Nim:PO7124122042
Tingkat:1A
PENGERTIAN ESAI
Definisi secara umum sendiri esai bisa diartikan sebagai salah satu karya tulis ilmiah
yang penyampaikan hasil rangkaian fakta berupa hasil pemikiran, gagasan peristiwa, gejala, dan
juga pendapat. Sebagai salah satu jenis karya tulis ilmiah, praktis karya tulis satu ini memiliki
sistematika penulisan yang khas atau sudah ditentukan sejak awal.Selain itu proses
penyusunannya pun direncanakan secara terkendali, konseptual, dan juga prosedural.
Ciri-Ciri Esai
Jenis-Jenis Esai
1. Esai Deskriptif
Jenis yang pertama adalah deskriptif dan sesuai dengan namanya, jenis ini memang berisi
pendapat dan cara pandang penulis mengenai suatu objek atau subjek tulisan yang
kemudian disampaikan secara deskriptif atau dijelaskan dengan detail. Sehingga pembaca
kemudian bisa menggambarkan bentuk dan sifat atau apapun dari objek dan subjek yang
dipilih untuk menjadi topik utama dalam tulisan ilmiah tersebut.
2. Esai Tajuk
Pernah membaca tulisan “Tajuk” di surat kabar? Beberapa surat kabar populer di
Indonesia diketahui memiliki kolom tajuk. Kolom ini pada dasarnya berisi esai jenis
tajuk. Yaitu jenis essay yang mempunyai satu fungsi khusus yakni menggambarkan
pandangan atau sikap media terhadap topik dan isu di tengah masyarakat. Praktis, tulisan
ilmiah jenis ini kemudian wajib dipublikasikan di media cetak baik itu surat kabar
maupun majalah. Fungsi utamanya adalah membantu membentuk opini pembaca dari
suatu peristiwa atau isu yang tengah menghangat di tengah masyarakat.
3. Esai Cukilan Watak
Jenis berikutnya adalah cukilan watak yang memberikan hak atau kebebasan kepada
penulis untuk memaparkan beberapa segi kehidupan individu atau segi kehidupan dari
seseorang, bisa juga dari kehidupan pribadi penulis tersebut. Melalui jenis ini, pembaca
kemudian bisa mengetahui bagaimana penilaian penulis terhadap seseorang yang sedang
dibahas dan menjadi isi dari tulisan yang disusunnya.
4. Esai Pribadi
Jenis berikutnya adalah pribadi atau personal essay, yang ditulis oleh seorang penulis dan
berisi pemaparan pengalaman dan kegiatan pribadinya. Sehingga disini
penulis essay sedang menulis essay tentang dirinya sendiri. Nantinya akan dijumpai
penyebutan penulis sebagai saya dan memang menjadi “saya” tersebut.
5. Esai Reflektif
Jenis berikutnya adalah esai reflektif yang disampaikan secara formal dan berisi
mengenai suatu hal yang diungkapkan secara mendalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati.
Sebab secara umum topik di dalam essay jenis ini adalah kematian, kehidupan, politik,
pendidikan, dan bisa juga mengenai hakikat manusia.
6. Esai Kritik
Jenis selanjutnya dan jenis terakhir adalah kritik, yakni jenis essay yang menjelaskan
mengenai pandangan dari penulis terhadap suatu seni dan umumnya merupakan seni
tradisional. Meskipun tidak tertutup kemungkinan ada penulis yang tertarik untuk
membahas mengenai seni kontemporer atau seni modern. Dinamakan kritik karena
memang di dalam essay satu ini akan disampaikan mengenai beberapa kritikan terkait
suatu kesenian atau seni. Tentunya disampaikan dengan jelas dan kalimat yang tentunya
mudah dipahami sekaligus tidak menyinggung secara keras.
1. Pendahuluan
Bagian atau struktur pertama dari essay adalah pendahuluan yang sama seperti tulisan
ilmiah lain terdiri lagi atas beberapa bagian. Secara umum pendahuluan di
dalam essay ini berisi latar belakang dan juga pendapat pribadi dari penuli. Sehingga
melalui bagian awal inilah penulis sudah memaparkan topik yang ingin dibahas dan
dinilai oleh penulis tersebut. Pembaca bisa mengikuti pendapat penulis atau sekedar tahu
bagaimana pandangan penulis terhadap suatu topik. Sehingga sifatnya tidak persuasif
atau mengajak pembaca untuk menjadi makmum dalam pendapat personal si penulis
tersebut. Menyampaikan topik di bagian awal juga menjadi ciri khas sekaligus menjadi
media bagi pembaca untuk memahami isi essay dengan lebih mudah. Sebab sudah bisa
menebak atau memiliki gambaran mengenai apa yang akan disampaikan penulis sejak
awal.
2. Isi atau Pembahasan
Bagian atau struktur kedua setelah pendahuluan adalah isi atau pembahasan
dari esai yang disusun. Sesuai namanya, pada bagian ini penulis akan menyampaikan inti
topik lengkap dengan penilaian atau pandangan pribadinya. Penulis kemudian akan
menyampaikan pandangannya dengan detail namun tetap terstruktur.
3. Penutup atau Kesimpulan
Bagian akhir atau penutup dari essay adalah kesimpulan yang juga sering disebut sebagai
bagian penutup. Pada bagian ini penulis akan menyampaikan rangkuman dan juga
ringkasan dari apa yang disampaikan di bagian sebelumnya.
1. Baku
sebagai salah satu jenis dari tulisan atau karya tulis ilmiah maka bahasa yang digunakan
tentunya bahasa baku. Yakni bahasa yang memiliki struktur baik dan benar sekaligus
sesuai dengan EYD yang berlaku.
2. Logis
bahasa berikutnya adalah bersifat logis artinya bahasa yang digunakan bisa atau mudah
diterima oleh akal sehat manusia sebagai pembacanya.
3. Ringkas
ide atau gagasan di dalam essay akan disampaikan atau ditulis penulis dalam bentuk
kalimat pendek yang tentunya ringkas. Sehingga memakai kata sesuai kebutuhan dan
seperlunya saja namun tetap menyampaikan ide dengan baik dan detail.
4. Denotatif
bahasa yang digunakan sifatna denotatif yakni menyampaikan ide atau pikiran penulis
dengan apa adanya.
5. Runtun
bahasa di dalam esai juga disampaikan secara runtut artinya disampaikan secara teratur
sesuai dengan urutan atau tingkatan.
Menentukan tema atau topik yang ingin dibicarakan oleh penulis. Membuat outline atau
garis besar dari topik yang telah ditentukan agar pembahasan terfokus.Mulai menulis
tubuh esai dan bisa dimulai dengan memilih poin-poin penting yang akan dibahas. Menyusun
paragraf pertama yang nantinya berperan sebagai pendahuluan. Menyusun bagian kesimpulan,
dan menjadi bagian penting karena saat menulis opini maka wajib memberi kesimpulan di akhir.
Setiap orang harus menyadari kondisi kesehatan mental dirinya masing masing. Karena
kondisi mental seseorang akan mempengaruhi bagaimanan ia menjalani kehidupannya.
Keputusasaan, tidak percaya bisa melakukan suatu hal menandakan orang tersebut mental nya
sedang tidak baik, keadaan ini bisa berpengaruh ke aspek lain seperti pendidikan, sosial. Hal ini
berhubungan dengan keberlangsungan tujuan SDGs lainnya. Jika sumberdaya manusia
mengalami masalah ini. Berbeda dengan orang yang sehat mental, memiliki semangat untuk
selalu bergerak menuju perubahan ynag lebih baik..
Saat ini penanganan masalah terkait kesehatan mental masih terpinggirkan, khususnya
Indonesia. Hal ini dibuktikan dari data profil kesehatan Indonesia 2017 dari Kementrian
Kesehatan, jumlah tenaga psikologi yang sangat minim hanya 1400 jika dibandingkan dengan
jumlah tenaga medis sebanyak 1.143.494 jiwa. Jumlah tenaga medis yang mencapai angka satu
juta itu saja masih dianggap minim jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia secara
keseluruhan, apalagi jumlah tenaga psikologi.
Disisi lain, mental illness masih dianggap suatu hal yang tabu oleh masyarakat. penderita
gangguan kesehatan mental dianggap sebagai orang yang kurang ibadah, tidak ingat tuhan. Cap
atau label yang diciptakan masyarakat ini membuat kebanyakan orang yang mengidap gangguan
kesehatan mental tidak berani menunjukkan bahwa dirinya sedang tidak baik baik saja. Mereka
enggan menceritakan tentang masalah psikologis nya ke orang orang sekitarnya. Selain itu biaya
ke psikolog yang tergolong tidak murah membuat mereka yang sedang sakit mental semakin
menutup masalah nya sendiri.
Penanganan masalah ini memerlukan partisipasi dari semua pihak, negara, masyarakat
dan penderita. Ketika ketiga elemen ini bersinergi penurunan angka kematian karena bunuh diri
sangat mungkin terjadi. Pemerintah sebagai penyedia fasilitas, masyarakat mendukung
pentingnya kesehatan mental sehingga timbul rasa peduli dan tidak ada lagi judgmental
(penilaian) yang meresahkan dan penderita itu sendiri yang memiliki kesadaran tinggi untuk
menjaga kesehatan mental nya. Negara sangat berperan dalam penyediaan fasilitas untuk
penyembuhan seperti meningkatkan jumlah tenaga psikologi yang berkualitas, menciptakan
program program sosialisasi mengenai kesehatan mental yang bertujuan mematahkan stigma
buruk mengenai kesehatan mental yang ada di masyaraat. Program bisa berupa pendekatan ke
sekolah, tempat kerja dan tiap desa. Memberikan pelatihan kepada guru Bimbingan Konseling
karena di lapangan, ketika siswa di panggil oleh guru BK pasti dianggap siswa tersebut
bermasalah. Guru BK belum dianggap sebagai tempat berkeluh kesah oleh siswa. Pelatihan
kepada guru BK ini bertujuan supaya guru BK ditiap sekolah bisa membuat program sesuai
karakter siswa nya disana. Program yang dibuat bisa mendekatkan siswa dan guru BK di sekolah
tersebut.
Untuk sasaran masyarakat di desa, khususnya para orang tua bisa diberikan program
pengenalan mengenai kesehatan mental. Program yang dibuat bertujuan supaya para orang tua
megenali bagaimana menjaga kesehatan mental untuk diri nya sendiri dan dikenalkan masalah
mengenai gangguan kesehatan mental yang bisa terjadi kepada anak. Selain itu juga bisa
diadakan pemeriksaan mental kesetiap rumah oleh tenaga psikologi sehingga harapannya
masyarakat mendapat solusi atas masalahnya.
Masyarakat berperan penting dalam mendukung orang orang disekitarnya. Sekarang ini
banyak yang belum faham mengenai pentingnya kesehatan mental. Banyak nya penilaian buruk
kepada penderita datang dari masyarakat sekitar. Dengan adanya program pemerintah yang
sudah dijabarkan akan menyadarkan masyarakat sehingga penilaian buruk yang sering
dilontarkan akan berkurang. Lebih bagus lagi ketika mereka bisa menjadi orang orang yang
mendukung penderita. Sekarang ini mulai semarak komunitas komunitas yang mendukung dan
memberikan semangat untuk para penderita gangguan mental. Sudah ada kepedulian seperti
membuat konseling secara online .Mereka memanfaatkan media sosial untuk menyuarakan
pentingnya mental health . Tidak kalah penting bagi penderita gangguan kesehatan mental untuk
mencari pertolongan di sekitar dan belajar untuk mencintai diri sendiri, belajar menyadari
pentingnya kesehatan mental