Anda di halaman 1dari 16

1

PENGEMBANGAN KIT EKSPERIMEN MEKANISME KONTRAKSI


OTOT PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI IPA
Oleh:
Sadina, Agus Suyatna, Baharudin Risyak
FKIP UNILA, Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
e-mail: sadinaoneday4668@gmail.com
081369222017
ABSTRACT: The Development of Experimental kit muscle contraction
mechanism in learning biology at XI IPA (the 11th of science class). This
research aims to develop experimental kits of biology, particularly to improve the
effectiveness and the attraction of learning biology at mechanism of muscle
contraction. The research and development of experimental kit refers to the model
of R & D Borg and Gall, which is conducted through two phases of research (7
steps) in SMAN 1 Kotagajah. Phase 1 of research conducted to produce the main
products, and phase 2 of research conducted to test the effectiveness and
attractiveness of the main products which are designed by using post test-only
control design.The results showed that the experimental kit that comes from the
development of LKS has a very interesting category with the acquisition 3.62
from maximum score of 4.0 or 90%, while the effectiveness the control class with
an experimental class (experiment kit users) of 7.5.
Keywords: experimental kit, muscle contraction mechanism, learning biology.

ABSTRAK: pengembangan kit eksperimen mekanisme kontraksi otot pada


pembelajaran biologi XI IPAPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
sebuah kit eksperimen biologi khususnya untuk meningkatkan efektivitas, dan
daya tarik pembelajaran biologi pada materi mekanisme kontraksi otot.Penelitian
dan pengembangan kit eksperimen ini mengacu pada model R & D Borg and
Gall, yang dilakukan melalui dua tahap penelitian (7 langkah) di SMAN 1
Kotagajah. Penelitian tahap 1 dilakukan sampai menghasilkan produk awal, dan
penelitian tahap 2 dilakukan untuk menguji efektivitas dan daya tarik produk
awal yang dirancang dengan desain eksperimen post test-only control design.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kit eksperimen hasil pengembangan yang
dilengkapi LKS memiliki kategori sangat menarik dengan perolehan skor 3,62
dari skor maksimal 4,0 atau sebesar 90%, sedangkan dari hasil uji efektivitas
antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen (pengguna kit eksperimen) sebesar
7,5 .
Kata kunci: kit eksperimen, mekanisme kontraksi otot, pembelajaran biologi.

eksperimen yang ada, berimplikasi

PENDAHULUAN

pada hasil belajar siswa. Dari hasil


Kegiatan pembelajaran di la-

angket untuk mengungkap kebutuhan

boratorium merupakan bagian inte-

guru yang ditujukan kepada 4 orang

gral dari pembelajaran biologi. Hal ini

guru biologi SMAN 1 kotagajah

menunjukkan betapa pentingnya pe-

dan10 orang guru biologi anggota

ranan kegiatan laboratorium untuk

MGMP biologi Lampung Tengah,

mencapai tujuan pembelajaran bio-

diperoleh skor angket sebesar 164

logi.

dari skor maksimal 224 (kategori


Woolnough & Allsop dalam

sangat diperlukan).

Nuryani Y. Rustaman (2005: 136),

Media/

alat

bantu

pem-

mengemukakan empat alasan menge-

belajaran pada dasarnya dibuat untuk

nai pentingnya kegiatan prak-tikum

memudahkan guru maupun siswa

sains sebagai berikut, 1) praktikum

dalam proses belajar mengajar. Akan

membangkitkan

tetapi

sains,

2)

motivasi

ke-giatan

belajar

praktikum

media

pembelajaran

yang

mampu mem-bangkitkan minat dan

mengembangkan keterampilan dasar

motivasi bagi

melakukan eks-perimen, 3) praktikum

buktikan konsep-konsep yang telah

menjadi wa-hana belajar pendekatan

dipelajari tidak selalu tersedia di

ilmiah,

sekolah.

4)

praktikum

menunjang

materi pelajaran.

Salah

Berdasarkan

siswa untuk mem-

satunya

adalah

alat

hasil observasi

bantu eksperimen biologi yang berupa

di SMAN 1 Kotagajah, kegiatan

kit eksperimen yang biasa digunakan

praktikum

khususnya untuk materi

untuk membuktikan otot sebagai alat

mekanisme kontraksi otot dilakukan

gerak aktif. Percobaan menggunakan

menggunakan

otot

alat

bantu

yang

betis

katak

yang diberikan

sederhana yang penggunaannya me-

rangsangan dengan selang waktu

nyulitkan

tertentu

siswa

sehingga

pem-

belajaran belum efektif dan efisien.

kontraksi

pembelajaran
otot

mekanisme

menggunakan

masih

menyulitkan siswa maupun guru,

Kesulitan dan ketidak menarikan

pelaksanaannya

kit

terutama dalam hal pemberian rangsangan yang memerlukan interval


waktu tertentu dengan tingkat akurasi

yang tinggi.

Menurut Dick and Carrey

Pentingnya eksperimen meka-

dalam Suparman (2001: 165) strategi

nisme kerja otot sebagai alat gerak

pem-belajaran

aktif, dan untuk mencapai tujuan

komponen umum dari suatu set

pembelajaran, telah dilakukan pe-

materi dan prosedur pembelajaran

ngembangan

yang akan dipergunakan bersama-

kit eksperimen meka-

adalah

nisme kontraksi otot di SMAN 1

sama materi tersebut.

Kotagajah, agar pembelajaran men-

Dick

jadi lebih mudah, efektif dan menarik.


Kata media secara etimologis

and

mengemukakan
utama

dari

komponen-

Carrey
lima

suatu

(1985)

komponen

strategi

pem-

berasal dari bahasa Latin medium

belajaran yaitu;1) kegiatan prapem-

yang secara harfiah berarti tengah,

belajaran, 2) presentasi informasi, 3)

perantara atau pengantar menyatakan

partisipasi siswa, pengujian, dan

bahwa media apabila dipahami secara

kegiatan lanjutan.

garis besar adalah manusia,

materi

Kekuatan dan kelemahan dari

membangun

media pembelajaran yang telah dibuat

kondisi yang membuat siswa mampu

oleh guru biasanya dapat diketahui

memperoleh pengetahuan, keteram-

dengan jelas setelah program tersebut

pilan atau sikap.

di-laksanakan di kelas dan dievaluasi

atau

kejadian

yang

Dalam upaya memanfaatkan


media sebagai alat bantu belajar,

dengan seksama.
Tahapan evaluasi media pem-

Edgar Dale dalam Susilana dan

belajaran adalah sebagai berikut:

Riyana (2007:7) mengadakan klasi-

1) Evaluasi Satu Lawan Satu

fikasi menurut tingkatan dari yang

Evaluasi media tahap satu lawan satu

paling konkrit ke yang paling abstrak,

yang disebut dengan istilah one to one

yang dikenal dengan nama kerucut

evaluation, dilaksanakan dengan me-

pengalaman Edgar Dale.

milih dua orang atau lebih siswa yang

Menurut Sudirjo dan Siregar


dalam

Prawiradilaga

dan

Siregar

dapat mewakili populasi target dari


media yang dibuat.

(2007: 5) media pembelajaran dipan-

2) Evaluasi Kelompok Kecil

dang sebagai pilihan dalam strategi

Pada tahap ini media perlu dicobakan

pembelajaran.

kepada 10-20 orang siswa yang

dapat mewakili populasi target.

berkontraksi dan kembali ke ukuran

3) Evaluasi Lapangan

semula jika sedang relaksasi. Kon-

Evaluasi

lapangan

field

traksi otot terjadi jika sedang me-

tahap akhir dari

lakukan kegiatan. Relaksasi otot ter-

evaluasi formatif yang perlu anda

jadi jika otot sedang beristirahat. Otot

lakukan. Pilih sekitar 30 siswa dengan

tersusun atas dua macam filamen

berbagai karakteristik (tingkat kepan-

dasar yaitu filamen aktin dan filamen

daian, kelas, latar belakang, jenis

miosin. Kedua filamen ini menyusun

kelamin, usia, kemajuan belajar dan

miofibril, miofibril menyusun sera-

sebagainya) sesuai dengan karakter-

but otot, dan serabut otot menyusun

istik populasi sasaran.

satu otot. Berdasarkan bentuknya sis-

evaluation adalah

Untuk

atau

memperoleh

hasil

tem kerja dan lokasinya dalam tubuh

pembelajaran yang optimal, salah satu

otot dibedakan menjadi tiga, yaitu

tugas guru yang sangat penting adalah

otot lurik, otot polos dan otot jantung.

membuat persiapan pembel-ajaran,

Mekanisme kontraksi otot ber-

sedangkan untuk membuat persiapan

langsung

pembelajaran yang ideal seorang guru

berikut.

dituntut memiliki sejumlah kom-

a) Pusat motorik di otak mengirimkan

petensi.

impuls/rangsang menuju otot melalui

Agar

proses

pembelajaran

dengan

saraf motorik,

urutan

sebagai

b) Sesampainya di

dapat berjalan secara optimal, maka

ujung akson saraf motorik, rangsang

seorang guru perlu membuat strategi

di-lanjutkan oleh neurohumor (hor-

pembelajaran. Strategi pembelajaran

mon saraf) berupa asetilkolin atau

(teaching strategy) merupakan pola

epinefrin (adrenalin) menuju ke otot

kegiatan pembelajaran yang berurutan

(reseptor pada otot) yang mempunyai

yang diterapkan dari waktu ke waktu

aktin, c) Setelah rangsang sampai

dan diarahkan untuk mencapai suatu

di reseptor, energi dilepaskan, maka

hasil belajar siswa yang diinginkan

aktin akan bergeser, zona H mengecil

(Costa, 1985)

bahkan menghilang dan sarkomer

Otot merupakan alat gerak

memendek.

aktif karena kemampuannya berkon-

Garis saling mendekat dan

traksi. Otot memendek jika sedang

otot berkontraksi (berkerut). Jarak

antara garis Z satu dan garis Z yang

Heinich et al (2005) model ini terdiri

lainnya disebut sarkomer.

atas enam langkah kegiatan yaitu:

Woolnough & Allsop dalam


Nuryani Y. Rustaman (2005: 136)
mengemukakan empat alasan mengenai pentingnya kegiatan prak-

a. Analisis Siswa (Analyze Learners)


b. Merumuskan Tujuan (States
Objectives)
c. Pemilihan Metode, media dan

tikum sains sebagai berikut; 1) prak-

bahan (Select Methods, Media, and

tikum

Material)

membangkitkan

motivasi

belajar sains. 2) kegiatan praktikum

d. Penggunaan Media dan bahan Ajar

mengembangkan keterampilan dasar

(Utilize Media and materials)

melakukan eksperimen. 3) praktikum

e. Partisipasi Siswa di dalam kelas

menjadi wahana belajar pendekatan

(Require Learner Participation)

ilmiah.

4)

praktikum

menunjang

materi pelajaran.

f. Penilaian dan Revisi (Evaluate and


Revise)

Pengalaman langsung siswa

Model pengembangan berba-

ter-hadap fenomena alam menjadi

sis produk yang dikelompokkan oleh

prasarat penting untuk mendalami dan

Gustafson dan Branch (2002: 30-44)

memahami materi pelajaran. Contoh-

diantaranya adalah Model Bergman

contoh

yang

and moore (1990), Model de Hoog,

diantaranya

de jong and de Vries (1994), Model

adalah : mempelajari dan menyayat

Bates (1995), Model Nieveen (1997),

bagian tumbuhan, mengamati kon-

dan Model seels and Glasgow (1998).

traksi otot betis katak yang diberi

Selain model-model pengembangan

rangsang listrik, memperhatikan ge-

berbasis produk tersebut, terdapat

rakan organism sederhana (misalnya

model pengembangan berbasis pro-

Amoeba), eksplorasi respons fisio-

duk yang lain yaitu model pengem-

logis untuk latihan, menumbuhkan

bangan produk Borg and Gall (1993).

praktikum

bersifat

pengalaman

biologi

dan memelihara tanaman tertentu.


Model ASSURE merupakan

Reigeluth

dalam

Miarso

(2004: 244) menyatakan kerangka

suatu model berupa sebuah formulasi

teori

pembelajaran

meliputi

tiga

untuk pembelajaran atau disebut juga

variabel, yaitu kondisi pembelajaran,

model berorientasi kelas. Menurut

perlakuan pembelajaran, dan hasil

pembelajaran.

pembelajaran

juga pada pengetahuan awal siswa.

menurut teori Reigeluth meliputi tiga

Menurut West dan Pines (1985)

variabel, yaitu efektivitas, efisiensi,

dalam Nuryani (2005: 171) belajar

dan daya tarik. Menurut Miarso

melibatkan pembentukan makna

(2004:

oleh siswa dari apa yang mereka

546)

Hasil

pembelajaran

yang

efektif adalah pembelajaran yang

lakukan, lihat, dan dengar.

bermanfaat dan bertujuan kepada

Menurut

Fensham

(1994)

peserta didik melalui prosedur yang

dalam Nuryani (2005: 171) penganut

tepat. Sedangkan menurut Wotruba

konstruktivis

and Wright dalam Miarso (2004: 546)

tentang belajar bahwa orang mem-

pembelajaran yang efektif memiliki

bangun makna tentang hal-hal yang

beberapa indikator:

dialami atau diceritakan secara aktif

1) Pengorganisasian

memiliki

pandangan

pembelajaran

oleh diri mereka sendiri. Makna yang

baik, 2) komunikasi secara

dibangun bergantung pada penge-

efektif, 3) penguasaan dan antuiasme

tahuan sudah ada pada diri seseorang.

dalam pembelajaran, 4) sikap yang

Piaget dalam Nuryani (2005:

positif terhadap peserta didik, 5) pem-

171) bahwa belajar sains merupakan

berian tes dan nilai yang adil,

proses konstruktif yang menghendaki

keluwesan dalam pendekatan pem-

partisipasi aktif dari siswa. Berarti di

belajaran, dan 7) hasil belajar peserta

sini peran guru berubah dari sumber

didik yang baik.

dan

yang

Efisiensi

menurut

Miarso

(2004: 258) meliputi penghematan


waktu, tenaga, dan biaya. Sedangkan

pemberi

informasi

menjadi

pendiagnosa dan fasilitator belajar


siswa.
Berdasarkan

permasalahan

daya tarik menurut Miarso (2004:

yang telah dirumuskan, maka tujuan

257) adalah kemudahan memperoleh,

yang ingin dicapai dalam penelitian

mencerna, ketepatsasaran pesan, dan

ini adalah:

keterandalan yang tinggi.

1) Mendeskripsikan

Menurut

pandangan

kons-

potensi dan

kondisi media pembelajaran biologi.

truktivisme keberhasilan belajar ber-

2) Mendeskripsikan

gantung bukan hanya pada ling-

eksperimen

kungan atau kondisi belajar, tetapi

otot yang menggunakan kit elektro-

mekanisme

desain

kit

kontraksi

nik pengatur interval waktu yang

guru Biologi dan siswa kelas XI IPA1

efektif, murah. 3) Mendeskripsikan

sebagai

kit eksperimen mekanisme kontraksi

tingkat kemenarikan, kemudahan dan

otot yang lebih efektif pada pem-

kemanfaatan kit eksperimen hasil

belajaran biologi. 4) Mendeskripsikan

pengembangan.

kit eksperimen mekanisme kontraksi

Langkah-langkah Penelitian:

otot yang lebih menarik.

Tahap pra-pengembangan model,

pengguna

yang

menilai

terdiri dari dua langkah.


Tahap pengembangan model, terdiri

METODE PENELITIAN

dari tiga langkah.


Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research

Tahap penerapan model, terdiri dari


dua langkah.

and Development), dan penelitian ini


mengacu pada model penelitian dan
pengembangan Borg and Gall.
Menurut

Borg

and

Populasi pada penelitian pendahuluan adalah seluruh siswa kelas


XI IPA SMAN 1

Gall

(2003), penelitian dan pengembangan


pedidikan adalah suatu strategi untuk
mengembangkan produk pendidikan
yang efektif yang dapat digunakan
untuk mengatasi masalah belajar.
Penelitian Pengembangan ini
dilakukan di SMAN 1 Kotagajah
Lampung Tengah.. Berdasarkan analisis kebutuhan, guru dan siswa sangat
membutuhkan kit eksperimen yang
khusus digunakan untuk melakukan
percobaan mekanisme kontraksi otot.
Subyek dalam penelitian ini
adalah para ahli yang melakukan validasi produk yang terdiri dari Pakar
Biologi dan 2 orang guru inti Biologi
di Lampung Tengah, serta 17 orang

Kotagajah TP.

2010/2011 yang berjumlah 192 siswa,


dan siswa kelas XI IPA SMAN 1
seputih banyak berjumlah 49 siswa ,
dan guru Biologi SMAN 1 Kotagajah
serta guru biologi anggota MGMP
biologi

SMA

Lampung

tengah.

Sampel terdiri dari 62 siswa dari kelas


XI IPA1 dan XI IPA2 SMAN 1
Kotagajah dan 49 siswa kelas XI IPA3
dan IPA4 SMAN 1Seputih Banyak,
serta 4 orang guru biologi SMAN 1
Kotagajah

dan

10

guru

biologi

anggota MGMP Biologi SMA se


Lampung Tengah.
Pada

tahap

pengembangan

model, langkah keempat adalah uji


lapangan

produk

awal,

subyek

penelitian adalah sebagai berikut: 1)

eksperimen Posttest-only Control

bertindak sebagai ahli materi dalam

design (Sugiono, 2008). Populasi

pengembangan kit eksperimen meka-

dalam uji lapangan produk utama

nisme kontraksi otot adala Candra

adalah seluruh siswa kelas XI SMAN

Puasati, S.Pd. M.Pd seorang guru inti

1 Kotagajah TP. 2012/2013. Sampel

di MGMP Biologi Lampung Tengah

diambil dengan teknik cluster random

dan seorang guru biologi SMAN 1

sampling.

Kotagajah yaitu Edi Purwanto, M.Si.

Data

mengenai

efektivitas

2) sedangkan yang bertindak sebagai

diperoleh dari tes kognitif yaitu soal

uji ahli media yang dikembangkan

tes formatif berupa soal pilihan ganda

adalah 2 orang yaitu Candra Puasati,

yang diberikan pada kelas eksperimen

M.Pd dan Drs. Kanedi, M.Si seorang

dan kelas kontrol.

dosen biologi di FMIPA Universitas

Data

mengenai

efektivitas

Lampung. 3) Uji coba perseorangan

yang diperoleh dengan instrumen tes

(satu lawan satu) subyek penelitian

formatif berupa soal pilihan ganda

adalah 12 orang siswa yang memiliki

pada

kemampuan

dan

dianalisis menggunakan SPSS yaitu

eksperimen

Independent sampel test untuk me-

(populasi dan sampel penelitian tahap

ngetahui apakah pembelajaran yang

II). 4) Uji coba kelompok kecil

menggunakan Kit eksperimen Meka-

subyek penelitian adalah 30 orang

nisme Kontraksi Otot lebih efektif

siswa dengan kemampuan tinggi,

dibandingkan dengan pembelajaran

sedang, dan rendah.

yang tidak menggunakan kit. Adapun

rendah

pada

Data
pada

tinggi,

sedang

kelas

mengenai

penelitian

penelitian

langkah

keenam

kebutuhan

uji statistik yang dilakukan adalah uji

pendahuluan

perbedaan dua rata-rata satu pihak

diperoleh melalui instrumen angket

dengan hipotesis sebagai berikut :

dan refleksi bersama guru biologi

Ho :

kelas XI IPA SMAN 1 Kotagajah.

formatif pada siswa

Kisi-kisi instrumen yang digu-

Rata-rata hasil tes


yang pem-

belajarannya menggunakan Kit Eks-

nakan pada penelitia pendahuluan

perimen MKO lebih kecil atau sama

diadaptasi dari Nurharini (2006).

dengan rata-rata hasil tes formatif

Uji lapangan dirancang dengan desain

pada siswa yang pembelajarannya ti-

dak menggunakan Kit Eksperimen

hubungkan otot betis katak dengan

MKO.

baterai sebagai sumber rangsang.


Rata-rata hasil tes

Kondisi yang seperti yang

formatif pada siswa yang pembel-

disebutkan di atas, menjadi salah satu

ajarannya menggunakan kit Eks-

alasan keinginan untuk dikembang-

perimen MKO lebih besar diban-

kannya kit eksperimen yang lebih

dingkan dengan rata-rata hasil tes

mudah untuk dioperasikan baik bagi

formatif pada siswa yang pembel-

siswa maupun guru.

ajarannya tidak menggunakan Kit

Desain Kit EksperimeMKO.

H1

>

2:

Setelah teridentifikasi bahwa

eksperimen MKO.
Dengan

rata-rata hasil tes

formatif pada kelas eksperimen.


rata-rata hasil tes formatif
2 =
pada kelas kontrol.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Potensi dan Kondisi Kit MKO
Analisis kebutuhan dilakukan
dengan menggunakan instrumen angket. Analisis kebutuhan ini dilakukan
untuk mengetahui kebutuhan belajar
siswa yang berupa alat bantu ajar
untuk guru maupun siswa yang mendukung kegiatan pembelajaran di
sekolah tersebut.
Kit eksperimen mekanisme
kontraksi otot yang digunakan untuk
memahami mekanisme kontrakso otot
berupa statif dan sepasang klem yang
berfungsi sebagai penopang otot betis
katak, kabel yang terhubung dengan
jarum pentul/ peniti untuk meng-

kit eksperimen mekanisme Kontraksi


Otot dibutuhkan, maka langkah
selanjutnya yaitu merumuskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Kit eksperimen yang dikembangkan berupa alat yang dapat
memberikan rangsang berupa aliran
listrik yang merangsang otot untuk
berkontraksi.
Validasi mengenai kesesuaian
desain dengan spesifikasi yang direncanakan dilakukan oleh pakar biologi
(Drs. M. Kanedi, M.Si), dosen biologi
fakultas MIPA Universitas Lampung.
Validasi kesesuaian LKS dengan produk yang dikembangkan oleh guru
mata pelajaran biologi SMA Negeri 1
Kotagajah.
Pada uji coba satu lawan satu
dilakukan kepada 3 siswa pada setiap
kelas XI IPA1, XI IPA2, XI IPA3, dan
XI IPA4. Pada tahap uji coba satu

10

lawan satu, 3 siswa dipilih secara

perimen mekanisme kontraksi otot

acak dari masing-masing kelas. Dua

menarik

belas siswa yang terpilih kemudian

angket, hasil pengamatan peneliti

diberi perlakuan dengan memberikan

selama pembelajaran menggunakan

pembelajaran materi mekanisme kon-

kit eksperimen mekanisme kontraksi

traksi menggunakan media kit eks-

otot, siswa sangat antusias, semangat,

perimen hasil pengembangan.

dan mengulang 2 sampai 3 kali untuk

Tentang kemenarikan produk,


63% siswa menyatakan sangat me-

digunakan.

Selain

hasil

melakukan kegiatan praktikum pengamatan kontraksi otot tersebut.

narik, dan 37% menyatakan menarik.


Sedangkan terhadap pertanyaan
apakah kit eksperimen dan LKS mekanisme

kontraksi

otot

mudah

Pembahasan
Potensi dan Kondisi Kit Eksperimen
MKO.
Kit eksperimen mekanisme

digunakan 87,5% menjawab sangat

kontraksi

mudah, dan 12,5% menjawab mudah.

digunakan untuk memahami meka-

Efektivitas Kit Eksperimen MKO.

nisme kontraksi otot berupa statif dan

otot

yang

selama

ini

Untuk mengetahui efektivitas

sepasang klem yang berfungsi sebagai

produk, pada uji coba lapang terha-

penopang otot betis katak, kabel yang

dap kelas eksperimen, peneliti mem-

terhubung dengan jarum pentul/ peniti

berikan tes formatif menggunakan

untuk meng-hubungkan otot betis

instrumen tes yang sama baik pada

katak dengan baterai sebagai sumber

kelas eksperimen maupun kelas kon-

rangsang. Siswa dihadapkan pada dua

trol.

hal yang menyulitkan, yaitu mela-

Selanjutnya hasil tes ini di-

analisis menggunakan SPSS 15 .

kukan pengamatan bagaimana respon

Kemenarikan Kit Eksperimen MKO

otot

Berdasarkan angket daya tarik

terhadap

diberikan,

kit mekanisme kontraksi otot, ter-

rangsang

dapat 62% siswa menyatakan bahwa

tertentu.

kit eksperimen mekanisme kontraksi

rangsang

sekaligus
dengan

yang

memberikan

interval

waktu

Kondisi kit eksperimen seperti

otot sangat menarik untuk digunakan

yang

dalam pembelajaran, dan 38% siswa

gunaanya sangat menyulitkan para

yang lainnya menyatakan kit eks-

siswa, mereka merasa kekurangan

dijelaskan

di

atas,

peng-

11

waktu untuk lebih memahami konsep

yang ada, namun paling tidak ada tiga

kontraksi otot karena waktunya tersita

hal penting yang dapat dilakukan

untuk

untuk mengenal siswa yaitu; ber-

melakukan

perakitan

dan

pengamatan yang cukup sulit.


Pembelajaran

dasarkan ciri-ciri umum, ketrampilan

biologi

pada

awal khusus, dan gaya belajar siswa.

konsep mekanisme kontraksi belum

Mengembangkan sebuah kit

menarik karena belum adanya kit

eksperimen yang memenuhi kriteria

eksperimen yang merupakan ham-

tersebut, memerlukan sebuah peren-

batan dalam pembelajaran, sehingga

canaan dan desain yang benar-benar

perlu dilakukan kegiatan pembel-

sesuai dengan tujuan pembelajaran

ajaran dengan meng-gunakan kit eks-

yang ingin dicapai. Diawali dengan

perimen hasil pe-ngembangan seba-

membuat sebuah skenario pengem-

gai perlakuan pem-belajaran yang

bangan kit eksperimen, desain kit

meliputi

bahan

eksperimen mekanisme kontraksi otot

ajar, strategi penyampaian yang digu-

dibuat untuk memecahkan masalah

nakan,

yang dihadapi oleh siswa maupun

peng-organisasian

dan

pengelolaan

pembelajaran,

agar

kegiatan

pembelajaran

menjadi menarik, lebih mudah dan

guru.
Efektivitas Kit Eksperimen MKO

lebih efektif yang dapat dilihat dari

Berdasarkan hasil analisis uji

hasil pembelajaran siswa.

perbedaan dua rata-rata antara kelas

Desain Kit Eksperimen MKO

eksperimen dan kelas kontrol yang

Idelanya

sebuah

kit

eks-

dilakukan dengan Independent Sam-

perimen sebagai salah satu alat bantu

ple Test

yaitu t-test for quality of

pembelajaran adalah mampu mem-

mean diketahui bahwa ada perbedaan

berikan kemudahan bagi siswa, ka-

nilai rata-rata tes formatif antara kelas

rena pada desain pembelajaran, siswa

eksperimen dan kelas kontrol yaitu

adalah hal terpenting. Ini sesuai de-

sebesar 7,5 dan rata-rata nilai tes

ngan apa yang menjadi point pertama

formatif kelas eksperimen lebih besar

pada model pengembangan berbasis

dari rata-rata nilai tes formatif kelas

kelas ASSURE, walaupun Heinich

kontrol sehingga dapat disimpulkan

menyatakan bahwa sukar untuk me-

bahwa rata-rata prestasi belajar siswa

nganalisis semua karakteristik siswa

yang

menggunakan

produk

Kit

12

Eksperimen Mekanisme Kontraksi

dengan

Otot lebih besar dibandingkan dengan

Nuryani (2005:171) bahwa belajar

siswa

menggunakan

sains merupakan proses konstruktif

produk Kit Eksperimen Mekanisme

yang menghendaki partisipasi aktif

Kontraksi Otot.

dari siswa, yang berarti mengubah

yang

tidak

Adanya peningkatan kemampuan ini berkaitan dengan media


pembelajaran

yang

pendapat

Piaget

dalam

peran guru dari narasumber menjadi


fasilitator.

digunakan.

Gagne dan
memperkuat

Prawiradilaga dan Siregar (2007)

dengan adanya umpan balik atau

media pembelajaran dipandang seba-

respon

gai pilihan bahkan sebagai suatu

kemampuan Kit Eksperimen Meka-

keharusan dalam strategi pembel-

nisme Kontraksi Otot ketika siswa

ajaran karena media memiliki fungsi

mengamati fenomena kontraksi otot

komunikasi.

yang bervariasi saat rangsang dengan

memberikan

yang

ini

(1979)

Menurut Sudirjo dan Siregar dalam

Produk

hasil

Briggs

berkaitan

diberikan

pengalaman nyata adalah upaya untuk

selang waktu

memahami konsep kontraksi otot. Hal

diberikan dan direspon otot.

ini sesuai dengan kerucut pengalaman

Kemenarikan Kit Eksperimen MKO

Edgar Dale, bahwa siswa akan lebih

Indikator lain dari keber-hasilan suatu

mengingat 90% dari apa yang mereka

pembelajaran adalah daya tarik dan

lakukan dan kerjakan. Menurut West

kemudahan belajar. Daya tarik dapat

dan Pines penganut konstruktivisme

di-ukur

(1985) dalam Nuryani (2005:171)

kecenderungan

belajar melibatkan pembentukan ma-

belajar serta tergantung pada kualitas

kna oleh siswa dari apa yang mereka

pembelajaran (Degeng, 1989: 174).

lakukan, lihat, dan dengar.

Dari hasil angket daya tarik dengan

Kemenarikan

yang

terhadap

dengan

berbeda-beda

mengamati

siswa ingin terus

pengamatan

merujuk pada indikator kualitas daya

kontraksi otot menggunakan kit hasil

tarik dapat disimpulkan bahwa Kit

pengembangan memberikan penga-

Eksperimen Mekanisme Kontraksi

laman nyata kepada siswa sehingga

Otot SMA kelas XI IPA ini memiliki

mereka tidak sekedar belajar teori

daya tarik yang baik. Kemudahan

yang sifatnya abstrak. Ini senada

dalam menggunakan kit eksperimen

13

mekanisme kontraksi otot, tentu siswa

kelas kontrol dan kelas eksperimen

dapat menghemat waktu (efisien)

4. Dari hasil angket, Kit Eksperimen

untuk mempelajari konsep kontraksi

Mekanisme Kontraksi Otot ini

otot, sehingga mereka lebih punya

memiliki daya tarik yang baik.

banyak waktu pula untuk mempelajari


konsep-konsep

yang

lain.

Sesuai

Saran
1. Bagi Guru biologi

yang akan

dengan yang dikatakan oleh Miarso

menggunakan

(2004:258) yang mengatakan bahwa

mekanisme

efisiensi

hendaknya menjadi fasilitator dan

meliputi

penghematan

waktu, tenaga, dan biaya.

mediator

SIMPULAN DAN SARAN

praktikum
2. Bagi

Simpulan
1. Potensi dan kondisi kit eksperimen

menggunakan

vensional
dahkan

siswa

otot,

diskusi

pasca

yang

akan

siswa

mekanisme

eksperimen

kontraksi

dalam

mekanisme kontraksi otot konyang

kit

kit

eksperimen

kontraksi

otot,

belum

memu-

disarankan membaca buku teks

untuk

belajar,

biologi

menjadi dasar utama dikembang-

kelas

XI

materi

otot

sebagai alat gerak aktif.

meka-

3. Bagi kepala sekolah, hendaknya

nisme kontraksi otot yang lebih

memberi dukungan baik berupa

menarik,

sarana prasarana, maupun materi

kannya

kit

eksperimen

mudah

dioperasikan,

efisien, dan efektif.

pendukung lainya.

2. Desain kit eksperimen mekanisme


kontraksi otot hasil pengembangan

DAFTAR PUSTAKA

ini memiliki beberapa kelebihan


baik

secara

internal

maupun

eksternal.
3. Kit

eksperimen

mekanisme

kontraksi otot efektif digunakan


sebagai media pembelajaran biologi karena mampu meningkatkan
hasil belajar dengan perbedaan
rata-rata sebesar 7,5 antara

Aryulina Diah, Muslim Choirul,


2007. Biologi 2 SMA.Esis
Erlangga Jakarta
Asyhar, Rayanda. 2011. Kreatif
Mengembangkan
Media
Pembelajaran. Jakarta: Gaung
Persada (GP) Press Jakarta.
Borg, Walter.R, Meredith D.
Gall.2003. Educational
Research: An Introduction.
Seven Edition.

14

Boston. New York, Sanfrancisco.


Dick Walter, Lou Carey and James
Carey. 2001. The Systematic
Design of Instruction: Fifth
Edition. Longman
Dimyati dan Mudjiono.2002. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta:
Rineka Cipta. Belajar dan
Pembelajaran. Rineka Cipta,
Jakarta
Elsaid, Fairuz. 2011. Pengertian Alat
Peraga
Pendidikan.
http://fairuzelsaid.
wordpress.com/2011/05/24/pe
ngertian-dan-tujuan-alatperaga-pendidikan/.
25
November 2011, pukul 06.37
WIB.
Gagne, Robert M and Leslie J.
Briggs. 1994. Principles of
Instructional Design, Fourth
Edition. San Diego: Harcourt
Brace Jovanovich College
Publisher

Smaldino
(1996).
Instructional
Media
and
Technologies for Learning
(5thed). Englewood Cliffs, NJ:
Prentice-Hall, Inc.
Herlina, Cici. 2010. Alat Peraga.
http://pendidikanmatematika.fi
les.wordpress.
com.
18
November 2011, pukul 14.24
WIB.
Laria,

Kartika.
2011.
Media
Pembelajaran.
http://www.infoskripsi.com/
Article/Kajian-Pustaka-MediaPembelajaran.html.
24
November 2011, pukul 16.00
WIB.

Miarso, Yusufhadi 2004. Menyemai


Benih Teknologi Pendidikan.
Kencana, Jakarta
Mardalis. 2009. Metode Penelitian.
Jakarta: Bumi Aksara.
Nuryani. 2005. Strategi belajar
Mengajar Biologi. Universitas
Negeri malang

Gustafson and Branch.2002. Survey


of Instructional development
Models.
Newyork:
Eric
Clearinghouse on information
and technology, syracuse
University.

Bishop Owen. 2008. Dasar-dasar


Elektronika. Erlangga jakarta

Hartati.B. 2010. Pengembangan Alat


Peraga Gaya Gesek untuk
Meningkatkan
Ketrampilan
Berfikir Kritis Siswa SMA.
https://www.google.com/url?q
=http://journal.unnes.ac.id/nju/
index.php/JPFI/article/downlo
ad/1125/1045&sa=U&ei=QG
UZUrPgMMLVrQeB_4HICQ
&ved=0CAkQFjAB&usg=AF
QjCNE1hRHRAWiwPh3G7
WFieniJj6KanQ

Permendiknas No. 22 Tahun 2006


tentang Standar Isi

Heinich, Robert, Michael Molenda,


James D Russell, Sharon E

Peraturan Pemerintah No. 19. 2005


Tentang Standar Nasional
Pendidikan

Permendiknas No. 41 Tahun 2007


tentang Standar Proses
Rosalina Indah Pramesty, Prabowo.
2013. Pengembangan Alat
Peraga Kit Fluida Statis
Sebagai Media Pembelajaran
Pada Sub Materi Fluida Statis
Di Kelas XI IPA SMA Negeri
1 Mojosari,Mojokerto.
https://www.google.com/url?q
=http://ejournal.unesa.ac.id/art
icle/5873/32/article.pdf&sa=U

15

&ei=92cZUs31GororQfZj4Do
AQ&ved=0CAcQFjAA&usg=
AFQjCNGlSlIFpb4dthluv_2x
oWA2fXTFgA
Prawiradilaga, Dewi Salma dan
Eveline Siregar. 2007. Mozaik
Teknologi
Pendidikan.
Kencana UNJ
Prawiradilaga, Dewi Salma. 2007.
Prinsip Desain Pembelajaran.
Jakarta: Kencana, Prenada
Media
Qomarudin, Masum. 2007. Desain
Experiment One-Shot Case
study. http://www. scribd.
com/doc/60836925/27/Gamba
r-14-Desain-Experiment-OneShot-Case-Study. 1 Desember
2011, pukul 09.38 WIB.
Reiser, Robert A, and John V.
Dempsey. 2007. Trends and
Issues in Intsruktional Design
and Technology;
Second
Edition.
Pearson
Merrill
Prentice Hall. Upper Sadle
River, New Jesey Columbus,
Ohio
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi
Pembelajaran.
Jakarta:
Prenada Media Group.
Seels and Glasgow. 1998. Making
Instructional
Designe
Decisions. New Jersey: Merril
an imprint of prentice Hall
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Pendidikan;
Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R
& D. Alfabeta Bandung
Sumitro, Bambang, Herpratiwi, dan
Siti Samhati. 2008. Pedoman
Penulisan Tesis Program
Pascasarjana
Teknologi
Pendidikan
Universitas
Lampung. FKIP Universitas
Lampung. Bandarlampung

Suparman, M. Atwi. 2001. Desain


Instruksional. Pusat Antar
Universitas untuk Peningkatan
dan Pengembangan Aktivitas
Instruksional
Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen
Pendidikan
Nasional
Susetyo, Budi. 2010. Statistika Untuk
Analisis Data Penelitian;
Dilengkapi Cara Perhitungan
dengan SPSS dan MS Office
Excel.
Refika
Aditama.
Bandung
Susilana, Rudi, & Cepi Riyana. 2007.
Media
Pembelajaran.
Bandung: CV Wacana Prima.
Suyanto, Eko. 2009. Pengembangan
Contoh Lembar Kerja Fisika
Siswa
dengan
Latar
Penuntasan Bekal Awal Ajar
Tugas Studi Pustaka
dan
Keterampilan Proses Untuk
SMA Negeri 3 Bandarlampung. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan 2009.
Lampung: Unila.
Woolkfolk, Anita. 2004. Educational
Psychology. Pearson

16

Anda mungkin juga menyukai