Anda di halaman 1dari 14

Peran Agama

Dalam BK

Kelompok
Disusun Oleh:

Ainul Wafiroh (23070160074)

6
Mita Khoirul Ulum (23070170101)
Peran Agama Dalam Bimbingan Konseling

 Pendidikan Agama Islam berperan membentuk


manusia Indonesia yang percaya dan takwa kepada Allah
SWT, menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya
dalam kehidupan sehari-sehari, baik dalam kehidupan
pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat,
mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan
mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air,
agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan
yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
 Dalam Konsep Islam, pengembangan diri merupakan
sikap dan perilaku yang sangat diistimewakan. Manusia
yang mampu mengoptimalkan potensi dirinya, sehingga
menjadi pakar dalam disiplin ilmu pengetahuan dijadikan
kedudukan yang mulia di sisi Allah SWT.
 Hal ini diperkuat dalam Firman Allah SWT.
yang terkandung dalam QS. Al-Mujadalah
[58]:11
ُ‫ يَ ْرفَ ِع هللاُ الَّ ِذي َْن َءا َمنُ ْوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذي َْن أ ُ ْوت ُ ْوا ْال ِع ْل َم دَ َر َجاتج َوهللا‬.....
‫ِب َما ت َ ْع َملُ ْو َن َخ ِبيْر‬
Artinya: “… niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Peran Agama Terhadap Kualitas
Konselor & Klien Dalam BK
 Manusian diharapkan saling memberi bimbingan sesuai
dengan kemampuan dan kapasitas manusia itu sendiri,
sekaligus memberi konseling agar tetap sabar dan
tawakal dalam menghadapi pelajaran kehidupan yang
sebenarnya. Firman Allah SWT. (QS. Al-Ashr [103]:
1-3):
‫) ِإالَّ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُ ْوا َو َع ِملُ ْوا‬2( ‫سانَ لَ ِفى ُخ ْسر‬ ِ ْ ‫) ِإ َّن‬1( ‫ص ِر‬
َ ‫اْل ْن‬ ْ َ‫َو ْالع‬
)3(‫صب ِْر‬ َّ ‫ص ْوا ِبال‬ ِ ‫ص ْوا ِب ْال َح‬
َ ‫قال َوت َ َوا‬ َ ‫ت َوت َ َوا‬
ِ ‫صا ِل َحا‬
َّ ‫ال‬
Artinya: “Demi masa (1) Sungguh manusia dalam
kerugian (2) Kecuali mereka yang beriman dan
melakukan amal kebaikan, saling menasehati supaya
mengikuti kebenaran, dan saling menasehati supaya
mengamalkan kesabaran (3).
Ayat di atas menunjukkan agar manusia selalu
mendidik diri sendiri maupun orang lain, dengan kata
lain membimbing ke arah mana seseorang itu akan
menjadi baik atau buruk. Proses pendidikan dan
pengajaran agama tersebut dapat dikatakan sebagai
“bimbingan” dalam bahasa psikologi.
Nabi Muhammad SAW. menyuruh manusia
muslim untuk menyebarkan atau menyampaikan
ajaran agama Islam yang diketahuinya, walaupun satu
ayat saja yang dipahaminya. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa nasehat agama itu ibarat bimbingan
dalam pandangan psikologi.
Ajaran Islam Yang
Berkaitan Dengan BK
Berbicara tentang agama terhadap kehidupan
manusia memang cukup menarik, khususnya Agama
Islam. Hal ini tidak terlepas dari tugas para Nabi
yang membimbing dan mengarahkan manusia
kearah kebaikan yang hakiki dan juga para Nabi
sebagai figure konselor yang sangat mampu dalam
memecahkan permasalahan (problem solving).
Dengan kata lain, manusia diharapkan saling
memberi bimbingan sesuai dengan kemampuan dan
kapasitas manusia itu sendiri, sekaligus memberi
konseling agar tetap sabar dan tawakal dalam
menghadapi perjalanan kehidupan yang sebenarnya.
Dalam hal ini, Islam memberi perhatian pada proses bimbingan.
Allah menunjukkan adanya bimbingan, nasihat, atau petunjuk bagi
manusia yang beriman dalam melakukan perbuatan terpuji, seperti yang
tertuang pada ayat-ayat berikut:

Ali Imran: 104

“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru


kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari
yang munkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

An-Nahl: 125

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran


yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat
petunjuk.” (An-Nahl: 125).
Adapun beberapa hadis yang berkaitan dengan arah
perkembangan anak adalah:
 ”Tiap-tiap anak itu dilahirkan dalam keadaan suci. Kedua
orangtuanya yang menjadikannya beragama Yahudi,
Nasrani, atau Majusi.” (H.R. Baihaqi)
 ”Seseorang yang mendidik budi pekerti yang baik atas
anaknya. Hal itu lebih daripada bersedekah satu sha.”
(H.R. At-Tirmidzi)
 ”Muliakanlah anak-anakmu dan perbaikilah budi
pekertinya”. (H.R. Ibnu Majah)
Selanjutnya yang berkaitan dengan
perkembangan konseling, khusus konseling
sekolah adalah adanya kebutuhan nyata dan
kebutuhan potensial para siswa pada beberapa
jenjang pendidikan, yaitu meliputi beberapa tipe
konseling berikut ini :
 Konseling Krisis;

 Konseling Fasilitatif;

 Konseling Preventif;

 Konseling Developmental.
Ada beberapa peran agama jika
diterapkan dalam pendidikan, terutama
program penanganan permasalahan peserta
didik di sekolah, antara lain:
 Dengan agama dapat memberikan bimbingan
dalam hidup.
 Ajaran agama sebagai penolong dalam
kebahagiaan hidup.
 Aturan agama dapat menentramkan batin.

 Ajaran agama sebagai pengendali moral

 Agama dapat menjadi terapi jiwa

 Agama sebagai pembinaan mental


Pendekatan Islami Dalam
Pelaksanaan BK
Dalam pelaksanaan bimbingan konseling, pribadi
muslim tersebut memiliki ketangguhan pribadi tentunya
dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
 Selalu memiliki Prinsip Landasan dan Prinsip Dasar yaitu
hanya beriman kepada Allah SWT.
 Memiliki prinsip kepercayaan, yaitu beriman kepada
malaikat.
 Memiliki prinsip pembelajaran, yaitu berprinsip kepada Al-
Qur’an Al Karim.
 memiliki prinsip kepemimpinan, yaitu beriman kepada Nabi
dan Rasulnya.
 Memiliki prinsip masa depan, yaitu beriman kepada “Hari
Kemudian”.
 Memiliki prinsip keteraturan, yaitu beriman kepada
“Ketentuan Allah”.
Pendapat Para Ahli Tentang Pengaruh
Agama Terhadap Kesehatan Mental

1. William James (Filosof & Ahli Ilmu Jiwa America)


 Tidak diragukan lagi terapi terbaik bagi keresahan adalah keimanan
kepada Tuhan.
 Keimanan kepada Tuhan merupakan salah satu kekuatan yang
harus terpenuhi untuk menopang seseorang dalam hidup ini.
 Antara kita dengan Tuhan terdapat suatu ikatan yang tidak terputus
apabila kita menundukkan diri di bawah pengarahanNya, maka
semua cita-cita dan harapan kita akan tercapai.
 Gelombang lautan yang menggelora, sama sekali tidak membuat
keruh ketengan relung hati yang dalam dan tidak membuatnya
resah. Demikian halnya dengan individu yang keimanannya
mendalam, ketenangan tidak akan terkeruh oleh gejolak superfisial
yang sementara sifatnya. Sebab individu yang benar-benar religius
akan terlindungi dari keresahan, selalu terjaga keseimbangannya,
dan selalu siap untuk menghadapi segala malapetaka yang terjadi.
2. A.A. Briel (Psikoanalisis)
Mengatakan bahwa, “individu yang benar-benar
religius tidak akan pernah menderita sakit jiwa”.
3. Arnold Toynbee (sejarawan Inggris)
Mengemukakan bahwa krisis yang diderita orang-
orang Eropa pada zaman modern ini pada dasarnya
terjadi karena kemiskinan rohaniyyah dan terapi satu-
satunya bagi penderita yang sedang mereka alami ialah
kembali kepada agama.
3. Henry Link (Ahli Ilmu Jiwa Amerika)
Mengemukakan bahwa berdasarkan
pengalamannya yang lama dalam menerapkan
percobaan-percobaan kejiwaan atas kaum buruh dalam
proses pemulihan dan pengarahan profesi, ia
mendapatkan bahwa pribadi-pribadi yang religius dan
sering mendatangi tempat ibadah menikmati
kepribadian yang lebih kuat dan baik ketimbang pribadi-
pribadi yang tidak beragama yang sama sekali tidak
menjalankan suatu ibadah.

Anda mungkin juga menyukai