Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengertian

Kritik Sastra adalah analisa terhadap suatu karya sastra untuk mengamati atau menilai baik
buruknya suatu karya secara objektif.

Kritik sastra adalah bidang studi sastra untuk menghakimi karya sastra, untuk memberi penilaian
dan keputusan mengenai bermutu atau tidaknya suatu karya sastra yang sedang dihadapi
kritikus.

2. Struktur

Bagian pendahuluan merupakan bagian yang penting dalam kritik sastra atau esai. Bagian ini
menentukan apakah pembaca akan tertarik untuk meneruskan bacaan tersebut hingga selesai.
Pendahuluan yang menarik tentu akan meningkatkan minat pembaca untuk menyelesaikan
bacaannya. Sebaliknya, pendahuluan yang membosankan akan membuat pembaca enggan untuk
melanjutkan bacaannya. Pada dasarnya, bagian pendahuluan berisi tentang pengantar yang
memadai tentang topik bahasan yang hendak ditulis.

Bagian isi merupakan penjabaran dari gagasan utama yang dinyatakan dalam kalimat tesis.
Penjabaran gagasan utama ini diwujudkan dalam beberapa paragraf. Umumnya terdiri dari
beberapa gagasan utama (minimal dua). Setiap gagasan utama ditulis dan dijabarkan dalam satu
paragraf. Setiap paragraf isi mendiskusikan gagasan-gagasan yang lebih spesifik dan lebih detail
agar argumen lebih meyakinkan.

Penutup disajikan dalam satu paragrag simpulan yang dimaksudkan untuk mengakhiri
pembahasan topik. Paragraf ini biasanya berisi rangkuman dari pokok pikiran yang telah
disampaikan penulis. Paragraf penutup juga bisa berupa penegasan atas pendapat yang telah
dijabarkan di bagian isi dengan maksud agar pembaca mengetahui secara persis posisi penulis
atas masalah yang ditulis.

3. Langkah

Langkah-Langkah Penulisan Kritik

1. Menentukan penyair/pengarang atau karya sastra yang kita anggap menarik. Kesukaan dan
ketertarikan kita terhadap satu pengarang atau satu karya sastra akan membuat kita lebih mudah
dalam menulis kritiknya.

2. Memahami struktur karya yang telah kita pilih. Prosa memiliki unsur yang terdiri atas unsur
intrinsik dan ekstrinsik. Jika yang dikritik adalah puisi, kita harus memahami unsur-unsur fisik
dan batin puisi. Struktur fisik puisi terdiri atas diksi, pencitraan, kata konkret, majas, dan bunyi,
sedangkan struktur batin puisi terdiri atas tema, nada, dan amanat.
3. Lakukan penilaian berdasarkan unsur-unsur tersebut secara objektif dengan menampilkan
dua penilaian, yaitu kelebihan dan kekurangannya.

4. Mulailah menulis kritik dan tetapkanlah teorinya

Jika telah menetapkan tujuan dan motivasi, segeralah menulis. Jangan ditunda, karena dengan
terus berusaha menulis ide-ide akan muncul, mengalir sedikit demi sedikit.

4. Ciri

Ciri isi:

1. Memberikan tanggapan terhadap objek kajian (hasil karya sastra)


2. Memberikan pertimbangan baik dan buruk sebuah karya sastra
3. Bersifat objektif
4. Memberikan solusi atau kritik-konstruktif
5. Tidak menduga-duga
6. Memaparkan penilaian pribadi tanpa memuat ide-ide.

Ciri kebahasaan:

a. Penanda Kalimat Opini


Menurut saya, sekitar, kira-kira, alangkah baiknya/bagusnya, akan, jika, seandainya, pasti, dan
lain-lain.

b. Kalimat Efektif
Kalimat yang dibuat mengikuti kaidah kebahasaan dan EYD.
Syarat kalimat efektif:
1. Kalimat tidak ambigu
2. Kesejajaran bentuk
3. logis
4. Unity, kohesi, dan koherensi
5. Memperhatikan EYD
6. Tepat struktur fungsinya
7. Sistematis
8. Hemat kata

c. Kata Baku
Kalimat yang aturan penulisannya tepat.

5. Tujuan
a. Memperbaiki suatu karya sastra. Koreksi terhadap kesalahan yang terdapat dalam suatu karya
sastra, baik ragam bahasa maupun tulis karya sastra tersebut.
b. Memberikan penilaian secara objektif, ilmiah dan terstruktur terhadap suatu karya
c. Bertujuan akademis. Kegiatan kritik sastra yang dilakukan oleh mahasiswa untuk memperoleh
gelar akademisi.
d. Bertujuan komersil, motivasi seorang kritikus untuk mendapatkan bayaran atas kegiatan kritik
sastra, seperti menulis pada kolom surat kabar.

6. Manfaat Kritik Sastra


Manfaat dari kritik sastra tersebut dapat diuraikan menjadi 3, yaitu:

1. Manfaat kritik sastra bagi penulis:

 Memperluas wawasan penulis, baik itu yang berkaitan dengan bahasa, objek atau juga
tema-tema tulisan, serta juga teknik bersastra.
 menanamkan motivasi untuk menulis.
 Meningkatkan kualitas pada tulisan.

2. Manfaat kritik sastra bagi pembaca:

 Menjembatani kesenjangan antara pembaca serta karya sastra.


 Menumbuhkan kecintaan pembaca terhadapsuatu karya sastra.
 Meningkatkan kemampuan dalam mengapresiasi suatu karya sastra.
 Membuka mata hati serta juga pikiran pembaca akan nilai-nilai yang terdapat dalam suatu
karya sastra.

3. Manfaat kritik sastra bagi perkembangan sastra:

 Mendorong laju perkembangan sastra, baik dengan secara kualitatif ataupun kuantitatif.
 Memperluas cakrawala atau juga permasalahan yang tedapat dalam karya sastra.

7. Jenis – jenis kritik sastra


1) Kritik Judisial
Yaitu suatu kritik yang mengemukakan suatu penlaian atau penghakiman terhadap suatu karya
sastra, lalu menghubungkannya dengan norma-norma teknik penulisan atau standar tujuan
penulisan karya tersebut. (Coulter, 1930: 336).
Rene Wellek dan Austin menegaskan bahwa kritik yudisial menaruh perhatian pada hukum-
hukum/ prinsip yang dianggap sebagai suatu yang objektif. Dalam kritik yudisial, karya sastra
yang menjadi objek kajian lebih dispesialisasikan tapi dengan penjelasan yang seluas mungkin.
Di sini dituntut pengklasifikasian yang lebih terperinci dan tajam terhadap para pengarang dan
karyanya.
2) Kritik Induktif
Kritik Induktif adalah jenis kritk sastra yang bertujuan mengumpulkan fakta-fakta yang ada
hubungan dengan suatu karya seni, metode, waktu penciptaan, dan menyusunnya menjadi
susunan yang rapi serta melukiskannya dengan teratur. Ini sesuai dengan metode induksi yang
mengambil kesimpulan umum dari fakta-fakta yang khusus.
3) Kritik Impresionistik
Yaitu kritik sastra yang muncul sebagai produksi dari aliran individualisme romantik dan
kesadaran akan diri yang lebih modern. Kritik ini menghubungkan pengalaman si penulis dengan
karyanya. Sebaiknya, seorang kritikus mempunyai gaya yang bisa membuat hati pembaca
terpikat dalam kedudukannya sebagai pembimbing juga penghubung antara pembaca dan karya
sastra.
4) Kritik Historis
Jenis kritik sastra yang mengikuti segala sesuatu yang terjadi atas suatu bentuk sastra dalam
periode sejarah sastra. Juga dengan pengelompokan masa seorang pengarang. Setiap karya sastra
harus diteliti dan ditelaah dengan hal-hal yang berhubungan dengan karya sastra tersebut. Hal-
hal yang dapat menjadi bahan acuan antara lain: naskah, bahasa dan komposisi karya sastra, serta
perbandingan karya sang pengarang dengan teman-teman seangkatannya,. Seorang kritikus harus
paham bahwa karya sastra merupakan refleksi pengarang pada kehidupan dan kebudayaannya
dan pengelompokan jenis karya sastra tersebut serta hubungannya dengan karya yang sejenis.

Anda mungkin juga menyukai