Anda di halaman 1dari 5

Contoh : Film Pendek Keluarga

Judul : Keluarga Kecil Mentariku


Genre : Drama Kisah Keluarga
SUTRADARA : VIQIH AULIA PUTRI NASUTION
Tokoh :
1. Dea
2. Ayah Dea
3. Geri
4. Windy
5. Deta
Tokoh Tambahan :
1. Lala
2. Korban

Sinopsis :
Film ini bercerita tentang kehidupan keluarga yang mengalami keterpurukan ekonomi. Dea adalah
seorang remaja yang memiliki tanggung jawab besar terhadap keluarganya. Sejak ibunya meninggal
dunia. Dea harus merawat dua adiknya.
Ayah Dea juga dipecat dari perusahaan tempat sang ayah bekerja sudah sejak 3 bulan lalu. Sejak saat
itulah Dea harus memutar otak agar bisa mencukupi kebutuhan keluarganya. Kondisi tersebut
diperparah dengan ayahnya yang sakit.
Dalam kondisi yang serba kekurangan, Dea tidak pernah menyalahkan Tuhan dan menganggap ini
adalah ujian agar ia lebih kuat dan tegar menjalani hidup. Tetapi suatu ketika Dea akhirnya terjun ke
dunia kriminal akibat himpitan ekonomi.
Akibat keputusan Dea tersebut, justru mengundang masalah baru bagi keluarga Dea. Ujian kehidupan
yang dialami Dea,pasti akan berlalu karena Tuhan memberikan ujian tidak melebihi kemampuan hamba-
Nya. Dea sempat salah menyikapi ujian tersebut tetapi setelah ujian pasti akan ada kebahagiaan.

Karakteristik Tokoh :
Dea : 17 tahun, gadis berkulit putih, cantik, baik dan santun.
Sendarso : Sosok ayah yang baik, penyayang dan tegas.
Geri : 14 tahun, pendiam, tegas, pemarah, baik dan santun.
Windy : 17 tahun,gadis berkulit kuning langsat, cantik, tomboy.
Deta : 17 tahun, gadis berkulit putih, jutek.

Ide : Seorang gadis yang baik, yang mempunyai beberapa permasalahan dikehidupannya.
Tema : Pengambilan tindakan yang salah.
Premis : Pengambilan keputusan yang salah dapat berakhir dengan kekecewaan.
Motivasi : Ujian pada setiap manusia pasti ada, tinggal bagaimana kita benar menyikapinya. Keputusan
yang diambil secara cepat tanpa memikirkan kembali secara matang dapat merugikan lebih banyak
pihak.
Stake : Jika Dea memikirkan tindakannya secara matang, dia tidak akan dapat beban hidup yang
baru.
Ending : Dea menyesali perbuatannya, dan berakhir dengan kebahagiaan
Naskah :
INT. Rumah Dea pada siang hari
Ayah Dea terlihat sedang terbaring karena sakit. Kondisi tersebut membuat Dea tak tega meninggalkan
ayahnya di rumah sehingga Dea memutuskan tidak jadi berangkat ke sekolah.
Dea : Lala, Geri…Tolong kalian jagain ayah sebentar ya. Kakak mau membeli makanan untuk kita (sambil
mengompres kepala sang ayah)
Lala : Iya Kak, tapi Kakak jangan lama-lama ya…
Geri : Iya Kak, tapi Kakak tidak masuk sekolah?
Dea : Iya dek. Kakak tidak lama kok. Hari ini kakak tidak masuk sekolah dulu karena ingin menjaga ayah
di rumah (sambil tersenyum dan beranjak meninggalkan kamar)

EXT. Depan rumah Dea pada siang hari


Tiba-tiba Geri mengejar Dea sambil membawa surat dari sekolahnya
Geri : Kak tunggu…Ini Kak ada surat dari sekolah. Tadi aku lupa mau memberikan ke Kakak. Kata bu
guru, uang SPP harus segera dilunasi karena sebentar lagi ujian Kak. Kalau tidak membayar nanti aku
tidak bisa ikut ujian. Aku tidak tega memberikan surat ini ke Ayah.
Dea : (Sambil pura-pura tersenyum ke Geri) Tenang aja dek. Kamu tidak usah khawatir. Nanti Kakak
carikan uang agar kamu tetap bisa mengikuti ujian. Kamu tetap belajar yang rajin ya tidak usah
memikirkan masalah biaya.
Geri : Beneran Kak? Aku masuk dulu ya Kak (tersenyum bersemangat).
Dea : Iya Dek (sambil melihat dan berjalan keluar rumah)

EXT. Di sebuah jalan saat siang hari


Pada suatu siang yang terik, Dea berjalan dengan tatapan kosong. Dea masih terus berpikir cara
mendapatkan uang untuk membayar SPP Geri.
Dea : Ya Allah, saya harus mencari uang kemana lagi? (dengan wajah memelas sambil melihat ke langit)
Saat itu Dea melihat Deta dan Windy yang duduk santai sambil membuka dompet yang berisi banyak
uang.
Windy : Dea…
Dea : Iya Win, ada apa? (mendekati Windy)
Deta : Kamu kenapa Dea kok wajahmu terlihat kusut?
Dea : Tidak apa-apa kok Det (sambil tersenyum).
Windy : De, tidak perlu sungkan sama kita. Aku tahu kamu lagi butuh uang kan? Ini aku ada sedikit uang.
Ambil saja untuk keperluanmu.
Deta : Ini juga ada sedikit uang untuk kamu De.
Dea : Ini kalian beneran? Ya Ampun, terimakasih ya (wajah terharu)
Windy : Kalau kamu butuh uang banyak, ikut kerja saja sama aku, gimana ?
Dea : Nanti aku pikirkan lagi ya ( sambil berjalan meninggalkan Deta dan Windy)

EXT. Teras rumah Dea pada sore hari


Dalam hati Dea berkata “ harus cari uang yang banyak agar bisa membiayai sekolah Lala danGeri. Tiba-
tiba Dea teringat perkataan Windy yang mengajaknya untuk bekerja.
Dea : Wiinn…(nada keras)
Windy : (Menengok dan mendekati Dea) Ada apa De?
Dea : Kerja yang kamu tawarkan kemarin jadi apa ya? Aku masih boleh ikut?
Windy : Boleh De dengan senang hati. Kerjanya jadi pencopet.
Dea : Hah? Jadi pencopet? Itu kan dosa besar!
Windy : Hari gini mikirin dosa De. Kita harus lebih memikirkan kebutuhan, kalau dosa pikir belakangan
saja. Kamu lagi butuh uang kan?
Dea : Iya juga sih Win.
Windy : Tidak usah bingung. Besok kamu ikut aku saja.
Dea : Yaudah deh aku coba.
Dea dan Windy tidak tahu bahwa Geri sudah mendengar percakapan mereka di dekat pintu.

EXT Di sebuah jalan saat sore hari


Sore hari jalan terlihat sepi dan hanya ada seorang perempuan yang berjalan sepulang kuliah.
Perempuan itu terlihat polos dan ternyata menjadi target yang mudah bagi Windy dan teman-teman.
Windy : Itu ada target, ayo gerak !
Kemudian Windy, Dea dan Deta berbisik saling membagi tugas. Kemudian mereka berpura-pura seolah
sedang berjalan sambil bercanda lalu menabrak perempuan tersebut hingga bukunya terjatuh.
Dea : Maaf mbak saya tidak sengaja.
Windy : (Membereskan buku si korban)
Seketika itu Deta lalu datang dan segera merogoh tas si korban yang terlihat terbuka tanpa
sepengetahuan si korban. Sesudah dompet dan handphone berhasil diambil oleh Deta, mereka bertiga
segera pergi meninggalkan korban.

EXT. Sebuah taman komplek saat sore menjelang malam


Deta dan Windy terlihat sedang menghitung uang dari dompet korban sambil memegang handphone
mahal si korban. Tetapi Dea justru tampak murung dan menyesal.
Deta : Setelah mengajak Dea, kita dapat untung lebih besar. Hanya dalam beberapa menit kita bisa
mendapat banyak uang.
Windy : De, kamu kenapa? Sudah tenang saja tidak usah mikirin uang lagi. Penghasilan kita hari ini
semuanya buat kamu saja.
Dea : Buat aku semuanya? (kaget)
Windy : Iya, sudah pulang dulu sana.
Dea : Yaudah aku pulang dulu. Terimakasih ya.
Ternyata Geri sudah mengawasi kakaknya. Hal ini membuat Geri marah dan memukul pohon.

INT. Ruang tamu Dea saat malam hari


Geri sudah menceritakan semua perbuatan Dea kepada ayahnya. Geri, Lala dan Ayah duduk di ruang
tamu menunggu Dea pulang.
Dea : Assalamualaikum. Kakak pulang…
Ayah : Sini kamu duduk De. (dengan wajah kesal dan menahan sakit)
Dea : Ada apa Ayah? (wajah bingung). Geri, ini uang SPPnya buat kamu agar kamu bisa ikut ujian.
Ayah : Lala, main di kamar dulu ya nak.
Lala : Iya Ayah
Geri : Geri tidak mau menerima uang ini Kak. Seharusnya Kakak tidak perlu seperti itu (nada kesal)
Ayah : Ayah kecewa sama kamu De. Geri saja tahu mana yang baik dan yang tidak.
Dea : Maksud Ayah apa? Dea berusaha membantu adik-adik.
Ayah : Sudah Dea, lebih baik Geri tidak ikut ujian dan kita kelaparan daripada kamu harus berbuat
tercela. Kembalikan barang-barang itu ke pemiliknya.
Dea : Tapi yah…(sambil menangis dan mulai menyadari kesalahannya)
Ayah : Kamu tidak usah memikirkan kebutuhan kita, Ayah mendapat panggilan kerja. Maafkan Ayah
yang sudah menjadi pengangguran hingga kamu harus menjadi tulang punggung keluarga. Jangan
mengulangi perbuatan bodoh itu lagi. Itu berdosa besar.
Dea : Maafin aku yahh.. (menangis )Dea janji akan kembalikan semua barang itu besok kepemiliknya,
dan Dea gak akan ngelakuin hal yang salah seperti ini, maafin dea yah...(memeluk Ayahnya)

EXT. Di sebuah jalan saat sore hari


Saat masih memakai seragam sepulang sekolah, Dea menunggu korban yang pernah ia jahati. Dea
berencana mengembalikan barang-barang milik korban.
Dea : Maaf mbak, saya ingin mengembalikan ini ke mbak. Ini punya mbak kan? (menyodorkan dompet
dan handphone)
Korban : Kenapa kamu kembalikan? Bukankah kamu lebih membutuhkannya? (tersenyum)
Dea : Maafkan saya mbak. Saya salah sudah berbuat jahat kepada mbak.
Korban : Saya sudah ikhlas dan tidak mempermasalahkannya. Saya tahu mungkin kamu lebih
membutuhkannya. Tapi saya terima maaf darimu.
Dea : Terima kasih ya mbak. Tolong terima barang-barang ini.

EXT.disebuah taman – sore hari


2 bulan selanjutnya... Ayah kembali mendapatkan pekerjaannya, hidup kami kembali seperti semula
bahkan lebih baik lagi.
Ayah duduk disebuah ayunan bersama ku dengan banyak belanjaan disamping tempat duduk ku,
melihat gerii dan lala bercanda sambil berlari-larian membuatku amat terasa bahagia.
Dea (berbicara dalam hati) : Terimakasih Ya Allah atas semua cobaan itu, Engkau membalasnya dengan
semua kebahagiaan ini, Inilah keluarga kecil Mentariku. (tersenyum manis)
Contoh Skenario :
01.INT.RUMAH DEA – SIANG HARI
Pemain : Ayah,Dea,Lala, dan Geri

Ayah Dea yang sedang terbaring sakit membuat ia miris dengan keadaannya.Dea yang ingin berangkat
sekolah mengurungkan diri untuk tidak pergi kesekolah pagi ini.
Dengan masih memakai pakaian putih abu-abunya .

Dea
Lala, geri.. kamu jaga ayah ya sebentar, kakak mau beli makanan dulu untuk kita.
(mengompres kepala ayahnya)

Lala
Iya kak, tapi jangan lama-lama yaa..

Geri
Iya kak.. loh kakak gak sekolah?

Dea
Iya dek, kakak gak lama kok. Kakak gak kesekolah dulu dek, hari ini kakak jagain ayah dulu.
(tersenyum dan meninggalkan kamar)

02.EXT.DEPAN RUMAH DEA – SIANG HARI


Pemain : Dea dan Gerii

Baru saja keluar dari pintu rumah, geri sang adik mengejar kakaknya membawa surat dari pihak sekolah.

Geri
(mengejar dea dan berteriak)
Kak tunggu kak...
aku lupa kasih surat ini ke kakak. Sebentar lagi aku ujian kaa, kata buguru kalo uang SPP di sekolah
belum dapat dilunasi aku terancam gak ikut ulangan.
(memberikan surat ke tangan dea)
Aku gak mau kasih surat ini ke ayah kak, takutnya ayah nekat cari kerja kan ayah lagi sakit.
(wajahnya mulai layu)

Dea
(dengan pura-pura berekspresi tetap tersenyum)
Kamu tenang aja dek, nanti kakak cari uangnya yaa supaya kamu tetap ikut ulangan itu. Yang penting
kamu belajar aja yang bener, udah gak usah dipikirin..
(mengelus rambut adiknya sambil tersenyum bahagia)
nanti biar kakak yang pikirin, yaudah gih masuk sana.

Geri
Yang benar kak??
Ya udah aku masuk dulu yaa
(tersenyum semangat)

Dea
Iya dek..
(Melihat adikya dan berjalan keluar rumah)

Anda mungkin juga menyukai