Anda di halaman 1dari 20

VITAMIN

( Peran biomedis, Vitamin larut lipid dan perannya dalam metabolisme )

Peran Biomedis
Vitamin adalah kelompok nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah
kecil untuk berbagai fungsi biokimia dan umumnya tidak dapat disintesis oleh
tubuh sehingga harus dipasok dari makanan. Pengecualian pada vitamin D yang
dibentuk di kulit setelah pajanan oleh sinar matahari, dan niasin yang dapat
dibentuk dari asam amino esensial triptofan,
Vitamin larut lipid adalah senyawa hidrofobik yang dapat diserap secara
efisien hanya jika penyerapan lemak berlangsung normal. Seperti lipid lain,
vitamin ini diangkut dalam darah dalam bentuk lipoprotein atau melekat pada
protein pengikat spesifik.
Vitamin kelompok ini memiliki beragam fungsi, misalnya vitamin A untuk
penglihatan dan diferensiasi sel; vitamin D untuk metabolisme kalsium dan fosfat
serta diferensiasi sel; vitamin E untuk antioksidan dan vitamin K untuk
pembekuan darah.
Selain diet yang tidak adekuat, penyakit yang mempengaruhi pencernaan
dan penyerapan vitamin larut lemak, misalnya steatore dan penyakit system
empedu, dapat menyebabkan sindrom difisiensi vitamin, termasuk buta senja
dan xeroftalmia (vitamin A); rakitis pada anak dan osteomalasia pada dewasa
(vitamin D); gangguan neuralgis dan anemia hemolitik pada neonates (vitamin E)
dan perdarahan pada neonates (vitamin K). Toksisitas dapat terjadi akibat
asupan vitamin A dan D yang berlebihan. Vitamin A dan karoten (yang banyak
diantaranya merupakan precursor vitamin A), dan vitamin E adalah antioksidan
dan mungkin berperan mencegah aterosklerosis dan kanker.

Vitamin Larut Lipid


Vitamin A

Bahan Ajar Biokimia 1


Dua kelompok senyawa yang memiliki aktivitas vitamin A, yaitu retinoid
dan karotenoid. Retinoid terdiri dari retinol, retinaldehida, dan asam retinoat.
Retinoid hanya ditemukan dalam makanan yang berasal dari hewan. Karotenoid
yang terdapat ditumbuhan terdiri dari karoten dan senyawa terkait; banyak
merupakan prekursor vitamin A karena senyawa-senyawa ini dapat diuraikan
untuk menghasilkan retinaldehida, kemudian retinol dan asam retinoat. α, β, dan
Ƴ-karoten serta kriptoxantin secara kuantitatif adalah karotenoid provitamin A
terpenting.
Vitamin A memiliki fungsi dalam penglihatan. Di retina, retinaldehida
berfungsi sebagai gugus prostetik protein opsin peka sinar, yang membentuk
rhodopsin (pada sel batang) dan iodopsin (pada sel kerucut). Kunci dalam
inisiasi siklus penglihatan adalah ketersediaan 11-cis-retinaldehida dan vitamin
A. Pada keadaan defisiensi, baik waktu untuk beradaptasi ke keadaan gelap
maupun kemampuan untuk melihat di cahaya temaram menjadi /terganggu.
Peran besar vitamin A adalah mengontrol diferensiasi dan pergantian sel,
mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Defisiensi vitamin A merupakan
penyebab kebutaan terpenting yang dapat dicegah. Tanda paling awal defisiensi
ini adalah kurangnya kepekaan terhadap sinar hijau yang diikuti dengan
gangguan beradaptasi terhadap cahaya temaram, dan diikuti dengan buta senja.
Defisiensi yang berkepanjangan akan menyebabkan xeroftalmia; keratinisasi
kornea dan kebutaan. Vitamin A juga berperan penting dalam diferensiasi sel
system imun, defisiensi ringan menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap
infeksi.
Kelebihan vitamin A bersifat toksik. Kapasitas tubuh untuk
memetabolisme vitamin A hanya terbatas, asupan yang berlebihan dapat
menyebabkan penimbunan yang melebihi kapasitas protein pengikat sehingga
vitamin A dalam bentuk tidak terikat merusak jaringan. Gejala toksisitas
berpengaruh pada susunan saraf pusat (nyeri kepala, mual, ataksia, dan
anoreksia).

Bahan Ajar Biokimia 2


Vitamin D
Vitamin D adalah suatu hormon bukan hanya vitamin karena senyawa ini
dapat disintesis di kulit, dan pada kebanyakan kondisi hal tersebut merupakan
sumber utama vitamin D. Sumber dari makanan hanya diperlukan jika pajanan
terhadap matahari kurang memadai. Fungsi utama vitamin D adalah mengatur
penyerapan kalsium dan homeostasis; sebagian besar kerja vitamin ini
diperantarai oleh reseptor nucleus yang mengatur ekspresi gen.
7-dehidrokolesterol (suatu zat perantara dalam sintesis kolesterol yang
menumpuk di kulit) mengalami reaksi non enzimatik jika terpajan oleh sinar
ultraviolet, yang menghasilkan pra vitamin D menjalani reaksi lebih lanjut dalam
waktu beberapa jam untuk membentuk kolekalsiferol yang diserap ke dalam
aliran darah. Di daerah yang beriklim sedang, konsentrasi vitamin D plasma
tinggi pada akhir musim panas dan paling rendah pada akhir musim dingin.
Vitamin D dimetabolisme menjadi metabolit aktif, kalsitriol, di hati dan ginjal.
Metabolisme vitamin D mengatur dan diatur oleh homeostasis kalsium.
Fulngsi utama vitamin D adalah mengontrol homeostasis kalsium, dan
selanjutnya metabolisme vitamin D diatur oleh faktor-faktor yang berespon
terhadap konsentrasi kalsium dan fosfat plasma. Fungsi utama vitamin D adalah
mempertahankan konsentrasi kalsium plasma. Kalsitriol mencapai hal ini melalui
tiga cara: senyawa ini meningkatkan penyerapan kalsium di usus; senyawa ini
mengurangi ekskresi kalsium (dengan merangsang penyerapan di tubulus distal
ginjal); dan senyawa ini memobilisasi mineral tulang. Selain itu, kalsitriol
berperan dalam sekresi insulin, sintesis dan sekresi hormone paratiroid dan
tiroid, inhibisi pembentukan interleukin oleh limfosit T aktif dan immunoglobulin
oleh limfosit B aktif, diferensiasi sel precursor monosit, dan modulasi proliferasi
sel. Pada kebanyakan efek ini, vitamin D berfungsi layaknya suatu hormone
steroid, berikatan dengan reseptor di nucleus dan meningkatkan ekspresi gen
meskipun senyawa ini juga memiliki efek cepat pada pengangkut kalsium di
mukosa usus.

Bahan Ajar Biokimia 3


Defisiensi vitamin D mengenai anak dan dewasa. Pada penyakit defisiensi
vitamin D, rakitis, tulang anak kekurangan mineral akibat buruknya penyerapan
kalsium. Masalah serupa timbul akibat defisiensi sewaktu lonjakan pertumbuhan
di masa remaja. Osteomalasia pada dewasa terjadi akibat demineralisasi tulang,
terutama pada wanita yang jarang terkena sinar matahari, sering terjadi setelah
beberapa kali hamil.
Kelebihan vitamin D bersifat toksik. Sebagian bayi peka terhadap asupan
vitamin D serendah 50 µg/hari sehingga terjadi peningkatan konsentrasi kalsium
plasma. Keadaan ini dapat menyebabkan kontraksi pembuluh darah,
peningkatan tekanan darah, dan kalsinosis-kalsifikasi jaringan lunak. Meskipun
asupan berlebihan vitamin D dari makanan bersifat toksik, pajanan berlebihan
terhadap sinar matahari tidak menyebabkan keracunan vitamin D karena
terbatasnya kapasitas untuk membentuk prekursor vitamin tersebut, 7-
dehidrokolesterol, dan pajanan berkepanjangan pravitamin D oleh sinar matahari
menyebabkan terbentuknya senyawa-senyawa inaktif.

Vitamin E
Belum ada fungsi khasi vitamin E yang disepakati secara tegas. Vitamin
ini berfungsi sebagai antioksidan larut lipid di membrane sel, tempat banyak dari
fungsinya dapat dilakukan oleh antioksidan sintetik, dan penting dalam
mempertahankan fluiditas membrane sel. Fungsi utama vitamin E adalah
sebagai antioksidan pemutus rantai yang menangkap radikal bebas di
membrane sel dan lipoprotein plasma dengan bereaksi dengan radikal peroksida
lipid yang dibentuk oleh peroksidasi asam lemak tak jenuh ganda. Vitamin E
(tokoferol) merupakan antioksidan yang paling penting dalam tubuh, bekerja
pada fase lipid di membran sebagai pelindung terhadap efek radikal bebas.
Pada hewan coba, defisiensi vitamin E menyebabkan resorpsi janin dan
atrofi testis. Defisiensi vitamin E dalam makanan pada manusia tidak diketahui
meskipun pasien dengan malabsorbsi berat.

Bahan Ajar Biokimia 4


Vitamin K
Vitamin K dibutuhkan untuk membentuk berbagai protein pembekuan
darah. Ditemukan sebagai hasil penelitian terhadap penyebab gangguan
perdarahan, penyakit perdarahan pada hewan ternak dan ayam yang diberi
makan diet bebas lemak. Faktor yang hilang dalam makanan ayam tersebut
adalah vitamin K, tetapi mengandung dikumarol, suatu antagonis vitamin
tersebut. Antagonis vitamin K digunakan untuk mengurangi koagulasi darah
pada pasien yang berisiko mengalami thrombosis; antagonis yang paling banyak
digunakan adalah warfarin.
Tiga senyawa yang memiliki aktivitas biologis vitamin K: filokuinon, yang
terdapat normal dalam sumber makanan, sayuran hijau; menakuinon yang
disintesis oleh bakteri usus, dengan panjang rantai samping yang berbeda-beda;
serta menadion dan menadiol diasetat, senyawa buatan yang dapat
dimetabolisme menjadi filokuinon. Vitamin K adalah koenzim untuk karboksilasi
glutamat dalam modifikasi pascasintesis protein pengikat kalsium.

Tabel Vitamin Larut Lipid


Recommended Toksisitas
Dietary potensial jika
Nama Sumber Utama Fungsi Allowances Defisiensi dikonsumsi
(RDA) dalam jumlah
besar
A (Retinol; β- Semua susu; Pigmen Retinol Rabun senja; Sangat toksik
karoten) hati; ginjal’; penglihatan di ekuivalen 1.000 Xeroftalmia; pada dosis
krim’mentega; retina; regulasi (5.000 I.U) Keratinisasi tinggi yaitu
kuning telur; ekspresi gen kulit sekitar 20
sayuran dan sampai 30 x
berwarna diferensiasi sel kebutuhan;
kuning dan (β-karoten efek kebalikan
hijau; buah- adalah suatu saat dihentikan
buahan antioksidan)

Vitamin Larut Lipid (lanjutan …)


Recommended Toksisitas
Dietary potensial
Nama Sumber Fungsi Defisiensi
Allowances jika
Utama
(RDA) dikonsumsi
dalam
jumlah

Bahan Ajar Biokimia 5


besar
D Ikan Memelihara 300 sampai Rakitis pada Sangat
(Ergokalsiferol=D2; berlemak; keseimbangan 400 IU anak-anak; toksik
Kolekalsiferol=D3) telur; hati; kalsium; Osteomalasia dalam
lemak; meningkatkan pada orang dosis
mentega; penyerapan Ca2+ dewasa besar;
susu di usus dan mungkin
difortifikasi; memobilisasi berakibat
minyak mineral tulang; fatal pada
ikan; regulasi ekspresi anak-anak
paparan gen dan
sinar ultra diferensiasi sel
violet
(matahari)

E (Alfa-tokoferol, Minyak biji Antioksidan 12 – 15 mg Tidak Dilaporkan


Tokotrienol) gandum; jaringan; diketahui tidak
minyak mungkin pada beracun
sayur lain; berperan dalam manusia; sampai 1
hati sapi; pencegahan sterilitas; gram/hari,
susu; telur; degenerasi sel distrofi efek
mentega; muscular; megadosis
sayuran kerapuhan jangka
berdaun sel darah panjang
merah pada tidak
hewan diketahui

K (Filokuinon; Disintesis Koenzim dalam Tidak Gangguan Tidak ada


Menakuinon) oleh pembentukan β- diketahui pembekuan
bakteri karboksiglutamat darah,
usus; juga dalam enzim penyakit
dari selada, pembekuan perdarahan
bayam, darah dan
kembang matriks tulang
kol

VITAMIN
( Peran biomedis, Vitamin larut air dan perannya dalam metabolisme,
Fungsi dan Kebutuhan Mineral )

Bahan Ajar Biokimia 6


Peran Biomedis
Vitamin larut air terdiri dari vitamin B dan vitamin C; keduanya terutama
berfungsi sebagai kofaktor enzim. Asam folat berfungsi sebagai pembawa unit
satu-karbon. Defisiensi salah satu dari vitamin B kompleks jarang dijumpai
karena diet yang kurang umumnya berkaitan dengan keadaan defisiensi multipel.
Terdapat sindrom spesifik yang berkaitan dengan defisiensi masing-masing
vitamin, misalnya beri-beri (tiamin); keilosis, glossitiss, seborea (riboflavin);
pellagra (niasin); anemia megaloblastic, asiduria metilmalonat, dan anemia
pernisiosa (vitamin B12); anemia megaloblastic (asam folat); dan skorbut
(vitamiln C).
Elemen mineral anorganik yang memiliki fungsi di dalam tubuh harus
tersedia dalam makanan. Jika asupan kurang memadai, dapat muncul tanda-
tanda defisiensi, seperti anemia (besi). Kretinisme dam gondok (iodium).
Sebaliknya jika berlebihan timbul gejala-gejala toksisitas.

Vitamin Larut Air


Vitamin B1 (Tiamin)
Berperan penting dalam metabolisme karbohidrat. Tiamin memiliki peran
sentral dalam metabolisme penghasil energi, dan khususnya metabolisme
karbohidrat. Tiamin difosfat adalah koenzim untuk tiga kompleks multi-enzim
yang mengkatalisis reaksi dekarboksilasi oksidatif: piruvat dehydrogenase dalam
metabolisme karbohidrat; α-ketoglutarat dehydrogenase dalam siklus asam
sitrat; dan asam keto dehydrogenase rantai bercabang pada metabolisme leusin,
isoleusin, dan valin. Pada masing-masing reaksi, tiamin difosfat menyediakan
sebuah karbon reaktif pada gugus tiazol yang membentuk suatu karbanion, yang
kemudian menambah gugus karbonil pada, misalnya piruvat. Senyawa
tambahan kemudian mengalami dekarboksilasi dan mengeluarkan CO 2.

Bahan Ajar Biokimia 7


Tiamin difosfat memiliki peran dalam hantaran saraf; senyawa ini
memfosforilasi (sehingga mengaktifkan) kanal klorida di membran saraf. Tiamin
trifosfat juga merupakan koenzim untuk transketolase, pada jalur pentose fosfat.
Defisiensi tiamin dapat menyebabkan tiga sindrom tersendiri: suatu
neuritis perifer kronik, beriberi, yang dapat berkaitan atau tidak dengan gagal
jantung dan edema; dan ensefalopati Wernicke disertai psikosis Korsakoff, yang
terutama berkaitan dengan penyalahgunaan alkohol dan narkotik. Peran tiamin
difosfat dalam piruvat dehydrogenase memiliki arti bahwa pada defisiensi terjadi
gangguan perubahan piruvat menjadi asetil koA. Pada orang dengan konsumsi
karbohidrat yang relatif tinggi, hal ini menyebabkan meningkatnya kadar laktat
dan piruvat plasma, yang dapat menyebabkan asidosis laktat yang mengancam
jiwa.
Indeks status gizi tiamin dilakukan dengan pengaktifan apo-transketolase
(protein enzim) yang terdapat pada produk hasil lisis eritrosit oleh penambahan
tiamin difosfat secara in vitro.

Vitamin B2 (Riboflavin)
Berperan penting dalam metabolisme penghasil energi. Riboflavin
menyediakan gugus-gugus reaktif koenzim Flavin Mono Nukleotida (FMN) dan
Flavin Adenin Dinukleotida (FAD). FMN dibentuk oleh fosforilasi riboflavin
dependen-ATP, sementara FAD disintesis oleh reaksi lebih lanjut dengan ATP
dengan gugus AMP yang dipindahkan ke FMN.
Sumber utama riboflavin dalam makanan adalah susu dan produk susu.
Selain itu karena warnanya yang kuning terang, riboflavin sering digunakan
sebagai zat adiktif makanan.
Koenzim Flavin adalah pembawa elektron dalam reaksi oksidoreduksi.
Reaksi-reaksi ini mencakup rantai respiratorik mitokondria, enzim-enzim kunci
dalam oksidasi asam lemak dan asam amino, dan siklus asam sitrat.
Meskipun riboflavin berperan sentral dalam metabolisme lipid dan
karbohidrat, dan defisiensi riboflavin terjadi di banyak negara, namun defisiensi

Bahan Ajar Biokimia 8


ini tidak mematikan karena penghematan riboflavin di jaringan sangat efisien.
Defisiensi riboflavin ditandai oleh keilosis, deskuamasi dan peradangan lidah,
dan dermatitis seboroik.
Status gizi riboflavin dinilai dengan mengukur pengaktifan glutation
reduktase eritrosit oleh FAD yang ditambahkan in vitro.

Niasin
Bukan merupakan suatu vitamin sejati. Niasin ditemukan sebagai nutrien
sewaktu penelitian tentang pelagra dilakukan. Niasin bukan suatu vitamin sejati
karena zat ini dapat disintesis dalam tubuh dari asam amino esensial triptofan.
Dua senyawa, asam nikotinat, dan nikotinamida, memiliki aktivitas biologi niasin;
fungsi metaboliknya adalah sebagai cincin nikotinamida pada koenzim NAD dan
NADP dalam reaksi oksidasi/reduksi. Selain perannya sebagai koenzim, NAD
adalah sumber ADP-ribosa untuk ADP-ribosilasi protein dan poli ADP-ribosilasi
nukleoprotein yang berperan dalam mekanisme perbaikan DNA.
Defisiensi triptofan dan niasin menyebabkan pelagra. Pelagra ditandai
oleh dermatitis fotosensitif. Seiring dengan perkembangan penyakit, timbul
demensia dan mungkin diare. Pelagra yang tidak diobati dapat menyebabkan
kematian. Meskipun etiologic nutrisional pelagra telah dipastikan, dan triptofan
atau niasin mencegah atau menyembuhkan penyakit ini, namun factor
tambahan, termasuk defisiensi riboflavin atau vitamin B6 (keduanya diperlukan
untuk membentuk nikotinamida dari triptofan) dapat berperan penting. Resiko
kasus pelagra dua kali lebih banyak dialami pada wanita dibandingkan pria, yang
mungkin diakibatkan inhibisi metabolisme triptofan oleh metabolit-metabolit
estrogen.
Sejumlah penyakit genetik yang menyebabkan gangguan metabolisme
triptofan berkaitan dengan timbulnya pelagra meskipun asupan triptofan dan
niasin memadai. Penyakit Hartnup adalah penyakit genetik yang jarang dijumpai.
Pada penyakit ini terjadi gangguan pada mekanisme pengangkutan triptofan di
membran sel sehingga terjadi malabsorbsi di usus dan kegagalan mekanisme

Bahan Ajar Biokimia 9


resorpsi di ginjal yang menyebabkan pengeluaran sejumlah besar triptofan dari
tubuh.
Asam nikotinat digunakan untuk mengobati hiperlipidemia dan jika
digunakan dalam kisaran 1-6 g/hari dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah
dan flushing serta iritasi kulit. Asupan asam nikotinat dan nikotinamida yang
melebihi 500 mg/hari juga menyebabkan kerusakan hati.

Vitamin B6
Berperan dalam metabolisme asam amino dan glikogen, juga dalam kerja
hormon steroid. Terdapat 6 senyawa yang memiliki aktivitas vitamin B 6 :
piridoksin, piridoksal, piridoksamin, dan turunan 5-fosfatnya. Koenzim aktif
adalah piridoksal 5-fosfat. Sekitar 80% vitamin B 6 total dalam tubuh adalah
piridoksal fosfat di otot, sebagian besar berkaitan dengan glikogen fosforilase.
Bentuk ini tidak dapat digunakan pada keadaan defisiensi, tetapi dibebaskan jika
terjadi kelaparan, saat cadangan glikogen terkuras, dan kemudian dapat
digunakan, terutama di hati dan ginjal untuk memenuhi peningkatan kebutuhan
gluconeogenesis dari asam amino.
Piridoksal fosfat adalah suatu koenzim bagi banyak enzim yang terlibat
dalam metabolisme asam amino, khususnya transaminase dan dekarboksilasi.
Vitamin ini juga merupakan kofaktor glikogen fosforilase, dan gugus fosfat
penting untuk katalisis. Selain itu B6 penting bagi kerja hormone steroid.
Piridoksal fosfat mengeluarkan kompleks hormone-reseptor dari ikatan dengan
DNA dan menghentikan kerja hormon. Pada defisiensi vitamin B6, terjadi
peningkatan kepekaan terhadap kerja estrogen, androgen, kortisol, dan vitamin
D konsentrasi rendah.
Vitamin B12
Istilah “vitamin B12” digunakan sebagai penjelasan umum bagi golongan
kobalamin, yaitu golongan korinoid (senyawa mengandung kobalt yang memiliki
cincin korin) dengan aktivitas biologis vitamin. Vitamin B12 hanya ditemukan
dalam makanan yang berasal dari hewan dan tidak ada tumbuhan yang

Bahan Ajar Biokimia 10


merupakan sumber vitamin ini. Hal ini berarti bahwa vegetarian ketat berisiko
mengalami defisiensi vitamin B12. Sejumlah kecil vitamin yang dibentuk oleh
bakteri di permukaan buah mungkin memadai untuk memenuhi kebutuhan, tetapi
preparati vitamin B12 yang dibuat melalui fermentasi oleh bakteri sudah tersedia.
Vitamin B12 diserap dalam keadaan terikat pada faktor intrinsik, suatu
glikoprotein kecil yang disekresikan oleh sel parietal mukosa lambung. Asam
lambung dan pepsin membebaskan vitamin dari ikatan dengan protein dalam
makanan dan menyebabkan vitamin dapat berikatan dengan kobalofilin, suatu
protein pengikat yang disekresikan di air liur. Di duodenum, kobalofilin
mengalami hidrolisis sehingga vitamin dibebaskan untuk berikatan dengan faktor
instrinsik. Faktor intrinsik hanya mengikat vitamer vitamin B12 aktif dan bukan
korinoid lain. Vitamin B12 diserap dari sepertiga distal ileum melalui reseptor yang
mengikat kompleks faktor intrinsik-vitamin B12, tetapi tidak mengikat faktor
intrinsik atau vitamin dalam bentuk bebas.
Terdapat tiga enzim dependen-vitamin B12 : Metilmalonil KoA mutes,
Leusin aminomutase, dan Metionin sintase adalah enzim yang dependen pada
vitamin B12. Aktivitas enzim ini sangat berkurang pada defisiensi vitamin B 12,
yang menyebabkan akumulasi metilmalonil KoA dan ekskresi asam metilmalonat
dalam urine, yang menjadi alat untuk menilai status nutrisional vitamin B 12.
Defisiensi vitamin B12 menyebabkan anemia pernisiosa. Anemia
pernisiosa terjadi jika defisiensi vitamin B12 mengganggu metabolisme asam folat
yang menyebabkan defisiensi folat fungsional. Hal ini mengganggu eritropoiesis
sehingga prekursor imatur eritrosit dibebaskan ke dalam sirkulasi (anemia
megaloblastik). Penyebab tersering anemia pernisiosa adalah kegagalan
penyerapan vitamin B12 dibandingkan dengan defisiensi dari makanan. Hal ini
dapat terjadi akibat gangguan sekresi faktor intrinsic akibat penyakit autoimun
yang menyerang sel parietal atau karena terbentuknya antibodi antifaktor
intrinsik.
Bentuk aktif asam folat Homosistein dan “perangkap folat”. Defisiensi Vitamin
B12 menyebabkan gangguan metionin sintase
sehingga terjadi akumulasi homosistein dan
terperangkapnya folat sebagai metiltetrahidrofolat

Bahan Ajar Biokimia 11


(pteroil glutamat) adalah
tetrahidrofolat. Folat dalam
makanan dapat memiliki
hingga tujuh residu
glutamate tambahan yang
dihubungkan oleh ikatan Ƴ-
peptida. Selain itu semua
folat dengan tambahan satu
karbon juga dapat
ditemukan dalam makanan.
Gangguan metionin sintase pada defisiensi vitamin B12 menyebabkan
penimbunan metil-tetrahidrofolat ‘’perangkap folat’’. Oleh karena itu terdapat
defisiensi fungsional folat sebagai efek sekunder dari defisiensi vitamin B12.
Defisiensi asam folat itu sendiri atau defisiensi vitamin B12 yang menyebabkan
defisiensi fungsional asam folat, memengaruhi sel yang cepat membelah karena
sel ini sangat membutuhkan timidin untuk membentuk DNA. Secara klinis,
defisiensi ini memengaruhi sumsum tulang, menyebabkan anemia megaloblastik.

Biotin
Biotin tersebar luas di banyak makanan sebagai biositin (ε-amino-
biotinillisin), yang dibebaskan pada proteolysis. Senyawa ini disintesis oleh flora
usus melebihi kebutuhan. Defisiensi terjadi pada orang yang memakan putih
telur mentah dalam jumlah yang sangat banyak. Putih telur mengandung avidin,
suatu protein yang mengikat biotin dan menyebabkan biotin tidak dapat diserap.
Biotin adalah koenzim dari enzim karboksilase yang berfungsi
memindahkan karbon dioksida dalam sejumlah kecil reaksi karboksilasi (asetil-
KoA, piruvat, propionil-KoA, dan metilkrotonil-KoA karboksilase).

Asam Pantotenat

Bahan Ajar Biokimia 12


Asam pantotenat memiliki peran utama dalam metabolisme kelompok asil
saat berbentuk sebagai gugus fungsional pantetein dari koenzim A atau protein
pembawa asil (ACP). Gugus pantetein dibentuk setelah penggabungan
pantotenat dan sistein, yang menyediakan gugus prostetik –SH dari KoA dan
ACP; KoA ikut serta dalam reaksi siklus asam sitrat, oksidasi asam lemak,
asetilasi dan sintesis kolesterol. ACP berperan serta dalam sintesis asam lemak.

Vitamin C (Asam Askorbat)


Vitamin C adalah suatu vitamin bagi manusia dan primata lain, marmot,
kelelawar, burung dari orde passerine, sebagian besar ikan, dan invertebrata;
binatang lain menyintesis vitamin C sebagai zat antara dalam jalur asam uronat
pada metabolism glukosa. Pada spesies yang menganggapnya sebagai suatu
vitamin, terdapat penghalang pada jalur karena ketiadaannya gulonolakton
oksidase. Asam askorbat dadann dehidroaskorbat memiliki aktivitas sebagai
vitamin.
Asam askorbat memiliki peranan khusus dalam hidroksilase yang
mengandung tembaga dan hidroksilase yang mengandung besi terkait α-
ketoglutarat. Asam ini juga meningkatkan aktivitas beberapa enzim lain secara in
vitro, walaupun hal ini merupakan aktivitas pengurangan yang tidak spesifik.
Selain itu, asam ini memiliki beberapa efek non enzim akibat aktivitasnya
sebagai agen pereduksi dan antioksidan.
Defisiensi vitamin C menyebabkan skorbut. Tanda-tanda defisiensi
vitamin C adalah perubahan kulit, kerapuhan kapiler darah, perlunakan gusi, gigi
tanggal, dan fraktur tulang. Banyak gejala tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnnya sintesis kolagen.
Pada asupan di atas sekitar 100 mg/hari, kapasitas tubuh untuk
memetabolisme vitamin C mengalami kejenuhan, dan asupan yang lebih tinggi
akan diekskresi dalam urine. Walaupun demikian, tambahan antara lain
menyatakan bahwa vitamin C meningkatkan absorbs besi, dan hal ini

Bahan Ajar Biokimia 13


bergantung pada adanya vitamin dalam usus. Oleh karena itu, peningkatan
asupan vitamin C mungkin memberikan manfaat.

Tabel Vitamin Larut Air


Toksisitas
potensial jika
Nama Sumber Fungsi RDA Defisiensi dikonsumsi dalam
Utama jumlah besar
B1 Tiamin Padi-padian; Koenzim dalam 1,2 Kerusakan Tidak ada;
biji-bijian; piruvat dan α- sampai saraf perifer diekskresi di urine
polong- ketoglutarat 1,5 mg (beriberi)
polongan dehydrogenase, dan atau lesi
(hilang saat transketolase; susunan
ditumbuk dan mengatur kanal Cl saraf pusat
dihaluskan) dalam hantaran (Sindrom
saraf Wernicke-
Korsakoff)

B2 Riboflavin Susu; telur; Koenzim dalam 1,1 Lesi di sudut Tidak ada
hati; ginjal; reaksi oksidasi dan sampai mulut, bibir,
jantung; reduksi; gugus 1,6 mg dan lidah,
sayuran prostetik dermatitis
berdaun hijau flavoprotein seboroik
(hilang pada
sayuran yang
dikeringkan)

Niasin Asam Daging tidak Koenzim dalam 15 Pelagra- Dapat


nikotinat, berlemak; reaksi oksidasi dan sampai dermatitis menyebabkan
Nikotinamida hati; kacang reduksi, bagian 20 mg fotosensitif, gejala-gejala
tanah; ragi; fungsional NAD dan psikosis tidak berbahaya
kulit padi dan NADP; berperan depresif seperti
kecambah dalam regulasi kemerahan pada
kalsium intrasel dan kulit, pusing dan
pembentukan sinyal mual
sel

B6, Piridoksin, Ragi; gandum; Koenzim dalam 2 mg Penyakit Tidak ada sampai
piridoksal, jagung; transaminase dan metabolisme dosis 600 mg;
piridoksamin kuning telur; dekarboksilasi asam asam amino, neurotoksisitas
ginjal; daging amino dan glikogen kejang terhadap folat,
otot fosforilase; kemungkinan
modulasi kerja neurotoksisitas
hormon steroid pada 15 mg/hari

Bahan Ajar Biokimia 14


Vitamin Larut Air (Lanjutan …)
Toksisitas
potensial jika
Nama Sumber Utama Fungsi RDA Defisiensi dikonsumsi dalam
jumlah besar
Asam Folat Sayuran Koenzim dalam 0,05 mg Anemia Biasanya tidak
berdaun hijau; pemindahan Megaloblastik ada; laporan
hati; ginjal; fragmen satu- mengenai
buncis; karbon hipersensitivitas
asparagus; terhadap folat,
padi-padian; kemungkinan
kacang- neurotoksisitas
kacangan; ragi pada 15 mg/hari

B12 Kobalamin Hanya Koenzim dalam 0,003 mg Anemia Tidak ada


makanan yang pemindahan Pernisiosa =
berasal dari fragmen satu Anemia
hewan; daging; karbon dan Megaloblastik
hati; ginjal; metabolisme dengan
susu; telur; asam folat degenarasi
tiram; udang medulla
spinalis

Asam Hati; ginjal; Bagian fungsional Tidak di Kerusakan Tidak ada


Pantotenat kuning telur; KoA dan protein ketahui, saraf perifer
kulit gandum; pembawa asil; mungkin (melalgia
sayuran segar; sintesis dan 5-10 mg nutrisional atau
(terutama metabolisme ‘’burning foot
brokoli dan ubi asam lemak syndrome’’
jalar)

H Biotin Susu; hati; Koenzim pada Gangguan


ginjal’; kuning reaksi metabolism
telur; ragi; juga karboksilasi lemak dan
disintesis oleh dalam karbohidrat;
bakteri pada glukoneogenesis dermatitis
usus dan sintesis asam
lemak, berperan
dalam regulasi
siklus sel

C Asam Koenzim Skorbut-


Askorbat dalam gangguan
hidroksilasi penyembuhan
prolin dan lisin luka,
pada sintesis berkurangnya
kolagen, sementum gigi,
antioksidan; perdarahan
meningkatkan subkutis
penyerapan
besi
RDA = Recommended Dietary Allowances

Bahan Ajar Biokimia 15


Mineral
Banyak mineral esensial yang didistribusikan secara luas dalam makanan, dan
kebanyakan orang mengkonsumsi makanan yang telah dicampur mungkin untuk
mendapatkan asupan yang memadai. Jumlah yang dibutuhkan per hari
bervariasi, mulai dari beberapa gram untuk natrium, kalsium, beberapa milligram
per hari (yaitu besi, seng), sampai mikrogram per hari untuk trace element.
Secara umum, defisiensi mineral terjadi jika makanan yang dikonsumsi berasal
dari tanah yang mungkin kurang memiliki beberapa mineral (yaitu iodium dan
selenium, defesiensi keduanya terjadi pada banyak daerah di dunia); jika
makanan berasal dari berbagai daerah, defisiensi mineral mungkin lebih jarang
terjadi. Meskipun demikian, defisiensi besi merupakan masalah umum karena
jika besi yang hilang dari tubuh relatif tinggi (misalnya darah menstruasi yang
banyak), akan sulit mencapai asupan yang memadai untuk menggantikan besi
yang hilang. Makanan yang tumbuh pada tanah dengan selenium yang tinggi
menyebabkan keracunan, dan asupan natrium yang berlebihan menyebabkan
hipertensi pada orang yang rentan.

Tabel Mineral esensial yang diperlukan dalam jumlah 100 mg/hari atau lebih
Unsur RDA (Dewasa) Sumber Utama Fungsi dalam tubuh

Kalsium 800 mg Susu; keju; sayuran Struktur tulang dan gigi, kontraksi
berdaun; polong-polongan; muscular, koagulasi darah, stabilitas
kacang-kacangan; padi- membrane saraf
padian

Fosfor 800 mg Makanan kaya protein Struktur tulang dan gigi; produksi dan
transfer fosfat berenergi tinggi, absorbi
dan transpor nutrient lain, pengaturan
keseimbangan asam-basa

Natrium 5 g (lima kali Semua makanan; garam Tekanan osmotik cairan tubuh, fungsi
lebih besar dari meja otot, permeabilitas semua sel
kebutuhan
fisiologis
actual)

Bahan Ajar Biokimia 16


Mineral Esensial (Lanjutan …)
Unsur RDA (Dewasa) Sumber Utama Fungsi dalam tubuh

Kalium 4g Semua makanan Aktivitas muscular, terutama jantung dan


fungsi saraf

Klor Sama seperti Semua makanan; garam Pengaturan tekanan osmotik;


natrium meja keseimbangan cairan; keseimbangan
asam-basa

Magnesium 350 mg Sebagian besar makanan, Aktivitas enzim; pelepasan energi, fungsi
terutama sayuran; susu; saraf dan otot
daging; coklat; kacang-
kacangan

Sulfur 0,6 – 1,6 g Semua protein, terutaman Komponen vitamin, hormone, system
yang kaya kandungan enzim, penting dalam mekanisme
sistein dan metionin detoksifikasi

RDA = Recommended Dietary Allowances

Tabel Unsur Renik esensial


Unsur RDA (Dewasa) Sumber Utama Fungsi dalam tubuh

Zat Besi 10 mg Daging organ (hati, jantung, Transpor oksigen, respirasi seluler
(laki-laki) ginjal, limpa); kuning telur;
ikan; tiram; gandum;
18 mg buncis; buah ara; kurma;
(perempuan) sayuran berwarna hijau

Tembaga 2,5 mg Hati; ginjal; kerang; Komponen enzim, pembentukan


kacang-kacangan; kismis haemoglobin

Kobal Tidak diketahui Sumber protein hewani Bagian vitamin B12

Zink 15 mg Daging terutama hati; telur; Komponen enzim, bagian molekul insulin
sea food; susu ; padi-
padian

Mangan Pisang; padi-padian; Struktur tulang normal; fungsi normal


sayuran berdaun sistem reproduksi dan saraf

Iodium 100 sampai 140 Ikan, garam meja Penting untuk fungsi tiroid normal
µg beriodium

Molibdenum Tidak diketahui Ginjal sapi; polong- Komponen enzim


polongan; beberapa jenis
biji-bijian

Bahan Ajar Biokimia 17


Unsur Renik Esensial (Lanjutan …)
Selenium Tidak diketahui Sea food; daging; padi yang Komponen enzim, fungsinya serupa
tumbuh di tanah yang kaya dengan fungsi vitamin E
selenium

Kromium Tidak diketahui Daging; minyak jagung Metabolisme glukosa normal

Flor 1 sampai 2 mg Air diflorisasi; susu Resistensi terhadap karies gigi

Tabel Klasifikasi Mineral Berdasarkan Fungsinya


Fungsi Mineral

Fungsi struktural Kalsium, Magnesium, Fosfat

Fungsi yang berhubungan dengan membran Natirum, Kalium

Fungsi sebagai gugus prostetik di enzim Kobalt, Tembaga, Besi, Molibdenum, Selenium,
Zink

Beberapa mengatur atau berperan dalam Kalsium, Kromium, Iodium, Magnesium,


kerja hormon Mangan, Natrium, Kalium

Diketahui sebagai zat esensial, tetapi Silikan, Vanadium, Nikel, Timah


fungsinya tidak diketahui

Memiliki pengaruh dalam tubuh tetapi Flourida, Litium


perannya belum dipastikan

Dapat ditemukan dalam makanan dan bersifat Alumunium, Arsen, Antimon, Boron, Bromin,
toksik jika berlebihan Kadmium, Sesium, Germanium, Timah hitam,
Merkuri, Perak, Stronsium

Bahan Ajar Biokimia 18


Referensi

Buku Ajar Biokimia 3rd. Frank B. Armstrong. Alih Bahasa dr. RF. Maulany, M.Sc.
Penerbit EGC
Instant Notes Biochemistry. 2nd. B.D. Hames & N.M. Hooper. BIOS Scientific Publisher
Limited. 2000
Color Atlas Of Biochemistry. 2nd Edition, Revised and Enlarged. J. Koolman & K.H.
Roehm.2005
Harper’s Illustrated Biochemistry. 28 th Edition. R. Murray, D.A. Bender, K.M. Botham, P.
Kennely, V. Rodwell, P.A.Weil. 2009
Lippincotts’s Illustrated Reviews Biochemistry. 4 th. P.C. Champe, R.A. Harvey, D.R.
Ferrier.
Nutritional Biochemistry. 2th. Tom Brody.1999
Anatomi & Fisiologi untuk Pemula. Ethel Sloane. Alih Bahasa James Veldman. Penerbit
EGC. 2002

Bahan Ajar Biokimia 19


Bahan Ajar Biokimia 20

Anda mungkin juga menyukai