruhi seseorang mengalami kekurangan atau defisiensi
vitamin B12 (kobalamin) yaitu seorang yang menjalani diet vegetarian,
anemia pernisius, atrophic gastritis dan konsumsi alkohol berlebih. Seorang
yang menjalani diet vegetarian memiliki risiko dalam kekurangan vitamin B
12 . Dengan kata lain, kobalamin hanya ada dalam pangan hewani. Hal ini
dapat dilihat pada bayi yang diberi oleh ASI eksklusif oleh ibu yang
menjalani diet vegetarian mengalami gejala defisiensi vitamin B 12 pada
beberapa bulan pertama setelah dilahirkan. Oleh karena itu, vegetarian sangat
dianjurkan untuk mengonsumsi tempe dan pangan yang telah difortifikasi
vitamin B 12 ke dalam menu makanan sehari-hari. Faktor lainnya adalah
anemia pernisius yang merupakan gangguan penyerapan atau malabsorbsi
kobalamin yang terjadi selama proses pencernaan. Kemudian, faktor
selanjutnya yaitu atrophic gastiritis dimana semakin bertambah umur akan
terjadi penurunan kemampuan sel parietal untuk mensekresi asam
hidroklorik. Atrophic gastritis tidak mencegah penyerapan kembali vitamin
yang dikeluarkan empedu, oleh karena itu tidak menyebabkan keseimbangan
negatif sebagaimana terjadi pada penderita anemia pernisius. Namun, bila
terjadi dalam waktu yang lama, jumlah vitamin yang diabsorbsi dari makanan
berkurang akhirnya cadangan vitamin B12 akan habis, selanjutnya dapat
menyebabkan defisiensi vitamin B12. Faktor yang terakhir adalah konsumsi
alkohol berlebih yang dapat menghambat penyerapan kobalamin.

11. Jelaskan bagaimana vitamin B12 dicerna termasuk bagaimana faktor intrisnik
mengatur penyerapan vitamin B12 seseorang.
Jawaban
Dalam lambung kobalamin dibebaskan dari ikatannya dengan protein oleh
cairan lambung dan pepsin, kemudian segera diikat oleh protein – protein
(faktor R/rapid electropboretic mobility) dan lambung. vitamin B12 dilepas
dari faktor R di dalam duodenum yang bersuasana alkali, oleh enzim – enzim
protease pankreas terutama tripsin untuk segera diikat oleh faktor intrinsik
(IF).Kompleks vitamin B12 –IF ini kemudian diikat oleh reseptor khusus
pada membran mikrovili ileum usus halus dan diabsorpsi. Di dalam sel
mukosa usus halus vitamin B12 dilepas dan dipindahkan ke protein lain
(transkobalamin II atau TC – 2) untuk kemudian dibawa ke hati. Proses
absorpsi,dimulai dari konsumsi ke penampilan vitamin B12 dalam vena porta
memakan waktu 8−12 jam. Vitamin B12 yang terikat pada TC −2 kemudian
dibawa ke jaringan – jaringan tubuh oleh reseptor – reseptor khusu. Lebih
95% dari vitamin B12 didalam sel berada dalam keadaan terikat pada enzim
metionin sintetase yang ada dalam sitoplasma sel atau pada enzim
metilmalonil – KoA mutase yang terdapat dalam mitokondria sel. persediaan
vitamin B12 dalam tubuh adalah 2−3 mg dan sebanyak 1,2−1,3µg sehari
diekskresi melalui fases dan urin.Tubuh hemat dalam penggunaan vitamin
B12 .Vitamin B12 yang terdapat di dalam cairan empedu dan sekresi saluran
cerna lain disalurkan kembali melalui sirkulasi entero hepatik. Dengan
demikian, simpanan vitamin B12 dapat bertahan hingga sepuluh
tahun.Kekurangan konsumsi vitamin B12 baru menunjukkan tanda – tanda
setelah sepuluh tahun,asalkan persendian tubuh cukup dan kemampuan
absorpsi tidak terganggu.Bila absorpsi vitmanin B12 dalam saluran cerna
terganggu karena kekurangan faktor intrinsik,akibatnya baru terlihat setelah
empat hingga sepuluh tahun.

Referensi:
1. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;
2004. 215 p.
2. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;
2004. 213-214 p.
3. Saptyasih ARN, Widajanti L, Nugraheni SA. Hubungan asupan zat besi,
asam folat, vitamin B12 dan vitamin C dengan kadar hemoglobin siswa di
SMP Negeri 2 Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 2016 Okt;4(4):521-528
4. Nugroho MR, Sartika RA. Asupan Vitamin B12 Terhadap Anemia
Megaloblastik Pada Vegetarian di Vihara Meitriya Khirti Palembang. J
Keskom. 2018 Agu; 4 (1): 41-45
5. Salsabila DM. Defisiensi Vitamin B12 dan Gangguan Neurologis. J
Medika Hutama. 2020 Okt; 2 (1): 238-249
6. Suryamiharja A. Peranan Vitamin B12 Methylcobalamin Dalam
Neurologi. J Medicinus. 2016 Apr; 29 (1).
7. Sitoayu L. Hubungan Asupan Vitamin (B6, B12, ASAM FOLAT),
Olahraga, Dan Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Universitas Esa Unggul.
MGMI. 2019; 11(1): 73-82p
8. Aulawi T. Hubungan Konsumsi Daging merah dan Gaya Hidup Terhadap
Risiko Kanker Kolon. Kutubkhanah. 2013; 16(1): 37-45p
9. Nugroho M. R, Sartika R. A. D. Asupan Vitamin B 12 Terhadap Anemia
Megaloblastik pada Vegetarian di Vihara Meitriya Khirti Palembang.
Jurnal Kesehatan Komunitas. 2018; 4(2): 40-45p
10. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan
Gizi yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia [Internet]. Jakarta.
2019 [Diakses pada tanggal 25 Juli 2021].
11. Lubis Z. Vitamin B 12 : Metabolisme dan Fungsinya dalam Tubuh
[Internet]. Medan. 2010 [Diakses 22 Juli 2021].

BAB III
MINERAL MAKRO
Studi kasus
Seorang mahasiswa R berusia 19 tahun dibawa ke IGD rumah sakit karena lemas
setelah olahraga lari di siang hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan mahasiswa
tersebut lemas, bibir kering, kekuatan otot berkurang, mual, dan pisang. Saat
buang air kecil, urin berwarna kuning gelap dan diperoleh hasil tekanan darahnya
rendah (hipotensi). Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar natrium 125
mEq/L, kalium 2,9 mEq/L, dan klorida 103 mEq/K. Dokter mengatakan
mahasiswa R tersebut mengalami dehidrasi dan kekurangan elektrolit.

Kata Kunci:
1. Hipokalemia, hiperkalemia
2. Hiponatremia, hipernatremia
3. Hipotensi
4. Dehidrasi
5. Elektrolit
6. Cairan isotonik

Bahan Diskusi
1. Apakah perbedaan mineral makro dan mikro?
Jawaban
Perbedaan mineral makro dan mineral mikro adalah mineral makro adalah
mineral yang lebih banyak dibutuhkan oleh tubuh atau dibutuhkan tubuh
dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari sedangkan mineral mikro adalah
mineral yang hanya diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit atau hanya
sebesar kurang dari 15 mg.

2. Apa yang terjadi pada mahasiswa R pada kasus di atas? Mengapa dapat
terjadi keadaan tersebut?
Jawaban
Penyebab kasus pada mahasiswa R adalah kehilangan cairan yang tidak
diimbangi dengan kehilangan elektrolit dalam jumlah proposional, terutama
natrium dapat mengakibatkan dehidrasi (Triyana, 2012). Dehidrasi diartikan
sebagai kurangnya cairan di dalam tubuh karena jumlah yang keluar lebih
besar dari pada jumlah yang masuk. Jika tubuh kehilangan banyak cairan,
maka tubuh akan mengalami dehidrasi (Rismayanthi, 2012). Bahaya
dehidrasi diantaranya adalah penurunan kemampuan kognitif karena sulit
berkonsentrasi, risiko infeksi saluran kemih dan terbentuknya batu ginjal.
Konsumsi cairan dalam jumlah yang cukup dan tidak menahan air kemih
adalah cara yang paling efektif untuk mencegah infeksi saluran kemih, serta
menurunnya stamina dan produktivitas kerja melalui gangguan sakit kepala,
lesu, kejang hingga pingsan. Kehilangan cairan lebih dari 15% akan berakibat
fatal (Alim, 2012).

3. Bagaimana peran mineral natrium, kalium, dan klorida pada keadaan


tersebut?
Jawaban
Dehidrasi terjadi akibat kehilangan cairan yang tidak diimbangi dengan
kehilangan elektrolit dalam jumlah proporsional, terutama natrium.
Kehilangan cairan menyebabkan peningkatan kadar natrium, peningkatan
osmolalitas, serta dehidrasi intraseluler. Pada tahap dehidrasi ringan tubuh
sudah mengalami kekurangan cairan sebesar 1 sampai 2% dan mengalami
tanda-tanda dehidrasi seperti haus, lemah, lelah, sedikit gelisah, dan hilang
selera makan. Pada tahap dehidrasi sedang tubuh sudah mengalami
kekurangan cairan sebesar 3 sampai 4% dan mengalami tanda-tanda dehidrasi
seperti kulit kering, mulut dan tenggorokan kering, volume urin berkurang.
Pada tahap dehidrasi berat, tubuh sudah mengalamim kekurangan cairan 5
sampai 6% dan mengalami tanda-tanda dehidrasi seperti sulit berkonsentrasi,
sakit kepala, kegagalan pengaturan suhu tubuh serta peningkatan frekuensi
nafas. Kehilangan cairan > 6% dapat meningkatkan risiko gangguan
kesehatan, seperti dapat mengakibatkan otot kaku dan collapse, saat tubuh
kehilangan cairan sebesar 7% sampai dengan 10% dapat menurunkan volume
darah serta berakibat kegagalan fungsi ginjal saat tubuh kehilangan cairan
sebesar 11% (Gustam, 2012).
Keseimbangan cairan elektrolit dijaga dengan menyesuaikan jumlah asupan
kalium dari makanan dan jumlah kalium yang dibuang. Elektrolit sangat
penting dalam membantu sel untuk menghasilkan energi dan menjaga
stabilitas dinding sel, sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Kalium merupakan elektrolit yang terdapat di dalam tubuh manusia maupun
hewan yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan asam dan basa
(Nasution dan Darwin, 1998) serta berperan dalam transmisi saraf dan
kontraksi otot (Listiyaningsih dkk, 2014). Jumlah kalium dalam tubuh
merupakan cermin keseimbangan kalium yang masuk dan keluar. Pemasukan
kalium melalui saluran cerna tergantung dari jumlah dan jenis makanan
(Yaswir, 2012). Fungsi kalium menurut Kartasapoetra (2005) adalah sebagai
berikut: (1) Merupakan unsur anorganik yang penting di dalam cairan
intraseluler. (2) Penting dalam transmisi implusimplus saraf. (3) Penting
untuk kontraksi otot. (4) Penting untuk pertumbuhan. Sumber utama kalium
adalah makanan mentah atau segar, terutama buah, sayuran, dan kacang-
kacangan (Almatsier, 2009).

4. Bagaimanakah metabolisme mineral kalium, natrium, dan klorida?


Jawaban
Natrium diabsorpsi diusus halus. Natrium yang diabsorpsi dibawa oleh aliran
darah ke ginjal. Disitu natrium disaring dan dikembalikan ke aliran darah
dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah.
Kelebihan natrium yang jumlahnya mencapai 90-99% dari yang dikonsumsi,
dikeluarkan melalui urin. Pengeluaran natrium diatur oleh hormon aldosteron,
yang dikeluarkan adrenal bila kadar natrium darah menurun. Aldosteron
merangsang ginjal untuk mengabsorpsi kembali natrium.
Kalium diabsorpsi dengan mudah diusus halus. Sebanyak 80-90% kalium
yang dimakan diekskresi melalui urin, selebihnya dikeluarkan melalui feses
dan sedikit melalui keringat dan cairan lambung. Taraf kalium normal darah
dipelihara oleh ginjal melalui kemampuannya menyaring, mengabsorpsi
kembali dan mengeluarkan kalium dibawah pengaruh aldosteron. Kalium
dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui
mekanisme pertukaran didalam tubula ginjal.
Klorida hampir seluruhnya diabsorpsi di dalam usus halus dan diekskresi
melalui urin dan keringat. Kehilangan klorida mengikuti kehilangan natrium.
Kebanyakan dihalangi oleh aldosteron yang secara langsung berpengaruh
terhadap kelenjar keringat.
5. Bahan makanan apa saja yang merupakan sumber mineral natrium, kalium,
dan klorida?
Jawaban
Sumber natruim adalah garam dapur, mono sodium glutamat (MSG), kecap,
dan makanan yang diawetkan dengan garam dapur. Sumber kalium terdapat
didalam makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sumber
utama adalah makanan mentah/segar, terutama buah, sayuran, dan kacang-
kacangan. Klorida terdapat bersamaan dengan natrium di dalam garam dapur.
Sebagian besar klorida diperoleh dari makanan olahan yang diberi garam
dapur. Beberapa sayuran dan buah-buahan merupakan sumber klorida.

6. Bagaimana saran yang tepat untuk mahasiswa tersebut?


Jawaban
Saran yang tepat untuk mahasiswa berdasarkan kasus diatas adalah
mahasiswa tersebut harus memperbaiki asupan gizinya khususnya natrium,
kalium, dan klorida sehingga pada saat melakukan aktivitas fisik khususnya
berolahraga yang mengeluarkan cairan yang banyak mahasiswa tersebut tidak
mengalami dehidrasi secara berlebihan.

7. Saat ini banyak beredar di pasaran minuman isotonik. Apa tanggapan Anda
mengenai hal tersebut? Perlukah mengonsumsi minuman tersebut?
Jawaban
Menurut saya, minuman isotonik yang beredar dipasaran dapat memberikan
manfaat untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang pada saat
beraktivitas khususnya berolahraga. Namun sebaiknya tidak dikonsumsi
secara berlebihan.

8. Carilah dan jelaskan 1 penelitian tentang dehidrasi dan minuman isotonik.


Jawaban
Cairan isotonik dapat membantu menggantikan cairan dan elektrolit yang
hilang. Cairan isotonik dengan cepat meresap ke dalam tubuh karena
osmolaritas yang baik dan terdiri dari elektrolit – elektrolit untuk membantu
menggantikan cairan tubuh. Komposisi elektrolit yang mirip dengan cairan
tubuh memudahkan penyerapan, dan segera menggantikan air dan elektrolit
yang hilang dari dalam tubuh setelah melakukan aktivitas fisik (Atmaja,
2009). Minuman isotonik sebagai pengganti ion tubuh yang ada di pasaran
memiliki komposisi air, gula, asam sitrat, natrium sitrat, natrium klorida,
kalium klorida, kalium laktat, magnesium karbonat dan perasa sitrus.
Minuman isotonik sebenarnya ditujukan bagi para olahragawan. Hal ini
dimaksudkan agar cairan tubuh yang hilang akibat beraktivitas dapat segera
tergantikan oleh minuman tersebut. Bagaimanapun cairan tubuh itu sangat
penting karena kehilangan cairan 2% saja dapat mengakibatkan kegagalan
atau penurunan kinerja, bahkan jika angka kehilangan cairan tubuh mencapai
10% dapat menyebabkan circulatory collapse dan heat stroke.

Referensi:
1. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;
2004. 228 p.
2. Sari NA, Nindya TS. Hubungan asupan cairan, status gizi dengan status
hidrasi pada pekerja di bengkel divisi general engineering PT PAL
Indonesia. Media Gizi Indonesia. 2017 Jun;12(1):47–53
3. Maslicha LWS, Anang TW. Hubungan Asupan Kalium dan Natrium
dengan Dehidrasi pada Remaja di SMK Muhammadiyah 04 Boyolali.
PROFESI (Profesional Islam) Media Publikasi Penelitian. 2017;15(1):18-
26
4. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;
2004. 230-233 p.
5. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;
2004. 231-234 p.
6. Habibullah. Pengaruh pemberian minuman isotonik terhadap status hidrasi
cairan tubuh setelah melakukan jogging pada siswa SMA Plus Budi
Utomo Makassar. Program Studi Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Makassar. 2015.
BAB IV
MINERAL MIKRO
Bahan Diskusi
1. Apa permasalahan yang terjadi pada kasus di atas? Apa buktinya?
Jawaban
Berdasarkan permasalahan kasus di atas dengan melihat beberapa literatur
ditemukan beberapa hasil laporan dari dinas kesehatan setempat yaitu
diketahui bahwa prevalensi total goiter rate (TGR), anak sekolah adalah
sebesar 20%, prevalensi anak kretin sebesar 25%, dan median kadar yodium
urin sebesar 45 mcg/L. Ahli gizi tersebut kemudian melakukan pengukuran
kadar yodium dalam garam dan diketahui bahwa rata-rata garam pada daerah
tersebut memiliki kadar yodium 20 ppm. Di karenakan kondisi lingkungan
tempat tinggal masyarakat di daerah pegunungan memiliki beberapa masalah
kesehatan berupa kekurangan yodium yang diakibatkan oleh kandungan
yodium dalam bahan makanan di daerah pantai dan dataran rendah lebih
tinggi jika dibandingkan dengan kandungan yodium dalam bahan makanan di
daerah dataran tinggi. Hal ini bisa langsung dipahami bahwa bahan makanan
di daerah dataran rendah dan pantai yang dekat dengan laut merupakan
sumber yodium.

2. Jelaskan metabolisme yodium dalam tubuh!


Jawaban
Iodium diabsorpsi saangat cepat oleh usus dan kelenjar tiroid digunakan
untuk memperoduksi horon thyroid. Aluran ekskresi utama iodiumdigunakan
unuk memproduksi hormon thyroid. Salurana ekskresi utama iodium adalah
melaluisaluran kencing (urin) dan cara ini merupakan indikator utama
pengukuran jumlah pemasukan dan status iodium. Tingkat ekskresi (status
iodium) yang rendah (25-20 μg I/g creatin) menunjukkan risiko
kekuranganiodium dan bahkan tingkatan yang lebih rendah menunjukkan
risiko yang lebioh berbahaya (Brody, 1999). Dalam saluran pencernaan
iodium dalam bahan makanan dkonversikan menjadi iodida yang mudah
diserap dan ikut bergabung deengan pool-iodida intra / ekstraseluler. Iodium
tersebut kemudian memasuki kelenjar tiroid duntuk dismpan. Setelah
mengalami peroksidasi akan melekat dengan residu tirosin dari tiroglobulin.
Strukttur cincin hidrofenil ari resdio tirosin adalah iodinate ortjo pada gugus
hidroksil dan berbentuk hormon dari kelenjar tiroid yang dapat dibebaskan
(T3 dan T4) (Linder, 1992). Iodium adalah suatu bagian integgral dari
hormon triiodothyronine tiroid (T3) dan Thyroxin (T4). Hormon tiroid
kebanyak menggunakan jika tidak semua efeknya melalui pengendalian
sintesis protein. Efek-efek tersebut adalah efek kalorigenik, kardiovaskular,
mettabolisme daan efek inhibitor pada pengeluaran thyrotropin oleh pituitary.

3. Indikator apa yang paling baik untuk menandakan status yodium dalam
tubuh? Berapa kadar normalnya?
Jawaban
Indikator yang baik digunakan dalam menandakan status yodium dalam tubuh
pada populasi yang dianjurkan oleh WHO adalah Ekskresi Iodium Urine
(EIU). Dalam metode ini merupakan indikator yang paling tepat digunakan
dalam melihat status yodium seseorang karena nilai yang didapatkan akan
merefleksikan asupan yodium seseorang. Hal ini disebabkan karena sebagian
besar yodium yang telah diserap atau diabsorbsi dalam tubuh akan
disekresikan melalui urine. Adapun kadar normal berdasarkan hasil UEI
adalah 100-199 µg/L.

4. Sebutkan bahan makanan yang tinggi yodium!


Jawaban
Bahan makanan dengan sumber iodium yang baik adalah bahan makanan
yang berasal dari laut seperti kerang, ikan, udang, dan rumput laut.
Sedangkan produk hewani dan nabati seperti susu, daging ayam, dan sayur-
sayuran memiliki kandungan iodium bervariasi tergantung kandungan iodium
dalam tanah. Tanaman yang tumbuh dalam tanah yang kaya iodium
menunjukkan kandungan iodium yang tinggi.
5. Sebutkan bahan makanan yang mampu menghambat penyerapan yodium!
Jawaban
Bahan makanan yang memiliki kandungan goitrogenik. Karena Goiterogenik
adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat iodium oleh kelenjar
gondok, sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar menjadi rendah. Selain
itu, zat goiterogenik dapat menghambat perubahan iodium dari bentuk
anorganik ke bentuk organik sehingga pembentukan hormon tiroksin yang
dapat terhambat dan mengganggu dalam proses pembentukan hormon tiroid
(penyerapan yodium), sehingga diperlukan untuk menghilangkan atau
levelnya dikurangi agar bahan makanan yang mengandung zat goitrogenik
aman untuk dapat dikonsumsi.

6. Berapa anjuran konsumsi yodium dari makanan?


Jawaban
Yodium ialah mineral mikro yang dibutuhkan sebanyak kurang lebih
0,00004% dari berat badan atau 15-23 mg.

7. Mengapa dinas kesehatan setempat tidak menyetujui penggunaan analaisis


TSH dan tiroglobulin pada populasi?
Jawaban
Karena pemeriksaan TSH tidak dapat menjelaskan penyebab tinggi atau
rendahnya kadar TSH. Oleh karena itu, bila ditemukan abnormalitas pada tes
TSH, maka beberapa tes tambahan harus dilakukan untuk mengetahui
penyebab gangguan tiroid. Pemeriksaan tiroglobulin biasanya dilakukan
untuk memantau efektivitas dari pengobatan kanker tiroid dan atau memantau
kondisinya semakin memberat atau tidak, sedangkan dikasusnya tidak
dikatakan anak SD tersebut sudah terkena kanker tiroid atau belum sehingga
Dinas Kesehatan setempat tidak menyetujuinya.

8. Apabila dinas kesehatan setempat meminta pendapat anda mengenai


perbedaan pendapat antara ahli gizi dan peneliti dari BP GAKY mengenai
suplementasi yodium, apa saran anda? Dukung dengan hasil penelitian
terkini!
Jawaban
Menurut WHO (World Health Organization) merekomendasikan untuk
mempertimbangkan pemberian suplementasi iodium dalam upaya
memenuhi kebutuhan seseorang terkhususnya untuk ibu hamil dengan dosis
250 µg per hari atau dosis tunggal 400 mg minyak beriodium setiap 12
bulan. Menurut American Thyroid Association (ATA) dan Neurobehavioral
Teralogy Society merekomendasikan semua wanita yang sedang hamil,
menyusui dan wanita yang mempunyai rencana menikah untuk dapat
mengonsumsi suplemen iodium sebanyak 150 µg per hari. Bukti ilmiah
membuktikan wanita hamil yang mendapat suplementasi iodium
mempunyai parameter fungsi tiroid, EIU dan volume kelenjar tiroid yang
lebih baik dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak mendapatkan
sebuah suplementasi iodium. Dalam hal ini Saran yang saya berikan yaitu
dapat melakukan pemberian suplementasi iodium agar mengurangi angka
kejadian penyakit akibat kekurangan iodium.

9. Jelaskan peran pestisida dan pupuk pada sayuran goitrogenik.


Jawaban
Peran goitrogenik tiosianat adalah terlibat dalam transpor yodida anorganik
aktif pada kelenjar tiroid karena volume molekul dan muatannya sama.
GAKY tidak bisa sekedar masalah estetika karena pembesaran kelenjar
gondok yang terjadi akibat kekurangan yodium namun GAKY juga
menyebabkan terhambatnya perkembangan tingkat kecerdasan otak pada
janin dan anak, serta pengurangan IQ point pada orang dewasa, kecacatan
bahkan abortus. Senyawa penghambat penyerapan iodium adalah zat
goitrogenik non alami yang belum bisa diidentifikasi dalam sebuah
penelitian, seperti sulfat, nitrat dan thiourea yang merupakan sisa pupuk
urea dan pestisida yang bisa mengganggu proses biosintesis hormon dan
kelenjar tiroid (Susiana, 2011). Berdasarkan sebuah penelitian yang telah
dilakukan, banyak hal yang dapat mempengaruhi kandungan sianida pada
bahan makanan dan antara lain umur dan penggunaan pupuk. Tanaman yang
muda lebih banyak mengandung sianida daripada tanaman tua dan
penggunaan pupuk seperti pupuk nitrat dapat menaikkan kadar sianida
dalam tanaman. Sianida yang ada di dalam tanaman serta salah satu
goitrogenik hasil detoksifikasi dari sianida adalah tiosinat. Tiosinat akan
menghambat penyerapan iodium.

10. Menurut Anda, apa strategi yang tepat untuk mengatasi permasalahan gizi di
daerah tersebut? Dukung dengan literatur atau jurnal terbaru!
Jawaban
Menurut saya Strategi yang tepat dalam mengatasi permasalahan gizi
didaerah tersebut adalah dengan melakukan sosialisai. Kerana sosialisa sangat
penting dalam upaya untuk penanggulangan GAKY yang efektif.
Keberhasilan sosialisasi tergantung pada peran aktif penyuluh (pemerintah,
instansi terkait dan masyarakat) dan respon dari masyarakat itu sendiri
tentang arti penting konsumsi garam beryodium dan dampak yang timbulkan
dari penyakit akibat kekurangan yodium. Tujuan dari sosialisasi adalah
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang garam
beryodium. Penanggulangan GAKY harus dimulai dari dasar (akar masalah)
yaitu kurangnya persediaan dan peredaran garam konsumsi beryodium di
pasar karena kurangnya produksi dan distribusi oleh sentra garam rakyat,
industri kecil menegah maupun industri besar. Oleh karena itu, perlu adanya
peningkatan kualitas dan kuantitas produksi garam rakyat secara nasional
yang merupakan produsen utama garam beryodium. Umumnya sebagian
besar pegaraman di kelola oleh masyarakat disekitar sentra garam dengan
pengetahuan yang rendah dan teknik pegaraman yang sederhana, sehingga
produktivitas lahan, kualitas dan kuantitas garam produksi masih rendah.

Referensi:
1. Yanti N, Prameswari GN. Gambaran perilaku dan persepsi ibu rumah
tangga terhadap konsumsi garam beryodium di wilayah kerja Puskesmas
Toroh 1 Kabupaten Grobogan pada tahun 2014. Unnes Journal of Public
Health. 2015;4(2):100-107
2. Kusumawardani H. D, Musoddaq M. A, Puspitasari C. Kandungan
Iodium dalam Kelompok Bahan Makanan di Daerah Pegunungan dan
Pantai. MGMI. 2017; 8(2): 79-88p
3. Yuniastuti A. Nutrisi Mikromineral dan Kesehatan. Ed.1. Semarang:
Unnes Press, 2014. 65-67p
4. Andayani R. Hubungan antara Kadar Iodium dalam Urin (EIU) dengan
Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar Kelas V di Kecamatan Gunung
Wungkal Kabupaten Pati [Skripsi]. Semarang; Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, 2011.
5. Ningtyias F. W, Asdie A. H, Julia M, Prabandari Y. S. Makanan Mentah,
Goitrogenik dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan. 2015; 18(1): 105-110p
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan
Gizi yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia [Internet]. Jakarta.
2019 [Dikunjungi Pada Tanggal 18 Juli 2021].
7. Wibowo A, Samsudin M. Hubungan Kadar Tiroglobulin, TSH dan fT4
pada Anak Usia Sekolah di Tiga Kabupaten dengan Tingkat Endemisitas
Defisiensi-Iodium Berbeda. Penelitian Gizi dan Makanan. 2013; 36(1):
12-19p
8. Mulyantoro D. K. Perlukah Wanita Hamil Mendapat Suplementasi
Iodium. MGMI. 2017; 8(2): 137-150p
9. Ningtyias F. W, Asdie A. H, Julia M, Prabandari Y. S. Makanan Mentah,
Goitrogenik dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan. 2015; 18(1): 105-110p
10. Susiana S. L. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Ekskresi Iodium
Urin (EIU) pada Anak Sekolah Dasar di SDN 1 Sumberejo Kecamatan
Randublatung Kabupaten Blora [Skripsi]. Semarang; Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro, 2011.
11. Sudarto. Penanggulangan GAKY Melalui Peningkatan Kualitas Produksi
dan Distribusi Garam Beryodium. 2012 Sep; XIII (2): 30-41.

BAB V
INTERAKSI ZAT GIZI
Studi Kasus
Saat ini Anak M berusia 5 tahun mengalami diare kronis karena infeksi. Selama
masa perawatan, An. M diberikan obat berupa antibiotik dan suplementasi zink
dosis tinggi 20 mg per hari, serta elektrolit. An M secara rutin diperiksa oleh
laboratorium. Berdasarkan hasi lab, An M mengalami anemia yang ditunjukkan
dengan kadar Hemoglobin (Hb) 9 g/dL, MCV 70 fL, MCH 25 pg/dL, MCHC 25
g/dL. Asupan An M kurang, ditunjukkan dari makanan rumah sakit yang selalu
tersisa (tidak dihabiskan), terutama lauk hewani. Setelah didiagnosa An M
mengalami anemia, ia diberikan suplementasi zat besi.

Kata Kunci :
1. Elektrolit
2. MCV
3. MCH
4. MCHC

Bahan Diskusi
1. Apakah jenis anemia yang diderita oleh An M? Jelaskan!
Jawaban :
Jenis anemia yang di derita oleh An M yaitu Anemia defisiensi besi. Anemia
Defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam
darah, artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang karena
terganggunya pembentukan sel-sel darah merah akibat kurangnya kadar zat
besi dalam darah.

2. Identifikasi hal yang menyebabkan anemia pada kasus di atas!


Jawaban :
Karena rendahnya kadar hemoglobin sehingga terjadinya kekurangan zat besi
akibat kurang mengkonsumsi makanan lauk hewani.

3. Jelaskan kebutuhan normal zink dan zat besi pada anak usia tersebut!
Jawaban :
Normal zink pada anak usia 4-8 tahun membutuhkan sekitar 5 mg per hari
dan normal zat besi pada anak usia 4-6 tahun membutuhkan 10 mg.

4. Jelaskan fungsi pemberian zink pada kasus di atas! Bagaimana pengaruhnya


terhadap anemia yang diderita oleh pasien?
Jawaban :
Zink merupakan mikronutrein esensial untuk pertumbuhan dan
perkembangan tubuh serta sistem imun manusia. Defisiensi mikronutrien
tersebut menyebabkan penurunan sistem imun, gangguan perkembangan
psikomotor, penurunan nafsu makan yang dapat menyebabkan kekurangan
asupan energi dan menurunkan kemampuan kerja. Zink juga berfungsi di
dalam sintesis beberapa hormon seperti insulin dan glukagon, serta berperan
dalam metabolisme karbohidrat, keseimbangan asam basa dan metabolisme
vitamin A, sintesis asam nukleat (RNA, DNA) polimerase dan sintesis
protein. Penelitian yang dilakukan Adriana dkk mengatakan bahwa anemia
karena kekurangan zat besi dapat menyebabkan pertumbuhan yang buruk
pada manusia dan hewan. Hal ini dapat menyebabkan penurunan nafsu makan
yang buruk. Pada manusia, penurunan berat badan dapat menurunkan
konsentrasi plasma leptinBerikan rekomendasi agar pasien dapat
mengonsumsi suplementasi zink dan zat besi agar penyerapan kedua zat gizi
tersebut optimal!

5. Berikan rekomendasi agar pasien dapat mengonsumsi suplementasi zink dan


zat besi agar penyerapan kedua zat gizi tersebut optimal!
Jawaban :
Pemberian sulpemen seng dan zat besi dapat direkomendasikan kepada orang
tua balita untuk dilanjutkan dengan jangka waktu pemberian durasi lebih dari
6 bulan sebagai bentuk upaya memperbaiki asupan zat gizi balita dan status
gizi balita.

6. Berikan sumber makanan untuk membantu menurunkan anemia pada pasien


diatas!
Jawaban :
Konsumsi Protein merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh tubuh
terutama untuk membangun sel dan jaringan, memelihara dan
mempertahankan daya tahan tubuh, membantu enzim, hormon, dan berbagai
bahan biokimia lain. Dengan demikian, kekurangan asupan protein akan
sangat mempengaruhi berbagai kondisi tubuh yang diperlukan untuk tetap
bertahan sehat. Protein berhubungan dengan anemia karena hemoglobin yang
diukur untuk menentukan status anemia seseorang merupakan pigmen darah
yang berwarna merah berfungsi sebagai pengangkut oksigen dan
karbondioksida adalah ikatan protein. Sumber protein hewani yang bersumber
dari daging sapi, kambing, ayam, hati, dan ikan berperan meningkatkan
penyerapan zat besi di dalam usus, sebaliknya protein nabati seperti kacang-
kacangan dapat menghambat penyerapan zat besi terutama jika protein
tersebut digunakan sebagai pengganti daging. Vitamin B12 dikenal sebagai
penjaga nafsu makan dan mencegah terjadinya anemia (kurang darah) dengan
membentuk sel darah merah. Karena peranannya dalam pembentukan sel,
defisiensi vitamin B12 bisa mengganggu pembentukan sel darah merah,
sehingga menimbulkan berkurangnya jumlah sel darah merah akibatnya
terjadi anemia.

7. Jelaskan fungsi zink secara umum!


Jawaban :
Zn memegang peranan penting terutama dalam proses fisiologis dan
metabolisme ternak. Zn juga berfungsi di dalam sintesis beberapa hormon
seperti insulin dan glukagon, serta berperan dalam metabolisme karbohidrat,
keseimbangan asam basa dan metabolisme vitamin A (LINDER, 1992),
sintesis asam nukleat (RNA, DNA) polimerase dan sintesis protein
(LIEBERMAN dan BRUNING, 1990). Zn dibutuhkan oleh kerja enzim dan
Zn dikenal sebagai katalisator beberapa enzim. Lebih dari 300 enzim
memerlukan Zn seperti enzim dehidrogenase, superoksida dismutase, alkalin
fosfatase, aminopeptidase, karboksipeptidase dan collagenase
(UNDERWOOD, 2001). Zn juga berperan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel, perkembangan seksual, produksi sperma yang sehat,
pembentukan embrio, berperan selama kehamilan dan mengaktifkan hormon
pertumbuhan. Selain itu, Zn juga penting dalam pengecapan, serta nafsu
makan. Zn merupakan komponen penting pada struktur dan fungsi membran
sel. Zn berfungsi sebagai antioksidan, dan melindungi tubuh dari serangan
lipid peroksidase (LIEBERMAN dan BRUNING, 1990). Mineral ini mampu
menghambat terjadinya apoptosis yaitu kematian sel yang terprogram yang
diatur oleh gen.

8. Cari hasil penelitian tentang interaksi zink dan zat besi!


Jawaban :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi zat besi anorganik dalam
takaran yang tinggi akan mengganggu penyerapan zat seng. Beberapa hasil
penelitian suplementasi menggunakan dua zat gizi mikro ini dengan
perbandingan antara zat besi dengan zat seng lebih dari 2:1, maka transferin
yang tersedia untuk zat seng berkurang sehingga menghambat penyerapan zat
seng.6,11 Sebaliknya, dampak penyerapan zat besi dengan perbandingan
kadar zat seng yang lebih besar daripada kadar zat besi belum banyak
dilaporkan, namun perbandingan kadar zat seng dengan zat besi di dalam air
susu ibu (ASI) mencapai 4:1. penyerapan zat seng terganggu oleh zat besi bila
diminum dengan media larutan karena keduanya berkompetisi pada jalur
penyerapan yang sama, namun keadaan ini tidak terjadi bila dikonsumsi
bersama dengan makanan, karena zat seng akan diserap melalui jalur
alternatif lain dengan bantuan ligan yang terbentuk selama pencernaan
protein.

Referensi :
1. Masrizal. Anemia Defesiensi Besi. J Kesehatan Masyarakat. 2007 Sep; 2 (1):
140-145.
2. Maharani DG, Candra A. Pengaruh Suplementasi Seng dan Zat Besi
Terhadap Tingkat kecukupan energy Balita Usia 3-5 tahun Di Kota
Semarang. J Of Nutrition College. 2017; 6 (4): 293-300.
3. Syatriani S, Aryani A. Konsumsi Makanan dan Kejadian Anemia Pada Siswi
Salah Satu SMP di Kota Makassar. J Kesehatan Masyarakat Nasional. 2010
Jun; 4 (6).
4. Widhyari SD. Peran dan Dampak Defisiensi Zinc (Zn) Terhadap Sistem
Tanggap Kebal. J Wartazoa. 2012; 22 (3).
5. Ridwan E. Kajian Interaksi Zat Besi dengan Zat Gizi Nikro Lain Dalam
Suplementasi. J Panel Gizi Makan. 2012; 35 (1): 49-54.

Anda mungkin juga menyukai