Anda di halaman 1dari 16

TUGAS BAHASA INDONESIA

MAKALAH ESAI

Disusun oleh :

ICO BAYU DEWANGKORO { 21102018 }

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SOEBANDI JEMBER

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur terucap hanya kepada Allah SWT, Yang Mengatur segala apa
yang menjadi kehendaknya yang dengan ridho dan kemudahan darinya makalah yang
berjudul “ MAKALAH ESAI” ini dapat diselesaikan dengan lancer dan tepat waktu.

Makalah ini di buat untuk menyelesaikan tugas “BAHASA INDONESIA”. Selain itu
juga, tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan kita dalam hal
mengetahui pengertian Esai.

Makalah ini dibuat berdasarkan berbagai sumber dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan makalah ini

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan
maupun kesalahan, untuk itu kami mengundang pembaca untuk memberi saran dan
keritik yang membangun. Kritik dan saran dari pembaca akan menyempurnakan
makalah kami.

Semoga makalah ini menjadi manfaat bagi semua yang membacanya, tidak hanya
kini, tetapi juga nanti.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………….

DAFTAR ISI………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………….


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………….
1.4 Sistematika Penulisan……………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Sejarah Esai………………………………………


2.2 Tipe-Tipe Esai……………………………………………………..
2.3 Bahasa Esai………………………………………………………..
2.4 Bagian dan Ciri-Ciri Esai………………………………………….
2.5 Contoh Esai……………………………………………………….
2.6 Tujuan Penulisan Esai…………………………………………….

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………..
3.2 Kritik dan Saran……………………………………………………
3.3 Daftar Pustaka…………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Esai adalah upaya-upaya atau percobaan-percobaan juga merupakan
karangan yang sedang, panjangnya biasanya berbentuk prosa dengan
memasalahkan dengan cara mudah dan sepintas. Esai merupakan karangan
yang didasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dijiwai oleh penulisnya
dengan gaya ringan dan bermain-main yang bersisikan soal manusia dan
kehidupan manusia secara subjektif.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mencoba mengidentifikasikan
rumusan masalah Menulis Esai, rumusan masalahnya sebagai berikut:
a. Apa yang dimaksud dengan Esai?
b. Bagaimana sejarah Esai?
c. Bagaimana cara penulisan Esai?

1.3 Tujuan Penulisan


Dari rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis memiliki
tujuan penulisan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahi definisi Esai.
b. Untuk mengetahui sejarah Esai Sastra.
c. Untuk mengetahui cara penulisan Esai.

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika dari penulisan makalah Menulis II, penulis paparkan sebagai
berikut:
a. Bab I : Pendahuluan
b. Bab II : Isi
c. Bab III : Penutup
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Sejarah Esai


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988: 236), esai adalah karangan
prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang
pribadi penulis. Esais adalah penulis esai. Dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia, Badudu-Zain 91996: 399), esai merupakan karangan yang
berbentuk prosa yang membahas masalah selayang pandang dari sudut
pandang penulis harus dibedakan dengan kritik. Dalam Kamus Dewan (1996:
344), esai adalah karangan prosa yang biasanya lebih pendek dari esai atau
disertai tentang suatu tajuk. Hasil pengamatan atau penyelidikan terhadap
sesuatu yang ditulis secara sistematis. Dalam esai dapat kita temukan gagasan,
sikap sudut pandang, dan gaya pengarang sendiri. Dalam Kamus Istilah
Sastra, A.R dkk (1994: 71), esai adalah karangan pendek bersifat subjektif
tentang tea atau topok tertentu biasanya dalam bentuk prosa yang bersifat
interpretatif. Dalam kamus sastra untuk pelajar, Eneste (1994: 39),
mendefinisikan esai adalah karangan nonfiksi mengenai suatu hal tertentu.
Didalamnya kelihatan pandangan atau sikap penulisnya secara pribadi. Istilah
ini juga dipakai di luar bidang sastra yang menunjuk pada karangan
(mengenai apa saja) yang dimuat dalam sebuah surat kabar atau majalah.
Esai adalah salah satu cara penulisan dalam genre Non Fiksi yang patut di
pelajari karena gayanya yang santai namun menonjol. Bagi penulis lepas, esai
merupakan cara mengekspresikan kritik sosal yang menyenangkan namun
masih tetap di anggap nyata (non fiksi). Esai adalah karangan prosa yang
membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi
penulisnya. Pengarang esai disebut esais. Esai sebagai satu bentuk karangan
dapat bersifat informal dan formal. Esai informal mempergunakan bahasa
percakapan, dengan bentuk sapaan “saya” dan seolah-olah ia berbicara
langsung dengan pembacanya. Adapun esai yang formal pendekatannya
serius. Pengarang mempergunakan semua persyaratan penulisan.
Esai sering juga disebut artikel, tulisan, atau komposisi. Dalam arti yang lebih
luas, esai juga dipahami sebagai sebuah karangan. Secara umum, esai
didefinisikan sebagai sebuah karangan singkat yang berisi pendapat atau
argumen penulis tentang suatu topik. Biasanya, seseorang menulis esai karena
ia ingin memberikan pendapat terhadap suatu persoalan atau fenomena yang
terjadi dalam masyarakat. Penulis esai, atau sering disebut esais, dapat juga
mengupas suatu topik atau persoalan dan memberikan tanggapan dan
pendapatnya atas topik atau persoalan yang dibahasnya.

2.2 Tipe-Tipe Esai


Berikut ini pemaran jenis jenis esai berdasarkan tujuan penulisannya beserta
masing masing penjelasannya,
1) Esai Cerita
Esai cerita merupakan esai yang bertujuan untuk melukiskan, atau
menghadirkan baik barang, seseorang, maupun sesuatu lainnya agar
mampu dibayangkan oleh pembaca. Esai ini bertujuan agar pembaca
seolah-olah melihat bentuk, mendengar suara, mengecap rasa, maupun
mencium bau dari suatu barang, atau seseorang, atau sesuatu lainnya
yang dihadirkan dalam isi esai. Atau dengan kata lain, esai cerita
bertujuan untuk memberikan kesan utama yang ingin disampaikan
penulis terhadap suatu benda maupun seseorang atau sesuatu lain
kepada pembaca.
2) Esai Paparan
Esai ini bertujuan untuk menjelaskan atau memaparkan lebih rinci
suatu hal kepada pembaca. Tujuan utama esai ini untuk mengedukasi
maupun memberikan informasi kepada pembaca.
3) Esai Argumentatif
Esai jenis ini, bertujuan untuk meyakinkan pembaca untuk menerima
ide, pandangan, sikap, maupun kepercayaan penulis terhadap suatu isu
atau permasalahan. Esai argumentative akan berusaha mengungkapkan
kebenaran dari suatu ide dengan motif agar nantinya pembaca pada
akhirnya akan berpihak pada penulis dan berbuat sesuatu berdasarkan
opini yang terdapat dalam esai tersebut.
4) Esai Lukisan
Esai lukisan merupakan karangan yang isinya menggambarkan sesuatu
dengan tujuan untuk membantu pembaca memahami hal yang ingin
disampaikan.
5) Esai Ajakan
Esai ajakan hampir mirip tujuannya dengan esai argumentatif, hanya
saja esai jenis ini mempunyai tujuan lebih spesifik yakni mengajak
pembaca untuk mengikuti penulis dalam melakukan suatu atau
sebaliknya mengajak pembaca untuk menghentikan sesuatu.
Jenis Esai Berdasarkan Keragamaan Permasalahan yang Muncul
6) Deskriptif
Esai deskriptif merupakan esai yang mendeskripsikan seseorang atau
benda. Permasalahan atau hal yang diangkat pada esai ini adalah
sebuah benda, seperti rumah, alat elektronik, hewan, maupun sesorang.
7) Tajuk
Tajuk, merupakan jenis esai yang dimuat di dalam surat kabar yang
menjadi tempat untuk menyalurkan pendapat masyarakat guna
menyatakan pandangannya terhadap suatu peristiwa yang sedang
berkembang di lingkungan masyarakat tersebut. Esai jenis ini
mengangkat isu isu yang sedang hangat diperbincangkan di
masyarakat seperti gejolak politik, keadaan perekonomian saat ini dan
lain sebagainya. Tajuk tidak hanya memuat isu isu berat, namun apa
saja yang sedang menjadi tren saat ini di masyarakat juga dapat
menjadi pokok bahasan dalam tajuk, misal model fashion terkini,
bahkan hingga fenomena “Om Telolet, Om” yang marak
diperbincangkan akhir akhir ini.
8) Cukilan Watak
Esai jenis ini, memungkinkan seorang penulis untuk menyisipkan
cukilan (cuplikan) dari watak seseorang terhadap isu terkait kepada
pembaca. Esai ini tidak menjabarkan secara lengkap biografi seorang
tokoh, melainkan hanya mengungkapkan sepenggal watak atau sifat
yang dimiliki seorang tokoh yang terkait dalam isu atau cerita yang
diangkat dalam esai tersebut.
9) Pribadi
Esai pribadi hampir mirip dengan esai cukilan watak. Hanya saja yang
membedakan esai jenis ini dengan esai cukilan watak ialah watak atau
sifat yang dihadirkan dalam esai merupakan sepenggal watak atau sifat
dari penulis itu sendiri. Pada esai pribadi, penulis secara frontal
mengungkapkan pendapatnya terhadap isu yang diangkat dalam esai.
10) Kritik
Esai kritik merupakan esai yang menilai baik atau buruk, bermanfaat
atau tidaknya, kelebihan atau kekurangan suatu hal, baik berupa karya
seni maupun karya sastra. Kritik akan membicarakan dan menilai
berbagai unsut yang membentuk karya tersebut dan dikemas dalam
sebuah esai.

2.3 Bahasa Esai


Bahasa yang digunakan dalam esai pada umumnya sama dengan karya ilmiah,
yaitu :
 Baku merupakan struktur yang digunakan sesuai dengan kaidah
bahasa indonesia baku, baik mengenai struktur kalimat maupun kata.
Demikian juga, pemilihan kata/istilah, dan penulisan sesuai dengan
kaidah ejaan yang disempurnakan (EYD).
 Logis merupakan ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa
indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
 Ringkas merupakan ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat
pendek sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak
berlebihan, tetapi isinya benar.
 Runtun merupakan ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan
urutan dan tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam paragraf.
 Denotatif merupakan kata yang diungkapkan dengan kalimat pendek
sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak
berlebihan.

2.4 Bagian dan Ciri Esai


Sebuah esai dasar bisa dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang
mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang
akan dinilai oleh si penulis tersebut.
2. Tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek.
3. Adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan
menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau
menambahkan beberapa observasi tentang subyek yang dinilai oleh si
penulis.
Ciri-ciri esai, yaitu :
1. Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa,
menghindarkan penggunaan bahasa dan ungkapan figuratif.
2. Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.
3. Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan
membawa ciri dan gaya yang khas, yang membedakan tulisannya
dengan gaya penulis lain.
4. Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan
menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis. Penulis memilih
aspek tertentu saja untuk disampaikan kepada para pembaca.
5. Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun esai adalah tulisan yang
tidak utuh, namun harus memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-
syarat penulisan, mulai dari pendahuluan, pengembangan sampai ke
pengakhiran. Di dalamnya terdapat koherensi dan kesimpulan yang
logis. Penulis harus mengemukakan argumennya dan tidak
membiarkan pembaca tergantung di awang-awang.
6. Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal, yang membedakan
esai dengan jenis karya sastra yang lain adalah ciri personal. Ciri
personal dalam penulisan esai adalah pengungkapan penulis sendiri
tentang kediriannya, pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan
dugaannya kepada pembaca.
Jika dipetakan mengenai langkah-langkah membuat esai, bisa dirunut sebagai
berikut:
a. Menentukan tema atau topik
b. Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan kita bahas
c. Menuliskan pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat yang
singkat dan jelas
d. Menulis tubuh esai memulai dengan memilah poin penting yang akan
dibahas, kemudian buatlah beberapa subtema pembahasan agar lebih
memudahkan pembaca untuk memahami maksud dari gagasan kita
sebagai penulisnya, selanjutnya kita harus mengembangkan subtema
yang telah kita buat sebelumnya.
e. Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan. Itu
sebabnya, yang akan kita tulis itu harus merupakan alasan atau latar
belakang alasan kita menulis esai tersebut.
f. Menuliskan kesimpulan. Ini penting karena untuk membentuk opini
pembaca kita harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan
kita sebagai penulisnya. Karena memang tugas penulis esai adalah
seperti itu. Berbeda dengan penulis berita di media massa yang
seharusnya (memang) bersikap netral.
g. Jangan lupa untuk memberikan sentuhan akhir pada tulisan kita agar
pembaca merasa bisa mengambil manfaat dari apa yang kita tulis
tersebut dengan mudah dan sistematis sehingga membentuk kerangka
berpikir mereka secara utuh.

2.5 Contoh Esai


Maraknya Kecelakaan Angkutan Umum (1)
Beberapa minggu terakhir ini kita “dibiasakan” dengan berita kecelakaan
angkutan umum. Mengapa saya katakan “dibiasakan”? Karena memang dalam
beberapa pekan terakhir ini di media cetak maupun elektronik sering sekali
kita jumpai berita tentang kecelakaan angkutan umum yang celakanya
kecelakaan tersebut hampir selalu memakan korban jiwa. Sangat ironis
memang, angkutan umum yang seharusnya menjanjikan pelayanan jasa
transportasi yang nyaman dan lebih aman malah belakangan menjadi
penyumbang terbesar dalam kasus kecelakaan.(2)
Sebuah akibat tentu saja ada sebabnya. Jika kita amati sedikit saja bagaimana
dunia pertransportasian kita, terkhusus transportasi umum darat, tentu kita
dapat melihat sebuah kenyataan yang sangat mengkhawatirkan. Bagaimana
tidak mengkhawatirkan, jika melihat kondisi alat angkut yang membawa
beratus bahkan beribu nyawa setiap harinya kondisinya tidak layak?
Celakanya, kondisi yang tidak layak tersebut masih dibarengi dengan perilaku
sopir yang “ugal-ugalan” dan kondisi jalan yang buruk juga, sehingga peluang
kecelakaan pun semakin tinggi (3)
Berbicara tentang kelayakan angkutan umum, tentu perhatian kita akan
mengarah pada pengujian kelayakan kendaraan umum yang di dalam
pengujian tersebut akan dinyatakan apakah kedaraan tersebut layak jalan atau
tidak. Pengujian ini seharusnya menjadi wahana bagi para sopir dan atau
pemilik untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada angkutan demi
memberi kenyamanan dan keselamatan pada penumpang. Namun, bagai
menutup bangkai, kekurangan yang jelas-jelas telah diketahui malah
diusahakan dengan berbagai cara agar jangan sampai diketahui petugas
penguji. Sungguh sangat miris ketika beberapa hari yang lalu saya melihat
sebuah acara yang menayangkan bagaimana beberapa sopir menyiasati tes
pengujian kelayakan kendaraan dengan menyewa ban dan mengganti onderdil
yang sudah tidak layak hanya pada tes uji kelayakan saja. Dan setelah itu
mereka memasang kembali ban dan onderdil yang sudah tidak layak tersebut.
Harapan saya, semoga penggalakkan dan ketegasan pengujian kelayakkan
kendaraan yang saat ini sedang ramai terjadi bukan hanya sekadar “obat
penenang sementara” bagi masyarakat yang mulai “marah” pada angkutan
umum dan integritas penanggung jawab keberadaan angkutan.(4)
Banyak kecelakaan terjadi tidak hanya disebabkan oleh kurang layaknya
kendaraan. Faktor manusia (human error) banyak berbicara di sini. Sopir
adalah aktor utama yang paling bertanggung jawab atas keselamatan
kendaraan. Kondisi kesehatan yang buruk, kelelahan, dan ugal-ugalan dalam
berkendara telah banyak menyebabkan petaka. Lebih kompleks lagi sekarang
ini alkohol dan narkoba sudah “merakyat” sehingga tidak menutup
kemungkinan dan sudah banyak sopir yang ikut mengkonsumsi. Hal ini harus
menjadi perhatian lebih bagi pemerintah dan pemilik angkutan umum untuk
menindak tegas sopir-sopir yang “nakal” seperti itu. Tindakan preventif pun
sepertinya harus dilakukan pemerintah dengan memberikan penyuluhan
kepada para sopir agar lebih bertanggung jawab atas keselamatan penumpang
dan bersih dari miras dan narkoba.(5)
Terlepas dari kedua masalah di atas, tentu kita tidak dapat menafikan jika
kondisi jalan yang buruk pun memberi andil yang cukup signifikan dalam
maraknya kecelakaan yang belakangan ini sering terjadi. Memang tidak bisa
kita pungkiri jika cuaca seperti sekarang ini telah banyak membuat kondisi
aspal jalan menjadi rusak. Namun, hal tersebut jangan dijadikan sebagai
sebuah pembenaran dan pemakluman akan banyaknya kondisi jalan yang
buruk yang berakibat pada terjadinya kecelakaan. Pemerintah yang
bertanggung jawab dalam hal ini Dinas PU seharusnya siap dan cekatan dalam
menghadapi kondisi seperti ini. Jangan malah kondisi jalan yang buruk
dibiarkan berlarut-larut sampai menimbulkan korban seperti yang sekarang ini
terjadi.(6)
Akhirnya dapat kita simpulkan bahwa kondisi kendaraan umum yang tidak
layak jalan, human error dari sopir, dan kondisi jalan yang buruk adalah
sebuah kombinasi sempurna untuk menjelaskan berbagai kecelakaan yang
akhir-akhir ini terjadi. Dan sudah selayaknya semua pihak yang bertanggung
jawab akan hal tersebut bahu-membahu bekerja sama dengan penuh kesadaran
agar keselamatan dan kenyamanan di jalan raya baik bagi penumpang maupun
pengguna jalan lainnya dapat tercapai. Tindakkan preventif baik berupa tes uji
kelayakkan angkutan umum yang jujur maupun penyuluhan kepada sopir
untuk tidak mengkonsumsi miras dan narkoba demi keselamatan harus segera
dilakukan dengan serius. Sanksi tegas terhadap pihak terkait yang membelot
pun sudah selayaknya segera dilakukan demi keselamatan bersama. (7)
Dari contoh esai diatas dapat kita ketahui bagian-bagian dari sebuah esai,
yaitu:
1. Judul Esai, judul merupakan nama. Jadi usahakan memberi judul
sebuah tulisan dengan kata-kata yang menggambarkan keseluruhan isi
tulisan.
2. No. 2 menunjukkan paragraf pendahuluan yang berisi latar belakang
masalah dari penulisan esai.
3. No. 3 berisi pandangan atau pendapat penulis terhadap permasalahan
yang terjadi.
4. No. 4, 5, 6 merupakan paragraf yang menjabarkan pendapat atau
pandangan penulis terhadap kejadian yang diangkat menjadi esai.
Dibagian ini bisa disertai dengan bukti atau data pendukung untuk
memperkuat pandangan atau pendapat kita agar pembaca percaya
dengan pandangan kita tersebut.
5. No. 7, merupakan bagian kesimpulan. Pada bagian ini penulis
menyimpulkan apa yang telah ditulis. Penyimpulan harus sesuai
dengan apa yang telah ditulis. Jagan membuat simpulan yang belum
terulas pada paragraf sebelumnya (isi).

2.6 Tujuan Penulisan Esai


Tujuan penulisan esai Tujuan menulis esai adalah meyakinkan pembaca untuk
percaya terhadap pendapat kita tentang sebuah kejadian. Menulis esai tidak
perlu terlalu mendalam sampai pada teori-teori, cukup ringan saja, dan tidak
membatasi penggunaan bahasa yang sangat baku. Bahasa dalam esai boleh
saja bahasa santai, yang penting Segar Menarik Meyakinkan
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Esai adalah salah satu cara penulisan dalam genre Non Fiksi yang patut di
pelajari karena gayanya yang santai namun menonjol. Bagi penulis lepas, esai
merupakan cara mengekspresikan kritik sosal yang menyenangkan namun
masih tetap di anggap nyata (non fiksi). Tipe-tipe esai adalah Esai Deskriptif,
Esai Ekspositori, Esai Naratif, Esai Dokumentatif dan Esai Pribadi. Bahasa
esai baku, logis, ringkas, runtun dan denotatif. Ciri-ciri esai berbentuk prosa,
singkat, memiliki gaya pembeda, selalu tidak utuh, memenuhi keutuhan
penulisan, mempunyai nada pribadi atau bersifat personal.

3.2 Kritik dan Saran


Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihakyang telah
mempelajari makalah ini, agar kelak dikemudian hari penulis dapat lebih baik
lagi dan kesalahan-kesalahan dalam penulisan makalah Insya Allah akan lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA

Purba, Antilan, 2008, Esai Sastra Indonesia Teori dan Penulisan, Graha Ilmu,
Yogyakarta

http://www.slideshare.net/wendykuswiandi/esai-by-wendy

Anda mungkin juga menyukai