Anda di halaman 1dari 28

Nama : Putri kadjim

Nim : 201904055

Kelas : R4A

Mata kuliah : Metabolisme

BAB I

1. Sebutkan tiga fungsi umum vitamin dan jelaskan !


Vitamin merupakan nutrient organic yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk
berbagai fungsi biokimiawi danyang umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga
harus dipasok dari makanan. Vitamin terbagi menjadi dua yaitu vitamin larut lemak
dan vitamin larut dalam air. Vitamin larut dalam air yaitu vitamin B kompleks dan
vitamin C, sedangkan vitamin larut lemak yaitu vitamin A,D,E dan K. Fungsi utama
dari vitamin yaitu sebagai pertumbuhan perkembangan dan sebagai pengatur
metabolisme.
Jurnal : http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/sainsmedika/article/download/391/329

2. Jelaskan fungsi utama vitamin A bagi manusia!


Vitamin A berperan dalam berbagai fungsi faali tubuh, yaitu :
 Penglihatan, vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya
remang
 Diferensiasi sel, terjadi bila sel-sel tubuh mengalami perubahan dalam sifat atau
fungsi semulanya. Perubahan sifat dan fungsi sel ini adalah salah satu
karakteristik dari kekurangan vitamin A yang terjadi pada tiap tahap
perkembangan tubuh, seperti tahap pembentukan sperma dan sel telur,
pembuahan, pembentukan struktur dan organ tubuh, pertumbuhan dan
perkembangan janin, masa bayi, anak-anak, dewasa dan masa tua. Vitamin A
dalam bentuk asam retinoat diduga memegang peranan aktif dalam kegiatan inti
sel yaitu dalam pengaturan factor penentu keturunan/gen yang berpengaruh
terhadap sintesis protein.
 Kekebalan, Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada
manusia dimana mekanismenya belum diketahui secara pasti. Retinol
tampaknya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B
(leukosit yang berperan dalam proses kekebalan humoral. Kekurangan vitamin
A menurunkan respon antibodi yang bergantung sel-T (limfosit yang berperan
pada kekebalan selular).
 Pertumbuhan dan perkembangan, Vitamin A berpengaruh terhadap sintesis
protein, yaitu terhadap pertumbuhan sel. Vitamin A dibutuhkan untuk
perkembangan tulang dan sel epitel yang membentuk email dalam pertumbuhan
gigi. Pada kekurangan vitamin A, pertumbuhan tulang terhambat dan bentuk
tulang tidak normal. Pada anakanak yang kekurangan vitamin A, terjadi
kegagalan dalam pertumbuhan. VitaminA dalam hal ini berperan sebagai asam
retinoat.
 Reproduksi, Vitamin A dalam bentuk retinol dan retinal berperan dalam
reproduksi pada tikus, yaitu pembentukan sperma dan sel telur serta
perkembangan janin dalam kandungan.
 Pencegahan kanker dan penyakit jantung, Kemampuan retinoid mempengaruhi
perkembangan sel epitel dan kemampuan meningkatkan aktivitas system
kekebalan diduga berpengaruh dalam pencegahan kanker, terutama kanker kulit,
tenggorokan, paru-paru, payudara dan kantung kemih. Di samping itu beta
karoten yang bersama vitamin E dan C berperan sebagai antioksidan diduga
dapat mencegah kanker paru-paru
Jurnal : http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/15/14

3. Sebutkan bentuk vitamin A dan darimana saja sumbernya!


Vitamin A adalah suatu Kristal alcohol berwarna kuning dan larut dalam lemak atau
pelarut lemak. Dalam makanan vitamin A biasanya terdapat dalam bntuk ester retinil,
yaitu terikat pada asam emak rantai panjang. Dalam tubuh, vitamin A berfungsi dalam
beberapa bentuk ikatan kimia aktif, yaitu retinol (alcohol) , retinaldehid (aldehida) ,
dan asam retinoat (bentuk asam). Retinol 95% terdapat dalam darah, asam retinoat
berperan dalam transkripsi gen mempromosikan diferensiasi sel konjungtiva.
Jurnal : https://core.ac.uk/download/pdf/297839926.pdf
Sumber vitamin A, vitamin A terdapat didalam pangan hewani, sedangkan karoten
terutama didalam pangan nabati. Sumber vitamin A adalah hati, kunign telur, susu, dan
mentega. Sumber karoten adalah sayuran berwarna hijau tua serta sayuran dan bauh-
buahan yang berwarna kuning jingga, seperti daun singkong, daun kacang, kangkung,
bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, papaya, mangga, nangka
masak dan jeruk. Minya kelapa sawit yang berwarna merah kaya akan karoten.
Referensi : Almetsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
4. Jelaskan proses absorbsi dan ekskresi vitamin A!
Pencernaan dan absorpsi karoten dan retinoid membutuhkan empedu dan enzim
pankreas seperti halnya lemak. Vitamin A yang di dalam makanan sebagian besar
terdapat dalam bentuk ester retinil, bersama karotenoid bercampur dengan lipida lain di
dalam lambung. Di dalam sel-sel mukosa usus halus, ester retinil dihidrolisis oleh
enzim-enzim pancreas esterase menjadi retinol yang lebih efisien diabsorpsi dari pada
ester retinil. Sebagian dari karotenoid, terutama beta-karoten di dalam sitoplasma sel
mukosa usus halus dipecah menjadi retinol.
Retinol di dalam mukosa usus halus bereaksi dengan asam lemak dan membentuk
ester dan dengan bantuan cairan empedu menyeberangi sel-sel vili dinding usus halus
untuk kemudian diangkut oleh kilomikron melalui sistem limfe ke dalam aliran darah
menuju hati. Dengan konsumsi lemak yang cukup, sekitar 80-90% ester retinil dan
hanya 40-60% karotenoid yang diabsorpsi.
Hati berperan sebagai tempat menyimpan vitamin A utama di dalam tubuh. Dalam
keadaan normal, cadangan vitamin A dalam hati dapat bertahan hingga enam bulan.
Bila tubuh mengalami kekurangan konsumsi vitamin A, asam retinoat diabsorpsi tanpa
perubahan. Asam retinoat merupakan sebagian kecil vitamin A dalam darah yang aktif
dalam deferensiasi sel dan pertumbuhan. Bila tubuh memerlukan, vitamin A dimobilasi
dari hati dalam bentuk retinol yang diangkut oleh Retinol Binding-Protein (RBP) yang
disintesis didalam hati. Pengambilan retinol oleh berbagai sel tubuh bergantung pada
reseptor pada permukaan membran yang spesifik untuk RBP. Retinol kemudian
diangkut melalui membran sel untuk kemudian diikatkan pada Cellular Retinol
Binding-Protein (CRBP) dan RBP kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata retinol
berfungsi sebagai retinal dan di dalam sel epitel sebagai asam retinoat.
Referensi : Almetsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
5. Jelaskan tentang tanda-tanda defisiensi vitamin A.
Gejala defisiensi Vitamin A akan nampak bila cadangan Vitamin A dalam
hati telah berkurang. Defesiensi protein dan Zn akan menghambat pelepasan
Vitamin A dari hati, sehingga dapat menimbulkan gejala-gejala seperti defisiensi
Vitamin A. Defisiensi Vitamin A dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya
konsumsi Vitamin A yang rendah, gangguan dalam proses penyerapan didalam usus
halus, gangguan dalam proses penyimpananan di hati, dan gangguan dalam proses
konversi provitamin A menjadi Vitamin A.
Jurnal :
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/doppler/article/download/162/135
6. Berapakah kebutuhan vitamin A berdasarkan kelompok populasi dewasa (laki-laki dan
perempuan), ibu hamil dan ibu menyusui?
Golongan umur AKG* (RE)
0-6 bulan 350
7-12 bulan 350
1-3 tahun 350
4-6 tahun 360
7-9 tahun 400
Pria
10-12 tahun 500
13-15 tahun 600
16-19 tahun 700
20-45 tahun 700
46-59 tahun 700
> 60 tahun 600
Golongan umur AKG* (RE)
10-12 tahun 500
13-15 tahun 500
16-19 tahun 500
20-50 tahun 500
46-59 tahun 500
> 60 tahun 500
Hamil + 200
Menyususi
+ 350
0-6 bulan
+ 300
7-12 bulan

7. Bagaimanakah asesmen status vitamin A yang tepat?


Kekurangan vitamin A (KVA) adalah salah satu masalah gizi yang mengganggu
kondisi kesehatan akibat kurangnya konsumsi makanan, , terutama makanan
sumber vitamin A. Kondisi ini menyebabkan peningkatan yang bermakna terhadap
morbiditas dan mortalitas pada anak-anak serta ibu hamil. Penentuan status vitamin
A penting untuk melihat kadar vitamin A di dalam tubuh seseorang.
Secara tradisional, pemeriksaan KVA di lapangan dilakukan berdasarkan ke-
mampuan penglihatan yang terjadi setelah mengalami KVA dalam waktu lama,
melalui tanda-tanda klinis dan gejala xeroftalmia. Pemeriksaan ini direkomendasikan

oleh International Vitamin A Consultative Group (IVACG) pada tahun 1976.2 Seiring
dengan perkembangan pengetahuan, status vitamin A seseorang dapat diketahui
lebih awal dengan pemeriksaan, histopatologis, biologis dan biokimia.
Secara biologis, fungsi dan histologi, status vitamin A dapat diperiksa melalui
tanda-tanda xeroftalmia, buta senja, conjunctival impression cytology (CIC) dan

penyesuaian di kamar gelap. Secara biokimia dilakukan pemeriksaan pada


darah atau serum.

Jurnal:
https://www.persagi.org/ejournal/index.php/Gizi_Indon/article/download/55/52
8. Jelaskan mengenai toksisitas akut dan kronis yang terjadi akibat konsumsi vitamin A
berlebihan!
Konsumsi vitamin A yang berlebihan dapat menyebabkan hipertaminosis, jika
dikonsumsi vitamin A antara 75.000-500.000 SI atau 40.000-55.000 RE setiap hari
dalam jangka waktu yang lama. Gejala kelebihan vitamin A pada orang dewasa adalah
sakit kepala, pusing, rambut rontok, kulit kering, tidak selera makan, dan sakit pada
tulang. Selain itu ada pula dampak dari kekurangan vitamin A pada bayi dan balita,
seperti pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak baik, mudah terkena campak,
diare, serta kelainan dan kebutaan.
Jurnal: http://poltekkesdenpasar.ac.id/files/JSH/V10N2/Aris%20Prasetya
%20Utami1,%20I%20Wayan%20Juniarsana2%20JSH%20V10N2.pdf
9. Carilah referensi yang dapat menjelaskan hubungan antara vitamin A dan osteoporosis!
Vitamin A berperan penting dalam proses remodeling tulang sebab vitamin A (asam
retinoat) merupakan reseptor dari osteoblas dan osteoklas. Kekurangan vitamin A
dapat menyebabkan terjadinya perubahan bentuk tulang, namun kelebihan asupan
vitamin A (retinol) atau tingginya retinol serum dihubungkan dengan BMD yang
rendah dan peningkatan risiko patah tulang (12). Asupan vitamin A yang sesuai dengan
angka kecukupan gizi (AKG) yaitu sebesar 500 µg RE dapat menjaga dan
memelihara puncak kepadatan tulang.
Asupan vitamin A yang berlebihan juga tidak baik karena berhubungan dengan
penurunan BMD dan peningkatan risiko patah tulang paha (13). Hasil penelitian di
Denmark yang menggunakan analisis cross-sectional dan longitudinal juga
menunjukkan bahwa asupan vitamin A yang tinggi yaitu lebih dari 1500 µg RE
dihubungkan dengan peningkatan risiko patah tulang sebanyak 2 kali lipat.
Jurnal : https://jurnal.ugm.ac.id/jgki/article/download/17752/11522
BAB II

1. Jelaskan fungsi vitamin B12.


Vitamin B12 adalah vitamin yang larut dalam air yang penting untuk sintesis
DNA,eritropoiesis, pemeliharaan sistem saraf, dan metabolism protein, lemak,
karbohidrat. Vitamin B12 sangat penting untuk perkembangan otak, mielinisasi saraf,
dan sebagai fungsi kognitif.
Jurnal : https://jurnalmedikahutama.com/index.php/JMH/article/download/71/37/

2. Jelaskan metabolisme dan penyerapan vitamin B12


Dalam keadaan normal sebanyak kurang dari 70% vitamin B12 yang dikonsumsi
dapat diabsorbsi. Dalam lambung kobalamin dibebaskan dari ikatanya dengan protein
oleh cairan lambung dan pepsin, kemudian segera diikat oleh protein-protei khusus
(factor R/rapid elecropboretic mobility) dalam lambung. Vitamin B12 dilepas dari
factor R didalam duodenum yang bersuasan alkali, oleh enzim-enzim protease
pankreasterutam tripsin untuk segera diikat oleh factor intrinsic (IF). Kompleks
vitamin B12 IF ini kemudia diikat oleh reseptor khusus pada membrane mikrovili
ileum usus halus dan diabsopsi. Didalam sel mukosa usus halus vitamin B12 dilepas
dan dipindahkan ke protein lain (transkobalamin II atau TC-2) untuk kemudian dibawa
ke hati. Proses absorpsi dimulai dari konsumsi ke penampilan vitamin B12 dalam vena
porta memakan waktu 8-12 jam. Vitamin B12 yang terikat pada TC-2 kemudian
dibawa ke jaringan-jaringan tubuh oleh reseptor khusus. Lebih dari 95% dari vitamin
B12 didalam sel berada dalam keadaan terikat pada enzim metionin sentitase yang ada
dalam sitoplasma sel atau pada enzim metil malonil KoA mutase yang terdapat dalam
mitokondria sel. Persediaan vitamin B12 dalam tubuh adalah 2-3 mg dan sebanyak 1,2-
1,3 Ug sehari di ekskresi melalui feses dan urin. Vitamin B12 yang terdapat didalam
cairan empedu dan sekresi saluran cerna lain disalurkan kembali melalui sirkulasi
enterohepatic. Dengan demikian, simpanan vitamin B12 dapat bertahan hingga 10
tahun. Kekurangan konsumsi vitamin B12 baru menunjukan tanda-tanda setelah 10
tahun, asalkan persediaan tubuh cukup dan kemampuan absorpsi tidak terganggu. Bila
absopsi vitamin B12 terganggu karena kekuranan factor intrinsic, akibatnya baru
terlihat setelah 4 hingga 10 tahun.
Referensi Buku: Almetsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Jurnal : https://jurnalmedikahutama.com/index.php/JMH/article/download/71/37/
3. Jelaskan hubungan antara defisiensi vitamin B12 dan anemia yang dialami oleh tuan
EH.
Vitamin B12 berperan dalam fungsi kognitif karena defisiensi asam folat, B6, dan
Vitamin B12 juga dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah otak dan
menyebabkan gangguan fungsi kognitif. Vitamin B12 diperlukan untuk mengubah
asam folat dalam bentuk aktif. Salah satu gejala kekurang vitamin B12 adalah anemia
karena defisiensi asam folat.
Diketahui pula tuan EH telah dinyatakan dokter mengalami anemia mikrositik. Jika
dikaitkan penyakit tuan EH berpengaruh terhadap kurangnya asupan vitamin B12.
Kekurangan folat dan vitamin B12 dapat menyebabkan anemia makrositik. Hal
tersebut dapat terjadi karena terhambatnya poliferasi sel progenitor eritroit. Adanya
makrositosis menyebabkan berkurangnya masa hidup sel darah merah yang berperan
dalam terjadinya anemia. Menurut analisis hasil recall 24-hours, kecukupan kebutuhan
vitamin B12 yang belum memenuhi disebabkan oleh sebagian orang yang jarang
mengonsumsi daging-dagingan, ikan, kerang-kerangan dimana bahan makanan
tersebut merupakan sumber vitamin B12.
Jurnal : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/download/27501/24062
4. Jelaskan mengapa Tuan EH yang tidak mengonsumsi makanan hewani dan
kecenderungannya kekurangan vitamin B12.
Berdasarkan pernyataan di atas tuah EH yang tidak mengkonsumsi hewani
dikarenakan beliau menerapkan diet vegan untuk gaya hidupnya sehari-hari. Telah
diketahui diet vegan merupakan diet yang tidak mengkonsumsi daging, dan produk
olahannya seperti susu, telur, dan keju. Namun disamping itu tuah EH mengganti
proteinnya dengan mengkonsumsi produk olahan kedelai seperti tempe dan tahu.
Berdasarkan refernsi yang saya dapat dengan menerapkan program diet vegan dapat
memicu terjadinya kekurangan zat gizi lainya seperti protein, asam amino, asam lemak
omega 3, omega 6, vitamin D, vitamin B12, kalsium, seng, tembaga, dan besi. Diet
vegetarian beresiko tinggi terhadap kejadian kekurangan vitamin B12 yang sama sekali
tidak mengkonsumsi hewan maupun produk hewan turunannya. Seperti yang telah
diketahui bahwa tuan EH menerapkan diet vegan yang hanya mengkonsumsi protein
nabati, sementara sumber bahan makanan nabati yang mengandung vitamin B12
hanyalah tempe dan tahu, sehingga akan sulit untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12.
Jurnal : https://jurnal.ugm.ac.id/jgki/article/view/22921
5. Jelaskan gangguan kesehatan yang dialami seseorang saat kurang mengonsumsi
vitamin B12.
Kekurangan vitamin B12 jarang terjadi karena kekurangan dalam makanan, akan
tetapi sebagian besar sebagai akibat penyakit saluran cerna atau pada gangguan
absorpsi dan transportasi. Karena vitamin B12 di butuhkan untuk mengubah folat
menjadi bentuk aktif-nya, salah satu gelaja kekurangan vitamin B12 adalah anemia
yang disebabkan karena kekurangan folat. Anemia pernisiosa terjadi pada atrofi/lisut-
nya lambung yang menyebabkan berkurangnya sekresi factor intrinsic.
Kekurangan vitamin B12 menimbulkan dua jenis sindroma. Sindroma pertama yaitu
gangguan sintensis DNA yang menyebabkan gangguan perkembangbiakan sel-sel,
terutama sel-sel yang cepat membelah, Sel-sel membesar (megaloblastosis), terutama
precursor sel-sel darah merah dalam sumsum tulang, dan sel-sel penyerap dan
permukan usus. Megaloblastosis menyebabkan anemia megaloblastic, glositis, serta
gangguan saluran cerna berupa gangguan absorpsi dan rasa lemah.
Sindroma kedua berupa gangguan saraf yang menunjukkan degenerasi otak, saraf
mata, saraf tulang belakang dan saraf perifer. Tanda-tandanya adalag mati rasa,
semutan, kaki terasa panas, kaku dan rasa lemah pada kaki.
Referensi Buku: Almetsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
6. Tuan EH rajin mengonsumsi tempe dan olahan rumput lain, yang merupakan bentuk
fermentasi dari kedelai. Apakah mengonsumsi tempe tidak dapat membantu memenuhi
kebutuhan vitamin B12?
Berdasarkan referensi yang saya dapat sebelumnya olahan kedelai seperti tempe
belum mencukupi kebutuhan vitamin B12, namun untuk seseorang yang sedang
manjalankan program diet vegetarian tempe dapat membantu melengkapi kebutuhan
vitamin B12.
Vitamin B12 sangat diperlukan dalam pembentukan sel-sel darah merah, dimana
kekurangan ini mengakibatkan terjadinya anemia pernisiosa, dengan gejala: pucat,
sakit perut dan berat badan menurun. Dengan adanya vitamin B12 pada tempe, maka
para vegetarian tak perlu khawatir akan kekurangan vitamin B12 selama mereka
melibatkan tempe dalam menu hariannya.
Jurnal : http://ejournal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/an/article/download/192/148
7. Tuan EH sudah menjalani diet vegan sudah cukup lama, kenapa tanda-tanda defisiensi
baru terlihat setelah 3 tahun?
Persediaan vitamin B12 dalam tubuh adalah 2-3 mg dan sebanyak 1,2-1,3 Ug sehari di
ekskresi melalui feses dan urin. Vitamin B12 yang terdapat didalam cairan empedu dan
sekresi saluran cerna lain disalurkan kembali melalui sirkulasi enterohepatic. Dengan
demikian, simpanan vitamin B12 dapat bertahan hingga 10 tahun. Kekurangan
konsumsi vitamin B12 baru menunjukan tanda-tanda setelah 10 tahun, asalkan
persediaan tubuh cukup dan kemampuan absorpsi tidak terganggu. Bila absopsi
vitamin B12 terganggu karena kekuranan factor intrinsic, akibatnya baru terlihat
setelah 4 hingga 10 tahun.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa tanda-tanda defisiensi yang
terlihat setelah 3 tahun pada tuan EH, diakibatkan kuranganya persediaan vitamin B12
dalam tubuh.
8. Ada beberapa bentuk senyawa vitamin B12, yaitu cyanocobalamin, hydroxycobalamin,
dan metilcobalamin. Jelaskan perbedaannya dan aplikasi pengunannya!
 Cyanocobalamin disebut juga vitamin B12 merupakan senyawa berbentuk
kristal, berwarna merah, dan secara kimia merupakan vitamin yang paling
kompleks (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995).
http://ejournalunb.ac.id/index.php/JSN/article/download/32/31
 Hydroxocobalamin juga dikenal sebagai vitamin B12. Hydroxocobalamin
adalah vitamin yang ditemukan dalam makanan dan digunakan sebagai
suplemen makanan.sebagai suplemen makanan digunakan untuk mengobati
kekurangan vitamin B12 termasuk anemia pernisiosa. Kegunaan lain termasuk
pengobatan untuk keracunan sianida, atrofi optic leber, dan amblyopia toksik.
Dan hydrococobalimin diberikan melalui suntikan ke otot dan pembuluh darah.
https://www.semanticscholar.org/paper/Dietary-Supplement-Fact-Sheet-
Vitamin-B-12/0613cc41a65956d6949d043e39704bf77a684140
 Methylcobalamin merupakan jenis vitamin yang banyak digunakan untuk
terapi penyakit-penyakit neurologis, antara lain polineuropati, kelainan
medulla spinalis, dan gangguan kognitif. Pemahaman mengenai berbagai aspek
darimvitamin ini dibutuhkan untuk terapi yang efektif.
http://cme.medicinus.co/cme/pluginfile.php/106/course/summary/PeranVitB12.
pdf
9. Jelaskan bagaimana cara mengukur vitamin B12 seseorang.
Kekurangan vitamin B12 tidak terlalu umum karena tubuh manusia dapat menyimpan
vitamin B12 hingga lima tahun. Investigasi yang umum digunakan adalah kadar
vitamin B12 serum rendah atau sumsum tulang megaloblastik atau keduanya yang
merupakan dasar diagnosis defisiensi vitamin B12. Ada banyak perselisihan mengenai
kisaran normal vitamin B12 dan juga tentang beban defisiensi B12 pada populasi
umum. Penilaian homosistein dan asam metilmalonat adalah tambahan untuk
membantu dalam diagnosis defisiensi B12 tetapi perkiraan vitamin B12 serum tetap
digunakan dan metode standar untuk tujuan klinis.
Jurnal : https://jurnalmedikahutama.com/index.php/JMH/article/download/71/37/
10. Sebutkan faktor-faktor apa saja yang mampu memengaruhi kadar vitamin B12
seseorang.
faktor yang sangat berpengaruh terhadap kada vitamin B12 yaitu fator intrinsic (IF), di
ketahui, asal vitamin B12 adalah sintesis bakteri dalam rumen hewan ruminansia,
maka daging merupakan sumber yang baik. Setelah masuk ke dalam lambung, B12
terikat pada pengikat-R (protein) yang disekresikan oleh kelenjar ludah dan lambung.
Saat melewati usus kecil, enzim pankreas membelah B12 membentuk R-binder dan
diikat dengan faktor intrinsik (IF). IF disekresikan oleh sel parietal dan glikoprotein di
alam. B12 kemudian diangkut ke plasma dan diikat dengan transcobalamin secara
intraseluler. Penyerapannya sangat efisien di ileum distal (resirkulasi enterohepatik)
Hati adalah tempat penyimpanan terbesar, dan total kumpulan tubuh sekitar 2500 μg
pada orang dewasa normal.
Jurnal : https://jurnalmedikahutama.com/index.php/JMH/article/download/71/37/
11. Jelaskan bagaimana vitamin B12 dicerna termasuk bagaimana faktor intrisnik
mengatur penyerapan vitamin B12 seseorang.
Sistem pencernaan menyerap cobalamin dalam beberapa mekanisme yaitu protein
makanan yang terikat dengan B12 dilepaskan oleh aksi asam lambung dan pepsin
kemudian diambil oleh transcobalamin I (TCI) dan kemudian diangkut ke duodenum.
Tindakan alkalisasi yang dilakukan oleh cairan pankreas dengan enzimnya (tripsin,
kimotripsin dan elastase) memecah TCI dan membebaskan cobalamin yang bergabung
dengan faktor intrinsik (IF). Sintesis faktor ini dilakukan pada sel parietal di fundus
dan kardia lambung, melindungi cobalamin dan membawa cubilin di ileum. Akhirnya,
kompleks IF-cobalamin menunjukkan kecenderungan mengikat ke arah kubilin dan
kemudian mengambil enterosit oleh sistem mekanisme transpor pasif yang bergantung
pada kalsium.
Jurnal : https://jurnalmedikahutama.com/index.php/JMH/article/download/71/37/
Bab III
1. Apakah perbedaan mineral makro dan mikro?
Mineral memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik tingkat
sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Berdasarkan kebutuhan
mineral digolongkan menjadi 2 kelompok utama yaitu mineral makro dan mineral
mikro. Mineral makro adalah mineral yang menyusun hampir 1% dari total berat
badan manusia dan dibutuhkan dengan jumlah lebih dari 1000 mg/hari, sedangkan
mineral mikro merupakan mineral yang menyusun hampir 1% dari total berat badan
manusia dan mineral mikro merupakan mineral yang dibutuhkan dengan jumlah
kurang dari 100 mg/hari. Mineral yang termasuk di dalam kategori mineral makro
utama adalah kalsium (Ca), fosfor (P), magnesium (Mg), sulfur (S), kalium (K),
klorida (Cl), dan natrium (Na). sedangkan mineral mikro terdiri dari kromium (Cr),
tembaga (Cu), fluoride (F), yodium (I) , besi (Fe), mangan (Mn), silisium (Si) and seng
(Zn).
Jurnal : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id/index.php/satin/article/view/265/pdf
2. Apa yang terjadi pada mahasiswa R pada kasus di atas? Mengapa dapat terjadi
keadaan tersebut?
Seorang mahasiswa berusia 19 tahun dibawa ke IGD rumah sakit karena lemas
setelah melakukan olahraga pada siang hari. Terlihat keadaan mahasiswa R lemas,
dengan bibir yang kering, mual dan dalam keadaan pingsan. Pada saat membuang air
kecil, warna urin kunging gelap, dan di peroleh hasil pemeriksaan tekanan darahnya
rendah (hipotensi). Hasil pemeriksaam labolatorium didapatkan kadar natrium 125
mEq/L, kalium 2,9 mEq/L, dan klorida 103 mWq/K. dokter mengatakan mahasiswa R
tersebut mengalami dehidrasi dan kekurangan elktrolit.
Berdasarnya pernytaan diatas mahasiswa R mengalami dehidrasi dan kekurangan
elektolit di karenakan penurunan cairan dalam tubuh yang tidak diketahui saat
melakukan olahraga pada siang hari, aktivitas yang berat dapat mengurangu jumlah
asupan cairan dalam tubuh seseorang, akibatnya Kehilangan cairan yang tidak
diimbangi dengan kehilangan elektrolit dalam jumlah proposional, sehingga memicu
terjadinyadehidrasi.
Berdasarkan hasil laboratorium didapatkan kadar natrium 125 mEq/L, kalium 2,9
mEq/L, dan klorida 103 mWq/K. Dokter mengatakan mahasiswa R tersebut
mengalami dehidrasi dan kekurangan elktrolit. Jika natrium plasma dalam tubuh
seseorang terjadi penurunan lebih dari beberapa miliekuivalen dibawah normal (135-
145 mEq/L) dapat dikatakan sebagai hyponatremia dan hypernatremia. hyponatremia
dan hypernatremia berkaitan dengan hiperosmolalitas.
Bila kadar kalium kurang dari 3,5 mEq/L disebut sebagai hipokalemia dan kadar
kalium lebih dari 5,3 mEq/L disebut sebagai hiperkalemia. Hyperkalemia terjadi
karena keluarnya kalium dari intrasel ke ekstrasel dan berkurangnya ekskresi kalium
melalui ginjal.
Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel. Kandungan klorida
dalam makanan sama dengan natrium. Orang dewasa pada keadaan normal rerata
mengkonsumsi 50-200 mEq klorida per hari, dan ekskresi klorida bersama feses
sekitar 1-2 mEq perhari. Drainase lambung atau usus pada diare menyebabkan
ekskresi klorida mencapai 100 mEq perhari. Kadar klorida dalam keringat
bervariasi, rerata 40 mEq/L. Bila pengeluaran keringat berlebihan, kehilangan klorida
dapat mencapai 200 mEq per hari.

Hiperklorinemia terjadi jika pemasukan melebihi pengeluaran pada gangguan


mekanisme homeostasis dari klorida. Umumnya penyebab hiperklorinemia sama
dengan hipernatremia. Hiperklorinemia dapat dijumpai pada kasus dehidrasi, asidosis
tubular ginjal, gagal ginjal akut, asidosis metabolik yang disebabkan karena diare yang
lama dan kehilangan natrium bikarbonat, diabetes insipidus, hiperfungsi status
adrenokortikal dan penggunaan larutan salin yang berlebihan, alkalosis respiratorik.
Asidosis hiperklorinemia dapat menjadi petanda pada gangguan tubulus ginjal yang
luas.

Jurnal : https://e-journal.unair.ac.id/MGI/article/download/3633/4674
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/48/43
3. Bagaimana peran mineral natrium, kalium, dan klorida pada keadaan tersebut?
a. Peran Natrium :
Keringat adalah cairan hipotonik yang berisi natrium dan klorida. Kandungan
natrium pada cairan keringat orang normal rerata 50 mEq/L. Jumlah pengeluaran
keringat akan meningkat sebanding dengan lamanya periode terpapar pada
lingkungan yang panas, latihan fisik dan demam. Seseorang dikatakan
hiponatremia, bila konsentrasi natrium plasma dalam tubuhnya turun lebih dari
beberapa miliekuivalen dibawah nilai normal (135-145 mEq/L) dan hipernatremia
bila konsentrasi natrium plasma meningkat di atas normal. Hiponatremia biasanya
berkaitan dengan hipoosmolalitas dan hypernatremia berkaitan dengan
hiperosmolalitas.
b. Peran kalium
Sekitar 98% jumlah kalium dalam tubuh berada didalam cairan intrasel. Konsntrasi
kalium intrasel sekitar 145 mEq/L dan konsentrasi kalium ekstrasel 4-5 mEq/L
(sekitar 2%). Jumlah konsentrasi kalium pada orng dewasa sekitar 50-60/ Kg berat
badan (3000-4000 mEq). Jumlah kalium dalam tubuh merupakan cermin
keseimbangan kalium yang masuk dan keluar. Pemasukan kalium melalui saluran
cerna tergantung dari jumlah dan jenis makanan. Orang dewasa pada keadaan
normal mengkonsumsi 60-100 mEq kalium perhari (hampir sama dengan konsumsi
natrium). Kalium difiltrasi di glomerulus, sebagian besar (70-80%) direabsorpsi
secara aktif maupun pasif ditubulus proksimal dan direabsorpsi bersama dengan
natrium dan klorida di lengkung henle. Kalium dikeluarkan dari tubuh melalui
traktus gastrointestinal kurang dari 5%, kulit dan urine mencapai 90%.
Bila kadar kalium kurang dari 3,5 mEq/L disebut sebagai hipokalemia dan
kadar kalium lebih dari 5,3 mEq/L disebut sebagai hiperkalemia. Kekurangan ion
kalium dapat menyebabkan frekuensi denyut jantung melambat. Peningkatan
kalium plasma 3-4 mEq/L dapat menyebabkan aritmia jantung, konsentrasi yang
lebih tinggi lagi dapat menimbulkan henti jantung atau fibrilasi jantung.
c. Peran klorida
Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel. Pemeriksaan konsentrasi
klorida dalam plasma berguna sebagai diagnosis banding pada gangguan
keseimbangan asam-basa, dan menghitung anion gap. Jumlah klorida pada orang
dewasa normal sekitar 30 mEq per kilogram berat badan. Sekitar 88% klorida
berada dalam cairan ekstraseluler dan 12% dalam cairan intrasel. Konsentrasi
klorida pada bayi lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak dan dewasa.
Jumlah klorida dalam tubuh ditentukan oleh keseimbangan antara klorida yang
masuk dan yang keluar. Klorida yang masuk tergantung dari jumlah dan jenis
makanan. Kandungan klorida dalam makanan sama dengan natrium. Orang dewasa
pada keadaan normal rerata mengkonsumsi 50-200 mEq klorida per hari, dan
ekskresi klorida bersama feses sekitar 1-2 mEq perhari. Drainase lambung atau
usus pada diare menyebabkan ekskresi klorida mencapai 100 mEq perhari. Kadar
klorida dalam keringat bervariasi, rerata 40 mEq/L. Bila pengeluaran keringat
berlebihan, kehilangan klorida dapat mencapai 200 mEq per hari. Ekskresi utama
klorida adalah melalui ginjal.
4. Bagaimanakah metabolisme mineral natrium, kalium dan klorida?
a. Metabolisme natrium
Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi (3 hjngga 7 gram perhari) diabsorpsi,
terutama didalam usus halus. Natrium diabsorpsi secara akyif (membutuhkan
energy). Natrium yang diabsorpsi oleh aliran darah ke ginjal. Disini natirum
disaring dan dikembalikan kealiran darah dalam jumlah yang cukup untuk
mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium yang
jumlahnya mencapai 90-99% dari yang dikonsumsi, dikeluarkan melalui urine.
Pengeluaran natrium ini diatur oleh hormone aldosterone, yang dikelurkan
kelenjar adrenal bila kadar natrium darah menurun. Aldosterone merangsang
ginjal untuk mengabsorpsi kembali natrium. Dalam keadaan normal, natrium
yang dikeluarkan melalui urine sejajar dengan jumlah natrium yang
dikonsumsi. Jumlah natrium dalam urin tinggi gula bila konsumsi tinggi dan
rendah bila konsumsi rendah.
b. Metabolisme klorida
Klorida hampir seluruhnya diabsorpsi didalam usus halus dan diekskresi
melalui urin dan keringat. Kehilngan klorida mengikuti kehilangan natrium.
Kebanyakan keringat dihalangi oleh aldosterone yang secara langsung
berpengaruh terhadap kelenjar keringat.

c. Kalium diabsorpsi dengan mudah didalam usus halus. Sebanyak 80-90%


kalium yang dimakan disekresi melalui urin, selebihnya dikeluarkan melalui
keringat dan cairan lambung. Taraf kalium normal darah dipelihara oleh ginjal
melalui kemampuannya menyaring, mengabsorpsi kembali dan mengeluarkan
kalium dibawah pengaruh aldosterone. Kalium dikeluarkan dalam bentuk ion
dengan menggantikan ion natrium melalui mekanisme pertukaran didalam
tubula ginjal.
Referensi Buku: Almetsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.

5. Bahan makanan apa saja yang merupakan sumber mineral natrium, kalium dan
klorida?
a. Sumber natrium
Sumber natrium adalah garam dapur, mono sodium glutamate (MSG), kecap
dan makanan yang diawetkan dengan garam dapur. Diantaranya makanan yang
belum diolah, sayur dan buah mengandung sedikit natrium. Beberapa kandung
natrium yang terdapat pada bahan makanan seperti, daging sapi, sardine, udang,
ekor kuning, teri, yoghurt, mentega dan lain-lain,
b. Sumber klorida
Klorida terdapat bersamaan dengan natrium didalam garam dapur. Sebagian
besar klorida diperoleh dari makanan olahan yang diberi garam dapur, termasuk
beberapa sayur dan buah merupakan sumber klorida.
c. Sumber kalium
Kalium terdapat didalam semua makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
dan hewan. Sumber utama adalah makanan mentah/segar, terutama adalah
buah, sayuran dan kacang-kacangan. Contohnya seperti beras giling, singkong,
kentang, kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, kacang kedelai, jambu
monyet, kelapa, alpokat, dll.
Referensi Buku: Almetsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.

6. Bagaimana saran yang tepat untuk mahasiswa tersebut?


Seperti yang telah kita ketahui, elektrolit adalah mineral pada cairan tubuh yang
diperlukan untuk tubuh agar bisa berfungsi dengan normal. Ketidak seimbangan
jumlah elektrolit yang dikonsumsi dapat menimbulkan masalah kesehatan akibat
tidak sesuai dengan jumlah pengeluaran elektrolit dalam tubuh. Namun disarankan
kepada mahasiswa R untuk dapat memenuhi kebutuhan elektrolit untuk
menghindari masalah kesehatan yang tidak diinginkan. Seperti mencukupi
kebutuhan cairan tubuh dengan meminum air putih secukupnya, namun tidak
dianjurkan untuk mengkonsumsi air putih secara berlebihan, guna mencegah
terjadinya hyponatremia yang diakibatkan mengkonsumsi cairan elektrolit secara
berlebihan. Jika hyponatremia terjadi biasanya ditandai dengan gejala muntah, sakit
kepala, pusing, mual hingga kejang. Selain itu disarankan pula untuk
mengkonsumsi sumber mineral, seperti natrium ( roti,keju, dan gara), klorida
(garam), dan kalium (pisang,alpukat, ubi, dll).
7. Saat ini banyak beredar dipasaran minuman isotonic. Apa tanggapan anda
mengenai hal tersebut? Perlukan mengkonsumsi minuman tersebut?
Menurut saya minuman isotonic perlu dikonsumsi guna untuk menambah cairan
elektrolit ketika sedang melakukan aktivitas berat atau sedang berolahraga.
Bab IV

1. Apa permasalahan yang terjadi pada kasus di atas? Apa buktinya?


Jawab : Total Goitre Rate ( TGR) : Berdasarkan hasil laporan dari dinas kesehatan
setempat, diketahui bahwa prevalensi total goiter rate (TGR), anak sekolah adalah
sebesar 20%, prevalensi anak kretin sebesar 25%, dan median kadar yodium urin
sebesar 45 mcg/L. Ahli gizi tersebut kemudian melakukan pengukuran kadar yodium
dalam garam dan diketahui bahwa rata-rata garam pada daerah tersebut memiliki kadar
yodium 20 ppm.
2. Jelaskan metabolisme yodium dalam tubuh!
Jawab : Iiodium diabsorpsi saangat cepat oleh usus dan kelenjar tiroid digunakan untuk
memperoduksi horon thyroid. Aluran ekskresi utama iodiumdigunakan unuk
memproduksi hormon thyroid. Salurana ekskresi utama iodium adalah melaluisaluran
kencing (urin) dan cara ini merupakan indikator utama pengukuran jumlah pemasukan
dan status iodium. Tingkat ekskresi (status iodium) yang rendah (25-20 μg I/g creatin)
menunjukkan risiko kekuranganiodium dan bahkan tingkatan yang lebih rendah
menunjukkan risiko yang lebioh berbahaya (Brody, 1999). Dalam saluran pencernaan
iodium dalam bahan makanan dkonversikan menjadi iodida yang mudah diserap dan
ikut bergabung deengan pool-iodida intra / ekstraseluler. Iodium tersebut kemudian
memasuki kelenjar tiroid duntuk dismpan. Setelah mengalami peroksidasi akan
melekat dengan residu tirosin dari tiroglobulin. Strukttur cincin hidrofenil ari resdio
tirosin adalah iodinate ortjo pada gugus hidroksil dan berbentuk hormon dari kelenjar
tiroid yang dapat dibebaskan (T3 dan T4) (Linder, 1992). Iodium adalah suatu bagian
integgral dari hormon triiodothyronine tiroid (T3) dan Thyroxin (T4). Hormon tiroid
kebanyak menggunakan jika tidak semua efeknya melalui pengendalian sintesis
protein. Efek-efek tersebut adalah efek kalorigenik, kardiovaskular, mettabolisme daan
efek inhibitor pada pengeluaran thyrotropin oleh pituitary (Sauberlichh, 1999).

3. Indikator apa yang paling baik untuk menandakan status yodium dalam tubuh? Berapa
kadar normalnya?
Jawab : Iodium ada di dalam tubuh dalam jumlah sangat sedikit, yaitu sebayak kurang
lebih 0,00004% dari berat badan atau 15-23 mg. Sekitar 75% dari iodium ini ada di
dalam kelenjar tiroid, yang digunakan untuk mensintesis hormon tiroksin,
tertraiodotironin dan triiodotironin. Hormon-hormon ini diperlukan untuk pertumbuahn
normal. Perkembangan fisik dan mental hewa dan manusia.
Menurut Hetzel (1989) dalam keadaan normal intake harian untuk orang dewasa
berkisar 100-150 mg.hari. Iodium diekskresikan melalui urin dan dinyatakan dalam
mgI/g kreatinin. Pada tingkat ekskresi lebih kecil dari 50 mg/g kreatinin sudah menjadi
indikator kekurangan intake. Konsumsi iodium sangat bervariasi antar berbagai
wilayahh di dunia, diperkirakan sekitar 500mg per hari di USA (sekitar 5 kali RDA).
4. Sebutkan bahan makanan yang tinggi yodium!
Jawab : Soehardjo (2000) mengatakan bahwa dengan mengkonsumsi pangan yang
kaya iodiuym dapat menekan atau bahkan mengurangi besarnya prevalensi gondok.
Berikut Gibson (2000) menyebutkan rata-rata kandungan iodium dalam bahan
makanan antara lain : Ikan tawar 30 mg; ikan laut 832 mg; kerang 798 mg; daging 50
mg;susu 47 mg; telur 93 mg; gandum 47 mg; buah-buahan 18 mg; kacang-kacangan 30
mg dan sayuran 29 mg.
5. Sebutkan bahan makanan yang mampu menghambat penyerapan yodium!
Jawab : Goiterogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat iodium oleh
kelenjar gondok, sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar menjadi rendah. Selain
itu, zat goiterogenik dapat menghambat perubahan iodium dari bentuk anorganik ke
bentuk organik sehingga pembentukan hormon tiroksin terhambat (Linder, 1992).
Menurut Chapman (1982) goitrogen alami ada dalam jenis pangan seperti kelompok
Sianida (daun + umbi singkong , gaplek, gadung, rebung, daun ketela, kecipir, dan
terung) ; kelompok Mimosin (pete cina dan lamtoro) ; kelompok Isothiosianat (daun
pepaya) dan kelompok Asam (jeruk nipis, belimbing wuluh dan cuka).

6. Berapa anjuran konsumsi yodium dari makanan?


Jawab : Adapun kecukupan iodium yang dianjurkan untuk orang Indonesia antara lain :
a. Umur 0 sampai 9 tahun kebutuhannya sebesarr 50-120mg;
b. Umur 10-59 dan > 60 tahun sebesar 150 mg (Pria);
c. Umur 10-59 dan > 60 tahun sebesar 150 mg (Wanita);
d. Wanita hamil mendapat tambahan +25 mg; wanita laktasi 0-12 buln sebesar +
50 mg (Muhilal dkk, 1998).
( Referensi No. 1-6 : Yuniastuti A. Nutrisi Mikromineral Dan Kesehatan. UNNES PRESS.
Semarang. 2014. Hal. 65-70 )

7. Mengapa dinas kesehatan setempat tidak menyetujui penggunaan analaisis TSH dan
tiroglobulin pada populasi?
Jawab : Karena pemeriksaan TSH tidak dapat menjelaskan penyebab tiggi atau
rendahnya kadar TSH. Oleh karena itu, bila ditemukan abnormalitas pada tes TSH,
maka beberapa tes tambahan harus dilakukan untuk mengetahui penyebab gangguan
tiroid. Pemeriksaan tiroglobulin biasanya dilakukan untuk memantau efektivitas dari
pengobatan kanker tiroid dan atau memantau kondisinya semakin memberat atau tidak,
sedangkan dikasusnya tidak dikatakan anak SD tersebut sudah terkena kanker tiroid
atau belum sehingga Dinas Kesehatan setempat tidak menyetujuinya.

8. Apabila dinas kesehatan setempat meminta pendapat anda mengenai perbedaan


pendapat antara ahli gizi dan peneliti dari BP GAKY mengenai suplementasi yodium,
apa saran anda? Dukung dengan hasil penelitian terkini!
Jawab : (Kemenkes) telah melakukan analisis situasi gizi sebagai bagian dari Kajian
Sektor Kesehatan yang lebih luas. Kajian ini akan digunakan untuk menentukan target
dan arah strategis untuk gizi yang akan dimasukkan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Analisis ini menggunakan data,
informasi, dan temuan dari survei nasional, studi, literatur ilmiah, serta konsultasi
dengan informan kunci di tingkat pusat dan daerah. Meskipun gizi merupakan bagian
dari Kajian Sektor Kesehatan, namun intervensi gizi spesifik hanya akan memberikan
sedikit kontribusi pada perbaikan gizi melalui penanganan penyebab langsung masalah
gizi. Perbaikan gizi yang berkelanjutan dan signifikan memerlukan pendekatan
multisektoral dan juga intervensi gizi sensitif yang menangani penyebab tidak langsung
dari masalah gizi. Lingkungan yang mendukung juga diperlukan untuk mendukung
pelaksanaan intervensi gizi spesifik dan sensitif. Ketiga dimensi untuk mencapai
perbaikan gizi yang optimal. Upaya pencegahan dan penanggulangan GAKY, yaitu
dengan memberikan unsur yodium telah lama dilakukan oleh pemerintah. Yodium
merupakan mikronutrien penting untuk pembentukan hormon tiroid. Kekurangan
yodium memang agak berbeda masalahnya dengan zat gizi lain, karena permasalahan
yang timbul biasanya terjadi pada lingkungan miskin yodium. Faktor kandungan
yodium lahan suatu tempat sangat penting, karena akan menentukan kandungan
yodium pada air dan bahan makanan yang tumbuh di tempat tersebut. Suatu wilayah
menjadi kekurangan yodium disebabkan lapisan humus tanah sebagai tempat
menetapnya yodium sudah tidak ada, karena akibat erosi tanah secara terus menerus
atau akibat pembakaran hutan yang mengakibatkan yodium dalam tanah hilang
(Djokomoeljanto, 2002). Upaya pencegahan dan penanggulangan GAKY dilakukan
dengan memberikan unsur yodium. Dosis cukup memadai atau adekuat, diberikan
secara terus menerus atau kontinyu serta dapat mencapai semua segmen penduduk
khususnya yang rawan (daerah endemis) (Djokomoeljanto, 1993). Mengingat dampak
negatif yang ditimbulkan oleh masalah GAKY diketahui secara langsung dalam
penurunan kualitas sumber daya manusia, wajar bila pemerintah Indonesia
memberikan perhatian yang cukup besar dan serius pada masalah ini. Upaya dilakukan
pemerintah dalam pencegahan kekurangan unsur yodium sudah lama dilakukan, tetapi
belum memberikan hasil yang memuaskan, walaupun jumlah daerah endemis sudah
sangat menurun.
(Referensi: Ritanto MJ. 2003. Faktor Risiko Kekurangan Yodium pada anak SD di
Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Jurnal GAKY Indonesia, April, Vol 4 No 2: 14-
22)
(Zimmermann, B Michael. Hess, Y Sonja. Molinari, Luciano. Et al.2004. New
Reference Value for Thyroid Volume by Ultrasound in Iodine Sufficient
Schoolchildren : a World Health Organization/Nutrition for Health and Development
Iodine Deficiency Study Group Report. Am J Clin Nutr ; 79:231-7)
9. Jelaskan peran pestisida dan pupuk pada sayuran goitrogenik.
Jawab : Zat goitrogenik. Keberadaan zat ini akan mengganggu proses pembentukan
hormon tiroid, sehingga perlu untuk dihilangkan atau levelnya dikurangi agar bahan
makanan yang mengandung zat goitrogenik aman dikonsumsi. Beberapa penelitian
menyebutkan sebagian besar zat goitrogenik tidak menimbulkan efek klinis kecuali
keberadaannya bersama-sama dengan kekurangan yodium. Oleh karena itu, konsumsi
zat goitrogenik menjadi etiologi di daerah endemik (Zimmermann et al., 2008). Bahan
goitrogenik non alamiah seperti pupuk urea dan pestisida, logam berat seperti timbal,
merkuri dapat menggangu proses produksi hormone tiroid. Bahan pangan sumber
goitrogenik yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat berupa umbi-umbian dan sayur-
sayuran yaitu terong ungu, selada air, bayam, bawang putih, bawang merah, tahu,
tempe, kacang tanah, singkong, kubis, kangkung, daun singkong, sawi hijau, sawi
putih, gambas, rebung, sawi pahit, kecipir, daun ubi manis, kacang hijau, kacang otok,
kripik gadung, jagung muda.
(Diniah B N. Hubungan kadar ekskresi iodium urine (EIU) dengan kejadian Gondok pada
anak usia sekolah di daerah Endemis GAKI. Health Sciences Journal, Vol. 11 No. 02,
Desember 2020)

(Ningtyias F W, Asdie A H, Julia M, Prabandari Y S. Makanan mentah, Goitrogenik dan


gangguan akibat yodium (GAKY). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 18 No. 1
Januari 2015: 105–110)

10. Menurut Anda, apa strategi yang tepat untuk mengatasi permasalahan gizi di daerah
tersebut? Dukung dengan literatur atau jurnal terbaru!
Jawab : Sosialisasi sangat penting karena merupakan salah satu upaya untuk
penanggulangan GAKY yang efektif. Keberhasilan sosialisasi tergantung pada peran
aktif penyuluh (pemerintah, instansi terkait dan masyarakat) dan respon dari
masyarakat itu sendiri tentang arti penting konsumsi garam beryodium dan dampak
yang timbulkan dari penyakit akibat kekurangan yodium. Tujuan dari sosialisasi adalah
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang garam beryodium.
Penanggulangan GAKY harus dimulai dari dasar (akar masalah) yaitu kurangnya
persediaan dan peredaran garam konsumsi beryodium di pasar karena kurangnya
produksi dan distribusi oleh sentra garam rakyat, industri kecil menegah maupun
industri besar. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kualitas dan kuantitas
produksi garam rakyat secara nasional yang merupakan produsen utama garam
beryodium. Umumnya sebagian besar pegaraman di kelola oleh masyarakat disekitar
sentra garam dengan pengetahuan yang rendah dan teknik pegaraman yang sederhana,
sehingga produktivitas lahan, kualitas dan kuantitas garam produksi masih rendah.
(Referensi: Sudarto. Penanggulangan GAKY melalui peningkatan kualitas produksi dan
distribusi Gara beryodium. Volume XIII Nomor 02 September 2012. Hal 30-41)
Bab V

1. Apakah jenis anemia yang diderita oleh An M? Jelaskan!


Jawab : Anemia yang terjadi pada An M adalah anemia defisiensi zat besi, di
karenakan ciri-ciri dan pemeriksaan laboratorium menunjukan tuan M mengalami
anemia defisiensi zat besi. Berdasarkan jurnal yang saya dapatkan, anemia defisiensi
besi ditandai dengan kondisi mikrositik hipokromik. Parameter laboratorium yang
sering dipakai untuk kondisi tersebut adalah nilai MCV dan MCH. Berdasarkan studi
kasus pada tuan M telah diketahun pemeriksaan laboratorium yang digunkan sama
dengan pemeriksaan anemia defisiensi besi.
Jurnal : http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/23
2. Identifikasi hal yang menyebabkan anemia pada kasus di atas!
Jawab : Rendahnya kadar hemoglobin pada An. M
3. Jelaskan kebutuhan normal zink dan zat besi pada anak usia tersebut!
Jawab : Normal zink pada anak usia 4-8 tahun membutuhkan sekitar 5 mg per hari dan
normal zat besi pada anak usia 4-6 tahun membutuhkan 10 mg.
4. Jelaskan fungsi pemberian zink pada kasus di atas! Bagaimana pengaruhnya terhadap
anemia yang diderita oleh pasien?
Jawab : Zink merupakan mikronutrein esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan
tubuh serta sistem imun manusia. Defisiensi mikronutrien tersebut menyebabkan
penurunan sistem imun, gangguan perkembangan psikomotor, penurunan nafsu makan
yang dapat menyebabkan kekurangan asupan energi dan menurunkan kemampuan
kerja. Zink juga berfungsi di dalam sintesis beberapa hormon seperti insulin dan
glukagon, serta berperan dalam metabolisme karbohidrat, keseimbangan asam basa dan
metabolisme vitamin A (LINDER, 1992), sintesis asam nukleat (RNA, DNA)
polimerase dan sintesis protein. Penelitian yang dilakukan Adriana dkk mengatakan
bahwa anemia karena kekurangan zat besi dapat menyebabkan pertumbuhan yang
buruk pada manusia dan hewan. Hal ini dapat menyebabkan penurunan nafsu makan
yang buruk. Pada manusia, penurunan berat badan dapat menurunkan konsentrasi
plasma leptinBerikan rekomendasi agar pasien dapat mengonsumsi suplementasi zink
dan zat besi agar penyerapan kedua zat gizi tersebut optimal!
(Referensi: Maharani D G, Candra A. Pengaruh suplementasi seng dan zat besi terhadap
tingkat kecukupan energi balita usia 3-5 tahun di kota semarang. Journal of Nutrition
College, Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017, Halaman 293-300)

5. Berikan rekomendasi agar pasien dapat mengonsumsi suplementasi zink dan zat besi
agar penyerapan kedua zat gizi tersebut optimal!
Jawab : pemberian sulpemen seng dan zat besi dapat direkomendasikan kepada orang
tua balita untuk dilanjutkan dengan jangka waktu pemberian durasi lebih dari 6 bulan
sebagai bentuk upaya memperbaiki asupan zat gizi balita dan status gizi balita.
6. Berikan sumber makanan untuk membantu menurunkan anemia pada pasien diatas!\
Jawab : Konsumsi Protein merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh tubuh
terutama untuk membangun sel dan jaringan, memelihara dan mempertahankan daya
tahan tubuh, membantu enzim, hormon, dan berbagai bahan biokimia lain. Dengan
demikian, kekurangan asupan protein akan sangat mempengaruhi berbagai kondisi
tubuh yang diperlukan untuk tetap bertahan sehat. Protein berhubungan dengan anemia
karena hemoglobin yang diukur untuk menentukan status anemia seseorang merupakan
pigmen darah yang berwarna merah berfungsi sebagai pengangkut oksigen dan
karbondioksida adalah ikatan protein. Sumber protein hewani yang bersumber dari
daging sapi, kambing, ayam, hati, dan ikan berperan meningkatkan penyerapan zat besi
di dalam usus, sebaliknya protein nabati seperti kacang- kacangan dapat menghambat
penyerapan zat besi terutama jika protein tersebut digunakan sebagai pengganti daging.
Vitamin B12 dikenal sebagai penjaga nafsu makan dan mencegah terjadinya anemia
(kurang darah) dengan membentuk sel darah merah. Karena peranannya dalam
pembentukan sel, defisiensi vitamin B12 bisa mengganggu pembentukan sel darah
merah, sehingga menimbulkan berkurangnya jumlah sel darah merah akibatnya terjadi
anemia.
(Referensi: Syatriani S, Aryani A. Konsumsi Makanan dan Kejadian Anemia pada Siswi
Salah Satu SMP di Kota Makassar. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 4, No. 6,
Juni 2010)
7. Jelaskan fungsi zink secara umum!
Jawab : Zn memegang peranan penting terutama dalam proses fisiologis dan
metabolisme ternak. Zn juga berfungsi di dalam sintesis beberapa hormon seperti
insulin dan glukagon, serta berperan dalam metabolisme karbohidrat, keseimbangan
asam basa dan metabolisme vitamin A (LINDER, 1992), sintesis asam nukleat (RNA,
DNA) polimerase dan sintesis protein (LIEBERMAN dan BRUNING, 1990). Zn
dibutuhkan oleh kerja enzim dan Zn dikenal sebagai katalisator beberapa enzim. Lebih
dari 300 enzim memerlukan Zn seperti enzim dehidrogenase, superoksida dismutase,
alkalin fosfatase, aminopeptidase, karboksipeptidase dan collagenase (UNDERWOOD,
2001). Zn juga berperan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel, perkembangan
seksual, produksi sperma yang sehat, pembentukan embrio, berperan selama kehamilan
dan mengaktifkan hormon pertumbuhan. Selain itu, Zn juga penting dalam
pengecapan, serta nafsu makan. Zn merupakan komponen penting pada struktur dan
fungsi membran sel. Zn berfungsi sebagai antioksidan, dan melindungi tubuh dari
serangan lipid peroksidase (LIEBERMAN dan BRUNING, 1990). Mineral ini mampu
menghambat terjadinya apoptosis yaitu kematian sel yang terprogram yang diatur oleh
gen (TRUONG TRAN et al., 2000).
(Referensi: Widhyari S D. Peran dan dampak defisiensi zinc (Zn) terhadap sistem tanggap
kebal. WARTAZOA Vol. 22 No. 3 Th. 2012)

8. Cari hasil penelitian tentang interaksi zink dan zat besi


Jawab : Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi zat besi anorganik dalam
takaran yang tinggi akan mengganggu penyerapan zat seng. Beberapa hasil penelitian
suplementasi menggunakan dua zat gizi mikro ini dengan perbandingan antara zat besi
dengan zat seng lebih dari 2:1, maka transferin yang tersedia untuk zat seng berkurang
sehingga menghambat penyerapan zat seng.6,11 Sebaliknya, dampak penyerapan zat
besi dengan perbandingan kadar zat seng yang lebih besar daripada kadar zat besi
belum banyak dilaporkan, namun perbandingan kadar zat seng dengan zat besi di
dalam air susu ibu (ASI) mencapai 4:1. penyerapan zat seng terganggu oleh zat besi
bila diminum dengan media larutan karena keduanya berkompetisi pada jalur
penyerapan yang sama, namun keadaan ini tidak terjadi bila dikonsumsi bersama
dengan makanan, karena zat seng akan diserap melalui jalur alternatif lain dengan
bantuan ligan yang terbentuk selama pencernaan protein
(Referensi: Ridwan E. Kajian interaksi zat besi dengan zat gizi nikro lain dalam
suplementasi (Review of interactions between iron and other micronutrients in
supplementation). Penel Gizi Makan 2012, 35(1): 49-54)

Anda mungkin juga menyukai