Sinopsis :
Film ini bercerita tentang kehidupan keluarga yang mengalami keterpurukan ekonomi. Dea adalah
seorang remaja yang memiliki tanggung jawab besar terhadap keluarganya. Sejak ibunya meninggal
dunia. Dea harus merawat dua adiknya.
Ayah Dea juga dipecat dari perusahaan tempat sang ayah bekerja sudah sejak 3 bulan lalu. Sejak saat
itulah Dea harus memutar otak agar bisa mencukupi kebutuhan keluarganya. Kondisi tersebut
diperparah dengan ayahnya yang sakit.
Dalam kondisi yang serba kekurangan, Dea tidak pernah menyalahkan Tuhan dan menganggap ini
adalah ujian agar ia lebih kuat dan tegar menjalani hidup. Tetapi suatu ketika Dea akhirnya terjun ke
dunia kriminal akibat himpitan ekonomi.
Akibat keputusan Dea tersebut, justru mengundang masalah baru bagi keluarga Dea. Ujian kehidupan
yang dialami Dea,pasti akan berlalu karena Tuhan memberikan ujian tidak melebihi kemampuan hamba-
Nya. Dea sempat salah menyikapi ujian tersebut tetapi setelah ujian pasti akan ada kebahagiaan.
Karakteristik Tokoh :
Dea : 17 tahun, gadis berkulit putih, cantik, baik dan santun.
Sendarso : Sosok ayah yang baik, penyayang dan tegas.
Geri : 14 tahun, pendiam, tegas, pemarah, baik dan santun.
Windy : 17 tahun,gadis berkulit kuning langsat, cantik, tomboy.
Deta : 17 tahun, gadis berkulit putih, jutek.
Ide : Seorang gadis yang baik, yang mempunyai beberapa permasalahan dikehidupannya.
Tema : Pengambilan tindakan yang salah.
Premis : Pengambilan keputusan yang salah dapat berakhir dengan kekecewaan.
Motivasi : Ujian pada setiap manusia pasti ada, tinggal bagaimana kita benar menyikapinya. Keputusan
yang diambil secara cepat tanpa memikirkan kembali secara matang dapat merugikan lebih banyak
pihak.
Stake : Jika Dea memikirkan tindakannya secara matang, dia tidak akan dapat beban hidup yang
baru.
Ending : Dea menyesali perbuatannya, dan berakhir dengan kebahagiaan
Naskah :
INT. Rumah Dea pada siang hari
Ayah Dea terlihat sedang terbaring karena sakit. Kondisi tersebut membuat Dea tak tega meninggalkan
ayahnya di rumah sehingga Dea memutuskan tidak jadi berangkat ke sekolah.
Dea : Lala, Geri…Tolong kalian jagain ayah sebentar ya. Kakak mau membeli makanan untuk kita (sambil
mengompres kepala sang ayah)
Lala : Iya Kak, tapi Kakak jangan lama-lama ya…
Geri : Iya Kak, tapi Kakak tidak masuk sekolah?
Dea : Iya dek. Kakak tidak lama kok. Hari ini kakak tidak masuk sekolah dulu karena ingin menjaga ayah
di rumah (sambil tersenyum dan beranjak meninggalkan kamar)
Ayah Dea yang sedang terbaring sakit membuat ia miris dengan keadaannya.Dea yang ingin berangkat
sekolah mengurungkan diri untuk tidak pergi kesekolah pagi ini.
Dengan masih memakai pakaian putih abu-abunya .
Dea
Lala, geri.. kamu jaga ayah ya sebentar, kakak mau beli makanan dulu untuk kita.
(mengompres kepala ayahnya)
Lala
Iya kak, tapi jangan lama-lama yaa..
Geri
Iya kak.. loh kakak gak sekolah?
Dea
Iya dek, kakak gak lama kok. Kakak gak kesekolah dulu dek, hari ini kakak jagain ayah dulu.
(tersenyum dan meninggalkan kamar)
Baru saja keluar dari pintu rumah, geri sang adik mengejar kakaknya membawa surat dari pihak sekolah.
Geri
(mengejar dea dan berteriak)
Kak tunggu kak...
aku lupa kasih surat ini ke kakak. Sebentar lagi aku ujian kaa, kata buguru kalo uang SPP di sekolah
belum dapat dilunasi aku terancam gak ikut ulangan.
(memberikan surat ke tangan dea)
Aku gak mau kasih surat ini ke ayah kak, takutnya ayah nekat cari kerja kan ayah lagi sakit.
(wajahnya mulai layu)
Dea
(dengan pura-pura berekspresi tetap tersenyum)
Kamu tenang aja dek, nanti kakak cari uangnya yaa supaya kamu tetap ikut ulangan itu. Yang penting
kamu belajar aja yang bener, udah gak usah dipikirin..
(mengelus rambut adiknya sambil tersenyum bahagia)
nanti biar kakak yang pikirin, yaudah gih masuk sana.
Geri
Yang benar kak??
Ya udah aku masuk dulu yaa
(tersenyum semangat)
Dea
Iya dek..
(Melihat adikya dan berjalan keluar rumah)