Pada sore hari, menjadi kebiasaan Dea untuk bermain di taman dekat rumahnya. Dan
tak terlepas bersama Dini, teman sejak kecilnya. Entah bermain ayunan, seluncuran atau
jungkat-jungkit. Tapi kali ini mereka hanya berbincang, mengenai hal-hal yang akan mereka
raih untuk masa depan.
ADEGAN 1
Dea: “Kalau udah besar kamu pengen jadi apa, Din?”
Dini: “Emm, aku dari dulu pengen jadi pemilik rumah makan terkenal di kalangan kota.”
Dini: “Kalau kamu sendiri pengen jadi apa?”
Dea: “Aku pengen jadi pengusaha seperti ibu dan ayahku dulu.”
Dini: “Wah keren! Semoga kita bisa mencapai keinginan kita dan menjadi orang yang
sukses.”
Dini dan Dea: “Aamiin.”
Dini: “Janji ya”
Dea: “Janji.”
Dini: “Eh, udah mau maghrib nih. Pulang yuk!”
Dea: “Yuk!”
Mereka merenung sejenak. Irsyad memikirkan adiknya, yang tentu akan menolak.
Karena mengingat semenjak kecelakaan orang tuanya, Dea takut untuk keluar. Di sisi lain
Dea sudah mengikat janji kepada Dini.
Dea menelan ludahnya. Dia tak percaya Dini memperbolehkannya, meski terlihat
sedikit kesal. Selama pelajaran di dalam kelas, Dini tak sedikit pun berbicara dengan Dea
sama sekali. Bahkan sampai pulang, Dini mengambil jalan lain dari Dea, sehingga Dea harus
pulang sendirian. Sesampainya di rumah, Dea melihat kakaknya yang sedang membereskan
buku-buku belajar dari rak buku. Dea jadi teringat perkataan Dini, yang terus terngiang-
ngiang di kepalanya.
ADEGAN 2
Tiba di lingkungan yang baru. Dea bersiap diri untuk beradaptasi di sekolah barunya,
yaitu SMPN 1 Capiurang. Tak disangka dia berhasil mendapatkan dua teman, yaitu Chichi &
Shakira. Dari awal, mereka sering kali berdebat karena berbeda pendapat. Entah itu karena
mainan, makanan, hobi, apapun itu mereka selalu meributkannya. Walaupun begitu, Dea
tetap berteman dengan mereka, karena Chichi & Shakira termasuk teman yang baik.
Ujian akhir semester pun tiba. Dea lebih sering menghabiskan waktunya untuk
membaca buku-buku pelajaran. Bahkan bujukan dari Chichi & Shakira untuk mengajaknya
bermain sepulang sekolah saja ditolak. Karena, ingin membuktikan bahwa dia bisa sukses
walaupun jauh dari Dini.
Bu Diana: “Anak-anak, hari ini kalian akan melaksanakan ujian akhir semester. Ibu harap
nilai kalian tidak ada yang dibawah kkm.”
Semua murid: “Baik bu Diana.”
Semua murid: (mengerjakan soal yang sudah terlampir dilembar kertas ujian)
Dea: (Duh.. kenapa soalnya lebih sulit dari ulangan harian kemarin ya? Gimana dong ini..
waktunya udah mau habis.)
Bu Diana: “Baik anak-anak, waktu ujian kalian sudah habis. Tolong segera kumpulkan
kertas ujian kalian diatas meja saya. Lalu, kalian boleh istirahat.”
Semua murid: “Baik bu Diana.”
Chichi:“Bagaimana tadi saat ulangan, Dea? Sulit ga?”
Dea: “Hehe, iya.”
Shakira: “Ujian hari ini emang susah. Tapi semoga aja nilai kita diatas kkm.”
Dea dan Chichi: “Aamiin”
Hari demi hari sudah terlewati, tak terasa ujian akhir semester berakhir. Dan hasil
ujian akan dibagikan. Dea sudah merasa tak enak akan hasil ujiannya, tetapi ia tetap berharap
nilainya tidak turun.
Bu Diana: “Anak-anak ibu akan membacakan hasil nilai dari ujian akhir semester ini. Tolong
dengarkan baik-baik.”
Bu Diana: “Dewa 96, Shakira 94, Nanda 94, Chichi 95, Dea 76”
Semua murid: (melihat ke arah Dea)
Dea: (ya Allah...)
Shakira: “Kenapa rata-rata nilaimu bisa rendah, De?”
Chichi:“Iya tuh, ngga kayak kemarin-kemarin.”
Dea: “Mungkin aku kurang teliti, jadi nilaiku turun deh.”
Bu Diana: “Itu yang di tengah kenapa berisik ya? Terutama Dea, nilai sudah jelek banyak
omong lagi! Lihat itu teman-teman mu, harusnya kamu bisa lebih baik dari mereka!”
Dea: “Maaf, Bu Diana.”
Bu Diana: “Cukup, ibu izin meninggalkan kelas kalian dulu.”
Dewa: “Dea, kamu gapapa kan?”
Nanda: “Bu Diana emang kaya gitu orangnya, yang sabar ya Dea.”
Shakira: “Maafin aku sama Chichi ya Dea. Karena pertanyaan kita, kamu jadi kena marah
sama Bu Diana.”
Dea: “Udah gapapa, ini bukan salah kalian. Ini salahku.”
*Sesampainya di rumah
Irsyad: “Kenapa dek? Di sekolah ada masalah?”
Dea: “Hasil ujian akhir semester tadi diumumin sama bu Diana, dan nilaiku paling jelek
diantara temen-temenku.”
Irsyad: “Setidaknya kamu udah berusaha dan melakukannya dengan baik. Mas hargai usaha
mu”
Dea: “Iya mas, maaf ya.. udah buat mas kecewa”
Irsyad: “Udah lah dek, nasi udah jadi bubur. Mas yakin, selanjutnya kamu pasti bisa perbaiki
semuanya.”
*Di kelas
Bu Diana: “Dea.”
Dea: “Iya bu, ada apa?”
Bu Diana: “Murid-murid di Sekolah ini selalu mempertahankan nilainya supaya mendapatkan
predikat A. Dibanding kamu yang tidak mau mempertahankan nilai.”
Bu Diana: “Padahal kamu masuk jalur beasiswa, harusnya kamu lebih bisa menempatkan
posisi kamu sebagai juara kelas dong.”
Dewa: “Yang sabar ya, Dea.”
Shakira: “Aku yakin pelan-pelan kamu pasti bisa kok. Asalkan kamu lebih semangat dan giat
lagi dalam belajar.”
Chichi:“Betul itu apa kata Shakira. Semangat ya Dea!”
Nanda: “Kamu pasti bisa! Jangan patah semangat ya!”
Dea: “Terimakasih banyak ya Shakira, Chichi, Dewa, Nanda. Aku usahain lebih semangat
dan giat lagi dalam belajar.”
Dea: (Andai Dini ada disini.. pasti aku udah semangat banget belajarnya.)
Setelah sekian lama, bergantinya tahun ke tahun. Akhirnya Dea lulus dengan nilai
yang tinggi, rata-ratanya 97. Dan dia mendapatkan tawaran untuk masuk ke SMA favoritnya.
ADEGAN 3
Irsyad: “Jadi, kamu mau masuk kesana bareng temen-temenmu?”
Dea: “Iya.”
Irsyad: “Kamu ga mau balik ke rumah lama?”
Irsyad: “Seminggu yang lalu, mas ke rumah lama. Lagi ngecek tagihan air sama listrik, dan
ngga sengaja nge-lihat rumah Dini. Kayak nya dia pindah rumah.”
Irsyad: “Lalu kemarin, mas ke rumah lama lagi abis pulang kerja. Ternyata Dini pindah
karena keinginannya sendiri.”
Dea: “Pindah?”
Dea: (Din.. dimana aku bisa menemuan kamu.)
Irsyad: “Udah malem, tidur ya? Biar besok ga kesiangan.”
Singkat cerita, Dea sudah 3 tahun berada di SMA Cipajawe 1. Dia tidak merubah
sistem belajarnya, malah dia memperketatnya. Setiap hari Irsyad hanya mengawasinya, dan
seringkali mengingatkan Dea agar cukup istirahat.
Irsyad: “Dek, udahan dulu yuk? Mas perhatiin kamu dari tadi sibuk sama buku mu.”
Irsyad: “Makan ya?”
Dea: “Iya, ayo.”
Dea: “Sebentar lagi ada penerimaan rapot, bang.”
Irsyad: “Oh ya? Bagus dong.”
Dea: “Dea takut, kalau hasilnya nanti tidak memuaskan.”
Irsyad: “Bismillah aja ya dek.”
Dan mereka pun berbahagia. Dea yang senang melihat sahabatnya sukses dan Dini
yang senang karena Dea sekarang menjadi pegawai nya. Dan karena sudah sekian lama
mereka tak berjumpa, maka ini adalah jalan mereka untuk bisa bersama-sama kembali.
-TAMAT-
Sumber cerita: Cicil & Irsyad