Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Esai

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian Esai adalah karangan prosa
yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya.
Pengertian Esai menurut Soetomo adalah Esai sebagai suatu karangan pendek
berdasarkan cara pandang seseorang dalam menyikapi suatu masalah. Dengan pengertian lain
esai adalah karya tulis dalam bentuk opini atau pendapat seseorang terhadap sebuah
permasalahan yang sedang banyak dibicarakan atau menarik perhatian penulis esai. Esai
serupa dengan tajuk rencana di sebuah surat kabar, namun sedikit berbeda. Apabila tajuk
rencana hanya dapat ditulis oleh kepala editor, esai bisa dutulis oleh siapa saja.
Ciri-Ciri Esai
Pada umumnya suatu karya bisa digolongkan ke dalam esai yakni jika mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
Karangan Pendek
Esai adalah salah satu jenis prosa yang merupaka karya sastra dalam bentuk tulisan. Esai
dibaut atau ditulis dalam jumlah kalimat yang pendek (singkat) oleh sebabnya isinya berupa
kajian yang singakt padat serta jelas.
Mempunyai Gaya Bahas Khas
Esai bisa ditulis oleh semua orang yang berfikir suatu permasalahan atau mengangkat
permasalahan untuk diperbincangkan, sehingga esai mempunyai gaya bahasa yang khas
sesuai dengan karakter penulisnya.
Jenis-Jenis Esai
Jenis atau macam-macam esai dapat dibagi menjadi beberapa macam atau kategori. Hal ini
berdasarkan keterampilan analisis juga diperlukan dalam menulis esai, keragaman
permasalahan yang muncul. Berikut ini beberapa macam atau jenis esai, antara lain:
Deskriptif
Adalah jenis esai yang mendeskripsikan seseorang atau benda “subjek atau objek” yang
menarik perhatian pengarang. Objek yang dideskripsikan dalam jenis esai ini bisa dalam
bentuk rumah, hewan, dan lain sebagainya. Inti dalam esai jenis ini yaitu penulis
mendeskripsikan suatu objek yang menarik perhatiannya.
Tajuk
Adalah jenis esai yang biasa dimuat pada surat kabar. Jenis esai ini membahas isu-isu yang
tengah berkembang di masyarakat seperti “politik, kebijakan pemerintah dan lain
sebagainya”. Esai tajuk seringkali dimuat dalam kolom pendapat/opini yang merupakan
wadah aspirasai dari masyarakat untuk mengungkapkan pandangannya terhadap isu yang
sedang berkemang.
Tidak hanya kebijakan politik, esai tajuk bisa dalam bentuk fashion atau hal lain. Disesuaikan
dengan jenis surat kabar seperti koran, majalah otomotif, fashion dan lain sebagainya.
Cukilan Watak
Dalam esai jenis ini memungkinkan seorang penulis menjelaskan cukilan atau cuplikan watak
seseorang terkait isu kepada para pembaca. Dalam esai ini tidak menulis kisah seseorang atau
biografi, hanya saja penulis mengungkapkan sepenggal watak yang ada pada tokoh yang
terkait dalam cerita atau isu dalam esai tersebut.
Pribadi
Hampir mirip dengan esai cukilan watak, namun dalam esai pribadi, penulis esai bercerita
tentang dirinya sendiri dalam esai tersebut. Dengan jelas penulis mengungkapkan
pendapatnya tentang isu yang menarik perhatiannya.
Reflektif
Adalah esai yang ditulis untuk merenungkan suatu isu politik, kebijakan pemerintah, dan isu
penting lain yang sering kali ditulis oleh seorang cendekiawan dalam menanggapi isu-isu
yang ada.
Kritik
Adalah jenis esai yang berisi sebuah kritikan kepada suatu “karya seni”.
Walaupun tidak ada format khusus dalam menulis esai, tetapi tulisan esai bisa digolongkan
menjadi bagian-bagian yakni:
Pertama: Di bagian awal-awal “pertama” penulis menjelaskan latar belakang suatu masalah.
Tengah: Di bagian ini adalah bagian yang isinya tentang informasi terkait isu dan pendapat
penulis.
Akhir: Adalah bagian final atau kesimpulan pandangan penulis tentang isu yang sedang
dibicarakan. Sebagian penulis menyajikan hasil pengamatan atau penelitian di bagian akhir
ini.

Langkah-langkah menulis Esai:.


1. Tentukan topik.
Pikirkan terlebih dahulu tipe naskah yang akan ditulis. Apakah berupa tinjauan umum, atau
analisis topik secara khusus? Jika hanya merupakan tinjauan umum, maka langsung menuju
ke langkah berikutnya. Tapi jika ingin melakukan analisis khusus, topik harus benar-benar
spesifik. Jika topik masih terlalu umum, kita harus memepersempit lagi topiknya.
2. Buatlah outline atau garis besar ide-ide atau kerangka yang akan dibuat.
3. Tuliskan esai dalam kalimat yang singkat dan jelas.
Suatu pernyataan esai mencerminkan isi esai dan poin penting yang akan disampaikan oleh
pengarangnya. Pernyataan esai terdiri dari dua bagian:
– Pertama, menyatakan topik. Contoh: Kebudayaan Indonesia, KKN di Indonesia
– Kedua, menyatakan poin-poin dari esai kalian. Contoh: memiliki keanekaragaman,
memerlukan waktu yang lama untuk memberantasnya, dst.
4. Tuliskan tubuh esai.
Mulailah dengan poin-poin penting, kemudian buatlah beberapa sub topik dan kembangkan
sub topik yang telah kalian buat.
5. Buatlah dengan menarik perhatian pembaca.
a. Mulailah dengan menarik perhatian pembaca.
– Memulai dengan suatu informasi nyata dan terpercaya. Informasi ini tidak perlu
benar-benar baru untuk pembaca, namun bisa menjadi ilustrasi untuk poin yang
dibuat.
– Memulai dengan suatu anekdot, yaitu suatu cerita yang menggambarkan poin yang
dimaksud. Berhati-hatilah dalam membuat anekdot. Meski anekdot ini efektif untuk
membangun ketertarikan pembaca, kalian harus menggunakannya dengan tepat dan
hati-hati.
– Menggunakan dialog dalam dua atau tiga kalimat antara beberapa pembicara untuk
menyampaikan poin.
b. Tambahkan satu atau dua kalimat yang akan membawa pembaca pada pernyataan esai.
c. Tutup paragraf dengan pernyataan esai
6. Tuliskan kesimpulan
Kesimpulan merupakan rangkuman dari poin-poin yang telah kalian kemukakan dan
memberikan perspektif akhir anda kepada pembaca.
7. Berikan sentuhan terakhir
a. Teliti urutan paragraf mana yang paling kuat. Letakkan paragraf terkuat pada urutan
pertama, dan paragraf terlemah di tengah. Namun, urutan tersebut harus masuk akal. Jika
naskah menjelaskan suatu proses, maka harus bertahan pada urutan yang dibuat.
b. Teliti format penulisan. Telitilah format penulisan seperti margin, spasi, nama, tanggal, dan
sebagainya
c. Teliti tulisan.
d. Apakah masuk akal? Tinggalkan dulu naskah kalian beberapa jam, kemudian baca
kembali. Apakah masih masuk akal?
e. Apakah kalimat satu dengan yang lain mengalir dengan halus dan lancar? Bila tidak,
tambahkan beberapa kata dan frase untuk menghubungkannya. Atau tambahkan satu kalimat
yang berkaitan dengan kalimat sebelumnya.
f. Teliti kembali penulisan dan tata bahasa kalian.

Anda mungkin juga menyukai