PENDAHULUAN
dipisahkan dari para mahasiswa, khususnya saat perkuliahan. Baik dalam menulis laporan
praktikum, makalah, tugas akhir, kritik, esai dan sebagainya, mahasiswa dituntut untuk
menuliskannya dengan baik dan benar. Namun pada kenyataannya, tidak semua
mahasiswa memiliki pemahaman yang baik akan hal tersebut.
Mengapa saya bisa mengatakan demikian? Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat karya
ilmiah mahasiswa salah satunya yang berupa kritik dan esai. Kebanyakan strukturnya
kurang teratur dan pembahasannya tidak terpaku pada satu topik. Selain itu, biasanya
mahasiswa tidak menyertakan fakta-fakta yang mendukung opini mereka dalam esai
tersebut. Hal-hal inilah yang masih luput dari pembuatan esai di kalangan para
mahasiswa.
B. Rumusan Masalah
1) Pengertian kritik
2) Ciri-ciri kritik
7) Pengertian Esai
8) Sejarah Esai
9) Tipe-tipe Esai
C. Tujuan
c. Menjelaskan mengenai bahasa yang benar dalam pembuatan kritik dan esai
d. Menjelaskan mengenai kiat dan praktik dari penulisan kritik dan esai
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Kritik
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1997 : 531 ), disebutkan kritik
adalah kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik
buruk terhadap sesuatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Selain itu, menurut Sutopo
(2011) kritik merupakan analisis secara langsung dengan mempertimbangkan baik
buruknya suatu karya, penerangan, dan penghakiman karya. Kritik meliputi tiga bidang,
yaitu teori dan sejarah.
b. Ciri-ciri Kritik
1) Kritik induktif adalah kritik dengan memperhatikan unsur-unsur yang ada di dalam
karya.
2) Kritik judisial adalah kritik kritik yang menganalisis dan menerangkan efek-efek
karya berdasarkan permasalahannya, oraganisasinya, teknik, serta gaya kepenulisannya.
Kritik ini atas dasar standar umum tentang kehebatan dan kebiasaan.
3) Kritik Impresionik adalah kritik yang berusaha menggambarkan sifat khusus dalam
sebuah karya serta mengekspresikan tanggapan kritikus yang ditimbulkan secara
langsung oleh karya tersebut.
1) Kritik impresionistik adalah kritik yang berupa kesan-kesan pribadi secara subjektif
terhadap sebuah karya, di sini selera pribadi amat berperan. Padahal selera pribadi itu
berubah-ubah setiap saat sesuai dengan perkembangan kepribadian orang itu.
2) Kritik penghakiman adalah kritik yang bekerja secara deduksi dengan berpegang
teguh pada ukuran-ukuran tertentu, untuk menetapkan apakah sebuah karya itu baik atau
tidak.
1) penulis harus secara terbuka mengemukakan dari sisi mana ia menilai karya sastra
tersebut
g. Pengertian Esai
Esai adalah jenis tulisan prosa yang menguraikan masalah dalam bidang kesusastraan,
kesenian, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan filsafat berdasarkan pengamatan,
pengupasan, penafsiran dengan mengemukakan gagasan dan wawasan pengarangnya
sendiri. Dalam esai pengarang melontarkan suatu sudut pandangan tertentu, sikap pribadi
membawakan penemuannya sendiri dan mendekati bahan subjek dengan sistematika
urian yang teratur. Esai merupakan ungkapan pribadi penulis terhadap suatu fakta
(Sutopo, 2011).
h. Sejarah Esai
Esai mulai dikenal pada tahun 1500-an dimana seorang filsuf Perancis, Montaigne,
menulis sebuah buku yang mencantumkan beberapa anekdot dan observasinya. Buku
pertamanya ini diterbitkan pada tahun 1580 yang berjudul Essais yang berarti attempts
atau usaha. Montaigne menulis beberapa cerita dalam buku ini dan menyatakan bahwa
bukunya diterbitkan berdasarkan pendapat pribadinya. Esai ini, berdasarkan pengakuan
Montaigne, bertujuan mengekspresikan pandangannya tentang kehidupan.
Lalu bagaimana pengertian esai menurut Montaigne? Montaigne menuliskan sikap dan
pandangannya mengenai esai melalui deskripsi-deskripsinya yang tersirat, sahaja, rendah
hati tetapi jernih dalam sebuah kata pengantar bukunya: “Pembaca, ini sebuah buku yang
jujur. Anda diperingatkan semenjak awal bahwa dalam buku ini telah saya tetapkan suatu
tujuan yang bersifat kekeluargaan dan pribadi. Tidak terpikir oleh saya bahwa buku ini
harus bermanfaat untuk anda atau harus memuliakan diri saya. Maksud itu berada di luar
kemampuan saya. Buku ini saya persembahkan kepada para kerabat dan handai taulan
agar dapat mereka manfaatkan secara pribadi sehingga ketika saya tidak lagi berada di
tengah-tengah mereka (suatu hal yang pasti segera mereka alami), dapatlah mereka
temukan di dalamnya beberapa sifat dari kebiasaan dan rasa humor saya, dan mudah-
mudahan, dengan cara itu, pengetahuan yang telah mereka peroleh tentang diri saya tetap
awet dan selalu hidup” (dari “To The Reader”).
Kemudian, pada tahun 1600-an, Sir Francis Bacon menjadi Esais Inggris pertama.
Bukunya berjudul Essay. Bentuk, panjang, kejelasan, dan ritme kalimat dari esai ini
menjadi standar bagi esais-esais sesudahnya. Ada beberapa esai yang formal, dan ada
beberapa esai lain yang bersifat informal. Bentuk esai informal lebih mudah ditulis
karena lebih bersifat personal, jenaka, dengan bentuk yang bergaya, struktur yang tidak
terlalu formal, dan bertutur. Bentuk esai formal lebih sering dipergunakan oleh para
pelajar, mahasiswa dan peneliti untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Formal esai
dibedakan dari tujuannya yang lebih serius, berbobot, logis dan lebih panjang.
i. Tipe-tipe Esai
1) Esai deskriptif. Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek apa saja yang
dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu,
tempat rekreasi dan sebagainya.
2) Esai tajuk. Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini
mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat
kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan isyu dalam masyarakat. Dengan Esai
tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu
disertai dengan nama penulis.
4) Esai pribadi, hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi esai pribadi
ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan
“Saya adalah saya. Saya akan menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan
saya tentang hidup”. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri.
5) Esai reflektif. Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis
mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang
penting berhubungan dengan hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan, dan hakikat
manusiawi. Esai ini ditujukan kepada para cendekiawan.
6) Esai kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni,
misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis
tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang seni
kontemporer. Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan
penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut kritik sastra.
j. Ciri-ciri Esai
2) Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.
3) Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan
gaya yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.
4) Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari
objek dan subjek yang hendak ditulis. Penulis memilih aspek tertentu saja untuk
disampaikan kepada para pembaca.
5) Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh,
namun harus memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai dari
pendahuluan, pengembangan sampai ke pengakhiran. Di dalamnya terdapat koherensi dan
kesimpulan yang logis. Penulis harus mengemukakan argumennya dan tidak membiarkan
pembaca tergantung di awang-awang.
6) Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal, yang membedakan esai dengan
jenis karya sastra yang lain adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah
pengungkapan penulis sendiri tentang kediriannya, pandangannya, sikapnya, pikirannya,
dan dugaannya kepada pembaca.
Menurut Sugianti (2011) pada dasarnya, sebuah esai terbagi minimum dalam lima
paragraph. Paragraf pertama, dalam paragraf ini penulis memperkenalkan topik yang
akan dikemukakan, berikut esainya. Esai ini harus dikemukakan dalam kalimat yang
singkat dan jelas, sedapat mungkin pada kalimat pertama. Selanjutnya pembaca
diperkenalkan pada tiga paragraf berikutnya yang mengembangkan esai tersebut dalam
beberapa sub topik. Paragraf Kedua sampai kelima. Ketiga paragraf ini disebut tubuh dari
sebuah esai yang memiliki struktur yang sama. Kalimat pendukung esai dan argumen-
argumennya dituliskan sebagai analisa dengan melihat relevansi dan relasinya dengan
masing-masing sub topik. Paragraf Kelima (terakhir). Paragraf kelima merupakan
paragraf kesimpulan. Tuliskan kembali esai dan sub topik yang telah dibahas dalam
paragraf kedua sampai kelima sebagai sebuah sinesai untuk meyakinkan pembaca.
1) Tentukan topik Bila topik telah ditentukan, anda mungkin tidak lagi memiliki
kebebasan untuk memilih. Namun demikian, bukan berarti anda siap untuk menuju
langkah berikutnya.
Pikirkan terlebih dahulu tipe naskah yang akan anda tulis. Apakah berupa tinjauan umum,
atau analisis topik secara khusus? Jika hanya merupakan tinjauan umum, anda dapat
langsung menuju ke langkah berikutnya. Tapi bila anda ingin melakukan analisis khusus,
topik anda harus benar-benar spesifik. Jika topik masih terlalu umum, anda dapat
mempersempit topik anda. Sebagai contoh, bila topik tentang “Indonesia” adalah satu
topik yang masih sangat umum. Jika tujuan anda menulis sebuah gambaran umum
(overview), maka topik ini sudah tepat. Namun bila anda ingin membuat analisis singkat,
anda dapat mempersempit topik ini menjadi “Kekayaan Budaya Indonesia” atau “Situasi
Politik di Indonesia”. Setelah anda yakin akan apa yang anda tulis, anda bisa melanjutkan
ke langkah berikutnya. Bila topik belum ditentukan, maka tugas anda jauh lebih berat. Di
sisi lain, sebenarnya anda memiliki kebebasan memilih topik yang anda sukai, sehingga
biasanya membuat esai anda jauh lebih kuat dan berkarakter.
2) Tentukan Tujuan. Tentukan terlebih dahulu tujuan esai yang akan anda tulis.
Apakah untuk meyakinkan orang agar mempercayai apa yang anda percayai?
Menjelaskan bagaimana melakukan hal-hal tertentu? Mendidik pembaca tentang
seseorang, ide, tempat atau sesuatu? Apapun topik yang anda pilih, harus sesuai dengan
tujuannya.
3) Tuliskan Minat Anda. Jika anda telah menetapkan tujuan esai anda, tuliskan
beberapa subyek yang menarik minat anda. Semakin banyak subyek yang anda tulis, akan
semakin baik. Jika anda memiliki masalah dalam menemukan subyek yang anda minati,
coba lihat di sekeliling anda. Adakah hal-hal yang menarik di sekitar anda? Pikirkan
hidup anda? Apa yang anda lakukan? Mungkin ada beberapa yang menarik untuk
dijadikan topik. Jangan mengevaluasi subyek-subyek tersebut, tuliskan saja segala
sesuatu yang terlintas di kepala.
4) Evaluasi Potensial Topik . Jika telah ada bebearpa topik yang pantas,
pertimbangkan masing-masing topik tersebut. Jika tujuannya mendidik, anda harus
mengerti benar tentang topik yang dimaksud. Jika tujuannya meyakinkan, maka topik
tersebut harus benar-benar menggairahkan. Yang paling penting, berapa banyak ide-ide
yang anda miliki untuk topik yang anda pilih.
5) Sebelum anda meneruskan ke langkah berikutnya, lihatlah lagi bentuk naskah yang
anda tulis. Sama halnya dengan kasus dimana topik anda telah ditentukan, anda juga
perlu memikirkan bentuk naskah yang anda tulis.
6) Buatlah outline atau garis besar ide-ide anda. Tujuan dari pembuatan outline adalah
meletakkan ide-ide tentang topik anda dalam naskah dalam sebuah format yang
terorganisir.
- Tuliskan angka romawi I, II, III di sebelah kiri halaman tersebut, dengan jarak
yang cukup lebar diantaranya
- Tuliskan garis besar ide anda tentang topik yang anda maksud: jika anda mencoba
meyakinkan, berikan argumentasi terbaik, jika anda menjelaskan satu proses, tuliskan
langkah-langkahnya sehingga dapat dipahami pembaca, jika anda mencoba
menginformasikan sesuatu, jelaskan kategori utama dari informasi tersebut
- Tuliskan esai anda dalam kalimat yang singkat dan jelas. Suatu pernyataan esai
mencerminkan isi esai dan poin penting yang akan disampaikan oleh pengarangnya. Anda
telah menentukan topik dari esai anda, sekarang anda harus melihat kembali outline yang
telah anda buat, dan memutuskan poin penting apa yang akan anda buat. Pernyataan esai
anda terdiri dari dua bagian. Bagian pertama menyatakan topik. Contoh: Budaya
Indonesia, Korupsi di Indonesia. Bagian kedua menyatakan poin-poin dari esai anda.
Contoh: memiliki kekayaan yang luar biasa, memerlukan waktu yang panjang untuk
memberantasnya, dst.
- Tuliskan tubuh esai anda: Mulailah dengan poin-poin penting kemudian buatlah
beberapa sub topik dan kembangkan sub topik yang telah anda buat
Bagian ini merupakan bagian paling menyenangkan dari penulisan sebuah esai. Anda
dapat menjelaskan, menggambarkan dan memberikan argumentasi dengan lengkap untuk
topik yang telah anda pilih. Masing-masing ide penting yang anda tuliskan pada outline
akan menjadi satu paragraf dari tubuh esai anda.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk membuat sebuah karangan ilmiah khususnya kritik maupun esai, kita harus
memiliki pemahaman yang baik mengenai pengertian, ciri, bentuk–bentuk, kebahasaan,
kiat serta langkah penulisan yang runtut agar esai yang dibuat dapat memiliki struktur
yang baik dan benar.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini, para pembaca dapat membuat esai dengn baik
dan benar. Selain itu, saran dan kritik dari para pembaca juga sangat dibutuhkan demi
perkembangan bahasan makalah ini selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Sugianto. 2011. “Esai dan Kritik Sastra” (http://sugikmaut.blog.com) diakses tanggal 11
Januari 2013.
(http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CCcQFjAB&url=http%3A
%2F%2Fblog.ub.ac.id%2Fdaningfpub%2Ffiles
%2F2012%2F06%2FEsai.doc&ei=RFvyUIr3GIbQlAXJqoEw&usg=AFQjCNFDskXutk7
wU3TwO8-n7KhFUDeDbA&sig2=T9s96qbt-
tQhyVmpY5G0LA&bvm=bv.1357700187,d.dGI) di akses tanggal 11 januari 2013.