Anda di halaman 1dari 7

MODUL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Esai

Oleh : Nendi, S.Pd.


Jenis-Jenis Esai – Pengertian, Ciri-Ciri,
Struktur dan Contohnya
Jenis-Jenis Esai, Pengertian, Ciri-Ciri, Struktur dan Contohnya – Dalam dunia tulis menulis,
menulis sebuah karangan tentu bukanlah hal yang asing lagi bagi kita semua. Karangan ada
yang berupa karya fiksi ada pula karya non fiksi. Salah satu karangan non fiksi yang tidak
asing bagai kalangan civitas akademika, salah satunya adalah esai. Mungkin hampir semua
orang, baik secara sadar ataupun tidak pasti pernah membaca sebuah esai. Dalam membuat
esai ada beberapa kaidah yang harus dituruti. Selain itu, esai juga memiliki berbagai macam
jenis, tergantung tujuan esai itu ditulis. Dalam artikel kali ini, akan dibahas mengenai jenis
jenis esai – pengertian, ciri-ciri, struktur dan contohnya.

Pengertian Esai

Merujuk pada definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah ‘esai’ diartikan sebagai suatu
karangan atau karya tulis yang termasuk dalam prosa yang membahas suatu masalah (kajian)
secara sekilas dari sudut pandang pribadi sang penulis. Hal serupa juga dikemukakan ahli,
Soetomo, yang mendefinisikan esai sebagai suatu karangan pendek berdasarkan cara pandang
seseorang dalam menyikapi suatu masalah. Berdasarkan dua definisi yang dijelaskan
sebelumnya, dapat kita simpulkan jika esai sangat dipengaruhi sudut pandang penulis dalam
menilai suatu masalah, sehingga tulisan pada esai pastilah mengandung opini yang bersifat
subjektif serta argumentatif. Meskipun bersifat subjektif, namun argumen yang disampaikan
dalam esai tetaplah harus bersifat logis, dapat dipahami dengan baik, serta berdasarkan pada
teori atau data serta fakta yang ada di lapangan. Dengan begitu, esai tidak hanya menjadi
tulisan fiktif atau imajinasi dari sang penulis saja. Secara umum, esai memiliki kesamaan
dengan tajuk rencana yang terdapat pada surat kabar, yakni memiliki tujuan untuk
meyakinkan masyarakat terhadap sudut pandang penulis mengenai suatu isu, atau dengan
kata lain menggiring opini publik. Bedanya, tajuk rencana hanya ditulis oleh seorang kepala
editor, sedangkan esai dapat ditulis oleh siapa saja.

Ciri-Ciri Esai

Sama seperti halnya dengan semua karya tulis, untuk membedakannya dari karangan lainnya,
esai memiliki beberapa ciri ciri, di antaranya :

1. Berupa karangan pendek.

Esai merupakan jenis prosa yang berbentuk tulisan. Esai ditulis dengan jumlah kalimat yang
pendek. Hal ini karena esai terdiri atas sebuah kajian singkat yang padat dan jelas sehingga
mudah dipahami oleh khalayak umum.

2. Memiliki gaya bahasa yang khas.

Karena sangat dipengaruhi sudut pandang penulisnya, tentu gaya penulisan masing masing
penulis esai akan berbeda dan membawa ciri khas mereka masing masing. Esai dapat ditulis
oleh semua yang ingin menanggapi suatu permasalahan atau mengangkat isu isu tertentu
untuk diperbincangkan, dengan demikian setiap esai akan berbeda gaya penulisannya satu
individu dengan individu lain.
Struktur Esai

Agar esai yang ditulis nantinya baik dan mudah dipahami, ketika menulis kita perlu
memperhatikan struktur-struktur pembentuk esai, sebagai berikut :

1. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan struktur awal pembangun kerangka dari esai. Pendahuluan biasanya
akan mengungkapkan secara sekilas topik atau tema yang akan diangkat pada keseluruhan
esai. Pada bagian ini pula, dijabarkan latar belakang yang mendasari penulisan esai tersebut,
biasanya dapat berupa data atau fakta di lapangan. Selain itu, pada bagian ini penulis juga
mengungkapkan sedikit pendapatnya tentang tema yang akan dibahas lebih lanjut.
Singkatnya, pendahuluan akan menjadi pengantar atau gambaran pembaca agar dapat
memahami topik yang akan dibawakan suatu esai, sehingga pembaca akan mudah memahami
isi esai yang akan disampaikan pada bagian selanjutnya.

2. Isi atau Pembahasan

Bagian ini merupakan bagian inti dari struktur pembangun esai. Pada bagian ini, topik atau
tema yang telah dipilih sebelumnya akan dibahas dan dijelaskan secara lebih rinci dan
mendetail. Di pembahasan, menulis akan menjabarkan opininya serta argumennya secara
kronologis atau berurutan sehingga esai yang ditulis nantinya bersifat koheren. Dalam isi juga
dijelaskan tentang dasar dasar dari penyusun argument tersebut, seperti teori para ahli yang
dikombinasikan dengan data dan fakta fata yang ada di lapangan. Teori, data, dan fakta inilah
yang akan lebih meyakinkan pembaca untuk mempercayai opini penulis yang disampaikan
dalam esai.

3. Penutup atau Kesimpulan

Seperti namanya, bagian penutup merupakan bagian terakhir dalam menyusun sebuah esai.
Bagian ini berisi kesimpulan yang berupa kalimat yang merangkum poin-poin utama yang
telah disampaikan sebelumnya di bagian pendahuluan dan pembahasan. Kesimpulan
harusnya bersifat singkat, padat, dan jelas, serta tidak melebar ke topik lainnya. Beberapa esai
juga menambahkan saran penulis bagi pihak ketiga untuk menyikapi permasalahan yang di
bahas pada bagian penutup.

Selain mengikuti struktur penulisan esai seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, berikut ini
ada pula beberapa langkah yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menulis esai, yakni

 Menentukan tema atau isu yang akan diangkat.


 Menbuat garis besar dari ide pokok yang akan dikembangkan dalam paragraf
pembahasan.
 Mengembangkan ide pokok pada paragraf pembahasan disertai dengan pendapat
penulis terhadap gagasan tersebut. Dalam penulisan pendapat harus didasarkan pada
teori, pendapat ahli, data data, maupun fakta yang ada.
 Menyimpulkan pokok atau inti dari gagasan yang telah disampaikan sebelumnya.

Jenis-Jenis Esai
Esai dibedakan menjadi beberapa jenis. Di antaranya esai dibedakan menjadi berdasarkan
tujuan penulisannya dan serta keragaman permasalahan yang diangkat.

(1-5) Jenis Esai Berdasarkan Tujuan Penulisan

Berikut ini pemaran jenis jenis esai berdasarkan tujuan penulisannya beserta masing masing
penjelasannya,

1. Esai Cerita
Esai cerita merupakan esai yang bertujuan untuk melukiskan, atau menghadirkan baik
barang, seseorang, maupun sesuatu lainnya agar mampu dibayangkan oleh pembaca. Esai ini
bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat bentuk, mendengar suara, mengecap rasa,
maupun mencium bau dari suatu barang, atau seseorang, atau sesuatu lainnya yang
dihadirkan dalam isi esai. Atau dengan kata lain, esai cerita bertujuan untuk memberikan
kesan utama yang ingin disampaikan penulis terhadap suatu benda maupun seseorang atau
sesuatu lain kepada pembaca.

2. Esai Paparan
Esai ini bertujuan untuk menjelaskan atau memaparkan lebih rinci suatu hal kepada pembaca.
Tujuan utama esai ini untuk mengedukasi maupun memberikan informasi kepada pembaca.

3. Esai Argumentatif
Esai jenis ini, bertujuan untuk meyakinkan pembaca untuk menerima ide, pandangan, sikap,
maupun kepercayaan penulis terhadap suatu isu atau permasalahan. Esai argumentative akan
berusaha mengungkapkan kebenaran dari suatu ide dengan motif agar nantinya pembaca pada
akhirnya akan berpihak pada penulis dan berbuat sesuatu berdasarkan opini yang terdapat
dalam esai tersebut.

4. Esai Lukisan
Esai lukisan merupakan karangan yang isinya menggambarkan sesuatu dengan tujuan untuk
membantu pembaca memahami hal yang ingin disampaikan.

5. Esai Ajakan
Esai ajakan hampir mirip tujuannya dengan esai argumentatif, hanya saja esai jenis ini
mempunyai tujuan lebih spesifik yakni mengajak pembaca untuk mengikuti penulis dalam
melakukan suatu atau sebaliknya mengajak pembaca untuk menghentikan melakukan suatu
hal.

(6-12) Jenis Esai Berdasarkan Keragamaan Permasalahan yang Muncul


6. Deskriptif
Esai deskriptif merupakan esai yang mendeskripsikan seseorang atau benda. Permasalahan
atau hal yang diangkat pada esai ini adalah sebuah benda, seperti rumah, alat elektronik,
hewan, maupun sesorang.

7. Tajuk
Tajuk, merupakan jenis esai yang dimuat di dalam surat kabar yang menjadi tempat untuk
menyalurkan pendapat masyarakat guna menyatakan pandangannya terhadap suatu peristiwa
yang sedang berkembang di lingkungan masyarakat tersebut. Esai jenis ini mengangkat isu
isu yang sedang hangat diperbincangkan di masyarakat seperti gejolak politik, keadaan
perekonomian saat ini dan lain sebagainya. Tajuk tidak hanya memuat isu isu berat, namun
apa saja yang sedang menjadi tren saat ini di masyarakat juga dapat menjadi pokok bahasan
dalam tajuk, misal model fashion terkini, bahkan hingga fenomena “Om Telolet, Om” yang
marak diperbincangkan akhir akhir ini.

8. Cukilan Watak
Esai jenis ini, memungkinkan seorang penulis untuk menyisipkan cukilan (cuplikan) dari
watak seseorang terhadap isu terkait kepada pembaca. Esai ini tidak menjabarkan secara
lengkap biografi seorang tokoh, melainkan hanya mengungkapkan sepenggal watak atau sifat
yang dimiliki seorang tokoh yang terkait dalam isu atau cerita yang diangkat dalam esai
tersebut.

9. Pribadi
Esai pribadi hampir mirip dengan esai cukilan watak. Hanya saja yang membedakan esai
jenis ini dengan esai cukilan watak ialah watak atau sifat yang dihadirkan dalam esai
merupakan sepenggal watak atau sifat dari penulis itu sendiri. Pada esai pribadi, penulis
secara frontal mengungkapkan pendapatnya terhadap isu yang diangkat dalam esai.

10. Reflektif
Esai ini merupakan esai yang ditulis untuk merenungkan suatu isu politik, kebijakan
pemerintah, dan lainnya yang biasanya ditulis oleh seorang pakar/ahlinya guna menanggapi
isu isu tersebut.

11. Kritik
Esai kritik merupakan esai yang menilai baik atau buruk, bermanfaat atau tidaknya, kelebihan
atau kekurangan suatu hal, baik berupa karya seni maupun karya sastra. Kritik akan
membicarakan dan menilai berbagai unsut yang membentuk karya tersebut dan dikemas
dalam sebuah esai.
12. Artikel Penelitian
Artikel penelitian merupakan jenis esai yang berisi tentang hasil hasil yang diperoleh dari
sebuah penelitian. Artikel jenis ini umumnya akan menambah pengetahuan baru di bidangnya
atau mencek ulang penelitian yang ada sebelumnya dengan kondisi riil saat ini.

Contoh Esai dan Pembahasannya

Penyebab Bahasa Lampung Terancam Punah

Dilansir dari situs BBC, UNESCO mengatakan bahwa lebih dari sepertiga bahasa di dunia
terancam punah dan diantaranya dipakai oleh kelompok kecil penutur. Dari sekitar 2.000
bahasa tersebut, menurut UNESCO, sekitar 200 dipakai oleh sekelompok kecil penutur.
Bahasa Lampung yang merupakan bahasa daerah dari Provinsi Lampung adalah salah
satunya. Bahasa Lampung memiliki banyak ragam dialek dan juga memiliki aksara (huruf)
sendiri.

Di era globalisasi ketika masyarakat mengedepankan bahasa nasional dan bahasa asing
dikarenakan kebutuhan komunikasi dalam bisnis dan urusan lainnya, penggunaan bahasa
daerah seperti bahasa Lampung di daerah provinsi Lampung mulai menurun. Dikhawatirkan
bahwa bahasa Lampung ini akan semakin sedikit jumlah penuturnya.

Ada beberapa kemungkinan penyebab yang membuat penutur asli bahasa Lampung semakin
sedikit; hal yang menurut saya bisa menjadi penyebab berkurangnya penutur bahasa asli
Lampung. Yang pertama adalah banyaknya variasi dialek yang membuat ketidakpahaman
sesama penutur yang menganut dialek berbeda sehingga timbullah keengganan dalam
menggunakan bahasa Lampung. Pada akhirnya mereka lebih memilih untuk menggunakan
bahasa nasional untuk menjembatani kesulitan tersebut.

Masyarakat yang heterogen dimana banyak masyarakat di luar suku Lampung yang tinggal di
Lampung serta adanya perkawinan antar suku juga termasuk penyebab mengapa masyarakat
lebih cenderung menggunakan bahasa nasional. Adanya perkaiwanan antar suku ini
melahirkan anak-anak yang tidak diajarkan bahasa Lampung karena orang tua tidak
membiasakan atau mengajari mereka bahasa Lampung di rumah. Komunikasi di rumah
didominasi dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Tidak hanya anak-anak dari
perkawinan antar suku, namun anak-anak yang terlahir dari orang tua suku Lampung asli pun
sudah mulai banyak yang tidak belajar bahasa Lampung atau berkomunikasi dengan bahasa
Lampung di rumah.

Dominasi penggunaan bahasa Indonesia sehingga tergesernya penggunaan bahasa asli daerah
tersebut saya rasa tidak hanya terjadi di Lampung. Hal tersebut dikarenakan desakan
kebutuhan dan kepraktisan dalam berkomunikasi pada ranah bisnis, pendidikan, maupun
sektor lainnya.

Pelestarian bahasa sebagai salah unsur dari budaya tentu bukanlah hal yang mudah apalagi
hal ini menyangkut banyak orang dengan jenis komunikasi yang berbeda-beda. Penyebab-
penyebab mulai terancamnya bahasa daerah, baik bahasa Lampung maupun bahasa lainnya
tidak luput dari peran semua pihak. Oleh karena itu, dibutuhkan peran dan partisipasi dari
banyak pihak juga untuk melestarikannya.
Pembahasannya:

Dilihat dari permasalahan yang diangkat, esai ini merupakan sebuah esai paparan. Esai ini
memaparkan penyebab penyebab Bahasa Lampung dapa terancam punah. Pada paragraph
pertama dan kedua dipaparkan data pengantar tentang fenomena punahnya sebuah bahasa
daerah yang dikutip dari pernyataan UNESCO. Paragraf satu dan dua ini secara struktur
merupakan bagian pembukaan yang menjadi pengantar kepada pembahasan selanjutnya yang
lebih detail yakni mengenai penyebab hampir punahnya bahasa daerah Lampung,

Dilihat dari strukturnya, paragraf keempat serta kelima merupakan isi atau pembahasan dari
esai tersebut. Pada bagian tersebut disebutnya secara kronologis hal hal apa saja yang dapat
menjadikan kepunahan bahasa Lampung. Di dalam isi esai tersebut penulis beropini jika
penyebab penututur asli bahasa Lampung semakin sedikit antara lain 1) Banyaknya variasi
dialek yang menimbulkan keengganan dalam menggunakan bahasa Lampung, 2) Masyarakat
yang heterogen yang tinggal di Lampung serta perkawinan silang antar suku, 3) Penggunaan
bahasa Indonesia yang tidak hanya menggeser penggunaan bahasa Lampung, namun juga
menggeser penggunaan bahasa daerah lain karena alasan kepraktisan dan kebutuhan
berkomunikasi di ranah bisnis, pendidikan, dan sektor profesional lainnya.

Pada bagian terakhir paragraph yang merupakan bagian penutup esai, penulis penyimpulkan
jika penyebab mulai terancam punahnya bahasa daerah merupakan akibat andil yang dimiliki
semua pihak. Oleh karena itu, dalam mengatasi terancam punahnya suatu bahasa dibutuhkan
pula peran semua pihak untuk melestarikannya

Anda mungkin juga menyukai