Anda di halaman 1dari 7

KRITIK dan SARAN

Ardi Bima P
XII MIPA F
15489

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 78


Jalan Bhakti IV No. 1 Kemanggisan, Palmerah
Jakarta Barat

2020
Kritik dan Esai
A. Pengertian para ahli
H.B Jassin, memberikan pengertian bahwa esai adalah uraian tulisan yang
membicarakan bermacam ragam masalah, baik politik, sosial, hukum, pertanian dan lain
sebaginya. Esai tidak tersusun secara teratur akan tetapi ada garis besar yang dapat
dipetik dari bermacam tulisan yang diutarakan.

Umar Muktar, memberikan pengertian bahwa esai adalah karangan prosa yang
mengupas secara sepintas akan tetapi akurat, padat, dan berisi mengenai berbagai
masalah, seperti politik, kesusastraan, seni, dan budaya dari sudut pandang penulisnya.

Soetomo, memberikan pengertian esai sebagai karangan pendek mengenai suatu


masalah yang yang perhatian publik untuk diselidiki dan dibahas.

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), mengaartikan esai sebagai karya tulis atau
karangan ilmiah yang dalamnya memaparkan tentang masalah tertentu dari sudut
pandang pribadi penulis dengan disertai data yang valid.

Apriliani, memberikan pemahaman bahwa esai adalah karangan prosa yang


membahas suatu masalah secara sepintas dan lugas dari sudut pandang penulisnya.

Wikipedia, memberikan pemahaman bahwa esai ialah tulisan yang menggambarkan


opini penulis tentang masalah-masalah tertentu yang coba ditelaah oleh penulisnya
sendiri.

Kuncoro, Mudrajad, memberikan pengertian bahwa esai adalah komposisi prosa yang
singkat dan padat. Di dalam esai mengekspresikan opini penulis tentang subyek tertentu
yang disertai dengan data.

Jassin dalam Pujiono, memberikan pemahaman bahwa esai ialah suatu tulisan ilmiah
yang membicarkan bermacam ragam masalah, yang tidak tersusun secara sistematis
atau teratur.

Fajri dalam Pujiono, mengatakan bahwa esai adalah suatu tulisan yang menguraikan
tentang masalah secara sepintas dari sudut pandang penulisnya sendiri.

Sumardjo, Jakob dan Saini K.M, mengutarakan bahwa esai ialah suatu karangan
pendek tentang fakta yang kemudian dikupas menurut pandangan pribadi penulisnya.

Budiman, Arief dalam Djuharie, memberikan pemahaman bahwa esai ialah suatu
karangan yang sedang panjangnya, biasanya esai dikemukakan seperti bentuk prosa,
yang mempersoalkan masalah tertentu secara mudah dan sepintas.

Dari berbagai pengertian esai menurut para ahli di atas, dapat dikatakan jikalau esai
dalah karya tulis yang sifatnya singkat karena hanya menggambarkan opini seseorang
tentang objek masalah yang ingin dinilai melalui jalan pikiran penulisnya sendiri.
B. Perbedaan kritik dan esai
a. Ciri-ciri Kritik Sastra yaitu:

- Memberikan tanggapan terhadap hasil karya.

- Memberikan pertimbangan baik dan buruk (kelebihan dan kekurangan) sebuah karya
sastra.

- Pertimbangan bersifat obyektif.

- Memaparkan kesan pribadi kritikus terhadap sebuah karya sastra.

- Memberikan alternatif perbaikan atau penyempurnaan.

- Tidak berprasangka.

- Tidak terpengaruh siapa penulisnya.

b. Ciri-ciri Esai yaitu :

- Berbentuk prosa.

- Singkat, dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.

- Memiliki gaya pembeda.

- Selalu tidak utuh.

- Memenuhi keutuhan penulisan.

- Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal.

C. Jenis-jenis Kritik dan Esai


1. Berdasarkan bentuk: kritik teoritis dan kritik terapan
a. Kritik teoritis adalah kritik sastra yang bekerja atas dasar prinsip-prinsip umum untuk
menetapkan seperangkat istilah yang berhubungan, pembedaan-pembedaan, dan kategori-
kategori untuk diterapkan pada pertimbangan dan interpretasi karya sastra maupun
penerapan “kriteria” (standar atau norma) untuk menilai karya sastra dan pengarangnya.
b. Kritik terapan, merupakan diskusi karya sastra tertentu dan penulisnya. Misalnya buku
Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei Jilid II (1962) yang mengkritik
sastrawan dan karyanya, diantaranya Mohammad Ali, Nugroho Notosusanto, Subagio
Sastrowardoyo, dan lain sebagainya.
2. Berdasarkan pelaksanaan: kritik judisial, kritik induktif, dan kritik impresionistik.
a. Kritik judisial adalah kritik sastra yang berusaha menganalisis dan menerangkan efek-
efek karya sastra berdasarkan pokonya, organisasinya, teknik serta gayanya, dan
mendasarkan pertimbangan individu kritikus atas dasar standar umum tentang kehebatan
karya sastra.
b. Kritik induktif adalah kritik sastra yang menguraikan bagian-bagian karya sastra
berdasarkan fenomena yang ada secara objektif. Kritik induktif meneliti karya sastra
sebagaimana halnya ahli ilmu alam meneliti gejala alam secara objektif tanpa menggunakan
standar tetap di luar dirinya.
c. Kritik impresionistik adalah kritik sastra yang berusaha menggambarkan dengan kata-
kata dan sifat yang terasa dalam bagian khusus karya sastra dan menyatakan tanggapan
(impresi) kritikus yang ditimbulkan langsung oleh karya sastra.
3. Berdasarkan orientasi terhadap karya sastra: kritik mimetik, kritik pragmatis, kritik
ekspresif, dan kritik objektif.
a. Kritik mimetik adalah kritik yang bertolak pada pandangan bahwa karya sastra
merupakan tiruan atau penggambaran dunia dan kehidupan manusia. Kritik ini cenderung
mengukur kemampuan suatu karya sastra dalam menangkap gambaran kehidupan yang
dijadikan suatu objek.
b. Kritik pragmatik adalah kritik yang disusun berdasarkan pandangan bahwa sebuah
karya sastra disusun untuk mencapai efek tertentu kepada pembaca, seperti efek
kesenangan, estetika, pendidikan dan sebagainya. Model kritik ini cenderung memberikan
penilaian terhadap suatu karya berdasarkan ukuran keberhasilannya dalam mencapai tujuan
tersebut.
c. Kritik ekspresif adalah kritik yang menekankan kepada kebolehan penulis dalam
mengekspresikan atau mencurahkan idenya ke dalam wujud sastra. Kritik ini cenderung
menimbang karya sastra dengan memperlihatkan kemampuan pencurahan, kesejatian, atau
visi penyair yang secara sadar atau tidak tercermin dalam karya tersebut.
d. Kritik objektif adalah kritik sastra yang menggunakan pendekatan bahwa suatu karya
sastra adalah karya yang mandiri. Karya ini menekankan pada unsur intrinsik.

Sedangkan jenis-jenis esai terbagi menjadi enam sebagaimana berikut:


1. Esai deskriptif. Esai jenis ini dapat menuliskan objek atau subjek apa saja yang dapat
menarik pehatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, pantai, dan
sebagainya.
2. Esai tajuk. Esai jenis ini dapat dilihat di surat kabar atau majalah. Esai ini memiliki fungsi
menyatakan pandangan dan sikap surat kabar atau majalah tersebut terhadap isu tertentu.
Dengan esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini pembaca. Esai semacam ini tidak
perlu mencantumkan nama penulis.
3. Esai cukilan. Watak esai ini memperbolehkan penulis membeberkan beberapa segi dari
kehidupan individual seseorang kepada pembaca. Lewat cukilan itu, pembaca bisa
mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Di sini penulis tidak
menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian yang utama dari kehidupan dan watak pribadi
tersebut.
4. Esai pribadi. Esai ini hampir sama dengan esai cukilan. Akan tetapi esai pribadi ditulis
sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan saya adalah
saya. Saya akan menceritakan kepada saudara tentang saya dan pandangan saya tentang
hidup. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri.
5. Esai reflektif. Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada baca serius. Penulis
mengungkapkan secara mendalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati tentang topik yang
penting berhubungan dengan hidup. Misalnya, kematian, politik, pendidikan dan hakikat
manusiawi. Esai ini ditujukan kepada cendekiawan.
6. Esai kritik. Dalam esai ini penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni; misalnya
lukisan, tarian, pahat, patung, teater, dan kesusastraan. Esai ini membangkitkan kesadaran
pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut
karya sastra disebut kritik sastra.
D. Struktur Kritik dan Esai
Struktur kritik ada 3 yaitu :
- evaluasi : pernyataan umum tentang apa yg disampaikan oleh penulis dlm teks
-deskripsi teks : memuat semua informasi
penegasan ulang : teks yg berisikan penegasan ulang terhadap apa yg telah diputuskan
Esai : suatu karangan yg menggambarkan opini penulis tentang subjek tertentu yg coba
dinilainya
E. Prinsip
Prinsip dalam menyusun kritik dan esai
a. Pokok persoalan yang dibahas harus layak untuk diulas. Hasil ulasannya pun harus
memberikan keterangan atau memperlihatkan sebab-musabab yang berkaitan dengan suatu
peristiwa yang nyata. Jadi, yang terpenting bukan apa yang diulas, tetapi bagaimana cara
penulis memberikan ulasannya.
b. Pendekatan yang digunakan harus jelas, apakah persoalan didekati dengan pendekatan
faktual atau imajinatif.
c. Ulasan yang menggunakan pendekatan faktual harus didukung oleh fakta yang nyata dan
objektif. Penulis tidak boleh mengubah fakta untuk mendukung pandangannya. Pernyataan
yang diungkapkan harus jelas, tidak samar-samar, harus dapat dipercaya, tidak disangsikan
atau disangkal, dan dapat dibuktikan kebenarannya.
d. Pernyataan yang diungkapkan harus jelas, jangan samar-samar, harus dapat dipercaya,
tidak disangsikan atau disangkal, dan dapat dibuktikan kebenarannya.
F. Kegunaan
Untuk perkembangan ilmu sastra sendiri. Kritik sastra dapat membantu penyusunan teori
sastra dan sejarah sastra. Hal ini tersirat dalam ungkapan Rene wellek “karya sastra itu
tidak dapat dianalisis, digolong-golongkan, dan dinilai tanpa dukungan prinsip-prinsip kritik
sastra.”.
Untuk perkembangan kesusastraan, maksudnya adalah kritik sastra membantu
perkembangan kesusastraan suatu bangsa dengan menjelaskan karya sastra mengenai
baik buruknya karya sastra dan menunjukkan daerah-daerah jangkauan persoalan karya
sastra.
Sebagai penerangan masyarakat pada umumnya yang menginginkan penjelasan tentang
karya sastra, kritik sastra menguraikan (mengsnalisis, menginterpretasi, dan menilai) karya
sastra agar masyarakat umum dapat mengambil manfaat kritik sastra ini bagi pemahaman
dan apresiasinya terhadap karya sastra (Pradopo, 2009: 93).
Contoh Esai Sastra

Sastra Penyindir Pemerintah


Novel adalah salah satu jenis sastra yang semua orang dapat membuatnya, asalkan ada
ide dan cerita yang akan dibuatkan novel.
Novel terkadang isinya diambil dari realitas kehidupan manusia sehari-hari. Novel
merupakan suatu imajinasi dari penulisnya kemudian dituangkan dalam kata-kata. tidak
jarang juga isi dari sastra novel itu berasal dari curahan hati si penulis contohnya seperti
percintaan, pendidikan bahkan ada juga novel yang bertema menyindir pemerintah.
Salah satu novel penyindir pemerintah yaitu Nyanyi Sunyi dari Indragiri, memang tema
novel seperti itu tidak banyak peminatnya tidak seperti novel percintaan yang lain. Akibatnya
novel seperti harus dikemas dengan baik agar banyak manusia yang ingin membaca nya.
Tapi zaman sekaran banyak penulis yang menerbitkan novel penyindir pemerintah
karena para penulis ingin menceritakan dan menyuarakan suaranya kepada pemerintah
lewat sastra seperti ini.
Mereka ingin pemerintah mendengar apa yang mereka tulis tentan bencana akibat
keserakahan pemerintah yang pada akhirnya membuat masyarakat resah dan susah.
Faktanya di Indonesia banyak desa-desa terpencil yang tidak tahu apa-apa dan dibawah
garis kemiskinan hanya bergantung pada alam. Tetapi alam yang mereka punya diambil
begitu saja atas nama pemerintah.
Jika sastra novel ini terus dikembangkan dalam pembelajaran akan membantu para
calon penulis untuk terus menyuarakan isi hati mereka, agar pemerintah bisa membaca dan
memikirkan semua tindakan yang akan diambil.
Contoh Kritik Esai

Masa-Masa Sekolah Menengah Atas


Pada zaman sekarang memang banyak karya sastra yang berupa novel yang
bertemakan percintaan sebut saja salah satu novel yang pupoler di kalangan masyarakat
khususnya remaja Bandung yaitu Dilan 1990, yang ditulis oleh Pidi Baiq. Quotes yang ada di
novel Dilan 1990 sangat tenar contohnya "Milea, kamu cantik, tapi akau belum mencintaimu,
enggak tau kalau sore. Tunggu aja." (Dilan 1990).
Quotes tersebut merupakan sepenggal ucapan Dilan kepada Milea yang tertera pada
cover belakang novel itu. Cover depan dari novel Dilan sangat sederhana tetapi menarik
karena da sesosok gambar dengan motor CB kesayangannya, dan ada beberapa quotes
ynag ditulis dalam cover depan dan belakang. Contoh quotes yang ada di cover depan
"Cinta itu indah. ika bagimu tidak, mungkin karena salah milih pasangan" (Dilan 1990).
Kelebihan novel ini ada pada gaya bahsanya. Bahsanya yang santai, enak dibaca dan
mudah dimengerti. Dengan menggunakan sudut pandang orang pertama, membuat
pembaca hanyut ke dalam cerita. Selain itu percakapan antar tokoh yang terasa natural dan
tidak dibuat-buat. Penambahan gambar pada novel itu membuat ilustrasi novel menjadi
lengkap dan semakin terasa, seperti gambar rumah Milea di Bandung.
Kekurangan novel Dilan yaitu tidak konsisten dalam menggunakan kata tidak, enggak
dan gak dalam narasi. Serta terdapat beberapa bahasa yang tidak pantas contohnya kata
kasar yang diucapkan seorang anak geng motor kepada Dilaan. Selain itu banyak dialog
yang terlalu singkat dan kebanyakan dialog "hahaha" atau "hehehe".
Banyak tokoh yang tidak di deskripsikan tentang fisik tokoh maupun karakter di dalam novel
Dilan 1990.
Intinya novel Dilan 1990 sangat bagus dan dapat membawa hanyut pembaca ke dalam
certa. Sifat yang dibuat Pidi Baiq tentang Dilan yang romantis, humoris dan bandel membuat
pembaca penasaran dengan sosok Dilan. Tetapi ada baiknya kata-kata yang kasar diganti
dengan kata-kata yang lebih baik sehingga pembaca dapat mengambil sisi positif dari Dilan.

Anda mungkin juga menyukai