Anda di halaman 1dari 13

Vitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan dalam jumlah

kecil dalam diet, baik manusia maupun hewan, tetapi esensial untuk reaksi metabolisme
dalam sel dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara
kesehatan. Kebanyakan vitamin-vitamin ini tidak dapat disintesis oleh tubuh. Beberapa di
antaranya masih dapat dibentuk oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya sangat kecil
sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh karenanya
tubuh harus memperoleh vitamin dari makanan sehari-hari. Jadi, vitamin berperan
mengatur metabolisme, mengubah lemak dan kabohidrat menjadi energi, dan ikut mengatur
pembentukan tulang dan jaringan.
Vitamin merupakan nutrisi tanpa kalori yang penting dan dibutuhkan untuk
metabolisme tubuh. Pada manusia, vitamin tidak dapat diproduksi oleh tubuh, tetapi
diperoleh dari makanan sehari-hari. Fungsi khusus vitamin adalah sebagai kofaktor (elemen
pembantu) untuk reaksi enzimatik. Vitamin juga berperan dalam berbagai macam fungsi
tubuh lainnya, termasuk regenerasi kulit, penglihatan, sistem susunan syaraf dan sistem
kekebalan tubuh dan pembekuan darah.

1.2 Vitamin Berdasarkan Kelarutan


Berdasarkan kelarutannya, vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang
larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam lemak
(vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam
air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat
disimpan dalam tubuh.

Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E dan K. Untuk beberapa hal,
vitamin ini berbeda dari vitamin yang larut dalam air. Vitamin ini terdapat dalam lemak dan
bagian berminyak dari makanan. Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam
jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini hanya dicerna oleh empedu karena
tidak larut dalam air. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh
saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam
tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh
(Anonim, 2011).

Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya
dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran
makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke
dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin
ini akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan
asupan vitamin larut air secara terus-menerus.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Metabolisme
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup,
mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur,
tumbuhan, hewan; sampai makhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manuasia. Di
dalam proses ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari
sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.
Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian
(katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup. Semua reaksi metabolisme dikatalis
oleh enzim. Hal lain yang penting dalam metabolisme adalah peranannya dalam
penawaracunan atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun
menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh.

2.2 Metabolisme Vitamin


Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh, tubuh,
melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B
kompleks dan C, tidak disimpan, melainkan akan dikeluarkan oleh sistem pembuangan tubuh.
Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap hari. Vitamin yang alami bisa
didapat dari sayur, buah dan produk hewani. Seringkali vitamin yang terkandung dalam
makanan atau minuman tidak berada dalam keadaan bebas, melainkan terikat, baik secara
fisik maupun kimia. Proses pencernaan makanan, baik di dalam lambung maupun usus halus
akan membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut
lemak diserap di dalam usus bersama dengan lemak atau minyak yang dikonsumsi.
Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda. Terdapat
perbedaan prinsip proses penyerapan antara vitamin larut lemak dengan vitamin larut air.
Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian di dalam dinding usus
digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap sistem limfatik, baru
kemudian bergabung dengan saluran darah untuk ditransportasikan ke hati. Sedangkan
vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Proses
dan mekanisme penyerapan vitamin dalam usus halus diperlihatkan pada tabel berikut:
Jenis Vitamin Mekanisme Penyerapan
Vitamin A, D, E, K dan Dari micelle, secara difusi pasif, digabungkan
beta-karoten dengan kilomikron, diserap melalui saluran
limfatik.
Vitamin C Difusi pasif (lambat) atau menggunakan Na +
(cepat)
Vitamin B1 (Tiamin) Difusi pasif (apabila jumlahnya dalam lumen
usus sedikit), dengan bantuan Na+ (bila
jumlahnya dalam lumen usus banyak).
Vitamin B2 (Riboflavin) Difusi pasif
Niasin Difusi pasif (menggunakan Na+)
Vitamin B6 (Piridoksin) Difusi pasif
Folasin (Asam Folat) Menggunakan Na+
Vitamin B12 Menggunakan bantuan faktor intrinsik (IF) dari
lambung.
Sumber : Muchtadi, 2009

2.2.1 Vitamin larut lemak


Setiap vitamin larut lemak A, D, E, dan K mempunyai peranan faali tertentu dalam
tubuh. Sebagian vitamin lipida larut lemak diabsorsi bersama lipida lain. Absorsi
membutuhkan cairan empedu dan pankreas. Vitamin larut lemak diangkut ke hati melalui
sistem limfe sebagai bagian dari lipoprotein, disimpan di berbagai jaringan tubuh dan
biasanya tidak dikeluarkan melalui urin.
Vitamin yang larut dalam lemak memiliki sifat-sifat umum, antara lain :
1. Tidak terdapat di semua jaringan
2. Terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen
3. Memiliki bentuk prekusor atau provitamin
4. Menyusun struktur jaringan tubuh
5. Diserap bersama lemak
6. Disimpan bersama lemak dalam tubuh
7. Diekskresi melalui feses
8. Kurang stabil jika dibandingkan vitamin B, dapat dipengaruhi oleh cahaya, oksidasi dan lain
sebagainya.

a) Vitamin A (retinol)
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas, vitamin A
merupakan nama genetik yang menyatakan semua retinoiddan prekursor atau provitamin A
atau karotenoid yang mempunyai aktivitas bilogik sebagai retinol. Vitamin A esensial untuk
pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup. Disamping itu kekurangan vitamin A
meningkatkan resiko anak terhadap penyakit infeksi seperti penyakit saluran pernafasan dan
diare, meningkatkan angka kematian karena campak, serta menyebabkan keterlambatan
pertumbuhan.
Vitamin A dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk eter esensial retinil,
bersama karotenoid bersama lipida lain dalam lambung. Dalam sel-sel mukosa usus halus,
ester retinil dihiddrolisis oleh enzim-enzim pankreas esterase menjadi retinol yang lebih
efesien diabsorsi daripada ester retinil. Sebagian karetonoid, terutama beta karoten di dalam
sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol.
Dalam usus halus retinol bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester dan
dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel-sel vili dinding usus halus untuk kemudian
diangkut oleh kilomikron melalui sistem limfe ke dalam aliran darah menuju hati. Hati
merupakan tempat penyimpanan terbesar vitamin A dalam tubuh.
Bila tubuh memerlukan, vitamin A dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol yang
diangkut oleh Retinol Binding-Protein (RBD) yang disentesis oleh hati. Pengambilan retinol
oleh berbagai sel tubuh bergantung pada resepton permukaan membran yang spesifik oleh
RBP. Retinol kemudian diangkut melalui membran sel untuk kemudian diikatkan pada
Celluler Retinol Binding-Protein (CRBD) dan RBP kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata
retinol berfungsi sebagai retinal dan dalam sel epitel sebagai asam retinoat.
b) Vitamin D (colecalciferol)
Vitamin D adalah nama generik dari dau molekul, yaitu ergokalsiferol (vitamin D 2)
dan kolekalsiferol (vitamin D3). Vitamin D mencegahdan menyembuhkan riketsia, yaitu
dimana penyaklit penyakit tulang tidak mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat
dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh cukup mendapat matahari
konsumsi makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat disintesis dalam tubuh, vitamin D dapat
dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon. Bila tubuh tidak tidak cukup mendapat sinar
matahari, vitamin perlu dipenuhi melalui makanan.
Vitamin D diabsorsi dalam usus halus bersama lipidadenagn bantuan cairan empedu.
Vitamin D dari bagian atas usus halus diangkut oleh D-plasma binding protein (DBP) ke
tempat-tempat penyimpanan di hati, kulit, otak, tulang, dan jaringan lain. Absorsi vitamin D
dan pada orang tua kurang efesien bila kandungan kalsium makanan rendah. Kemungkinana
hal ini disebabkan oleh gangguan ginjal dalam metabolisme vitamin D.
Vitamin D3 (kolekalsiferof) dibentuk didalam kulit sinar ultraviolet dari 7-
dehidrokolesterol. Vitamin D3 didalam hati diubah menjadi bentuk aktif 25-hidroksi
kolikasiferol {25(OH)D3} yang lima kali lebih aktif dari pada vitamin D3. Bentuk
{25(OH)D3} adalah bentuk vitamin D yang banyak di dalam darah dan banyaknya
bergantung konsumsi dan penyingkapan tubuh terhadap matahari. Bentuk paling aktif adalah
kolsitriol atau 1,25-dihidroksi kolekalsiferol {1,25(OH)2D3} yang 10 kali lebih aktif dari
vitamin D3. Bentuk aktif ini dibuat oleh gnjal. Kalsitriol pada usus halus meningkatkan
absorpsi kalsium dan fosfor dan pada tulang meningkatkan mobilisasinya.
Sintesis kalsitriol diatur oleh taraf kalsium dan fosfor didalam serum. Hormon
paratiroid (PTH) yang dikeluarkan bila kalsium dalam serum rendah, tampaknya merupakan
perantara yang merangsang produksi {1,25(OH)2D3} oleh ginjal. Jadi tarf konsumsi kalsium
yang rendah tercermin dalam taraf kalsium serum yang rendah. Hal ini akan mempengaruhi
sekresi PTH dan peningkatan sintesis kalsitriol oleh gnjal. Taraf fosfat dari makanan
mempunyai pengaruh yang sama, tetapi tidak membutuhkan PTH.
c) Vitamin E (tokoferol)
Pada tahun 1922, diketemukan suatu zat larut lemak yang dapat menegah keguguran
dan sterilitas pada tikus. Vitsmin E kemudian pada tahun 1936 dapat diisolasi dari minyak
gndum dan dinamakan tokoferol. Semarang dikenal beberapa bentuk tokoferol dan vitamin E
biasa digunakan untuk menyatakan setiap campuran tokoferol yang aktif secara biologik.
Fungsi vitamin E:
1. Sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan larut dalam hidrogen dari gugus hidroksil.
2. Melindungi asam lemak jenuh ganda komponen membran sel lain dari oksidasi radikal bebas
Sebanyak 20-80 % tokoferol diabsorsi di bagian atas usus halus dalam bentuk misel.
Absorsi tokoferol dibantu trigliserida rantai sedang dan dihambat asam lemak rantai panjang
tidak jenuh ganda. Transprortasi dari mukosa usus halus kedalam sistem limfe dilakukan oleh
kilo micrn untuk dibawa ke hati. Dari hati bentuk alfa-tokofeol diangkut oleh very low-
density lipoprotein/VLDL masuk kedalam plasma, sedangkan sebagian besar gama-tokoferol
dikeluarkan melalui empedu. Tokoferol di dalam plasma kemudian diterima oleh reseptor sel-
sel perifer low-density lipoprotein/LDL dan masuk ke membran sel. Tokoferol menumpuk di
bagian-bagian sel dimana produksi radikal bebas paling banyak terbentuk, yaitu di
mitokondria dan retikulum endoplasma.
d) Vitamin K (fitomenadion)
Vitamin K ialah 2-methyl, 1,4-naphthoquinone. Semarang terdapat sejumlah derivat
yang semuanya mempunyai bioaktivitas vitamin K. Bentuk induk dari vitamin K disebut
Menadion oleh IUPAC dan Menaquion oleh IUNS. Vitamin K cukup tahan terhadap
panastetapi tidak tahan terhadap alcali dan cahaya.
Vitamin K tidak dapat disintesa oleh tubuh, tetapi suplai vitamin K bagi tubuh berasal
dari bahan makanan dan dari sintesa oleh mikroflora usus yang menghasilkan menaquinone.
Untuk penyerapan vitamin K diperlukan garam empedu dan lemak didalam hidangan. Garam
empedu dan lemak dicerna membentuk misel (misell) yang berfungsi sebagai transport
carrier bagi vitamin K tersebut.

2.2.2 Vitamin larut air


Vitamin yang larut dalam air memiliki sifat-sifat umum, antara lain :
1. Tidak hanya tersusun atas unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen
2. Tidak memiliki provitamin
3. Terdapat di semua jaringan
4. Sebagai prekusor enzim-enzim
5. Diserap dengan proses difusi biasa
6. Tidak disimpan secara khusus dalam tubuh
7. Diekskresi melalui urin
8. Relatif lebih stabil, namun pada temperatur berlebihan menimbulkan kelabilan.

a) Vitamin C (asam askorbat)


Vitamin C adalah cristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan kering
vitamin C cukup stabil tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena
bersentuhan dengan udara terutama bila terkena panas.
Vitamin C mudah diabsorsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian
atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata absorsi adalah
90% untuk konsumsi diantara 20 dan 129 mg sehari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram pada
absorsi sebanyak 16% . Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi
adalah dalam jeringan adrenal, pituitari, dan retina.
b) Vitamin B1 (Tiamin)
Vitamin B1 merupakan anggota pertama dari suatu kelompok vitamin-vitamin yang
disebut B-kompleks. Vitamin B1 larut dalam air, tidak larut dalam minyak dan dalam zat-zat
pelarut lemak, stabil terhadap pemanasan pH asam, tetapi terurai pada suasana biasa atau
netral.
Tiamin mudah larut dalam air, sehingga di dalam usus halus mudah diserap kedalam
mukosa. Didalam sel epitel mukosa usus thiamin difosforilasikan dengan pertolongan ATP
dan sebagai TPP dialirkan oleh vena portae ke hati. Thiamin dieskresikan di dalam urine pada
keadaan normal, eskresi ini paralel terhadap tingkat konsumsi, tetapi pada kondisi defisien
hubungan paralel ini tidak lagi berlaku.
c) Vitamin B2 (Riboflavin)
Vitamin ini tidak larut dalam minyak atau zat-zat pelarut lemak, stabil dalam
pemanasan dalam larutan asam mineral dan tahan terhadap pengaruh oksidasi, tetapi sensitif
terhadap larutan alkali, dimana ia terurai irreversibel oleh sinar ultraviolet maupun oleh
cahaya biasa. Vitamin ini diketemukan sebagai pigmen kuning kehijauan yang bersifat
fluoresen (mengeluarkan cahaya) dalam susu. Dalam bentuk murni adalah kristal kuning,
larut air, tahan panas, oksidasi dan asam tetapi tidak tahan dengan alkali dan cahaya terutama
sinar ultraviolet.
Riboflavin bebas terdapat di dalam bahan makanan dan larut di dalam air sehingga
mudah diserap dari rongga usus ke dalam mukosa. Didalam sel epithel mukosa usus,
riboflavin bebas mengalami fosforilasi dengan pertolongan ATP dan sebagai FMN (Flavin
Mononukleotida) dialirkan melalui vena portale ke hati.
d) Vitamin B3 (Niasin)
Vitamin ini berperan penting dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan
energi, metabolisme lemak, dan protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar
dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo.
Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin ini. Vitamin B3
termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi,
hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa sumber pangan lainnya
yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang
manis. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh mengalami kekejangan, keram
otot, gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah, dan mual.

e) Vitamin B5 (asam pantotenat)


Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam tubuh.
Hal ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme, seperti
dalam reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak. Peranan lain vitamin ini adalah
menjaga komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi senyawa
asam lemak, sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh. Vitamin B5 dapat ditemukan dalam
berbagai jenis variasi makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga
makanan nabati, seperti sayuran hijau dan kacang hijau. Seperti halnya vitamin B1 dan B2,
defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain itu,
gangguan lain yang akan diderita adalah keram otot serta kesulitan untuk tidur.
f) Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)
Vitamin B6 merupakan vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini
berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan
energi melalui jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain itu,
vitamin ini juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai
mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi
tubuh. Vitamin ini merupakan salah satu jenis vitamin yang mudah didapatkan karena vitamin
ini banyak terdapat di beras, jagung, kacang-kacangan, hati, ikan, daging dan sayuran.
Vitamin ini merupakan bagian dari gugusan prostetik dari enxim dekarboksilase dan
transaminase tertentu.
Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan sebagai obat.
Fungsi vitamin B6:
1. Sebagai koenzim terutama dalam transaminasi
2. Dekarboksilasi
3. Reaksi lain yang berkaitan dengan metabolisme protein
4. PLP mengatur sintesis pengantar syaraf asam gama-amino butirat (gamma-amino-butiric-
acid/GABA).
Kekurangan vitamin B6 menimbulkan gejala-gejala yang berkaitan dengan gangguan
metabolisme protein, seperti lemah dan sukar tidur . Jika lebih lanjut mengakibatkan kejang,
anemia, penurunan pembentukan antibodi, peradangan lidah, serta luka pada bibir, sudut-
sudut mulut dan kulit dan dapat mengakibatkan kerusakan sistem syaraf. Sedangkan jika
kelebihan akan mengakibatkan kram.
g) Vitamin B12 (Kobalamin)
Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya khusus
diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu, vegetarian sering
kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin B12
merupakan satu-satunya vitamin yang belum sanggup dibuat secara sintetis total, tetapi selalu
diekstraksi dari media tempat tumbuh mikroba, sebagai hasil fermentasi. Struktur vitamin B 12
adalah yang sangat kompleks dari struktur semua vitamin yang diketahui sampai sekarang.
Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12
juga termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan
sel saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA, pembentukkan platelet darah.[6] Telur, hati,
dan daging merupakan sumber makanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12.
Anemia Persiosa adalah penyakit gangguan gizi yang dapat disembuhkan dengan
pemberian makanan yang mengandung 100-200 gram hati sapi. Bentuk utama vitamin ini
dalam makanan adalah 5-doeksiadenolsilkobalamin, metilkobalamin, dan hidroksobalamin.
Sianokobalamin adalah bentuk paling stabil dan karena itu diproduksi secara komersial dari
fermentasi bakteri.
Absorpsi vitamin B12 mempunyai mekanisme sangat rumit dan unik. Di dalam
sekresi gaster terdapat enzim transferase yang disebut Faktor Intrinsik (FI). Faktor Intrinsik
mengikat vitamin B12 yang membuat vitamin ini resistan terhadap serangan mikroba yang
menghuni rongga usus. Pada manusia, FI dihasilkan oleh sel-sel cardia ventriculi.

No Nama Vitamin Sumber Fungsi Akibat Kelebihan dan


Kekurangan
Mengkonsumsi
1 Vitamin B1 (tiamin) Hati, ginjal, susu, Koenzim dan Nyeri saat perjalanan
= C12H17ON4S mentega, kuning metabolisme impuls di saraf perifer
telur, ikan, kacang- Metabolisme Pembengkakan neuron
kacangan, dan kulit karbohidrat pada susunan saraf pusat
ari padi Memelihara fungsi Beri-beri dan endema
sistem saraf Hilang nafsu makan
Memelihara sistem Gangguan jantung dan
pencernaan dan nafsu otot
makan Mata lemah
2 Vitamin B2 Hati, ginjal, jantung, Transmisi rangsangan Luka di sudut bibir
(riboflavin otak, susu, telur, cahaya ke saraf mata (keilosis)
laktoflavin) = mentega, sayuran, Menjaga nafsu makan Katarak
C17H20O6N4 dan ragi Memelihara kulit di Dermatitis
sekitar mulut Diare
Kelemahan otot
3 Vitamin B3 (niasin) Susu, hati, ikan, Pertumbuhan sel Penyakit pelagra dengan
= C6H5O2N telur, dan sayur- Bersama fosfat gejala 3D (radang
sayuran membentuk koenzim yang kulit/dermatitis, diare, dan
berperan dalam respirasi demensia)
sel
4 Vitamin B5 (asam Ragi, hati, kuning Memelihara tingkat Radang kulit
pantotenat) = telur, daging, buah- gula darah yang normal Nafsu makan menurun
C9H17O3N buahan dan sayur- Komponen struktur Insomnia
sayuran koenzim-A yang berperan
dalam proses oksidasi sel
5 Vitamin B6 Sayuran hijau, hati, Memelihara Peradangan kulit
(piridoksin) = daging, telur, dan keseimbangan unsur P dan Anemia
C8H12O2N susu K dalam sel
Aktif dalam
pembentukan antibodi dan
beberapa koenzim dalam
metabolisme
6 Vitamin B11 (asam Kacang-kacangan, Pembuatan koenzim Anemia
folat) = C12H12O6N7 ragi, hati, daging, untuk produksi eritrosit Diare
pisang, lemon, dan Membentuk asam Megaloblastosis
sayuran hijau nukleat untuk sintesis (membesarnya eritrosis)
protein Terhambatnya
petumbuhan
7 Vitamin B12 Daging, unggas, Metabolisme sel dan Kelelahan
(sianokobalin = anti ikan, telur, pertumbuhan jaringan Pusing
anemia pernisiosa) susu,keju,hati, udang Pembentukan eritrosit Anemia
= C63H90O3N2S dan kerang Peradangan saraf
8 Vitamin H (biotin) Kacang-kacangan, Koenzim metabolisme Depresi
= C10H16O3N2S hati, dan kuning karbohidrat, lemak, dan Kurang nafsu makan
telur protein
9 Vitamin C (asam Jeruk, tomat, nanas, Pembentukan serabut Pendarahan pada gusi
askrobat = C6H8O6 pepaya, semangka, kolagen dan persendian
stroberi, hati dan Menjaga elastisitas Otot sakit
sayur-sayuran segar kapiler darah Degenerasi
Menjaga perlekatan (pengurangan) sel-sel kulit
akar gigi pada gusi Skorbut (penyakit
Koenzim reaksi karena kekurangna
katabolisme karbohidrat vitamin C)
dan lemak
10 Vitamin A (retinol = Sayur-sayuran dan Memelihara kesehatan Xeroftalmia
anti seroftalmia) = buah-buahan, mata dan kulit (terganggunya kelenjar air
C20H30O berwarna kuning dan Pertumbuhan tulang mata)
merah (mengandung dan gigi Rabun senja
karoten), hati, susu, Kulit kasar
dan daging Kelelahan
11 Vitamin D Susu, minyak ikan, Absorpsi fosfor dan Rakhitis (pada bayi)
(ergosterol = kuning telur, ragi, kalsium Osteomalasia
kalsiferol) = dan sinar ultraviolet Pembentukan tulang (melunaknya tulang pada
C28H44O dan gigi orang dewasa)
12 Vitamin E Kecambah, susu, Pembentuka eritrosit Penimbunan lemak pada
(tokoferol = kuning telur, kacang- Fungsi reproduksi otot
antisterilitas)= kacangan, tumbuhan Mencegah oksidasi Kemandulan
C29H50O2 hijau dan biji lemak tak jenuh Pecahnya eritrosit
gandum
13 Vitamin K Sayuran hijau, hati Pembekuan darah Darah sukar membeku
(filokinon = anti dan daging Pembentukan Pendarahan
hemoragia) = protombin dalam hati
C31H46O2

1. PROSES METABOLISME VITAMIN LARUT DALAM AIR KETIKA MASUK


KEDALAM TUBUH :
Vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B kompleks dan C, tidak disimpan, melainkan
akan dikeluarkan oleh sistem pembuangan tubuh. Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan
vitamin tersebut setiap hari.
Proses Metabolismenya :
Proses pencernaan makanan, baik di dalam lambung maupun usus halus akan membantu
melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut air langsung
diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Proses dan mekanisme
penyerapan vitamin dalam usus halus diperlihatkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Proses dan Mekanisme Penyerapan Vitamin dalam Usus Halus
Jenis Vitamin Mekanisme Penyerapan
Vitamin C Difusi pasif (lambat) atau menggunakan Na +
(cepat)
Vitamin B1 (Tiamin) Difusi pasif (apabila jumlahnya dalam lumen
usus sedikit), dengan bantuan Na+ (bila
jumlahnya dalam lumen usus banyak).
Vitamin B2 (Riboflavin) Difusi pasif
Niasin Difusi pasif (menggunakan Na+)
Vitamin B6 (Piridoksin) Difusi pasif
Folasin (Asam Folat) Menggunakan Na+
Vitamin B12 Menggunakan bantuan faktor intrinsik (IF) dari
lambung.
Sumber : Muchtadi, 2009
Proses Metabolisme Vitamin C :
Vitamin C adalah Vitamin yang larut air dan biasa disebut asam askorbat. Vitamin C
mudah diserap secara aktif atau mungkin secara nonaktif [difusi] pada bagian atas usus halus
masuk ke peredaran darah melalui vena porta [pembuluh darah besar yang menuju ke hati
lalu ke jantung]. Rata-rata penyerapan adalah 90% untuk konsumsi 20 s/d 120 mg sehari .
Konsumsi tinggi sampai 12 gram [sebagai pil] hanya diserap sebanyak 16% . Vitamin C
kemudian dibawa ke semua jaringan, konsentrasi tertinggi ada di dalam jaringan adrenal,
pituitari dan retina.
Tubuh dapat menyimpan hingga 1.500 mg Vitamin C bila konsumsi mencapai 100 mg
sehari. Jumlah ini dapat mencegah terjadinya skorbut [berupa kerusakan mucosa seperti
sariawan] selama tiga bulan, Vitamin C dibuang melalui urine. Karena dibuang melalui urine
itu berarti berhubungan dengan ginjal jadi asupan Vitamin C dosis tinggi kurang baik untuk
penderita gagal ginjal dan hati .
2. PROSES METABOLISME VITAMIN LARUT DALAM LEMAK KETIKA MASUK
KEDALAM TUBUH :
Beberapa vitamin larut lemak adalah vitamin A, D, E, dan K, yang hanya mengandung
unsur- unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika
berlebihan tidak dikeluarkan oleh, tubuh, melainkan akan disimpan.
Proses Metabolismenya :
Proses pencernaan makanan, baik di dalam lambung maupun usus halus akan membantu
melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut lemak diserap di
dalam usus bersama dengan lemak atau minyak yang dikonsumsi.
Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian di dalam dinding usus
digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap sistem limfatik, baru
kemudian bergabung dengan saluran darah untuk ditransportasikan ke hati. Proses dan
mekanisme penyerapan vitamin dalam usus halus diperlihatkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Proses dan Mekanisme Penyerapan Vitamin dalam Usus Halus
Jenis Vitamin Mekanisme Penyerapan
Vitamin A, D, E, K dan Dari micelle, secara difusi pasif, digabungkan
beta-karoten dengan kilomikron, diserap melalui saluran
limfatik.
Sumber : Muchtadi, 2009
Proses Metabolisme Vitamin A :
Sebelum ditemukan vitamin yang larut dalam lemak, orang menduga bahwa lemak hanya
berfungsi sebagai sumber energi. Vitamin yang larut dalam lemak biasanya ditimbun dalam
tubuh dan karenanya tidak perlu disediakan setiap hari dalam makanan.
Absorbsi vitamin larut lemak yang normal ditentukan oleh absorbsi normal dari lemak.
Gangguan absorbsi lemak yang disebabkan oleh gangguan sistim empedu akan
menyababkan gangguan absorbsi vitaminvitamin yang larut lemak. Setelah diabsorbsi,
vitamin ini dibawa ke hepar dalam bentuk kilomikron dan disimpan di hepar atau dalam
jaringan lemak. Di dalam darah, vitamin larut lemak diangkut oleh lipoprotein atau protein
pengikat spesifik (Spesific Binding Protein), dan karena tidal larut dalam air, maka
ekskresinya lewat empedu, yang dikeluarkan bersama-sama feses.

Anda mungkin juga menyukai