Anda di halaman 1dari 5

NASKAH DRAMA

GENK REMIDIAL

Disusun oleh :

1. Abdul Hafizh
2. Fadhila Febriana
3. Fuad Satriyaji
4. Juliana Ismawati
5. Okti Riyanti

Prolog :

Disebuah kelas, sedang berlangsung pembagian hasil ulangan. Disana terdapat 3 orang anak
yang terkenal dengan julukan genk remidial. Disebut demikian karena nilai ulangan mereka selalu
dibawah batas tuntas, dan sekarang tibalah saat pembagian nilai :

(Guru masuk dan memberi salam)

Guru : hari ini ibu akan membagikan hasil ulangan kalian.


Siswa-siswi : Baik bu...
(guru langsung memanggil nama murid satu per satu dan kemudian meninggalkan kelas)
Dilla : Wat, kamu dapat nilai berapa?
Wati : Ya biasa lah..
Dilla : Ya berapa?
Adul : Ya..., seperti biasa lah, nilai kami selau tidak melebihi absensi kelas.
Dilla : Temen-temen, kalian itu harus sadar dan rajin belajar agar nilai kalian bisa naik
terus, juga orang tua bisa bangga sama kalian.
Aji : Heh.. jangan mentang-mentang nilaimu bagus terus kamu bisa nasehatin orang
seenakmu sendiri.
Wati : Eh Dilla, kesuksesan itu tidak tergantung sama nilai yah! (sambil meremas kertas
ulangan dan kemudian membuangnya).
Dilla : Tapi kan kalau kalian mau lulus, nilai kalian harus tuntas.
Adul : Hah?.. nilai sekarang gak penting, yang penting itu berangkat terus nanti juga bisa
lulus.
Dilla : Tapi kan..
Aji : Sudah lah.. gak usah banyak omong kamu Dill, emangnya kamu siapa?..
Prolog : Mereka bertiga memang anak yang malas untuk belajar, namun mereka tidak
pernah membolos sekolah. Waktu jam pelajaran pun selesai dan tibalah waktu bagi
seluruh siswa pulang termasuk Adul, dan ia selalu pulang tepat waktu. Sesampainya
adul dirumah :
( Adul sampai di halaman rumah dan melihat ibunya sedang menyapu halaman)
Adul : Assalamualaikum bu..
Ibu Adul : Waalaikumsalam, sudah pulang kamu Dul..
Adul : Iya bu
Ibu Adul : Gimana sekolahmu Dul ?
Adul : Biasa bu, tempatnya juga masih sama..
Ibu Adul : heh?, maksud ibu, belajarmu disekolah bagaimana?
Adul : hm.., biasa bu
Ibu Adul : Biasa gimana?
Adul : Ya.. biasa lah
Prolog : Adul meninggalkan ibunya, dan langsung menuju pintu rumah. Namun tanpa sadar,
Adul menjatuhkan nilai ulangan yang tadi baru diterimanya dan ibunya mengetahui
hal tersebut, sehingga memanggil Adul yang sudah didepan pintu rumah.
Ibu Adul : Adul.. kertas apa ini ?
Adul` : (Adul mendekat ke ibunya) Hmm.. Nggak tau bu
Ibu Adul : Astaghfirullah.., nilai apa ini dul? Jangan-jangan ini nilai ulangan kamu.
Adul : nggak tau bu, itu bukan punyaku.
Ibu Adul : Lah ini, ada namamu. Jangan suka bohong kamu dul, dosa.
( Datang ayah Adul)
Ayah Adul : Ada apa ini ?( langsung mengambil kertas yang dipegan Ibu Adul) Astaghfirullah,
kamu ini gimana sih Dul, nilai mu kok seperti ini. Apa kamu tidak kasihan ke Bapak
sama Ibu ?
Adul : Halah,, sudah sudah, Adul capek mau tidur !
Prolog : Adul langsung membuka pintu rumah dengan keras, karena ia merasa selalu
dimarahi oleh orang tuanya.Sore harinya, Adul pergi main bersama Genknya ke
sebuah kedai kopi secara diam-diam, tanpa sepengetahuan orangtuanya. Dan
sesampainya disana :
Wati : Eh temen-temen, besok kita ada agenda jalan-jalan keluar gituh?
Adul : Gak lah..
Aji : Iya, jatah uang jajanku juga udah hampir habis.
Wati : Hmm,, Eh dul kamu kenapa sih? Kok murung gitu..
Aji : Iya tumben-tumbenan
Adul : Aku lagi banyak masalah nih..
Wari : huh.. Masalah Apa?
Adul : Tadi aku dimarahi orangtuaku gara-gara nilai ulangan yang tadi pagi dibagi
Aji : Nyantai Aja kenapa sih., nilai kok dipikir amat
Adul : Tapi, aku juga kepikiran omongan Dilla tadi pagi.. mungkin omongnya ada benernya
juga.
Wati : Eh Dull, kita bertiga ini sahabat, kita genk, segala kondisi kita lalui bersama. Kamu
dapat nilai segitu, kita berdua juga sama.
Aji : Sudah-sudah,, yang lalu biarlah berlalu. Jalani dengan happy aja.
Adul : Iya
Prolog : Hari mulai malam, mereka bertiga pun memutuskan untuk pulang dan istirahat,
termasuk Adul, ia pergi tanopa pamit dan pulang tanpa salam. Sesampainya didepan
pintu rumah :
Adul : (Masuk dengan mengendap-ngendap seperti pencuri, agar tiddak ketahuan)
(Dan tidak sengaja menjatuhkan gelas yang ada di ruang tamu, sehingga membuat
ibunya terbangun dari tidur)
Ibu Adul : Lho.. Adul? Darimana? Kok baru pulang?
Adul : Tadi Adul habis mengerjakan tugas kelompok di rumah teman bu
Ibu Adul : Kok gak pamitan ke ibu?
Adul : Iya bu, tadi Adul buru-buru
Ibu Adul : Lain kali, kalau mau pergi itu izin dulu, jadi ibu gak khawatir.
Adul : Iya bu
Ibu Adul : Ya sudah, tidur sana. Sudah malam.
Adul : Iya bu
(Keesokan harinya disekolah)
Wati : Eh temen-temen, kok kayak ada yang kurang yah..
Adul : Hm.. Apa?
Aji : Si Dilla mana?
Wati : Oh iya, mana Dilla
(Bu Guru masuk bersama Dilla dan memberi salam)
Adul : Lho, bu kok ibu sama Dilla?
Bu Guru : Iya, jadi ibu mau mengantarkan Dilla ke kelas ini.
Wati : Memangnya kenapa bu?
Bu Guru : Jadi Dilla akan berpamitan ke kalian karena Dilla mau pindah sekolah.
Aji : Bu guru serius bu?
Adul : Dill, kok gak kasih tau kita sebelumnya?
Dilla : Iya maaf, aku pindah sekolah sebenarnya bukan keinginanku, tetapi orangtuaku
dipindah tugaskan ke luar kota.
Aji : Dill, jangan pindah lah..
Wati : Iya, jangan pindah.
Dilla : Aku tidak bisa mengubah keputusan ini. Dan untuk seluruh teman-temanku, aku
minta maaf, jika selama aku dikelas ini, banyak kesalahan dan perkataan yang
menyinggung hati kalian.
Adul : Iya Dill, kami maafkan
Dilla : Dan sekali lagi untuk semuanya, semoga suatu saat nanti, kita dapat dipertemukan
kembali dengan kesuksesan telah berada ditangan kita.
Semua : Amiin.
Prolog : Seluruh teman-teman Dilla pada hari itu bersedih, karena mungkin itulah kali
terakhir mereka bertemu dengan Dilla sebelum dia pindah. Hingga bel pulang
berbunyi, kelas tidaklah seperti biasanya tetapi terasa sunyi tanpa kehadiran
seseorang.
Hari demi hari berlalu dan Genk Remidial pun akhirnya dapat lulus. Setiap orang dari
mereka berusaha mencari pekerjaan yang cocok untuk mereka. 5 tahun kemudian
disebuah taman :
Dilla : (sedang duduk dan membaca buku)
(Datang seorang pengamen)
Aji : Lho kayaknya saya pernah kenal mbak deh..
Dilla : saya lagi mbaca mas, jangan ganggu saya
Aji : Ini Dilla yah? Inget saya gak?
Dilla : Kok mas tau? Oo, itu yang dulu ikut genk remidial.. si Aji yah?
Aji : Iya mbak
(Datang seorang penjual koran namun ia terjatuh didepan Dilla)
Dilla : Eh.. hati-hati mbak.. Lho ini Wati apa bukan?
Wati : Hm.. Dilla? Kok bisa disini?
Dilla : Tadi lagi baca buku, terus dateng si Aji, eh malah ketemu kamu juga disini.
Wati : O iya Aji..aku hampir tiap hari ketemu aji Dill, biasanya kita juga berangkat keliling
bareng. Kontrakanku deket sama dia.
Aji : Iya tu..
Dilla : Terus genk kalian satu lagi dimana? Itu.. si Adul.
Aji : Hmm.. Adul sekarang jadi tuna wisma Dill, dia biasanya ngemis di pinggir jalan sana.
Dilla : Astaghfirullah. Gimana kalau kita sekarang kesana.
Wati : ayo..
Prolog :Mereka bertiga pergi ke pinggir jalan, dan menemukan Adul yang sedang istirahat di
trotoar.
Wati : Adul..
Adul : Hm.. Ada apa Wat? Aji juga?
Aji : Itu dul, Dilla pengen ketemu kamu.
Dilla : Astaghfirullah Adul.. Kok kamu sampai begini.
Adul : Iya Dill, Dulu perkataanmu memang benar. Aku minta maaf Dill, dulu aku
meremehkan kata-katamu. Dan sekarang teruji kebenarannya.
Dilla : Daripada begini, lebih baik kamu pulang saja ke orangtuamu.
Adul : Aku tidak bisa Dill, keluargaku mengusirku karena aku berusaha mengambil alih
harta warisan keluarga. Sekarang aku tidak punya apa-apa, aku tidak punya siapa-
siapa. Ijazah sekolah dulu, juga gak bisa buat daftar kerja, karena nilainya yang
rendah. Aku menyesal Dill.
Prolog :Adul menyesali perbuatannya, namun penyesalan tidaklah memiliki arti. Hasil
dirinya sekolah dulu telah sia-sia, dan sekarang dia harus menjalaini pahitnya hidup
karena kemalasan dan keserakahannya dulu.

TAMAT
Pemeran :
1. Abdul Hafizh sebagai Adul
2. Fadhilla F sebagai Dilla
3. Fuad Satriyaji sebagai Aji dan Ayah Adul
4. Juliana I sebagai Wati
5. Okti Riyanti sebagai Bu Guru dan Ibu Adul

Anda mungkin juga menyukai