Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“TEKNIK MEMBUAT ESSAI”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“BAHASA INDONESIA”

Dosen Pengampu;

Humaeroh M.pd

Disusun oleh kelompok 8 HTN 1 D:

Ade Riyadi (231120125)

Fahmi Arif (231120129)

Najmania Azzahra (231120128)

Wulan Aprilina (231120132)

PRODI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASAUDDIN

BANTEN
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok kami yang membahas
tentang “ESSAI”.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Penulisan
Kreatif dengan bahasan Essai agar mengerti lebih dalam lagi pembahasan tentang essai.
Akhirnya kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Humaeroh
M.pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Penulisan kreatif dan semua pihak yang sudah
mendukung penyusunan makalah ini. Selanjutnya kami sangat mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca sehingga akan menumbuhkan rasa syukur kami kepada rahmat Allah
SWT dan dalam hal perbaikan makalah ini ke depannya.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Esai mulai dikenal pada tahun 1500-an dimana seorang filsuf Perancis, Montaigne,
menulis sebuah buku yang mencantumkan beberapa anekdot dan observasinya. Buku
pertamanya ini diterbitkan pada tahun 1580 yang berjudul Essais yang berarti attempts
atau usaha. Montaigne menulis beberapa cerita dalam buku ini dan menyatakan bahwa
bukunya diterbitkan berdasarkan pendapat pribadinya. Esai ini, berdasarkan pengakuan
Montaigne, bertujuan mengekspresikan pandangannya tentang kehidupan.
Lalu bagaimana pengertian esai menurut Montaigne? Montaigne menuliskan sikap
dan pandangannya mengenai esai melalui deskripsi-deskripsinya yang tersirat, sahaja,
rendah hati tetapi jernih dalam sebuah kata pengantar bukunya: “Pembaca, ini sebuah
buku yang jujur. Anda diperingatkan semenjak awal bahwa dalam buku ini telah saya
tetapkan suatu tujuan yang bersifat kekeluargaan dan pribadi. Tidak terpikir oleh saya
bahwa buku ini harus bermanfaat untuk anda atau harus memuliakan diri saya. Maksud
itu berada di luar kemampuan saya. Buku ini saya persembahkan kepada para kerabat
dan handai taulan agar dapat mereka manfaatkan secara pribadi sehingga ketika saya
tidak lagi berada di tengah-tengah mereka (suatu hal yang pasti segera mereka alami),
dapatlah mereka temukan di dalamnya beberapa sifat dari kebiasaan dan rasa humor
saya, dan mudah-mudahan, dengan cara itu, pengetahuan yang telah mereka peroleh
tentang diri saya tetap awet dan selalu hidup” (dari “To The Reader“).
Kemudian, pada tahun 1600-an, Sir Francis Bacon menjadi Esais Inggris pertama.
Bukunya berjudul Essay. Bentuk, panjang, kejelasan, dan ritme kalimat dari esai ini
menjadi standar bagi esais-esais sesudahnya. Ada beberapa esai yang formal, dan ada
beberapa esai lain yang bersifat informal. Bentuk esai informal lebih mudah ditulis
karena lebih bersifat personal, jenaka, dengan bentuk yang bergaya, struktur yang tidak
terlalu formal, dan bertutur. Bentuk esai formal lebih sering dipergunakan oleh para
pelajar, mahasiswa dan peneliti untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Formal esai
dibedakan dari tujuannya yang lebih serius, berbobot, logis dan lebih panjang.
Di Indonesia bentuk esai dipopulerkan oleh HB Jassin melalui tinjauan-tinjauannya
mengenai karya-karya sastra Indonesia yang kemudian dibukukan (sebanyak empat
jilid) dengan judul Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei (1985), tapi
Jassin tidak bisa menerangjelaskan rumusan esai.
Menulis adalah suatu kegiatan yang tidak mungkin bisa dipisahkan dari para
mahasiswa khususnya saat perkuliahan. Baik dalam menulis laporan
praktikum, makalah tugas akhir, esai dan sebagainya.
Oleh karena itu untuk memperdalam pengetahuan dan meningkatkan kemampuan
mahasiswa dalam kegiatan menulis karya ilmiah khususnya esai, diperlukan
pembahasan lebih dalam mengenai esai baik dari segi pengertian, tipe, ciri-ciri, struktur,
serta langkah penulisannya. Permasalahan-permasalahan tersebut akan menjadi bahan
bahasan dalam makalah Bahasa Indonesia yang berjudul Menulis Esai ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, kami mencoba mengidentifikasikan rumusan
masalah Menulis Esai, rumusan masalahnya sebagai berikut:
a. Apa yang dimaksud dengan Esai?
b. Bagaimana tipe dan ciri-ciri Esai?
c. Bagaimanakah struktur Esai?
d. Bagaimana cara penulisan Esai?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat diketahui bahwa
tujuan penulisan makalah ini ialah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahi definisi Esai.
b. Untuk mengetahui tipe dan ciri-ciri Esai.
c. Untuk mengetahui struktur Esai.
d. Untuk mengetahui cara penulisan Esai.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Esai
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari
sudut pandang pribadi penulisnya. Pengarang esai disebut esais. Esai sebagai satu
bentuk karangan dapat bersifat informal dan formal. Esai informal mempergunakan
bahasa percakapan, dengan bentuk sapaan “saya” dan seolah-olah ia berbicara
langsung dengan pembacanya. Adapun esai yang formal pendekatannya serius.
Pengarang mempergunakan semua persyaratan penulisan.
Esai merupakan ekspresi dan opini seseorang tentang suatu hal oleh karena itu esai
berbeda dengan artikel ilmiah atau opini yang bersifat laporan faktual. Gabungan
antara fakta dengan imajinasi, pengetahuan dengan perasaan yang membuat esai
memiliki ciri khas berbeda dengan tulisan lainnya. Dengan demikian, sebuah tulisan
yang mengupas suatu topic secara panjang lebar merupakan esai.
Sebuah esai dasar dibagi menjadi tiga bagian: pendahuluan yang berisi latar
belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang
subyek; tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek; dan terakhir
adalah konklusi yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide
pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang
subyek.

2.2 Tipe, Ciri-Ciri, dan Bahasa Esai


Tipe-tipe Esai
Ada enam tipe esai, yaitu:
1. Esai deskriptif, esai jenis ini dapat menuliskan subjek atau objek apa saja yang dapat
menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, tempat
rekreasi dan sebagainya.
2. Esai tajuk, esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini
mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat
kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan isu dalam masyarakat. Dengan Esai
tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu
disertai dengan nama penulis.
3. Esai cukilan watak, esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa
segi dari kehidupan individual seseorang kepada para pembaca. Lewat cukilan watak
4. itu pembaca dapat mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Di
sini penulis tidak menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian-bagian yang utama
dari kehidupan dan watak pribadi tersebut.
5. Esai pribadi, hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi esai pribadi ditulis
sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan “Saya
adalah saya. Saya akan menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya
tentang hidup”. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri.
6. Esai reflektif, esai reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis
mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang
penting berhubungan dengan hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan, dan
hakikat manusiawi. Esai ini ditujukan kepada para cendekiawan.
7. Esai kritik, dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni,
misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan. Esai ini membangkitkan
kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. Kritik
yang menyangkut karya sastra disebut kritik sastra.

Ciri-ciri Esai

1. Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan


penggunaan bahasa dan ungkapan figuratif.
2. Singkat
3. Memiliki gaya pembeda, Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan
gaya yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.
4. Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari
objek dan subjek yang hendak ditulis. Penulis memilih aspek tertentu saja untuk
disampaikan kepada para pembaca.
5. Memenuhi keutuhan penulisan, walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh,
namun harus memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai dari
pendahuluan, pengembangan sampai ke pengakhiran. Di dalamnya terdapat
koherensi dan kesimpulan yang logis. Penulis harus mengemukakan argumennya
dan tidak membiarkan pembaca tergantung di awang-awang.
6. Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal, yang membedakan esai dengan
jenis karya sastra yang lain adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai
adalah pengungkapan penulis sendiri tentang pandangannya, sikapnya, pikirannya,
dan dugaannya kepada pembaca.

Pola-pola Esai
1. Esai dengan Urutan Kronologis
Pada dasarnya, urutan kronologis ini adalah susunan berdasarkan urutan-urutan
waktu atau dapat dikatakan suatau peristiwa yang tersusun secara urut ( kronologis ).
Urutan kronologis ini digunakan dalam hampir semua bidang akademik. Dalam
urutan kronologis tersebut biasanya melukiskan peristiwa sejarah atau biografi. Selain itu,
kronologis juga penting digunakan dalam penulisan karya ilmiah dan tulisan-tulisan yang
menyangkut teknologi dan menggambarkan proses dalam ilmu kimia, fisika, biologi dan
mekanika.

Perhatikanlah esai yang disusun dengan urutan kronologis berikut ini!

“ SISWA SMA TERSERET AVANZA1KM HINGGA TEWAS ”

Naas menimpa seorang siswa SMAN 1 Lembang, Iki Siswandi (17 thn) tersebut
terseret mobil hingga hampir 1 kilometer di perkebunan pinus setelah tempat wisata alam
Tangkuban Perahu ke arah Bandung.

Peristiwa tragis tersebut terjadi pada pukul 14.10 tepatnya pada tanggal 14 Des
2011, saat di lokasi dilakukan pengamanan jalur SEA Games XXVI untuk lintasan balap
sepeda. Tak pelak, kecelakaan itu menghebohkan petugas keamanan SEA Games yang
berada dilokasi finish Subang, Bandung. Maklum untuk mengeluarkan korban dari kolong
mobil, petugas harus mengangkat mobil tersebut.

Informasi dari tempat kejadian menyebutkan, saat itu korban yang mengendarai
motor Mio hendak pulang ke Desa Palasari, Kecamatan Ciater. Saat hendak menyalip
mobil Avanza dengan nopol D156 KO itu, korban menyenggol motor Supra dari arah
Subang. Korban terjatuh kearah kolong mobil Avanza tersebut lalu terseret.

Ayi sopir Avanza mengaku tidak merasakan benturan. Dia merasa ada yang
mengganjal saat berada didepan pintu masuk Tangkuban Perahu. Saat itu, dia melihat anak
sekolah mencoba memberhentikannya, dan ketika berhenti dan keluar dari mobil dia pun
kaget karena ada orang dikolong mobilnya.

Setelah dikeluarakan korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Sespim Polri


Lembang.Namun, sesampai di Rumah Sakit nyawa Iki Suwandi sudah tidak bisa
terselamatkan. Ayi diamankan oleh polisi untuk dimintai keterangan. ( Very / jpnn / c11 /
soe )

2. Esai Berdasarkan Pembagian Yang Logis.


Pembagian ide menjadi bagian-bagian yang logis (urutan berdasarkan derajat nilai
pentingnya masing-masing bagian) merupakan bentuk organisasi esai yang digunakan
untuk mengelompokkan butir-butir pikiran yang saling berkaitan ke dalam bagian-bagian
yang berkualitas sama atau hampir sama. Pembagian ide menjadi bagian-bagian yang logis
berguna sekali dalam merencanakan karya tulis ilmiah karena pokok bahasan yang luas
dapat dibagi menjadi beberapa kategori atau kelompok yang membatasi atau
mempersempit pokok bahasan. Kemudian sub-topik dibahas satu per-satu. Berikut adalah
contoh esai yang dikembangkan dengan pola organisasi pikiran yang logis.

Tumor : yang lunak dan yang ganas


W.D. Snively.Jr
Donna R. Beshear
Dalam proses pertumbuhan yang normal, sel-sel tubuh kita terus berkembang biak
untuk mengganti jaringan yang telah tua. Tetapi kadang-kadang dalam perkembangbiakan
sel itu bisa dimulai lagi dengan berlanjut pada kecepatan diatas rata-rata. Kegiatan yang
meningkat, yang tidak menunjukkan hubungan yang jelas dengan pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan tubuh, cenderung mengarah pada tumbuhnya gumpalan tumor.
Proses semacam ini yang disebut neoplasis yang berarti pertumbuhan baru.

Karena neoplasma bersifat sangat bervariasi, perlu kiranya disebutkan klasifikasi


tumor dalam mengklasifikasikan dan menentukan jenis tumor kita perlu melakukan
diagnosis dan tiap jenis tumor memerlukan cara pengobatan yang berbeda.

Pertama tumor dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yang lunak dan yang
ganas. Sejenis tumor bisa mengalami perubahan dari jenis yang lunak menjadi jenis yang
ganas dan tumbuh dalam beberapa waktu. Selain itu, tumor dapat pula dibagi secara
genetika, yaitu dibagi berdasarkan jaringan tempat luka berasal. Biasanya, tumor diberi
nama sesuai dengan histogenetika yang mungkin menjadi penyebabnya. Misalnya, adalah
salah satu tumor ganas yang tumbuh pada jaringan urat. Dan lelomyoma ialah tumor lunak
yang tumbuh pada otot halus.

Ciri penting dari semua tumor yang lunak dan yang ganas ialah organisme yang
mengontrol gumpalan sel dan kurangnya sumbangan. Tumor yang lunak dan yang ganas
berbeda dalam beberapa hal, misalnya perbedaan dalam pengaruh klinis, struktur,
pertumbuhan, metastasis dan proses kambuhnya. Pertumbuhan tumor yang jinak secara
tidak langsung dapat pula menyebabkan kerusakan fatal atau kematian dengan tumbuhnya
tumor otak.

Tumor jinak dapat dibedakan dengan jaringan aslinya, baik bentuk, sifat ataupun
fungsinya. Sedangkan sel tumor ganas sukar dibedakan dengan pasti. Beberapa tumor
ganas tidak dapat ditentukan struktur sel-selnya. Tumor yang demikian disebut anaplastic.

Tumor ganas tumbuh dengan cara seperti menyerbu jaringan biasanya tumor jenis
ini tumbuh dengan cepat sedangkan tumor jinak tumbuh perlahan-lahan. Tetapi tumor jinak
yang secara mendadak tumbuh dengan cepat menandakan bahwa tumor itu berubah
menjadi tumor ganas.

Jika contoh paragraf diatas kita amati dengan seksama maka terlihat bahawa sub-
topik disajikan berdasarkan urutan yang logis dari topik utama, tentang tumor itu, terdapat
bagian-bagian logis seperti misalnya klasifikasi neoplasma, tumor jinak dan tumor ganas,
pengaruh klinis, struktur dan pertumbuhannya.

3. Esai dengan pola sebab-akibat.


Metode lain yang bisa dipakai untuk mengorganisasikan esai adalah dengan cara
menyajikan hubungan sebab akibat. Dalam esai yang dikembangkan dengan metode ini
penulis membahas sebab-sebab terjadinya sesuatu dan kemudian membicarakan akibat-
akibatnya. Esai berikut adalah contoh esai yang dikembangkan dengan pola sebab akibat.

Kebebasan wanita
Alice oshima
Sejak pertengahan abad dua puluh, wanita diseluruh dunia mencari kebebasan dan
pengakuan yang lebih besar, mereka tidak puas dengan peranan tradisionalnya sebagai istri
dan ibu, kemudian mereka bergabung membentuk gerakan yang disebut “gerakan
kebebasan wanita”.

Sebab pertama kali timbulnya gerakan kebebasan wanita adalah adanya


perkembangan metode pengendalian kelahiran dan merawat anak. Karena wanita sekarang
mempunyai pilihan untuk mengatur kelahiran anak mereka memperoleh kebebasan dan
mempunyai lebih banyak waktu untuk mengembangkan minat diluar dunia rumah tangga.
Akibatnya wanita sekarang mempunyai lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan
pendidikan yang lebih tinggi dan mengejar karier.

Peristiwa kedua yang menyebabkan timbulnya gerakan kebebasan wanita adalah


adanya perkembangan alat-alat keperluan rumah tangga yang hemat tenaga yang diproduksi
besar-besaran karena danya alat-alat ini wanita lebih memiliki waktu luang dan kebebasan.
Seorang ibu rumah tangga sekarang ini dapat membereskan pekerjaan rumah tangga
semacam itu dalam waktu tidak lebih dari empat atau lima jam saja dalam sehari.
Hal ke tiga yang mendorong terjadinya gerakan kebebasan wanita ialah pecahnya
perang dunia II. Beribu – ribu wanita terpaksa bekerja dipabrik yang dikarenakan pada
masa perang dunia II. Orang laki – laki banyak yang menjadi tentara. Dengan hal seperti ini
merupakan perubahan yang sangat besar bagi wanita, karena mereka menjadi sadar bahwa
mereka tidak hanya mampu membuat kue dan mengganti popok bayi, melainkan juga bisa
mengerjakan pekerjaan seperti seorang laki-laki.

Di dalam ke tiga hal tersebut ada salah satu pengaruh yang paling besar yang
diakibatkan karena kebebasan wanita. Karena demikian banyaknya wanita yang bekerja,
kaum pria harus belajar mengerjakan tugas – tugas rumah tangga yang biasanya dikerjakan
wanita. Pengaruh kebebasan wanita tidak hanya terasa dalam kehidupan rumah tangga,
tetapi juga terasa pada jenjang pekerjaan. Makin banyak wanita yang bekerja mereka
menuntut persamaan kesempatan menempati posisi serta persamaan dalam penerimaan
upah.

Kesimpulannya wanita sekarang berhasil mencapai kebebasan yang lebih besar


yang menyebabkan perubahan yang sangat besar. Kaum prialah yang menyebabkan
terjadinya perang dan kaum prialah yang menemukan dan memperjual belikan alat – alat
rumah tangga yang hemat tenaga. Meski kaum pria tidak senang dengan perubahan tersebut
dan akhirnya kaum prialah yang menemukan alat-alat pengendali.

Pada dasarnya ada dua macam cara utama menyusun esai yang berpola sebab-akibat
ini. Dua cara itu adalah sistem “blok” dan sistem “mata rantai”. Dalam sistem blok, penulis
menulis semua alasan terlebih dahulu dalam satu kelompok, kemudian akibat alasan-alasan
itu disusun dalam satu blok berikutnya. Dalam sistem mata rantai, alasan dikemukakan dan
segera diikuti oleh akibatnya, tidak perlu menunggu terkumpulnya alasan-alasan dalam satu
blok. Kadang-kadang ada pula gabungan antara sistem blok dengan sistem mata rantai
seperti pola pengembangan pikiran yang terdapat pada esai yang berjudul “kebebasan
wanita” di atas.

4. Esai dengan Pola Perbandingan


Metode organisasi esai yang juga bias dipakai dan yang bermanfaat sekali dalam
karya ilmiah adalah metode pengembangan dengan pola perbandingan. Apapun dapat
dibandingkan, dicari persamaan dan perbedaan, misalnya, kurun waktu dalam sejarah,
pelaku utama dalam cerita, atau kualifikasi dua pelamar suatu pekerjaaan. Satu hal yang
perlu diingat adalah bahwa jika kita mempersamakan atau membedakan sesuatu, kita harus
mencari sesuatu yang sederajad. Umpamanya, kita dapat membandingkan tanaman apel
dengan tanaman jeruk karena kedua hal tersebut sejajar, yaitu keduanya adalah merupakan
jenis buah. Tetapi akan sangat tidak wajar jika kita membandingkan, misalnya jeruk dengan
mesin komputer. Karena keduanya tidak sederajad. Contoh tulisan yang menggunakan pola
pengembangan perbandingan dapat dilihat pada contoh berikut.

Bunyi dan cahaya


Tanpa nama
Jika seorang yang tinggal diseberang jalan rumah kita memainkan stereonya cukup
keras dalam ruang yang bercahaya, kita mungkin mendengar bunyi stereo itu tetepi kita
tidak melihat cahaya; pada saat bersamaan, mungkin orang lain dapat melihat cahaya,
bukan mendengar stereonya. Sama halnya seperti lolongan anjing yang tidak dapat
dipersepsikan manusia, ada bentuk cahaya yang tidak dapat dipersepsikanmata manusia.
Orang yang ditembak dan mati seketika masih sempat melihat rasanya panas peluru, tetepi
tidak mendengar ledakan senapannya. Contoh-contoh ini menunjukkan sebagian dari
persamaan dan perbedaan yang menarik antara bunyi dan cahaya, dua bentuk getaran yang
mempunyaiaspek langsung terhadap indra kita. Yang pertama menyangkut kemampuan
bunyi dan cahaya menembus beberapa media; yang kedua hanya hubungan antara frekuensi
getaran dalam kaitannya dengan tinggi rendahnya suara; dan yang terakhir mencerminkan
perbedaan yang sangat dramatik dalam kecepatan yang ditempuh keduanya.

Bunyi dan cahaya pada dasarnya merupakan gerak gelombang yang berbeda,
dan dengan demikian, masing-masing berjalan melalui berbagai media dengan cara yang
berbeda. Gelombang bunyi bergetar menurut arah yang ditempuhnya. Meskipun udara
merupakan medium bunyi yang paling sering dilalui, gelombang-gelombang bunyi dapat
juga melewati dan benda padat seperti kayu gitar atau biola. tetepi bahan lain _insulasi
berglas, misalnya _cenderung menyerap bunyi, sementara yang lain seperti beton dan batu
memantulkannya kembali. Di pihak lain, gelombang cahaya , yang merupakan getaran
tenaga elektromagnetis, bergetar kesemua arah. Meskipun gelombang cahaya berjalan
melalui udara, gelombang itu tidak menyebabkan udara ikut bergetar sebagaimana yang
terjadi pada gelombang bunyi. Perjalanan gelombang cahaya yang paling baik justruterjadi
pada ruang hampa udara. Media tertentu seperti air jernih dan kaca yang juga
memungkinkan cahaya menembusnya, meski sedikit agak lambat. Media lain_seperti
segala sesuatu yang kusam_menyerap udaradan mencegahnya tembus; dan media lain
seperti lapisan perak pada cermin memantulkannya secara sempurna. Karena bunyi dan
udara menempuh perjalanan dengan cara yang berbeda dalam hubungannya dengan media
yang dilaluinya, maka jarak tempuh keduanya juga berbeda. Gelombang bunyi secara
berangsur-angsur diserap oleh udara yang dilaluinya, dan karenanya gelombang bunyi tidak
dapat menempuh jarak lebih dari dua puluh mil; tetapi, gelombang cahaya dapat melampaui
jarak yang dibayangkan menembus ruang hampa udara yang terdapat diantara bintang-
bintang.

Namun demikian, tak satupun bentuk getaran dari kedua jenis energy yang terdiri
dari hanya satu frekuensi atau getaran; keduanya. bunyi dan cahaya, berada dalam satu
spectrum atau rentangan, dan bagaimana bunyi dan cahaya itu dapat dipersepsi indra kita
sangat bergantung pada Batas jumlah getaran tertentu. Bunyi dengan nada rendah
getarannya lambat ; jika frekuensinya kurang dari 27 hertz (getaran) tiap detik,bunyi yang
dihasilkan sukar ditangkap oleh telinga manusia. Sebaiknya,meskipun beberapa intrumen
musik,misalkan piano,mempunyai frekuensi lebih dari 4186 hertz per detik dan masih dapat
didengar telinga manusia,bunyi yang getarannya lebih besar dari itu akan menghasilkan
nada yang sangat tinggi sehingga tidak dapat dihayati telinga manusia.

Dengan cara yang hampir sama tetapi berbeda, spectrum cahaya yang dapat
ditangkap mata manusia terdiri dari satu rentangan frekuensi, dengan frekuensi rendah pada
warna merah dan frekuensi yang tertingi pada warna violet dan warna-warna lain yang
terbentang dalam warna pelangi sesuai dengan frekuensinya diantara warna merah dan
violet. Cahaya bergetar pada frekuensi yang jauh lebih cepat daripada bunyi; untuk
menampakkan warna merah diperlukan frekuensi 100.000.000.000.000 per detik. Getaran
energi yang kurang dari itu tak akan bisa dilihat oleh mata kita,tetapi sinar infra merah yang
dapat dirasakan karena panasnya dan sinar itu dapat direkam oleh film fotografi. Pada
ujung lain spektrum, pada sinar violet yang frekuensinya kira-kira lima kali lipat sinar
merah dan masih ada lagi sinar ultra violet yang dalam jumlah kecil dapat bermanfaat tetapi
dalam jumlah besar akan merusak mata,meskipun sebenarnya sinar ini tidak ditangkap mata
manusia. Dengan memancarkan sinar melalui prisama kaca,kita dapat memisah-misahkan
waran cahaya menjadi rangkaian spektrum warna,tetapi sampai sekarang tak seorang pun
yang mampu membuat spectrum warana yang keindahannya menyamai warna pelangi
alami.

5. Esai dengan Pemecahan Masalah


Metode lain yang dapat digunakan dalam pengembangan esei adalah pola
pemecahan masalah . Sesuai dengan namanya , esei yang diorganisasikan dengan metode
ini akan memuat suatu masalah berikut pemecahannya . Esei tentang penggalian panama ,
yaitu masalah politik, geologi, dan kehidupan sosial.

Bahasa Esai
Bahasa yang digunakan dalam esai pada umumnya sama dengan karya ilmiah, yaitu :
a. Baku
Struktur yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa indonesia baku, baik
mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata/istilah, dan
penulisan sesuai dengan kaidah ejaan yang disempurnakan (EYD)
b. Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa indonesia ragam ilmiah dapat
diterima akal
c. Ringkas
Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai dengan kebutuhan, pemakaian
kata seperlunya, tidak berlebihan, tetapi isinya benar.
d. Runtun
Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya baik dalam
kalimat maupun dalam paragraf
e. Denotatif
Kata yang diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai dengan kebutuhan,
pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan.

2.3 Struktur Esai


1. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan struktur awal pembangun kerangka dari esai. Pendahuluan
biasanya akan mengungkapkan secara sekilas topik atau tema yang akan diangkat pada
keseluruhan esai. Pada bagian ini pula, dijabarkan latar belakang yang mendasari
penulisan esai tersebut, biasanya dapat berupa data atau fakta di lapangan. Selain itu,
pada bagian ini penulis juga mengungkapkan sedikit pendapatnya tentang tema yang
akan dibahas lebih lanjut. Singkatnya, pendahuluan akan menjadi pengantar atau
gambaran pembaca agar dapat memahami topik yang akan dibawakan suatu esai,
sehingga pembaca akan mudah memahami isi esai yang akan disampaikan pada bagian
selanjutnya.

2. Isi atau Pembahasan


Bagian ini merupakan bagian inti dari struktur pembangun esai. Pada bagian ini,
topik atau tema yang telah dipilih sebelumnya akan dibahas dan dijelaskan secara lebih
rinci dan mendetail. Di pembahasan, menulis akan menjabarkan opininya serta
argumennya secara kronologis atau berurutan sehingga esai yang ditulis nantinya
bersifat koheren. Dalam isi juga dijelaskan tentang dasar dari penyusun argument
tersebut, seperti teori para ahli yang dikombinasikan dengan data dan fakta fakta yang
ada di lapangan. Teori, data, dan fakta inilah yang akan lebih meyakinkan pembaca
untuk mempercayai opini penulis yang disampaikan dalam esai.

3. Penutup atau Kesimpulan


Seperti namanya, bagian penutup merupakan bagian terakhir dalam menyusun
sebuah esai. Bagian ini berisi kesimpulan yang berupa kalimat yang merangkum poin-
poin utama yang telah disampaikan sebelumnya di bagian pendahuluan dan pembahasan.
Kesimpulan harusnya bersifat singkat, padat, dan jelas, serta tidak melebar ke topik
lainnya. Beberapa esai juga menambahkan saran penulis bagi pihak ketiga untuk
menyikapi permasalahan yang di bahas pada bagian penutup.

2.4 Langkah-langkah membuat Esai


1. Tentukan topik
Pikirkan terlebih dahulu tipe naskah yang akan anda tulis. Apakah berupa
tinjauan umum, atau analisis topik secara khusus? Jika hanya merupakan tinjauan
umum, anda dapat langsung menuju ke langkah berikutnya. Tapi bila anda ingin
melakukan analisis khusus, topik anda harus benar-benar spesifik. Jika topik masih
terlalu umum, anda dapat mempersempit topik anda. Sebagai contoh, bila topik
tentang "Indonesia" adalah satu topik yang masih sangat umum. Jika tujuan anda
menulis sebuah gambaran umum (overview), maka topik ini sudah tepat. Namun bila
anda ingin membuat analisis singkat, anda dapat mempersempit topik ini menjadi
"Kekayaan Budaya Indonesia" atau "Situasi Politik di Indonesia". Setelah anda yakin
akan apa yang anda tulis, anda bisa melanjutkan ke langkah berikutnya.
Bila topik belum ditentukan, maka tugas anda jauh lebih berat. Di sisi lain,
sebenarnya anda memiliki kebebasan memilih topik yang anda sukai, sehingga
biasanya membuat esai anda jauh lebih kuat dan berkarakter. Tentukan Tujuan.
Tentukan terlebih dahulu tujuan esai yang akan anda tulis. Apakah untuk meyakinkan
orang agar mempercayai apa yang anda percayai? Menjelaskan bagaimana
melakukan hal-hal tertentu? Mendidik pembaca tentang seseorang, ide, tempat atau
sesuatu? Apapun topik yang anda pilih, harus sesuai dengan tujuannya.
Tuliskan Minat Anda. Jika anda telah menetapkan tujuan esai anda, tuliskan
beberapa subyek yang menarik minat anda. Semakin banyak subyek yang anda tulis,
akan semakin baik. Jika anda memiliki masalah dalam menemukan subyek yang anda
minati, coba lihat di sekeliling anda. Adakah hal-hal yang menarik di sekitar anda?
Pikirkan hidup anda? Apa yang anda lakukan? Mungkin ada beberapa yang menarik
untuk dijadikan topik. Jangan mengevaluasi subyek-subyek tersebut, tuliskan saja
segala sesuatu yang terlintas di kepala. Evaluasi Potensial Topik . Jika telah ada
bebearpa topik yang pantas, pertimbangkan masing-masing topik tersebut. Jika
tujuannya mendidik, anda harus mengerti benar tentang topik yang dimaksud. Jika
tujuannya meyakinkan, maka topik tersebut harus benar-benar menggairahkan. Yang
paling penting, berapa banyak ide-ide yang anda miliki untuk topik yang anda pilih.
Sebelum anda meneruskan ke langkah berikutnya, lihatlah lagi bentuk naskah
yang anda tulis. Sama halnya dengan kasus dimana topik anda telah ditentukan, anda
juga perlu memikirkan bentuk naskah yang anda tulis.

2. Buatlah outline atau garis besar ide-ide anda.


Tujuan dari pembuatan outline adalah meletakkan ide-ide tentang topik anda
dalam naskah dalam sebuah format yang terorganisir.
a. Mulailah dengan menulis topik anda di bagian atas
b. Tuliskan angka romawi I, II, III di sebelah kiri halaman tersebut, dengan jarak
yang cukup lebar diantaranya.
c. Tuliskan garis besar ide anda tentang topik yang anda maksud:
 Jika anda mencoba meyakinkan, berikan argumentasi terbaik
 Jika anda menjelaskan satu proses, tuliskan langkah-langkahnya sehingga
dapat dipahami pembaca
 Jika anda mencoba menginformasikan sesuatu, jelaskan kategori utama dari
informasi tersebut
d. masing-masing romawi, tuliskan A, B, dan C menurun di sis kiri halaman
tersebut. Tuliskan fakta atau informasi yang mendukung ide utama

3. Tuliskan esai anda dalam kalimat yang singkat dan jelas.


Suatu pernyataan esai mencerminkan isi esai dan poin penting yang akan
disampaikan oleh pengarangnya. Anda telah menentukan topik dari esai anda,
sekarang anda harus melihat kembali outline yang telah anda buat, dan memutuskan
poin penting apa yang akan anda buat. Pernyataan esai anda terdiri dari dua bagian:
 Bagian pertama menyatakan topik. Contoh: Budaya Indonesia, Korupsi di
Indonesia
 Bagian kedua menyatakan poin-poin dari esai anda. Contoh: memiliki kekayaan
yang luar biasa, memerlukan waktu yang panjang untuk memberantasnya, dst.

4. Tuliskan tubuh esai anda


Mulailah dengan poin-poin penting kemudian buatlah beberapa sub topik dan
kembangkan sub topik yang telah anda buat. Bagian ini merupakan bagian paling
menyenangkan dari penulisan sebuah esai. Anda dapat menjelaskan,
menggambarkan dan memberikan argumentasi dengan lengkap untuk topik yang
telah anda pilih. Masing-masing ide penting yang anda tuliskan pada outline akan
menjadi satu paragraf dari tubuh esai anda. Masing-masing paragraf memiliki
struktur yang serupa:
a. Mulailah dengan menulis ide besar anda dalam bentuk kalimat. Misalkan ide
anda adalah: "Pemberantasan korupsi di Indonesia", anda dapat menuliskan:
"Pemberantasan korupsi di Indonesia memerlukan kesabaran besar dan waktu
yang lama".
b. Kemudian tuliskan masing-masing poin pendukung ide tersebut, namun sisakan
empat sampai lima baris.
c. Pada masing-masing poin, tuliskan perluasan dari poin tersebut. Dapat berupa
deskripsi atau penjelasan atau diskusi.
d. Bila perlu, anda dapat menggunakan kalimat kesimpulan pada masing-masing
paragraf. Setelah menuliskan tubuh esai, anda hanya tinggal menuliskan dua
paragraf: pendahuluan dan kesimpulan.

5. Buatlah paragraf pertama (pendahuluan)


a. Mulailah dengan menarik perhatian pembaca.
 Memulai dengan suatu informasi nyata dan terpercaya. Informasi ini tidak
perlu benar-benar baru untuk pembaca anda, namun bisa menjadi ilustrasi
untuk poin yang anda buat.
 Memulai dengan suatu anekdot, yaitu suatu cerita yang menggambarkan poin
yang anda maksud. Berhati-hatilah dalam membuat anekdot. Meski anekdot
ini efektif untuk membangun ketertarikan pembaca, anda harus
menggunakannya dengan tepat dan hati-hati.
 Menggunakan dialog dalam dua atau tiga kalimat antara beberapa pembicara
untuk menyampaikan poin anda.
b. Tambahkan satu atau dua kalimat yang akan membawa pembaca pada pernyataan
esai anda.
c. Tutup paragraf anda dengan pernyataan esai anda

6. Tuliskan kesimpulan
Kesimpulan merupakan rangkuman dari poin-poin yang telah anda kemukakan
dan memberikan perspektif akhir anda kepada pembaca. Tuliskan dalam tiga atau
empat kalimat (namun jangan menulis ulang sama persis seperti dalam tubuh esai di
atas) yang menggambarkan pendapat dan perasaan anda tentang topik yang dibahas.
Anda dapat menggunakan anekdot untuk menutup esai anda.

7. Berikan sentuhan terakhir


a. Teliti urutan paragraf Mana yang paling kuat? Letakkan paragraf terkuat pada
urutan pertama, dan paragraf terlemah di tengah. Namun, urutan tersebut harus
masuk akal. Jika naskah anda menjelaskan suatu proses, anda harus bertahan pada
urutan yang anda buat.
b. Teliti format penulisan. Telitilah format penulisan seperti margin, spasi, nama,
tanggal, dan sebagainya.
c. Teliti tulisan. Anda dapat merevisi hasil tulisan anda, memperkuat poin yang
lemah. Baca dan baca kembali naskah anda.
d. Apakah masuk akal? Tinggalkan dulu naskah anda beberapa jam, kemudian baca
kembali. Apakah masih masuk akal?
e. Apakah kalimat satu dengan yang lain mengalir dengan halus dan lancar? Bila
tidak, tambahkan bebearpa kata dan frase untuk menghubungkannya. Atau
tambahkan satu kalimat yang berkaitan dengan kalimat sebelumnya.
f. Teliti kembali penulisan dan tata bahasa anda

Contoh Esai ;

Maraknya Kecelakaan Angkutan Umum (1)


Beberapa minggu terakhir ini kita “dibiasakan” dengan berita kecelakaan angkutan
umum. Mengapa saya katakan “dibiasakan”? Karena memang dalam beberapa pekan
terakhir ini di media cetak maupun elektronik sering sekali kita jumpai berita tentang
kecelakaan angkutan umum yang celakanya kecelakaan tersebut hampir selalu memakan
korban jiwa. Sangat ironis memang, angkutan umum yang seharusnya menjanjikan
pelayanan jasa transportasi yang nyaman dan lebih aman malah belakangan menjadi
penyumbang terbesar dalam kasus kecelakaan.(2)
Sebuah akibat tentu saja ada sebabnya. Jika kita amati sedikit saja bagaimana dunia
pertransportasian kita, terkhusus transportasi umum darat, tentu kita dapat melihat sebuah
kenyataan yang sangat mengkhawatirkan. Bagaimana tidak mengkhawatirkan, jika melihat
kondisi alat angkut yang membawa beratus bahkan beribu nyawa setiap harinya kondisinya
tidak layak? Celakanya, kondisi yang tidak layak tersebut masih dibarengi dengan perilaku
sopir yang “ugal-ugalan” dan kondisi jalan yang buruk juga, sehingga peluang kecelakaan
pun semakin tinggi (3)
Berbicara tentang kelayakan angkutan umum, tentu perhatian kita akan mengarah
pada pengujian kelayakan kendaraan umum yang di dalam pengujian tersebut akan
dinyatakan apakah kedaraan tersebut layak jalan atau tidak. Pengujian ini seharusnya
menjadi wahana bagi para sopir dan atau pemilik untuk memperbaiki kekurangan yang ada
pada angkutan demi memberi kenyamanan dan keselamatan pada penumpang. Namun,
bagai menutup bangkai, kekurangan yang jelas-jelas telah diketahui malah diusahakan
dengan berbagai cara agar jangan sampai diketahui petugas penguji. Sungguh sangat miris
ketika beberapa hari yang lalu saya melihat sebuah acara yang menayangkan bagaimana
beberapa sopir menyiasati tes pengujian kelayakan kendaraan dengan menyewa ban dan
mengganti onderdil yang sudah tidak layak hanya pada tes uji kelayakan saja. Dan setelah
itu mereka memasang kembali ban dan onderdil yang sudah tidak layak tersebut. Harapan
saya, semoga penggalakkan dan ketegasan pengujian kelayakkan kendaraan yang saat ini
sedang ramai terjadi bukan hanya sekadar “obat penenang sementara” bagi masyarakat
yang mulai “marah” pada angkutan umum dan integritas penanggung jawab keberadaan
angkutan.(4)
Banyak kecelakaan terjadi tidak hanya disebabkan oleh kurang layaknya kendaraan.
Faktor manusia (human error) banyak berbicara di sini. Sopir adalah aktor utama yang
paling bertanggung jawab atas keselamatan kendaraan. Kondisi kesehatan yang buruk,
kelelahan, dan ugal-ugalan dalam berkendara telah banyak menyebabkan petaka. Lebih
kompleks lagi sekarang ini alkohol dan narkoba sudah “merakyat” sehingga tidak menutup
kemungkinan dan sudah banyak sopir yang ikut mengkonsumsi. Hal ini harus menjadi
perhatian lebih bagi pemerintah dan pemilik angkutan umum untuk menindak tegas sopir-
sopir yang “nakal” seperti itu. Tindakan preventif pun sepertinya harus dilakukan
pemerintah dengan memberikan penyuluhan kepada para sopir agar lebih bertanggung
jawab atas keselamatan penumpang dan bersih dari miras dan narkoba.(5)
Terlepas dari kedua masalah di atas, tentu kita tidak dapat menafikan jika kondisi
jalan yang buruk pun memberi andil yang cukup signifikan dalam maraknya kecelakaan
yang belakangan ini sering terjadi. Memang tidak bisa kita pungkiri jika cuaca seperti
sekarang ini telah banyak membuat kondisi aspal jalan menjadi rusak. Namun, hal tersebut
jangan dijadikan sebagai sebuah pembenaran dan pemakluman akan banyaknya kondisi
jalan yang buruk yang berakibat pada terjadinya kecelakaan. Pemerintah yang bertanggung
jawab dalam hal ini Dinas PU seharusnya siap dan cekatan dalam menghadapi kondisi
seperti ini. Jangan malah kondisi jalan yang buruk dibiarkan berlarut-larut sampai
menimbulkan korban seperti yang sekarang ini terjadi.(6)
Akhirnya dapat kita simpulkan bahwa kondisi kendaraan umum yang tidak layak
jalan, human error dari sopir, dan kondisi jalan yang buruk adalah sebuah kombinasi
sempurna untuk menjelaskan berbagai kecelakaan yang akhir-akhir ini terjadi. Dan sudah
selayaknya semua pihak yang bertanggung jawab akan hal tersebut bahu-membahu bekerja
sama dengan penuh kesadaran agar keselamatan dan kenyamanan di jalan raya baik bagi
penumpang maupun pengguna jalan lainnya dapat tercapai. Tindakkan preventif baik
berupa tes uji kelayakkan angkutan umum yang jujur maupun penyuluhan kepada sopir
untuk tidak mengkonsumsi miras dan narkoba demi keselamatan harus segera dilakukan
dengan serius. Sanksi tegas terhadap pihak terkait yang membelot pun sudah selayaknya
segera dilakukan demi keselamatan bersama. (7)
Dari contoh esai diatas dapat kita ketahui bagian-bagian dari sebuah esai .
1. Judul Esai, judul merupakan nama. Jadi usahakan memberi judul sebuah tulisan dengan
kata-kata yang menggambarkan keseluruhan isi tulisan.
2. No. 2 menunjukkan paragraf pendahuluan yang berisi latar belakang masalah dari
penulisan esai.
3. No. 3 berisi pandangan atau pendapat penulis terhadap permasalahan yang terjadi.
4. No. 4, 5, 6 merupakan paragraf yang menjabarkan pendapat atau pandangan penulis
terhadap kejadian yang diangkat menjadi esai. Dibagian ini bisa disertai dengan bukti
atau data pendukung untuk memperkuat pandangan atau pendapat kita agar pembaca
percaya dengan pandangan kita tersebut.
5. No. 7, merupakan bagian kesimpulan. Pada bagian ini penulis menyimpulkan apa yang
telah ditulis. Penyimpulan harus sesuai dengan apa yang telah ditulis. Jagan membuat
simpulan yang belum terulas pada paragraf sebelumnya (isi).
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari
sudut pandang pribadi penulisnya. Ada enam tipe esai, yaitu Esai deskriptif, Esai tajuk,
Esai cukilan watak, Esai pribadi, Esai reflektif dan Esai kritik. Ciri-ciri Esai ialah
berbentuk prosa, singkat, memiliki gaya pembeda, selalu tidak utuh, memenuhi
keutuhan penulisan dan mempunyai nada pribadi atau bersifat personal. Struktur Esai
meliputi adanya pendahuluan, pembahasan dan kesimpulan. Cara membuat Esai yaitu
menentukan topik terlebih dahulu, membuat outline, tulis dalam kalimat singkat dan
jelas, tuliskan tubuh esai, buatlah paragraf pertama (pendahuluan), tuliskan
kesimpulan, lalu edit dan rapikan kembali.
Daftar Pustaka

https://www.dropbox.com/s/n3y8pzyhxyu9ofk/MATERI%20ESAI.docx
http://dosenbahasa.com/jenis-jenis-esai
http://www.menulisesai.com/2012/09/apa-itu-artikel.html
http://flpbangkalan.wordpress.com/pengertian-esai/
http://www.wayankatel.com/2012/09/pengertian-esai-dan-contoh-esai-lengkap.html
Humaeroh M.Pd. (volume rdacarrier Cetakan pertama, Juli 2018). Pembelajaran Bahasa
Inonesia. banten: Tersedia dalam bentuk negatif Media Madani, 2018.

Anda mungkin juga menyukai