Anda di halaman 1dari 17

1

ESSAI
MENULIS KREATIF SASTRA
Dosen Pengampu: Ibu Prof. Dr. Rosmawaty, M. Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 4

Chintiah Lafaezah Sihaloho (NIM: 2233111020)

Tesalonica Evelin Br Sitorus (NIM: 2233311024)

Kezia Tarila Rubina Br Sitepu (NIM: 2231111058)

Filomena Nova Julianti Sinurat (NIM: 2233111021)

Priska Uli Sihombing (NIM: (2233111010)

Rosalina Tautainem (NIM:

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MARET 2024
2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah
SWT atas limpahan berkah dan rahmat dari-Nya penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “ESSAI” pada mata kuliah Menulis Kreatif Sastra,
tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Dalam kesempatan ini, penulis turut mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Rosmawaty, M. Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Menulis
Kreatif Sastra kelas Reguler C Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Stambuk 2023.
2. Orang tua tercinta yang senantiasa mendoakan dan memberikan motivasi
dalam menjalani kehidupan.
3. Rekan-rekan kelompok yang memberikan kontribusi dengan baik dan kelas
Reguler C yang senantiasa memberikan arahan dan masukan sebagai
langkah dalam menyempurnakan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasaya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.

Medan, Februari 2024

Kelompok 4
3
4

1. SEJARAH ESSAI
Sejarah esai, mulai dikenal pada tahun 1500-an oleh seorang
filsuf Perancis, Michel de Montaigne. Beliau menulis sebuah buku
yang mencantumkan beberapa anekdot dan observasinya, dan isinya
bertujuan menhekspresikan pandangannya tentang kehidupan. Buku
tersebut berjudul Essais (terbit 1580), yang berarti attempts atau
usaha.
Sejak itu nama essai (Perancis) atau essay (Inggris), yang artinya
upayaupaya atau percobaan-percobaan - dan oleh sebab itu lebih
bersifat sementara daripada bersifat pernyataan final - dinisbahkan
sebagai nama bagi genre karangan sebagaimana kurang kebih ditulis
oleh Michel de Montaigne tersebut. Tak lama kemudian, pada tahun
1600-an, Sir Francis Bacon mengikuti jejaknya menjadi esais Inggris
pertama. Bukunya berjudul Essay. Bentuk, panjang, kejelasan, dan
ritme kalimat dari esai ini menjadi standar bagi esais-esais
sesudahnya. Ada beberapa esai yang formal, dan ada beberapa esai
lain yang bersifat informal. Bentuk esai informal lebih mudah ditulis
karena lebih bersifat personal, jenaka, dengan bentuk yang bergaya,
struktur yang tidak terlalu formal, dan bertutur. Bentuk esai formal
lebih sering digunakan oleh para pelajar, pembelajar, dan peneliti
untuk mengerjak tugastugasnya. Formal esai dibedakan dari tujunya
yang lebih serius, berbobot, logis, dan lebih panjang.
Di Indonesia bentuk esai dipopulerkan oleh H.B. Jassin melalui
tinjauan-tinjauannya mengenai karya-karya sastra Indonesia yang
kemudian dibukukan (sebanyak empat jilid) dengan judul
Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esai (1985), tapi
Jassin tidak bisa menjelaskan rumusan esai.
5

2. Pengertian Esai
Pengertian esai secara umum yaitu sebuah karangan yang
membahas mengenai permasalahan tertentu dari sudut pandang
argumentasi penulis yangd isertai dengan data relevan dan kredibel.
Esai adalah tulisan yang terdiri dari beberapa paragraf yang mem-
bahas tentang satu topik. Kata "esai" berasal dari bahasa Perancis, es-
say, berarti mencoba atau berusaha. Esai adalah suatu upaya mengo-
munikasikan informasi, opini atau perasaan dan biasanya menyajikan
argumen tentang suatu topik. Dalam hal ini, esai adalah tulisan
pendek yang biasanya berisi penilaian atau opini penulis tentang
subjek tertentu.
Esai adalah suatu komposisi prosa singkat yang mengekspresikan
opini penulis tentang subjek tertentu. Esai dapat dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu: (a) pendahuluan yang berisi latar belakang informasi
yang mengidentifikasikan subjek bahasan dan pengantar tentang sub-
jek; (b) tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subjek;
dan (c) konklusi yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan
kembali ide pokok, ringkasan tubuh
Dalam Webster Encyclopedic Dictionary of The English
Language (1877) dirumuskan, bahwa esai adalah sebuah tulisan,
karangan, analisis, atau penafsiran tentang sesuatu. Kebanyakan
dengan topik yang kurang lebih terbatas, dengan luas, gaya dan metode
bebas, walaupun pada umumnya dapat dibaca sekali duduk. The
Oxford English Dictionary (volume III) membatasi esai sebagai
karangan dengan panjang bebas menegnai suatu sisi permasalahan
yang pada awalnya ditunjukkan oleh karangan-karangan pendek,
namun kini digunakan pula untuk menamai karangan yang cukup
rumit walaupun masih dalam rentang yang terbatas.
6

Encyclopediae International menyatakan bahwa esai adalah


pengucapan berbentuk prosa dengan panjang sedang, biasanya dengan
topik yang terbatas. Esai ditujukan pada publik umum dan berupaya
untuk mengomunikasikan ide, tesis, atau informasi dalam bentuk
wacana dengan anekdot bebas, gambaran, dan contoh-contoh
keseharian yang menggambarkan pengalaman masyarakat umum.
Sementara itu Shipley (1962) merumuskan, bahwa secara umum esai
adalah karangan yang biasanya dalam bentuk prosa dengan panjang
sedang dan tentang suatu topik yang terbatas.

Diagram 1 Pembagian Esai Menurut Shipley

FORMAL INFORMAL
OBJEKTIF SUBJEKTIF

PERHATIAN PADA PENGALAMAN


PERHATIAN PADA SUBJEKTIF
INTELEKTUALITAS

tinjauan kesan- sketsa/


makalah biografi artikel
buku kesan humor
mono sejarah
-
graf

Gambar di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut. Bagian sebelah


kiri menempatkan karakteristik yang berupa formalitas, objektivitas,
minat perhatian pada hal-hal yang intelektual; di sebelah kanan
menempatkan karakteristik informalitas, subjektivitas, dan minat
perhatian pada hal-hal yang imajinatif. Pada sisi paling kanan akan
didapati tulisan berupa makalah, monograf, biografi, bahasan, kritik
7

dan tinjauan buku; sedang pada sisi yang paling kanan akan didapatkan
sketsa, humor, kesan-kesan, dan artikel.
Sedang Cuddon (1992) mengemukakan, bahwa esai adalah sebuah
komposisi umumnya dalam bentuk prosa yang membahas secara
formal maupun nonformal satu atau beragam topik. Pengertian esai
menurut Montaigne adalah tulisan yang di dalamnya memuat sikap
dan pandangannya tentang kehidupan melalui deskripsideskripsinya
secara tersirat, bersahaja, rendah hati tetapi jernih.
Widyamartaya & Sudiati (2004: 3-4) menjelaskan bahwa, esai, secara
mudahnya, boleh dipandang sebagai suatu usaha untuk melahirkan
pandangan mengenai suatu topik dengan bentuk yang pendek serta
dengan cara penuturan yang sebaik-baiknya.Yang terpenting dalam
esai bukan apa yang dibicarakan, melainkan bagaimana cara
membicarakannya.Ada tiga macam esai, yaitu: esai cerita, esai lukisan
dan esai ulasan. Yang dikembangkan dalam buku ini adalah esai
ulasan. Esai ulasan ialah esai yang hendak membentangkan,
menguraikan, atau memantulkan pendapat dan perasaan tentang suatu
hal dalam bidang kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan, politik,
filsafat, dan sebagainya.

3. Ciri-Ciri Esai
1. Berbentuk prosa. Artinya, dalam bentuk komunikasi biasa, penulis
menghindarkan penggunaan bahasa dan ungkapan figuratif.
2. Singkat. Maksudnya dapat dibaca dengan santai, paling lama dalam
waktu dua jam.
3. Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan
membawa ciri dan gaya yang khas, yang membedakan tulisannya
dengan gaya penulis lain.
8

4. Selalu tidak utuh. Artinya, penulis memilih segi-segi yang penting


dan menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis. Penulis
memilih aspek tertentu saja untuk disampaikan kepada pembaca.
5. Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun esai adalah tulisan yang
tidak utuh, namun harus memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-
syarat penulisan, mulai dari pendahuluan, pengembangan sampai ke
pengakhiran. Di dalamnya terdapat koherensi dan kesimpulan yang
logis. Penulis esai harus mengemukakan argumennya dan tidak
membiarkan pembaca tergantung di awang-awang.
6. Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal, yang membedakan
esai dengan jenis karya sastra yang lain adalah ciri personal. Ciri
personal dalam penulisan esai adalah pengungkapan penulis sendiri
tentang kediriannya, cara pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan
dugaannya kepada pembaca.

4. Jenis – Jenis Esai


Esai terdiri atas beberapa macam. Menurut bentuknya, esai
dibedakan atas esai formal, esai informal, kritik, dan artikel penelitian.
Menurut tujuannya, esai dibedakan atas esai paparan, esai argumentasi,
esai cerita (naratif), esai lukisan (deskriptif), dan esai ajakan
(persuasif).
1. Esai Formal (Formal Essay)
Esai formal adalah esai yang tujuan dan situasinya resmi, misalnya
mengupas tentang topik yang ditujukan kepada pembaca yang serius.
Di sini penulis harus mengupas secara ilmiah sehingga gaya
penulisannya pun mengikuti aturan penulisan yang formal dan
sistematis.
2. Esai Informal (Informal Essay)
9

Esai informal adalah esai yang tujuan dan situasinya tidak resmi,
melainkan santai, misalnya mengupas sesuatu kepada pembaca umum.
Penulis akan menulisnya secara familier, ringan, dan bisa juga
dibubuhi humor.
3. Esai Kritik (Critical Essay)
Esai kritik adalah esai yang menilai baik buruk, manfaat tidaknya,
kelebihan dan kekurangan suatu karya. Misalnya, seseorang yang
hendak menulis kritik tentang suatu karya sastra, ia dapat
membicarakan dan menilai berbagai unsur pembentuk karya sastra
tersebut, baik yang intrinsik maupun yang ekstrinsik
4. Esai Cerita (Narrative Essay)
Esai cerita adalah esai yang bertujuan menghadirkan barang, orang,
atau sesuatu yang dilukiskan itu di depan angan-angan pembaca
sehingga pembaca seperti melihat bentuknya, mendengar suaranya,
merasakan kelembutannya, mencecap kemanisan atau kepahitannya,
mencium baunya. Jadi, barang, orang, atau sesuatu yang dilukiskan
haruslah bersumber pada kesan utama yang hendak disampaikan
kepada pembaca.
5. Esai Argumentatif (Argumentative Essay)
Esai argumentatif bertujuan meyakinkan pembaca untuk menerima
ide, pandangan, sikap, atau kepercayaan penulis. Penulis berusaha
menunjukkan kebenaran suatu ide dengan motif agar pembaca pada
akhirnya berpihak kepada penulis, kemudian berbuat sesuatu.
6. Esai Paparan (Exposisive Essay)
Esai paparan bertujuan menjelaskan atau memaparkan suatu hal
kepada pembaca.
7. Esai Lukisan (Descriptive Essay)
10

Esai lukisan adalah esai yang bertujuan melukiskan atau


menggambarkan sesuatu kepada pembaca sehingga pembaca
memahami hal yang disampaikan
8. Esai Ajakan (Persuasive Essay)
Esai ajakan merupakan esai yang bertujuan untuk mengajak
pembaca agar mengikuti pendapat yang disampaikan penulis.
Berikut ini adalah jenis-jenis esai yang biasa sering ditulis oleh
sebagian besar kalangan, serta biasa digunakan untuk kepentingan
tertentu.
a) Esai Biograf
Esai biografi merupakan jenis tulisan esai yang menyajikan
biografi seseorang atau tokoh tertentu. Di antaranya seperti
menyajikan data diri,pengalaman tokoh, karya atau kontribusi tokoh,
hingga pada nilai-nilai moral atau hikmah yangdapat diambil dari
kisah kehidupan dan kualifikasi diri tokoh tersebut.
b) Esai Ilmiah dan Populer (kajian)
Esai Ilmiah dan Populer dengan kategori esai kajian merupakan
esai yang mengkaji tentang suatu persoalan dari argumentasi penulis
yang tetap didukung dengan bahan referensi lainnya. Tanpa perlu
melakukan riset dari hasil observasi,wawancara dan penyebaran
kuesioner.
c) Esai Ilmiah (inovasi)
Esai ilmiah dengan kategori inovasi yaitu esai yang disusun untuk
membahas suatu persoalan tertentu dengan tetap mencantumkan
argumentasi penulis dan data-data pendukung. Esai jenis ini disusun
mengikuti kaidah kebahasaan dan sistematika penulisan ilmiah, namun
tetap disajikan secara ringkas, sehingga tidak cenderung seperti
penulisan karya tulis ilmiah.
11

Biasanya, esai kategori inovasi ini lebih sering dijadikan sebagai


esai dalam perlombaan tingkat siswa maupun mahasiswa. Adapun
beberapa hal yang menjadi indikator esai inovasi termasuk dalam esai
yang baik dan berkualitas, dapat diukur berdasarkan penilaian
keorisinalitasan karya (tidak plagiarisme),ketajamanan alisis masalah,
kreativitas dan rasionalitas ide atau solusi,keakuratan penggunaan data
dan sumber referensi.
d) Esai Personal
Esai personal merupakan jenis yang memuat data diri, kualifikasi
dan deskripsi diri seseorang. Di antaranya seperti identitas diri,
pendidikan, pengalaman, prestasi hingga pada kontribusi penulis.
Penggunaan esai personal ini biasanya digunakan pada seleksi
administrasi organisasi, volunteer, kerja, internship, konferensi,
mentoring, beasiswa, student exchange dan berbagaikegiatan lainnya.

5. Macam-Macam Esai
a. Esai ekspositori
Esai ini menjelaskan subjek ke pembaca. Biasanya dilengkapi
dengan penjelasan tentang proses, membandingkan dua hal, iden-
tifikasi hubungan sebab-akibat, menjelaskan dengan contoh, membagi
dan mengklasifikasikan atau mendefinisikan. Urutan penjelasannya
sangat bervariasi, tergantung dari tipe esai ekspositori yang dibuat.
Esai ekspositori akan menyajikan urutan yang bersifat kronologis
(berdasarkan waktu); esai yang membandingkan akan menjelaskan
dengan contoh-contoh; esai perbandingan atau kla- sifikasi akan
menggunakan urutan kepentingan (terpenting sam- pai yang tak
penting, atau sebaliknya); esai sebab-akibat mungkin
12

mengidentifikasikan suatu sebab dan meramalkan akibat, atau se-


baliknya, mulai dengan akibat dan mencari sebabnya.

b. Esai naratif
Menggambarkan suatu ide dengan cara bertutur. Kejadian yang
diceritakan biasanya disajikan sesuai urutan waktu. Esai persuasif ikut
serta dalam suatu aksi/tindakan. Esai ini dapat menyatakan su- atu
emosi atau tampak emosional. Perincian pendukung biasanya disajikan
berdasarkan urutan kepentingannya.

c. Esai dokumentatif
Memberikan informasi berdasarkan suatu penelitian di bawah sua-
tu institusi atau otoritas tertentu.

6. Cara Menulis Esai yang Efektif


Jika dipetakan mengenai langkah-langkah menulis esai, bisa
diurutkan sebagai berikut:
1) Menentukan tema atau topik.
2) Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan kita
Bahasa
3) Menuliskan pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat
yang singkat dan jelas.
4) Menulis tubuh esai; memulai dengan memilah poin-poin
penting ang akan dibahas, kemudian buatlah beberapa subtema
pembahasan agar lebih memudahkan pembaca untuk
memahami maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya,
13

selanjutnya kita harus mengembangkan subtema yang telah kita


buat sebelumnya.
5) Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan.
Itu sebabnya, yang akan kita tulis itu harus merupakan alasan
atau la- tar belakang alasan kita menulis esai tersebut.
6) Menuliskan kesimpulan. Ini penting, karena untuk membentuk
opi- ni pembaca kita harus memberikan kesimpulan pendapat
dari ga- gasan kita sebagai penulisnya. Karena memang tugas
penulis esai adalah seperti itu. Berbeda dengan penulis berita di
media massa yang seharusnya (memang) bersikap netral.
7) Berikan sentuhan akhir pada tulisan kita agar pembaca merasa
bisa mengambil manfaat dari apa yang kita tulis tersebut
dengan mudah dan sistematis sehingga membentuk kerangka
berpikir mereka secara utuh.
Barnet (1985:72-76) salah seorang yang menyampaikan cara
menulis esai yang efektif. Cara yang disampaikan Barnet itu menjadi
salah satu metode menulis yang sudah biasa digunakan para instruktur
dalam membelajarkan pada para pembelajarnya. Adapun secara garis
besar langkah-langkah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. mencermati wacana secara teliti;
b. memilih subjek yang berguna dan terjangkau;
c. memeriksa reproduksi yang sedang ditulis, sambil mencatat
semua persoalan yang relevan pada kartu-kartu yang telah
disediakan. Setiap kartu memuat satu poin dengan diberi
keterangan sengkat. Misalnya, dengan menanyai diri sendiri,
melalui pertanyaan seperti: (1) Apakah respon pertama terhadap
karya itu?; (2) Kapan dan di mana karya itu dibuat? Apakah
karya itu mengungkapkan kualitas-kualitas yang dihubungkan
14

dengan budaya?; (3) Di manakah karya itu pada mulanya


dilihat?; (4) Untuk tujuan apakah karya itu dipakai? ; (5) Dalam
keadaan apakah karya itu dapat terus bertahan?; (6) Apakah
judulnya? Apakah judul itu dapat membantu untuk menjelaskan
karya itu?;
d. menyortir atau memilah kartu-kartu itu ke dalam kelompok-
kelompok yang masuk akal, dan menyingkirkan kartu-kartu yang
tidak relevan dengan topik;
e. mengorganisasikan bahan-bahan itu dari yang sederhana ke yang
kompleks, agar bahan-bahan itu dapat dimengerti dengan mudah;
f. menetapkan „garis besar‟ dalam bentuk frase atau kata-kata
kunci dalam urutan tertentu, sehingga menunjukkan ide utama
dari setiap paragraf itu, diikuti dengan detil-detil pendukung yang
memperjelas isi dari pokok masalah;
g. mencari bahan tambahan yang dapat memperkuat atau
memperlemah poin utama;
h. menulis sebuah versi yang lebih jelas, sambil terus memeriksa
catatan untuk mendapatkan detil yang lebih cermat, dan lengkap,
i. membaca naskah itu dengan pandangan untuk merevisinya
dengan cara: mengoreksi hal-hal yang mengganggu (misalnya,
pengulangan yang janggal dan membosankan, ungkapan yang
melambung dan menjengkelkan); menambahkan detil pendukung
pada argumen; mencoret bagian-bagian yang tidak relevan;
memperbaiki paragraf-paragraf yang tidak efektif; memeriksa
keakuratan kutipan yang biasanya dimaksudkan untuk
mendukung penegasan; menyimpan revisi dengan pandangan
untuk memperpendeknya.
15

j. menyusun kembali esai itu sebersih mungkin, dengan mengikuti


prinsipprinsip yang berkenaan dengan konvensi penulisan;
k. membaca cetakan percobaannya, dan mengoreksinya dengan
cara:
1) mengubah kata‟ dapat dilakukan dengan mencoret kata
itu dan menulisnya lagi di atasnya;
2) „tambahan‟ harus dibuat di atas garis, dengan tanda
sisipan (^) di bawah garis pada tempat yang tepat;
3) „pertukaran tempat‟ dari huruf-huruf yang memungkin
dapat dilakukan;
4) „pencoretan‟ ditunjukkan dengan garis horizontal pada
kata atau katakata yang dicoret. Mencoret satu huruf
dapat dilakukan dengan garis vertikal atau garis silang
pada huruf itu; „pemisahan kata-kata‟ yang secara tidak
disengaja diketik menjadi satu, dapat ditunjukkan dengan
garis vertikal; sedangkan „klosur‟ atau tanda lengkung
dapat digunakan untuk menghubungkan huruf-huruf
renggang yang sehusnya rapat;
5) „paragraf‟ dapat ditunjukkan dengan simbol # sebelum
kata yang harus memulai paragraf itu.
Uraian cara efektif menulis esai di atas memberi pengetahuan
berguna bagi penulis pemula. Untuk lebih melengkapi pemahaman
tersebut, di bawah ini dikemukakan secara ringkas pendapat Neman
(1989:106) tentang bahan pemelajaran yang terkait dengan tahapan
menulis esai yang efektif. Teknik yang dikemukakan lebih ditekankan
pada substansi isi yang harus dan biasa dimuat dalam bagian esai di
atas.
Pada dasarnya, suatu esai yang baik terbagi minimumdalam lima
paragraf, yaitu:
a. Paragraf pertama
Dalam paragraf tersebut penulis memperkenalkan topik yang
akan disajikan, dilanjutkan dengan tesis. Skripsi ini disajikan dalam
kalimat yang singkat dan jelas, sedapat mungkin berada pada kalimat
16

pertama. Selanjutnya pembaca diperkenalkan dengan tiga paragraf


berikutnya yang mengembangkan tesis dalam beberapa subtopik.
b. Paragraf kedua sampai keempat
Ketiga paragrafdisebut tubuh dari suatu esai yang
memilikistruktur yang sama. Kalimat pendukung tesis dan argumen-
argumennya dituliskan sebagai analisis dengan melihat relevansi dan
relasinya dengan masing-masing subtopik.
c. Paragraf kelima (terakhir).
Paragraf kelima merupakan paragraf penutup. Pada bagian ini,
tulis kembali tesis dan subtopik yang telah dibahas pada paragraf
kedua hingga kelima sebagai sintesa untuk meyakinkan pembaca.
17

Daftar Pustaka
Panca. R. Pertiwi. H. 2018. Pembelajaran menulis esai berorientasi
peta berpikir kritis. Pelangi press bandung. Bandung
Wahyudi Anton. 2013. Bahasa Indonesia. (Penerbit). Surabaya
Sri Aninditya. N. 2017. Bahasa indonesia di perguruan tinggi berbasis
pembelajaran aktif. Prenadamedia Grub. Jakarta.
Tukan Paulus. 2006. Mahir berbahasa indonesia sekolah menengah atas XII.
Yudhistira Ghalia Indonesia.
Purwati Eka. (Tahun) . Menulis itu asik (kumpulan karya esai, opini, artikel
ilmiah dan populer) Disertai tips dan motivasi. Penerbit Guepedia. DKI
jakarta.

Anda mungkin juga menyukai