Anda di halaman 1dari 4

Tema : Gelandangan

Para Pemeran :

Iman sebagai Didan (Gelandangan)

Diceritakan seorang anak gelandangan yang bernama Didan yang hidup di tepi jalan raya,dengan pakaian
kumuh, jorok dan tidak layak untuk di pakai, tiada tempat untuk berlindung , dan selalu bertarung dengan bahaya.
Tiada Ayah dan Ibunya yang dulu selalu bersamanya. Yang telah lama meninggalkannya seorang karena kebakaran
rumahnya 2 tahun yang lalu. Tiada sanak saudara yang ingin mengasuhnya. Kini dia harus berjuang sendiri ,
mengamen demi untuk bertahan hidup.
Didan sangat ingin bersekolah , semenjak kedua orang tuanya yang meninggalkannya sejak ia tamat smp, dan sampai
sekarang yang seharusnya ia kelas 2 SMK.
Karena keinginannya bersekolah ia selalu melihat anak-anak pergi sekolah dan mengikutinya dari belakang sampai
kesekolah , tetapi apa daya , satpam disekolah tidak mengizinkkannya masuk karena pakaian yang ia gunakan sangat
kumuh, jorok dan tidak layak dipakai.

Malam Hari

Didan : (Di malam yang ramai ditepi jalan raya sedang duduk sendiri bersanadar dan 1 mangkuk kecil untuk
menampung uang) selanjutnya (Tidur)

Nora : (Berjalan mengambila uang di dompet dan melempar uang Rp 1000 logam ke Didan)

Pagi Hari

Didan : (Dipagi hari masih tertidur dan terbangun)

Didan Berjalan ke Rel kereta api sambil melihat anak pergi sekolah

Di Rumah Putri dan Dewi

Putri : Bunda , kami berangkat ya ...(salam dan berjalan)


Ibu : Hati-hati yaa...
Dewi : Iyaa...

Dewi : Panggil Laras tuu...


Puti : Larasss ,,, (di depan rumah Laras)
Laras : iyaa ...

Lalu ,Puti ,Dewi,Laras bertemu Andi dan Alfan.


Andi : “heiii !!!...
Laras: Yukk barengg....
Putri,Dewi,Andi,Laras, berjalan rombongan pergi ke sekolah.
Laras : Haaadduuhh,,, capek sekolah ,,’’’ asik ada PR ajaaaa ! huuuffffttt’’’!!
Andi : Iyaa Juga tu..
Dewi : Kalian ni ngomong apa sih , masih mending kita bisa sekolah , bersyukur karna kita ada biaya, coba tu
liat anak2 diluar sana .. ada yang pengen sekolah , tapi ga ada biaya.

Di sisi lain

Didan : Ya Tuhan , Kapan aku bisa seperti mereka ? , Mengapa hidup ini begitu kejam?? (Berjalan megikuti anak
sekolah itu sampai ke Gerbang sekolah )
(sampai Gerbang sekolah menangis)

Satpam : Heii!! Ngapain disitu ?? mau ngamen jangan disini , ga laku.. sana2 .... pergii !!! Dasar Gembell !!

Didan : (Berjalan pergi meninggalkan sekolah , berjalan di rel kereta api dengan wajah yang sedih)

Didan mengambil Krecek untuk pergi mengamen ,

Di lampu Merah

Didan : (Bernyanyi dan mengamen )

Setelah mengamen Didan Kembali pulang melewati kereta api ,dan berhenti untuk menghitung jumlah uang yang
didapat. Uang yang didapat sebagian disimpan untuk sedekah ke Masjid.
Didan : Allhamdulillah..“Ya Allah , ini buat beli roti , ini buat amal.

Dn sebagian lagi dibelikan roti dan ia makan didepan rumah Nora , sementara Didan tdak tahu itu rumah Nora.

Dirumah Nora

Nora : “heeehh ,, ngapain luuu...dirumah guaaa?? Ya ampunn ..... pergii kau ...pergii ... iiii najiisss ! Pergi lu .. lu
bawak makan lu nii (sambil mengambil makan Didan dan membuangnya)... pergi sana pergi !!!!!!.heeeh bakalan
mandi guaa 7 hari 7 malam... (Kembali dan kepleset ) ...aaaa ssuuuurrrtiiii...
Surti : iyaaa ... non...
Nora : Luuu ngeepell gimana ??? boodoooh banget sih .. heeeeeeeh
Surti : Ampun noon..
Nora : Luuu beresiin nii ...
Surti : iyya non ... bentar ...(masuk ke dalam sambil menutup pintu dan Nora berbalik arah menabrak pintu yang
ditutup surti)

Dan Didan pun pergi ke Masjid untuk memasukkan uang sisanya ke kotak amal.
Didan : Bismillahirahmnirrahim... (memasukkan uang ke kotak amal)

Dan dia pun pergi.

Keesokan harinya .....

Ibu Marisa : (berbelanja sambil membawa tas belanja )

Dan ketika itu , Didan sambil berjalan melihat Ibu Marisa dan mendatanginya

Didan : Boleh saya bantuu buuu ?


Ibu Marisa : iyaaaa boolehhh...
Didan : mana buuu ,yang bisa saya bawaaa...?
Ibu Marisa : ini aja.. (sambil memberikan belanjaannya)
Di Rumah Ibu Marisa

Ibu Marisa : haadduuhhh ... makasihh yaahh ... oh yaa.. berapa bayarnya ?
Didan : Terserah ibu aja ...(Tiba2 belanjaannya jatuh)
Ibu Marisa : Yaa ampuun ,, gimana sih ??
Didan : Maaf bu .. maaf ...
Ibu Marisa : maaff ... maaff.. pergi sana .. ga jadi saya bayar ... heehh ...
Didan : (pergi dan menangis)

Pada saat dia pergi , dia melihat ada beberapa buku di jendela , dan dia kembali lagi .untuk mendatangi buku itu.
Tiba2 , Dewi anak dari Ibu Marisa keluar

Dewi : heeyyy....
Didan pun terkejut dan dia berlari mieninggalkan buku dan dewi

Pagi Harinya

Di pagi harinya ketika Dewi dan Putri pergi sekolah dia melihat Didan yang sedang tidur dibawah pohon.

Dewi : heyy ,,
Didan : (didan terkejut)
Dewi : heyy ,, jangan takut ,,
Putri : iyaaa
Dewi : Nama kamu siapa ?
Didan : Didan
Dewi : oh , kenalin , aku Dewi , ini adik aku Putri.. rumah kamu dimana ?
Didan : Aku ga punya rumah
Putri : Loh terus , kamu tinggal dimana ,
Didan : (hanya menggelengkan kepala)
Putri : kak , ni udah siang ,, nanti telat kita
Dewi : oh iya iya , udah dulu yaa ,,kamu jangan kemana2 ..nanti siang kami kemari lagi ok
Didan : (hanya diam)

Dewi dan Putri meninggalkan Didan

Siang hari

Tiba saat Pulang sekolah , dewi dan Putri berjalan dengan Gembira , tiba2.. ada 2 orang penjahat yang mendatangi
mereka dan menculik si putri Adik Dewi

Dewi : Toooollooongg........... Toooolooonggg...

Didan yang sedang duduk menghampiri Dewi

Didan : Ada apa ??


Dewi : Adik aku ... ituu ... eee di culik (sambil menangis)
Didan : Kemana ? ,
Dewi : Kesana ..
Didan : Aku tahu , ayo kita kejar

Mereka berlari mengejarnya


Penjahat 1 : Ayoo...
Putri : aaaaaa... ga mauu....
Penjahat 1 : diamm....

Putri hanya menjerit dan menangiss , 2 penjahat itu membawa putri ke sebuah tempat, dan mengikat si putri

Penjahat 1 : mana no hp orang tua mu?


Putri : (hanya menggeleng)
Penjahat 2 : bos bos gimana mau ngomong , mulutnya di lakban
penjahat 1 : oh iya , buka

Penjahat 2 membukanya ,

Penjahat 1 : mana no hp orang tua kamu ?


Penjahat 2 : bos , ngapain mau minta no hp nya ?
Penjahat 1 : si boodo ni , mau ngelamar emaknya (sambil menoyor kepala penjahat 2), ya mau meras ibunya lah
Penjahat 2 : oh iya , lupa bos ..

Disisi lain Dewi dan Didan mengintip 2 orang ini

Dewi : ituu diaa....”


Didan : ssssstttt.... diam ,, nanti ketahuan kita..
(improvisasi)

marisa cemass... menelfon guru ...

Anda mungkin juga menyukai