Anda di halaman 1dari 22

HASIL OBSERVASI PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013

DI MTsN SEMARANG
Makalah ini Disusun Guna Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Matematika
Dosen Pengampu: Wulan Izzatul Himmah, M. Pd.

Disusun Oleh: (Kelompok 9)


Dewi Wahyuni (23070170053)
Listyaningsih (23070170083)
Mita Khoirul Ulum (23070170101)

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur selalu kita panjatkan kepada Allah SWT. penguasa alam
semesta yang telah memberikan segala kebaikan, kenikmatan, iman, dan Islam
kepada kita. Sholawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita nabi agung
Muhammad SAW. yang membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman
terang benderang. Syukur alhamdulillah berkat limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan observasi terkait
“Pengembangan Kurikulum 2013 di MTsN Semarang” dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum Matematika.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu memberikan masukan serta ide-ide untuk menyusun makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memenuhi kewajiban kami, dan kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Salatiga, 18 Mei 2019

Penyusun

2
PROFIL MADRASAH

MTsN SUSUKAN KAB. SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2019 - 2020

A. IDENTITAS MADRASAH

1. Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiy Negeri

2. No. Statistik Madrasah : 212332203028

3. Alamat :

- Jalan :-

- Nomor Telepon : (0298) 615013

- Nomor Fax. : (0298) 615347

- Desa : Susukan

- Kecamatan : Susukan

- Kabupaten : Semarang

- Kode Pos : 50777

- Status Madrasah : Negeri

- Didirikan (swasta) : Tahun 1965

- Diresmikan (Dinegerikan) : 1980 , No 27/1980, Tgl 31 Mei


1980

- Waktu Belajar : Pagi

- Jumlah Jam Pelajaran/ minggu : - Kelas 7 : 47 Jam

- Kelas 8 : 47 Jam

- Kelas 9 : 47 Jam

3
4. Kepala Sekolah :

- Nama : Dr. Hj. Hidayatun, S.Ag. M.Pd.

- NIP : 197208241997032002

- Alamat Rumah : Ungaran, Kec. Ungaran, Kab. SMG

- No Telepon : 081390059819

B. Sejarah Berdiri dan Nama Madrasah

Pendirian Madrasah ini diprakarsai oleh Bapak Kyai H. Syamsudin,


Bapak Kyai H. Zhakiri, dan Bapak Kyai H. Ja'farin Ahmad dan oleh
persetujuan beberapa tokoh masyarakat, bekerja sama dengan MWC NU
Kecamatan Susuka sepakat untuk mendirikan lembaga pendidikan resmi
dengan nama Madrasah Tsanawiyah Nahdlotul Ulama' tepatnya pada tahun
1965. Dan berubah-ubah nama sesuai perkembangan masyarakat dan suhu
politik saat itu. Dari MTs NU menjadi MTs Al-Islam dan dinegerikan pada
tahun 1980 dengan SK. Menteri Agama nomor: 27/1980 tanggal 21 Mei 1980
dengan nama Madrasah Tsanawiyah Negeri Susukan Kabupaten Semarang
(Relokasi dari MTs Negeri Grabag 02 Magelang secara resmi) terhitung mulai
tanggal 1 September 1981.

C. Kepala Madrasah

Kepala Madrasah yang pertama Drs. H. Qowa'id terhitung mulai dari


masih swasta sampai dengan 12 April 1996.

1. Kepala Madrasah kedua Drs. Sujitno dari 12 April 1996 sampai


dengan 5 April 1999.

4
2. Kepala Madrasah ketiga Drs. Sarbani dari 5 April 1999 sampai
dengan 3 Juni 2002.

3. Kepala Madrasah keempat Drs. H. Istichsan dari 3 Juni 2002


sampai dengan 22 Maret 2007.

4. Kepala Madrasah kelima Drs. H. Mudlofir, MM. dari 22 Maret


2007 sampai 2017.

5. Kepala Madrasah keenam Dr. Hj. Hidayatun, S.Ag. M.Pd. dari


2017 sampai dengan sekarang.

D. VISI

Terbentuknya madrasah pilihan masyarakat yang unggul dalam prestasi


yang dilandasi keimanan dan ketakwaan.

E. MISI
1. Melaksanakan proses pembelajaran dengan memprioritaskan aspek
pengajaran, pengamalan, dan pengalaman.

2. Menciptakan suasana pendidikan keagamaan yang kondusif.

F. TUJUAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN


1. Menciptakan peserta didik yang berkualitas, terampil, dan mandiri
yang dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

2. Menghasilkan peserta didik yang cerdas, berwawasan, dan


berakhlakul karimah.

5
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)
NARASUMBER

A. Waka Kepala Sekolah


Nama : H. Nur Kholis, M. Pd.
NIP : 197103092005011004

6
TTL : Demak, 09 Maret 1971
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Bangsa/ Agama : Indonesia/ Islam
Status : Menikah
Alamat : Terban, RT. 26/03, Kec. Pabelan
Pekerjaan : PNS/ Guru
Instansi : MTsN Semarang

Riwayat Pendidikan
1. SD (1984)
2. SMP Mranggen (1987)
3. SPG Solo (1990)
4. S1 IKIP PGRI (1994)
5. S2 UNWIDA KLATEN (2015)
Pengalaman Kerja
1. Guru MTsN Semarang
2. Guru MAN Suruh
3. Guru SMP N 2 Suruh
4. FASDA USAID SMP/ MTs

B. Guru Mapel Matematika


Nama : Sukrini
NIP : 196908142003122002
TTL : Kab. Semarang, 14 Agustus 1969
Jenis Kelamin : Perempuan
Bangsa/ Agama : Indonesia/ Islam
Status : Menikah
Alamat : Krajan, RT. 02/05, Suruh
Pekerjaan : PNS/ Guru
Instansi : MTsN Semarang

7
Riwayat Pendidikan
1. SD Sumberejo 1
2. SMP 4 Salatiga
3. SMA
4. UNS

Pengalaman Kerja
1. Guru MTsN Semarang

HASIL OBSERVASI
PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013 DI MTsN SEMARANG

A. Pedoman Wawancara dan Hasil Wawancara


1) Kepala Sekolah

1. Di Indonesia telah terjadi beberapa kali pergantian kurikulum.


Apakah Sekolah langsung menerapkan kurikulum begitu ditetapkan, atau
tidak? (Jika tidak langsung menerapkan, mengapa?)

2. Dari sekian kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia (mulai


kurikulum 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, KBK, KTSP, 2013), apakah
sekolah juga menerapkan kurikulum yang berlaku pada saat itu? Menurut

8
Bapak/Ibu, kurikulum mana yang terbaik diterapkan di sekolah ini?
(Mintalah penjelasan yang dialami sekolah saja)

3. Pada saat terjadi pergantian kurikulum, adakah permasalahan atau


kesulitan yang dialami sekolah dalam menerapkan kurikulum yang baru?
Apa saja contohnya? Apa saja kesulitan yang dialami guru? Apa saja
kesulitan yang dialami siswa? Bagaimana kebijakan sekolah menghadapi
permasalahan atau kesulitan tersebut?

4. Apakah di sekolah ini sudah menerapkan kurikulum 2013? Sejak


kapan? (Jika belum tanyakan mengapa? Apa penyebab belum
mengimplementasikan k13, dsb)

5. Dalam pengembangan kurikulum di sekolah secara umum, siapa


saja yang dilibatkan? Apakah melibatkan stakeholder (siapa saja?), pakar
pendidikan, guru, siswa? Kapan waktu untuk mengembangkan kurikulum
sekolah yang melibatkan pihak luar sekolah? Bagaimana bentuk
kegiatannya? Bagaimana tahapannya?

6. Apakah sekolah melakukan pengembangan kurikulum sebagai ciri


khas atau sebagai bentuk inovasi dari sekolah ini, di luar dari yang
ditetapkan pemerintah? Apa saja itu? (Jika ada tanyakan dampak baik
bagi siswa, mengapa pengembangan tersebut yang dipilih?)

7. Bagaimana model organisasi kurikulum yang dikembangkan di


sekolah ini? Apakah termasuk subject centered curriculum/…./…./….?

8. Bagaimana upaya sekolah agar implementasi kurikulum yang baru


dapat berjalan dengan baik dan lancar serta pelaksanaannya benar-benar
sesuai dengan kurikulum baru tersebut? Bagaimana kebijakan sekolah
untuk guru? Bagaimana kebijakan sekolah untuk siswa?

9. Apa saja peran pemerintah yang dirasakan oleh sekolah dalam


upaya penerapan kurikulum yang baru agar tidak terjadi
penyimpangan/kesalahan penerapan kurikulum?

9
10. Hal apa saja yang dilakukan sekolah dan pemerintah untuk
menjamin bahwa pelaksanaan kurikulum yang berlaku sudah sesuai
dengan yang ada dalam dokumen kurikulum?

Jawaban:

1. Sekolah MTsN Semarang selalu mengikuti kurikulum yang sedang


berlangsung, atau dengan kata lain langsung merespon baik atas
ketetapan kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah.

2. MTsN Semarang selalu menerapkan kurikulum yang berlaku pada


saat itu. Kurikulum yang terbaik yang diterapkan di sekolah ini adalah
kurikulum KBK (Kurikulum Berbasis Karakter) dimana kurikulum
dititikberatkan pada pembentukan karakter peserta didik.

3. Saat terjadi pergantian kurikulum ada beberapa permasalahan yang


dialami sekolah terkait dalam menerapkan kurikulum yang baru yaitu
buku (buku paket), yakni di pengadaan Dipa atau dari buku BOS yang
ada seharusnya bisa berlaku sampai beberapa tahun kedepan dan bisa
diberikan ke adek kelasnya, tetapi dengan perkembangan yang begitu
cepat akhirnya buku yang seharusnya masih bisa terpakai menjadi tidak
terpakai. Untuk permasalahan yang dihadapi guru tidak ada, karena saat
ini SDM guru harus bisa IT, jadi apabila kurikulum itu berganti maka
guru dianjurkan untuk mencari tutorial terkait pembelajaran kurikulum
yang berlaku saat itu melalui media sosial baik itu youtube, google dsb.
Sedangkan permasalahan yang dihadapi siswa yakni terkait buku
(khususnya buku paket) sehingga ada buku-buku pendukung lainnya
yang digunakan guna mempermudah jalannya belajar-mengajar.
Selanjutnya kebijakan sekolah dalam mengatasi permasalahan tersebut
adalah dijalankan sesuai dengan apa adanya dan permasalaha yang ada
dihadapi secara bersama-sama. Jika misalkan ada dana yang harus
dikeluarkan dari pihak sekolah maka akan dikeluarkan sesuai dengan
keputusan komite berkaitan dengan kebutuhan yang ada misalkan buku.

10
4. Di MTsN Semarang telah menerapkan kurikulum 2013, yakni
setelah pemerintah memberlakukan kurikulum 2013 tersebut pada tahun
ajaran 2013-2014.

5. Dalam pengembangan kurikulum di sekolah secara umum yang


ikut terlibat di dalamnya adalah, stakeholder, pimpinan-pimpinan sekolah
yang terdiri dari: kepala madrasah, komite madrasah (tokoh masyarakat,
tokoh pendidikan, LSM, orang tua siswa), wakil kepala madrasah, wali
kelas, dan para pembina. Waktu pengembangan kurikulum sekolah yang
melibatkan pihak luar sekolah adalah pada even-even tertentu yang
disesuaikan dengan jadwal yang telah dibuat oleh sekolah, yang mana
dituangkan dalam bentuk bekerjasama dengan puskesmas dalam hal
sosialisasi tentang kesehtan, bekerjasama dengan polisi dalam hal
sosialisasi tentang lalu lintas, bekerjasama dengan BKK Susukan dengan
mengumpulkan uang receh Rp 500,- setiap hari yang dilakukan secara
sukarela oleh para guru dan tenaga kependidikan yang ada di MTsN
Semarang, kemudian hasil pengumpulan uang tersebut diberikan kepada
BKK Susukan dan nantinya juga akan kembali lagi untuk para siswa
misalnya dalam kegiatan santunan anak yatim yang ada di MTsN
Semarang yang dilakukan setiap satu syuro di sekolah tersebut.

6. Di MTsN Semarang melakukan pengembangan kurikulum sebagai


ciri khas atau sebagai bentuk inovasi dari sekolah ini dari yang ditetapkan
pemerintah seperti: Di MTs N Semarang kelas dibagi menjadi 2 yakni
unggulan dan regular. Kelas Unggulan dibagi menjadi 3 yaitu Unggulan
Siswa Berprestasi (para siswa yang mempunyai nilai lebih di bidang
akademik), Unggulan Atlet, (para siswa yang berprestasi dalam hal
olahraga), dan Unggulan Boarding (para siswa yang mempunyai nilai
lebih di bidang akademik serta hafal Al-Qur’an minimal juz ‘amma).
Dalam kegiatannya diadakan seperti: Friday Performance (Di dalamnya
berisi kegiatan-kegiatan dimana kelas 7 sampai dengan kelas 9 dilatih
untuk berani tampil di depan dengan orientasi ingin membentuk brand

11
anak bahwa lulusan madrasah nantinya bisa tahlil dan juga yasin,
Saturday Waqi’ah (setiap hari sabtu melalui sound terintegrasi dipandu
oleh salah satu guru/siswa bersama-sama membaca surat Al-Waqi’ah),
Takhtimu-l-Qur’an setiap satu bulan sekali di minggu terakhir dengan
membagikan Al-Qur’an yang terbagi-bagi juz nya dan diberikan kepada
anak dan guru, waktunya satu jam pembelajaran. Dampaknya bagi siswa
adalah positif, karena dengan adanya kegiatan ini para siswa menjadi
terbiasa dengan hal-hal ini dan kemungkinan besar akan diterapkan di
rumah ataupun di masyarakat. Perkembangan ini yang dipilih karena
untuk menerapkan hasil disertasi dari kepala sekolah yang coba
diaplikasikan disekolah ini, dan bisa berjalan dengan baik.

7. Model organisasi kurikulum yang dikembangkan di sekolah ini


adalah termasuk model organisasi kurikulum terpadu (integrated
curriculum) yang memandang bahwa dalam suatu pokok bahasan harus
terpadu (integrasi) secara menyeluruh. Keterpaduan ini dapat dicapai
melalui pemusatan pelajaran pada satu masalah tertentu dengan alternatif
pemecahan melalui berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran yang
diperlukan, sehingga batas-batas antara mata pelajaran dapat ditiadakan.

8. Upaya sekolah agar implementasi kurikulum yang baru dapat


berjalan dengan baik dan lancar serta pelaksanaannya benar-benar sesuai
dengan kurikulum baru tersebut yakni dengan mengamankan program-
program yang sudah berjalan dengan baik, mengevaluasi program-
program pengembangan kurikulum yang sudah berlangsung tetapi tidak
menguntungkan bagi sekolah yang kemudian diadakannya revisi-revisi
agar kedepannya bisa berjalan lebih baik, saling mendukung program
yang ada baik guru, siswa, dan juga tenaga kependidikan yang ada di
sekolah tersebut. Kebijakan sekolah untuk guru di sekolah ini yaitu
tentang keprofesionalisme guru serta keseharian guru (dalam hal
kedisiplinannya). Sedangkan kebijakan untuk siswa dituangkan dalam
tata tertib siswa. Sanksi yang diberikan kepada guru yang melanggar

12
adalah mendapat surat peringatan serta diberikan bimbingan langsung
oleh kepala sekolah. Sedangkan sanksi untuk siswa dituangkan dalam
bentuk penskoran, jadi diberikan hukuman sesuai dengan jenis
pelanggaran dan skor yang didapatkan.

9. Peran pemerintah yang dirasakan oleh sekolah dalam upaya


penerapan kurikulum yang baru agar tidak terjadi
penyimpangan/kesalahan penerapan kurikulum adalah diadakannya
bimbingan teknis, workshop, dan diklat bersama perwakilan setiap
sekolah (Waka Kurikulum dan Kepala Madrasah) KKM 1 (Kelompok
Kerja Madrasah 1) yang mendatangkan Balai Diklat Keagamaan dari
Semarang membahas tentang kurikulum sebelum kurikulum itu
diterapkan, sehingga ketika kurikulum tersebut diberlakukan sudah bisa
diterapkan di sekolah. Jadi, penyimpangan yang ada bisa terhindari atau
tereliminir serta dapat diantisipasi. Nantinya juga akan ada pemanggilan
bapak/ibu guru mapel secara langsung untuk mengikuti diklat dari Balai
Diklat Keagamaan Provinsi Jawa Tengah melalui Kemenag yang
dilakukan secara bertahap.

10. Yang dilakukan sekolah dan pemerintah untuk menjamin bahwa


pelaksanaan kurikulum yang berlaku sudah sesuai dengan yang ada
dalam dokumen kurikulum adalah dengan menjaga agar poin-poin
pernyataan yang sudah tertuang dalam dokumen kurikulum bisa berjalan
sesuai dengan yang diharapkan serta kepala madrasah selalu
mengingatkan dan memberikan informasi kepada para guru terkait
program-program yang ada dalam dokumen kurikulum agar bisa berjalan
dengan baik dan sesuai dengan dokumen tersebut.
2) Guru Mapel Matematika
1. Apakah proses pembelajaran matematika dilaksanakan dikelas
sudah diupayakan sesuai dengan kurikulum yang berlaku (K13)? Apakah
guru mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran yang telah
direncanakan didalam kelas? Apa saja kesulitannya? Bagaimana upaya
Ibu dalam menyelesaikan permasalahan dikelas tersebut? Adakah

13
kesulitan lain yang dialami guru-guru dalam menerapkan pembelajaran
selain pelatihan-pelatihan. Misalnya dalam proses pembelajarannya di
kelasnya?
2. Kapan mulai dilaksanakannya kurikulum 2013 di sekolah ini?
3. Bagaimana kurikulum matematika di Sekolah ini dikembangkan
tetap sama atau ada perubahan? Apakah adakah kekhasan sekolah dalam
pengembangan kurikulum matematika?
4. Tujuan pengembangan kurikulum matematika menurut Ibu seperti
apa?
5. Apa saja inovasi Ibu dalam pengembangan kurikulum matematika
ini? Dari mana ide yang Ibu dapat dalam membuat inovasi tersebut?
6. Apakah guru selalu menerapkan model-model pembelajaran yang
disarankan dalam K13 seperti Problem-Based Learning, Project-Based
Learning, dsb pada saat pembelajaran di Kelas? Apa saja kesulitan yang
dihadapi Ibu maupun siswa dalam menerapkan model-model
pembelajaran tersebut?
7. Apa saja perencanaan yang dipersiapkan oleh Ibu untuk
menghadapi pembelajaran dalam satu tahun? Bagaimana guru
mempersiapkannya?
8. Apakah media pembelajaran matematika dikembangkan Ibu
sendiri? Bagaimana Ibu mengembangkan media pembelajaran?
9. Apakah media pembelajaran berupa alat peraga saja atau juga
media pembelajaran berbasis computer/IT?
10. Apa saja contoh media yang telah dikembangkan Ibu dalam 3
tahun terakhir?
11. Bagaimana penilaian pembelajaran nya? Pernahkan siswa
mengeluh dengan model pembelajaran yang ibu gunakan dalam proses
pembelajaran?
Jawaban:
1. Proses pembelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas sudah
diupayakan sesuain dengan kurikulum K13. Kesulitannya dalam
penerapan pembelajaran ialah diawal penerapan kurikulum K13, guru
yang belum mengikuti pelatihan penerapan kurikulum K13 serta masih
mengalami kebingungan. Dan ketika sudah benar-benar diterapkan,
kesulitan yang berikutnya ialah dari siswa sendiri. Ketika siswa dituntut

14
untuk aktif mencari materi sendiri hanya siswa yang dapat aktif. Karena
diusia sekolah menengah pertama ini, siswa masih terlalu banyak
bermain sehingga masih perlu dibimbing oleh seorang guru. Sedangkan
upaya yang dilakukan guru adalah Pertama, guru yang belum mengikuti
pelatihan berusaha untuk mencari dan mengikuti beberapa pelatihan,
namun jika di sekolah ini ada seorang guru yakni Ibu Sukrini yang sudah
mengikuti pelatihan bahkan ditunjuk menjadi seorang pembimbing
pelatihan tersebut dilingkup Kabupaten Semarang. Upaya yang kedua,
saat pembelajaran berlangsung guru tetap menyisipkan kurikulum KTSP
supaya siswa tidak tertinggal. Dengan menyisipkan kurikulum KTSP dan
memberi lembar kerja kepada siswa disebut upaya paling efektif supaya
siswa benar-benar tetap aktif dalam pembelajaran.
2. Di sekolah ini telah menerapkan kurikulum 2013, yakni setelah
pemerintah memberlakukan kurikulum 2013 tersebut pada tahun ajaran
2013-2014.
3. Untuk pengembangan kurikulum matematika di sekolah ini,
mengikuti perkembangan dari Kementrian. Pengembangan kurikulum
contohnya: pembelajaran di luar kelas. Seperti dalam menghitung luas
bangun datar, siswa diperlihatkan menggunakan alat peraga. Tujuannya
agar tidak lepas dari KI dan KD yaitu tujuan belajarnya serta untuk
membimbing siswa yang belum biasa mengikuti K13 ini. Kekhasan
sekolah dalam mengembangkan kurikulum matematika yakni
pembelajaran berbasis alam dengan mengaitkan langsung dengan
keadaan nyata atau ditunjukkan secara langsung objeknya agar siswa
benar-benar tahu, paham, dan mengerti.
4. Tujuan pengembangan kurikulum matematika tidak terlepas dari
KI dan KD, agar anak bisa mengikuti pembalajaran yang ada dalam
kurikulum 2013.
5. Inovasi guru pada saat pembelajaran adalah guru dapat melakukan
seperti penilaian dalam pembelajarannya, yakni mencari kekurangan dan
kelemahan metode yang digunakan dan kemudian disesuaikan dengan

15
RPP, jika perlu adanya direvisi maka akan dilakukan revisi sehingga bisa
memenuhi kebutuhan siswa dalam pembelajaran.
6. Pembelajaran yang diterapkan di kelas dengan menggunakan K13
dengan tetap menyisipkan kurikulum KTSP. Karena siswa yang sudah
terbiasa menggunakan kurikulum KTSP, tidak bisa serta merta berganti
dengan menggunakan K13 yang mana siswa dituntut untuk aktif saat
pembelajaran. Pada saat pembelajaran, guru mejelaskan sedikit tentang
materi secara umum, kemudian guru memberikan lembar kerja kepada
siswa yang kemudian didiskusikan bersama kelompok masing-masing
serta nantinya lembar kerja tersbut dipresentasikan oleh siswa. Penerapan
model-model pembelajaran K13 disesuaikan dengan materi yang akan
disampaikan, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif.
7. Perencanaan yang dipersiapkan guru dalam satu tahun yaitu
dengan menyusun Program Tahunan (Prota), sedangkan untuk satu
semester yaitu Program Semester (Promes), silabus, dan untuk setiap
pertemuan yaitu Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP).
Perencanaan disusun sebelum memasuki tahun ajaran baru, namun untuk
RPP disusun dan direvisi setiap akan dan sesudah pembelajaran.
8. Media yang digunakan adalah Lembar Kerja (LK), alat peraga
yang disesuaikan dengan materi, LCD Proyektor. Dalam
mengembangkan media pembelajaran misal LK, guru menyuruh para
siswa untuk mengerjakan LK bersama dengan kelompoknya masing-
masing, kemudian setelah selesai, dibahas bersama guru, dan diakhir
pembelajaran siswa diberikan tugas.
9. Media yang diterapkan sudah berbasis computer/ IT, yakni guru
Mapel bekerjasama dengan guru TIK dimana ketika ulangan
diberlangsungkan ulangan dengan menggunakan komputer.
10. Media yang dikembangkan selama 3 tahun terakhir yakni LKPD,
presentasi menggunakan power point, laptop, pengmabilan nilai ulangan
lewat Lab. Komputer.
11. Untuk penilaian pembelajaran tidak terlepas dari K13. Evaluasi
terdiri dari pembelajaran langsung dan tidak langsung. Evaluasi tidak
langsung dalam pembelajaran dilihat dari sikapnya dan nilai aktifitas

16
anak dalam pembelajaran. Sedangkan evaluasi secara langsung dilakukan
dengan penilaian harian atau disebut dengan ulangan harian. Bagi siswa
yang kurang pandai (kelas regular) pernah mengeluh terkait
pembelajaran yang diterapkan di kelas karena sulit untuk mengikutinya.

B. Daftar Temuan Kelebihan Pengembangan Kurikulum dan Analisisnya


1. Kelebihan:
Guru telah menerapkan ulangan dengan menggunakan komputer.
2. Analisis:
Dengan penerapan ulangan berbasis komputer, artinya guru telah mengikuti
perkembangan zaman yang ada, dimana saat ini hampir seluruh aktivitas
dilakukan secara online atau dengan berbasis komputer. Selain itu juga
mengurangi pemakaian kertas, karena produksi kertas di dunia saat ini
sangat minim, dalam hal ini guru juga telah menerapkan prinsip efisiensi
dimana guru telah melakukan penghematan dana dengan tidak
menggunakan kertas.
C. Daftar Temuan Permasalahan dan Analisisnya
1. Permasalahan:
Awal diberlakukannya kurikulum 2013 mayoritas siswa belum sepenuhnya
mampu menerima dan mengikuti secara aktif kurikulum 2013.
2. Analisis:
Banyak siswa yang masih pasif dalam pembelajaran. Dan guru yang
seharusnya menjadi fasilitator akhirnya kembali ke KTSP yang mana harus
menerangkan materi dan konsep-konsepnya terlebih dulu, lalu diberi contoh
soal dan membahasnya bersama, setelah itu, baru latihan. Karena pada
kenyataannya siswa belum mampu digembleng untuk mengikuti alur K13
yang mengharuskan siswa aktif dan guru hanya menjadi fasilitator saja.
Tetapi lambat laun akhirnya penerapan K13 dalam pembelajaran bisa
diterapkan di kelas. Menurut kami sudah tepat, dengan memadukan antara
KTSP dan kurikulum 2013 dapat menanggulangi pembelajaran di kelas
lebih efektif dan siswa juga bisa mengikuti pembelajaran yang disampaikan
oleh guru.

D. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Yang Menjadi


Khas Sekolah Dan Dampaknya

17
1. Khas Sekolah:
Pembelajaran Matematika Berbasis Alam.
2. Analisis
Dimana pembelajaran dilakukan dengan mengaitkan langsung dengan
keadaan nyata atau ditunjukkan secara langsung objeknya agar siswa benar-
benar tahu, paham, dan mengerti. Tujuannya agar siswa lebih tertarik untuk
belajar matematika dan mengubah pemikiran siswa agar tidak menganggap
bahwa matematika pelajaran yang paling menakutkan, serta pembelajaran
tidak berlangsung membosankan.

E. Saran-Saran Berdasarkan Temuan


Setelah melakukan observasi ke MTsN Semarang melalui wawancara
dengan perwakilan dari beberapa guru, dapat kami simpulkan bahwasanya
penerapan Kurikulum 2013 di sekolah ini secara keseluruhan sudah
berlangsung sangat baik meskipun terdapat beberapa kendala atau kesulitan
dalam penerapannya di dalam pembelajaran. Selanjutnya kami memberikan
sedikit saran untuk ke depannya agar terus meningkatkan inovasi-inovasi
dalam pembelajaran serta mengembangkan kurikulum yang sudah ada agar
tujuan yang telah ditetapkan bisa tercapai secara maksimal.

F. Lampiran
Terlampir

18
FOTO KEGIATAN

19
(Proses Wawancara Dengan Ibu Sukrini)

(Foto Bersama Setelah Wawancara)

20
(Proses Wawancara Dengan Bapak Nur Kholis)

(Foto Bersama Setelah Wawancara)

21
(Foto Bersama Kepala Sekolah & Waka Kurikulum)

22

Anda mungkin juga menyukai