Ira: Oke baik anak-anak kita akhiri pelajaran hari ini, dan Dila segera ke ruangan saya sekarang!
Dila pun beranjak dengan rasa malas. Tok tok Dila membuka pintu..
Pulang sekolah..
-deep talk-
Begitulah kehidupanku, selalu harus jadi yang terbaik. Ternyata susah juga ya menjadi anak
yang selalu kuat dan selalu sabar, terkadang aku juga suka nangis dan capek. Tapi walaupun
aku cengeng Aku bangga sama diriku sendiri karena sudah bertahan jauh sampai saat ini. Aku
selalu mengucapkan banyak terima kasih kepada diriku, karena dukungan atau apresiasi ya
hanya berasal dari diri ini hahaha.
Saat sedang di jalan bila bertemu dengan tante Septi Yaitu teman mama.
Dila: Assalamualaikum
Asti: Waalaikumsalam loh kok kamu pulang bareng Septi?
Septi: oh iya tadi ketemu di jalan jadi sekalian aja ke sini.
Asti: Wah terima kasih Septi memang ngerepotin aja Si Dila
Septi: enggak enggak ngerepotin kok
Dila pun menyerahkan hasil ujian dia kepada Asti. Saat melihat ke kertasnya. Mamanya
langsung narik tangan disuruh kebelakang. Septi mendengar pembicaraan mreka
Dila pergi ke kamar. Septi seperti merasakan perasaan dila.. Asti ke si septi.
-deeptalk-
Sejak saat itu.. Aku bersemangat menjalani kehidupan ku. Sebenarnya ada betulnya juga apa
kata nenek kemarin. Aku tidak mau menjadi manusia lemah! Akan ku buktikan bahwa aku bisa
menjadi orang sukses dan membanggakan mama dan papa. Setiap jalan menuju kesuksesan
memang banyak lika likunya, tetapi dengan kesungguhanku, aku yakin aku bisa!
(Silent scane)
Dila: (terdiam sambil menatap piala) sebenarnya saya ada senang dan ada sedih juga dapat
apresiasi ini. Senangnya karena impian orang tua saya terwujud dan sedihnya saya harus
menuruti papa saya untuk masuk fakultas kedokteran.(ketawa ringan) Saya banyak belajar dari
kehidupan ini, bahwa terkadang apa yang kita inginkan itu belum tentu bisa kita dapat. Tapi saya
bersyukur masih bisa diberi tujuan hidup. Saya sadar, bahwa saya masih bisa berdiri disini
adalah suatu keberuntungan. Masih banyak diluar sana orang-orang yang tidak seberuntung saya.
Terimakasih ya mah, pah.. Sudah sabar mendidik saya. Maaf jika selama ini masih belum seturut
yang dipinta.(ngusap air mata) Terimakasih!
Hadirin tepuk tangan. Dila kembali ke tempat duduk langsung dipeluk mama dan papanya.
Papa: maafin papa ya nak.. Jika kesannya terlalu menuntut
Mama: maafin mama juga ya nak.. Kamu anak mama yang paling hebat!
Jeda.Melepaskan pelukan
Papa: setelah ini, kamu bebas memilih jalan hidupmu sendiri ya nak.. Jika ada apa-apa bilang ke
papa. (Senyum)
Dila: (senyum) iya pah.. Aku akan menjadi dokter suatu saat nanti.. Seperti yang papa bilang
(senyum)
Papa: (Pelukan)
The end