kecil dalam diet, baik manusia maupun hewan, tetapi esensial untuk reaksi metabolisme
dalam sel dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara
kesehatan. Kebanyakan vitamin-vitamin ini tidak dapat disintesis oleh tubuh. Beberapa di
antaranya masih dapat dibentuk oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya sangat kecil
sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh karenanya
tubuh harus memperoleh vitamin dari makanan sehari-hari. Jadi, vitamin berperan
mengatur metabolisme, mengubah lemak dan kabohidrat menjadi energi, dan ikut mengatur
pembentukan tulang dan jaringan.
Vitamin merupakan nutrisi tanpa kalori yang penting dan dibutuhkan untuk
metabolisme tubuh. Pada manusia, vitamin tidak dapat diproduksi oleh tubuh, tetapi
diperoleh dari makanan sehari-hari. Fungsi khusus vitamin adalah sebagai kofaktor (elemen
pembantu) untuk reaksi enzimatik. Vitamin juga berperan dalam berbagai macam fungsi
tubuh lainnya, termasuk regenerasi kulit, penglihatan, sistem susunan syaraf dan sistem
kekebalan tubuh dan pembekuan darah.
Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E dan K. Untuk beberapa hal,
vitamin ini berbeda dari vitamin yang larut dalam air. Vitamin ini terdapat dalam lemak dan
bagian berminyak dari makanan. Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam
jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini hanya dicerna oleh empedu karena
tidak larut dalam air. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh
saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam
tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh
(Anonim, 2011).
Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya
dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran
makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke
dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin
ini akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan
asupan vitamin larut air secara terus-menerus.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Metabolisme
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup,
mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur,
tumbuhan, hewan; sampai makhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manuasia. Di
dalam proses ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari
sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.
Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian
(katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup. Semua reaksi metabolisme dikatalis
oleh enzim. Hal lain yang penting dalam metabolisme adalah peranannya dalam
penawaracunan atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun
menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh.
a) Vitamin A (retinol)
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas, vitamin A
merupakan nama genetik yang menyatakan semua retinoiddan prekursor atau provitamin A
atau karotenoid yang mempunyai aktivitas bilogik sebagai retinol. Vitamin A esensial untuk
pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup. Disamping itu kekurangan vitamin A
meningkatkan resiko anak terhadap penyakit infeksi seperti penyakit saluran pernafasan dan
diare, meningkatkan angka kematian karena campak, serta menyebabkan keterlambatan
pertumbuhan.
Vitamin A dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk eter esensial retinil,
bersama karotenoid bersama lipida lain dalam lambung. Dalam sel-sel mukosa usus halus,
ester retinil dihiddrolisis oleh enzim-enzim pankreas esterase menjadi retinol yang lebih
efesien diabsorsi daripada ester retinil. Sebagian karetonoid, terutama beta karoten di dalam
sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol.
Dalam usus halus retinol bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester dan
dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel-sel vili dinding usus halus untuk kemudian
diangkut oleh kilomikron melalui sistem limfe ke dalam aliran darah menuju hati. Hati
merupakan tempat penyimpanan terbesar vitamin A dalam tubuh.
Bila tubuh memerlukan, vitamin A dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol yang
diangkut oleh Retinol Binding-Protein (RBD) yang disentesis oleh hati. Pengambilan retinol
oleh berbagai sel tubuh bergantung pada resepton permukaan membran yang spesifik oleh
RBP. Retinol kemudian diangkut melalui membran sel untuk kemudian diikatkan pada
Celluler Retinol Binding-Protein (CRBD) dan RBP kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata
retinol berfungsi sebagai retinal dan dalam sel epitel sebagai asam retinoat.
b) Vitamin D (colecalciferol)
Vitamin D adalah nama generik dari dau molekul, yaitu ergokalsiferol (vitamin D 2)
dan kolekalsiferol (vitamin D3). Vitamin D mencegahdan menyembuhkan riketsia, yaitu
dimana penyaklit penyakit tulang tidak mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat
dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh cukup mendapat matahari
konsumsi makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat disintesis dalam tubuh, vitamin D dapat
dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon. Bila tubuh tidak tidak cukup mendapat sinar
matahari, vitamin perlu dipenuhi melalui makanan.
Vitamin D diabsorsi dalam usus halus bersama lipidadenagn bantuan cairan empedu.
Vitamin D dari bagian atas usus halus diangkut oleh D-plasma binding protein (DBP) ke
tempat-tempat penyimpanan di hati, kulit, otak, tulang, dan jaringan lain. Absorsi vitamin D
dan pada orang tua kurang efesien bila kandungan kalsium makanan rendah. Kemungkinana
hal ini disebabkan oleh gangguan ginjal dalam metabolisme vitamin D.
Vitamin D3 (kolekalsiferof) dibentuk didalam kulit sinar ultraviolet dari 7-
dehidrokolesterol. Vitamin D3 didalam hati diubah menjadi bentuk aktif 25-hidroksi
kolikasiferol {25(OH)D3} yang lima kali lebih aktif dari pada vitamin D3. Bentuk
{25(OH)D3} adalah bentuk vitamin D yang banyak di dalam darah dan banyaknya
bergantung konsumsi dan penyingkapan tubuh terhadap matahari. Bentuk paling aktif adalah
kolsitriol atau 1,25-dihidroksi kolekalsiferol {1,25(OH)2D3} yang 10 kali lebih aktif dari
vitamin D3. Bentuk aktif ini dibuat oleh gnjal. Kalsitriol pada usus halus meningkatkan
absorpsi kalsium dan fosfor dan pada tulang meningkatkan mobilisasinya.
Sintesis kalsitriol diatur oleh taraf kalsium dan fosfor didalam serum. Hormon
paratiroid (PTH) yang dikeluarkan bila kalsium dalam serum rendah, tampaknya merupakan
perantara yang merangsang produksi {1,25(OH)2D3} oleh ginjal. Jadi tarf konsumsi kalsium
yang rendah tercermin dalam taraf kalsium serum yang rendah. Hal ini akan mempengaruhi
sekresi PTH dan peningkatan sintesis kalsitriol oleh gnjal. Taraf fosfat dari makanan
mempunyai pengaruh yang sama, tetapi tidak membutuhkan PTH.
c) Vitamin E (tokoferol)
Pada tahun 1922, diketemukan suatu zat larut lemak yang dapat menegah keguguran
dan sterilitas pada tikus. Vitsmin E kemudian pada tahun 1936 dapat diisolasi dari minyak
gndum dan dinamakan tokoferol. Semarang dikenal beberapa bentuk tokoferol dan vitamin E
biasa digunakan untuk menyatakan setiap campuran tokoferol yang aktif secara biologik.
Fungsi vitamin E:
1. Sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan larut dalam hidrogen dari gugus hidroksil.
2. Melindungi asam lemak jenuh ganda komponen membran sel lain dari oksidasi radikal bebas
Sebanyak 20-80 % tokoferol diabsorsi di bagian atas usus halus dalam bentuk misel.
Absorsi tokoferol dibantu trigliserida rantai sedang dan dihambat asam lemak rantai panjang
tidak jenuh ganda. Transprortasi dari mukosa usus halus kedalam sistem limfe dilakukan oleh
kilo micrn untuk dibawa ke hati. Dari hati bentuk alfa-tokofeol diangkut oleh very low-
density lipoprotein/VLDL masuk kedalam plasma, sedangkan sebagian besar gama-tokoferol
dikeluarkan melalui empedu. Tokoferol di dalam plasma kemudian diterima oleh reseptor sel-
sel perifer low-density lipoprotein/LDL dan masuk ke membran sel. Tokoferol menumpuk di
bagian-bagian sel dimana produksi radikal bebas paling banyak terbentuk, yaitu di
mitokondria dan retikulum endoplasma.
d) Vitamin K (fitomenadion)
Vitamin K ialah 2-methyl, 1,4-naphthoquinone. Semarang terdapat sejumlah derivat
yang semuanya mempunyai bioaktivitas vitamin K. Bentuk induk dari vitamin K disebut
Menadion oleh IUPAC dan Menaquion oleh IUNS. Vitamin K cukup tahan terhadap
panastetapi tidak tahan terhadap alcali dan cahaya.
Vitamin K tidak dapat disintesa oleh tubuh, tetapi suplai vitamin K bagi tubuh berasal
dari bahan makanan dan dari sintesa oleh mikroflora usus yang menghasilkan menaquinone.
Untuk penyerapan vitamin K diperlukan garam empedu dan lemak didalam hidangan. Garam
empedu dan lemak dicerna membentuk misel (misell) yang berfungsi sebagai transport
carrier bagi vitamin K tersebut.