Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

KETERAMPILAN MENULIS
DOSEN PENGAMPU: Asnita Hasibuan, S. Pd., M. Pd

Ricardo Diovan S.P Tambunan


NPM:220320002

Yolanda Peronisa Naibaho


NPM:220320017

Pascalis H. Zagoto
NPM:220320004

Pontinus Bulolo
NPM: 220320014

Jonerys Bintang P. Simanullang


NPM: 220320012

FAKULTAR TEKNIK
ARSITEKTUR

UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS


MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Syalom dan salam sejahtera bagi kita semua kami disini sebagai anggota kelompok
tugas Bahasa Indonesia dari universitas katolik santo thomas medan ingin memaparkan hasil
dari pemikiran kami setelah melakukan riset dan mencari informasi dari berbagai sumber yang
dapat kami ambil mengenai keterampilan menulis. Sumber informasi dan refrensi yang kami
ambil cukup dapat di percaya, kami sudah membaca dan mengambil inti dari setiap sumber
yang kami punya. Dengan demikian kami dapat menyimpulkan dan menelaah tentang bela
negara serta dapat memaparkannya secara jelas dan terstruktur.

Kami dalam penulisan makalah ini bertujuan untuk memaparkan hasil pemikiran dari
kumpulan informasi yg dianggap penting. Tidak ada maksud lain atau maksud tersembunyi di
dalamnya. Kajian mengenai topik ini juga tentu saja sudah banyak dilakukan berbagai
cendikiwan, dan oleh karena itu, kami tidak mengajukan suatu klaim konklusif yang begitu
baru. Kami sendiri memperkirakan bahwa makalah ini menaraik garis konklusif yang tidak
akan begitu jauh berbeda dari kesimpulan karya-karya makalah lain yang memiliki tema yang
sama.

Akan tetepi sebelum kami memaparkan hasil dari pemikiran kami melalui makalah ini.
Ada baiknya untuk anda mamaklumi apabila terdapat segala macam kesalahan pengetikan, serta
kesalahan tanda baca, maupun penggunaan kata yang kurang baku dan beberapa penggunaan
susunan kata yang kurang baik. Bagai manapun juga makalah ini adalah hasil tangan manusia,
yang dimana tidak luput dari kesalahan- kesalahan kecil.

Medan, April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………...…...…….………......

DAFTAR ISI …………………………………………………..……………...………….……......

BAB I PENDAHULUAN ………..….……………………..….…………………....……………..

1.1 Latar Belakang …………………...………………………………………….………………..

1.2 Rumusan Masalah …………….………………………………………...…….………………

BAB II PEMBAHASAN ………….…………………………………………..…………………..

2.1 Pengertian Essay…………… …………………………………………..……….…..………...

2.2 Bagaimana Karakteristik Essai ……………………………………........................................

2.2.1. Contoh Essay………………………….……………….........................................................

2.3. Bagaimana Cara Penulisan (Struktur) Essai ….……...........................................................

2.3.1. Pendahuluan………...….………………………………………………….…….……….....

2.3.2. Pembahasan (Isi)……………………………………………………………………………

2.3.3. Penutup (Kesimpulan)……………………………………………………………………...

2.4. Apa Saja Jenis Essai….………………………………………………………………………

2.4.1. Essay Cerita…………………………………………………………………………………

2.4.2.Essay Paparan………………………………………………………………………………

2.4.3.Essay Argumentatif…………………………………………………………………………

2.4.4.Essay Ajakan………………………………………………………………………………...

2.4.5.Essay Lukisan………………………………………………………………………………..

BAB III PENUTUP …………………….……..….………………………..………………..….....

3.1 Simpulan …………………………………………………..…………………….………….....

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….…………….....

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Esai mulai dikenal pada tahun 1500-an dimana seorang filsuf Perancis, Montaigne,
menulis sebuah buku yang mencantumkan beberapa anekdot dan observasinya. Buku
pertamanya ini diterbitkan pada tahun 1580 yang berjudul Essais yang berarti attempts atau
usaha, Montaigne menulis beberapa cerita dalam buku ini dan menyatakan bahwa bukunya
diterbitkan berdasarkan pendapat pribadinya. Esai ini, berdasarkan pengakuin Montaigne,
bertujuan mengekspresikan pandangannya tentang kehidupan.

Lalu bagaimana pengertian esai menurut Montaigne? Montaigne menuliskan sikap dan
pandangannya mengenai esai melalui deskripsi-deskripsinya yang tersirat, sahaja, rendah hati
tetapi jernih dalam sebuah kata pengantar bukunya: "Pembaca, ini sebuah buku yang jujur.
Anda diperingatkan semenjak awal bahwa dalam buku ini telah saya tetapkan suatu tujuan yang
bersifat kekeluargaan dan pribadi. Tidak terpikir oleh saya bahwa buku ini harus bermanfaat
untuk anda atau harus memuliakan diri saya. Maksud itu berada di luar kemampuan saya. Buku
ini saya persembahkan kepada para kerabat dan handai taulan agar dapat mereka manfaatkan
secara pribadi sehingga ketika saya tidak lagi berada di tengah-tengah mereka (suatu hal yang
pasti segera mereka alami). dapatlah mereka temukan di dalamnya beberapa sifat dari kebiasaan
dan rasa humor saya, dan mudah-mudahan, dengan cara itu, pengetahuan yang telah mereka
perolch tentang diri saya tetap awet dan selalu hidup" (dari "To The Reader).

Kemudian, pada tahun 1600-an, Sir Francis Bacon menjadi Esais Inggris pertama.
Bukunya berjudul Essay. Bentuk, punjang, kejelasan, dan ritme kalimat dari esai ini menjadi
standar bagi esais-esais sesudahnya. Ada beberapa essi yang formal, dan ada beberapa esai lain
yang bersifat informal. Bentuk esai informal lebih mudah ditulis karena lebih bersifat personal,
jenaka, dengan bentuk yang bergaya, struktur yang tidak terlalu formal, dan bertutur. Bentuk
esai formal lebih sering dipergunakan oleh para pelajar, mahasiswa dan peneliti untuk
mengerjakan tugas-tugasnya. Formal esai dibedakan dari tujuannya yang lebih serius, berbobot,
logis dan lebih panjang.

Di Indonesia bentuk esai dipopulerkan oleh HB Jassin melalui tinjauan-tinjauannya


mengenai karya-karya sastra Indonesia yang kemudian dibukukan (sebanyak empat jilid)
dengan judul Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei (1985), tapi Jassin tidak
bisa menerangjelaskan rumusan esai.

Menulis adalah suatu kegiatan yang tidak mungkin bisa dipisahkan dari para mahasiswa
khususnya saat perkuliahan. Baik dalam menulis laporan praktikum, makalah tugas akhir, esai
dan sebagainya.

Oleh karena itu untuk memperdalam pengetahuan dan meningkatkan kemampuan


mahasiswa dalam kegiatan menulis karya ilmiah khususnya esai, diperlukan pembahasan lebih
1
dalam mengenai esai baik dari segi pengertian, tipe, ciri-ciri, struktur, serta langkah
penulisannya. Permasalahan-permasalahan tersebut akan menjadi bahan bahasan dalam
makalah Bahasa Indonesia yang berjudul Menulis Esai ini.

1.2. Rumusan Masalah

1. Pengertian Essay

2. Bagaimana Karakteristik Essai

3. Bagaimana Cara Penulisan (Struktur) Essai

4. Apa Saja Jenis Essai?

5. Apa Yang Membedakan Essai Dengan Karya Ilmiah Yg Lain

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Essay

Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut
pandang pribadi penulisnya. Pengarang esai disebut esais. Esai sebagai satu bentuk karangan
dapat bersifat informal dan formal. Esai informal mempergunakan bahasa percakapan, dengan
bentuk sapaan "saya" dan seolah-olah ia berbicara langsung dengan pembacanya. Adapun esai
yang formal pendekatannya serius. Pengarang mempergunakan semua persyaratan penulisan.

Esai adalah sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang
subyek tertentu. Sebuah esai dasar dibagi menjadi tiga bagian: pendahuluan yang berisi latar
belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek; tubuh
esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek; dan terakhir adalah konklusi yang
memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai,
atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek.

2.2. Bagaimana Karakteristik Essai

Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan


bahasa dan ungkapan figuratif. Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santal dalam waktu
dua jam. Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esal yang baik akan membawa ciri dan gaya
yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.

Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek
dan subjek yang hendak ditulis. Penulis memilih aspek tertentu saja untuk disampaikan kepada
para pembaca.

Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh, namun
harus memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai dari pendahuluan,
pengembangan sampai ke pengakhiran. Di dalamnya terdapat koherensi dan kesimpulan yang

2
logis. Penulis harus mengemukakan argumennya dan tidak membiarkan pembaca tergantung di
awang-awang.

Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal, yang membedakan esai dengan jenis
karya sastra yang lain adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah
pengungkapan penulis sendiri tentang kediriannya, pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan
dugaannya kepada pembaca.

2.2.1. Contoh Essay

Peranku bagi Indonesia

“Saya adalah orang yang banyak menerima dibandingkan memberikan karena lahir dan
besar di keluarga yang sederhana. Salah satu hal yang saya terima dari negeri ini adalah
pendidikan, di mana saya dapat menempuh pendidikan hingga S1 berkat beasiswa Bidikmisi,
dan hal tersebut telah mengajarkan saya arti dari pemberian yang harus dipertanggungjawabkan
bagi sesama.

Banyak menerima bantuan lantas membuat saya berpikir untuk bisa membalas dan
berbagi atas apa yang sudah saya peroleh selama ini. Salah satu langkah konkret yang bisa saya
lakukan ketika saya duduk di bangku SMA adalah dengan menjadi seorang pengajar
ekstrakurikuler Pramuka di beberapa sekolah dasar. Menganggap mengajar adalah hal yang
menyenangkan karena selalu mengasah ilmu dan komunikasi, saya melanjutkan kegiatan
mengajar ketika menjadi mahasiswa di UIN Jakarta, untuk menjadikan diri ini lebih bermanfaat
sesuai dengan “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya”.
Sehingga saya memutuskan untuk bergabung sebagai relawan pengajar, Mobil Kelas Berjalan
(MKB) di mana kami bergerak bersama untuk membantu anak-anak yang kurang beruntung
dalam hal ekonomi dan mereka yang kehilangan kesempatan belajar karena harus bekerja
sebagai pemulung, serta membantu anak-anak yang kurang mampu dalam memenuhi biaya
sekolah dengan mencarikan donatur ke beberapa lembaga pengelola zakat. Di sisi lain, saya
juga mengikuti Kuliah Kerja Nyata di Bogor dan Yogyakarta selama sebulan.

Selepas kuliah dengan beasiswa Bidikmisi, menyadarkan saya akan tanggung jawab
kepada negara yang sudah memberikan beasiswa, sehingga saya memutuskan untuk
mengabdikan diri selama setahun di daerah tertinggal sebagai wujud rasa syukur dan terima
kasih kepada republik ini. Saya ditugaskan sebagai Pengajar Muda di Desa Muning Dalam,
Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan melalui Yayasan Gerakan Indonesia
Mengajar, di sana saya melakukan pemberdayaan masyarakat, mengajar di sekolah dasar, serta
pelibatan masyarakat untuk mengubah entitas perilaku dan sama-sama menyadari bahwa
pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama. Tinggal bersama masyarakat di daerah
terpencil yang jauh dari akses transportasi dan komunikasi, mengharuskan saya membina
hubungan positif dengan banyak pihak dari tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten. Saya
mengajak masyarakat untuk terlibat aktif dalam melakukan kegiatan pemberdayaan

3
masyarakat desa, pelatihan guru-guru kreatif di kecamatan, pembinaan ekstrakurikuler di
sekolah, dan pelatihan untuk murid berbakat dalam bidang sains, olahraga, dan seni. Selain itu,
saya bersama Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) dan Kelompok Kerja Guru (KKG)
melakukan inisiasi lokakarya yang dibungkus dengan tema Kegiatan Bermain dan Belajar
(KBB) untuk meningkatkan kualitas guru-guru dalam hal pembelajaran. Materi yang
disampaikan terkait pembelajaran kreatif yang berbasis lingkungan yang dikelola oleh guru-
guru pembelajar di kecamatan. Saya juga menginisiasi diadakannya pelatihan kesenian daerah
seperti tari tradisional, menyanyi lagu daerah, dan berbalas pantun untuk meningkatkan
pengenalan dan pengamalan budaya daerah. Selain sukses dengan menggerakkan K3S dan
KKG, saya juga mengajak guru serta penggerak lokal yang berlatar belakang dari berbagai
profesi untuk melaksanakan Kelas Inspirasi, di mana kami bergerak bersama untuk mewadahi
para profesional agar bisa berkontribusi bagi pendidikan di sekolah dasar di kabupaten Hulu
Sungai Selatan.
Meskipun saya telah menyelesaikan pengabdian sebagai Pengajar Muda di Kabupaten
Hulu Sungai Selatan, namun saat ini saya masih terlibat aktif untuk membina gerakan sosial
pendidikan di sana melalui Kelas Inspirasi. Saya mengajak berbagai pihak agar mau
berkontribusi dan turun tangan langsung ke sekolah dasar dengan mengajarkan profesi mereka
selama sehari. Beberapa pihak yang saya ajak ialah pemuda lokal, pemerintah terkait, para
profesional, dan relawan-relawan pendidikan dari berbagai provinsi.

Semua proses yang telah saya jalani menjadikan saya pribadi yang lebih peka terhadap
masalah sosial di tengah masyarakat. Termasuk masyarakat di perkotaan yang masih berkutat
dengan masalah kemacetan, sehingga saya bermimpi bahwa suatu hari Indonesia mampu
menghadirkan transportasi massal yang aman, nyaman, cepat, dan terjangkau sesuai dengan
semangat nawacita ketiga, di mana membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Sebagai lulusan Fisika Material, saya
ingin bekerja bagi masyarakat dan negara ini di PT. Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta,
divisi Research and Development, di mana saya bisa mengembangkan sistem pelapisan pada
rel kereta agar tidak terjadi oksidasi dan korosi sehingga Jakarta bisa memiliki trasnportasi
massal yang baik, namun untuk mewujudkan itu semua, saya harus belajar lebih dalam lagi
mengenai Fisika Material, khususnya sistem pelapisan di The University of Manchester guna
mendukung kemampuan akademis dan pengalaman saya.”

2.3. Bagaimana Cara Penulisan (Struktur) Essai

Setelah mempelajari pengertian essay dan tujuannya, kini saatnya Anda belajar tentang
strukur esai. Seperti tulisan ilmiah pada umumnya, essay memiliki struktur yang bisa Anda
jadikan patokan dalam penulisan. Struktur essay terdiri dari pendahuluan, isi atau pembahasan,
penutup atau kesimpulan. Secara lebih jelas, mari kita ulas.

2.3.1. Pendahuluan

4
Sama dengan tujuan pendahuluan pada tulisan ilmiah, dalam pendahuluan
cara membuat essay, penulis dapat memberikan sedikit pendapatnya mengenai
tema yang akan di bahas.

Secara singkat, pengantar atau gambaran agar dapat memahami topik yang
akan di bawakan suatu essay ada pada pendahuluan.

Adanya pendahuluan membuat pembaca lebih mudah untuk memahami isi


essay yang akan di sampaikan. Maka pendahuluan juga dapat di katakan sebagai
awalan essay.

2.3.2. Pembahasan (Isi)

Pembahasan atau isi merupakan bagian yang menjelaskan mengenai tema


atau topik essay secara detail dan terperinci. Penulis akan menjabarkan pendapat
secara berturut-turut dengan ide yang disusun dalam kerangkaPada bagian ini
akan dibahas dan dijelaskan secara lebih rinci dan mendetail mengenai topik atau
tema yang telah dipilih sebelumnya.

Dasar-dasar dari penyusun argumentasi juga dijelaskan di bagian isi.


Misalnya saja teori atau pendapat para ahli yang dikombinasikan dengan data serta
fakta yang ada di lapangan. Pembaca akan mempercayai opini penulis yang
disampaikan dalam essay melalui teori, data, dan fakta yang dituliskan.

2.3.3. Penutup (Kesimpulan)

Menjadi bagian akhir dalam sebuah essay, penutup atau kesimpulan ini
menjadi poin berupa kalimat yang merangkum hal-hal penting yang sudah diulas
pada bab pendahuluan dan pembahasan.

Pada bagian ini seharusnya penulis dapat menuliskan dengan singkat,


padat, dan tidak melebar ke topik lainnya.

Di bagian ini juga penulis juga dapat memberikan saran di beberapa essay
untuk penulis pihak etika guna menyikapi permasalahan yang dibahas pada bagian
penutup.

2.4. Apa Saja Jenis Essai?

Esai dibedakan menjadi beberapa jenis. Di antaranya esai dibedakan menjadi berdasarkan
tujuan penulisannya dan serta keragaman permasalahan yang diangkat. Berikut ini pemaran
jenis jenis esai berdasarkan tujuan penulisannya beserta masing masing penjelasannya,

2.4.1. Essay Cerita

Esai cerita merupakan esai yang bertujuan untuk melukiskan, atau


menghadirkan baik barang, seseorang, maupun sesuatu lainnya agar mampu
dibayangkan oleh pembaca. Esai ini bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat
bentuk, mendengar suara, mengecap rasa, maupun mencium bau dari suatu

5
barang, atau seseorang, atau sesuatu lainnya yang dihadirkan dalam isi esai. Atau
dengan kata lain, esai cerita bertujuan untuk memberikan kesan utama yang ingin
disampaikan penulis terhadap suatu benda maupun seseorang atau sesuatu lain
kepada pembaca.

2.4.2. Essay Paparan

Esai ini bertujuan untuk menjelaskan atau memaparkan lebih rinci suatu
hal kepada pembaca. Tujuan utama esai ini untuk mengedukasi maupun
memberikan informasi kepada pembaca.

2.4.3. Essay Argumentatif


Esai jenis ini, bertujuan untuk meyakinkan pembaca untuk menerima ide,
pandangan, sikap, maupun kepercayaan penulis terhadap suatu isu atau
permasalahan. Esai argumentative akan berusaha mengungkapkan kebenaran dari
suatu ide dengan motif agar nantinya pembaca pada akhirnya akan berpihak pada
penulis dan berbuat sesuatu berdasarkan opini yang terdapat dalam esai tersebut.

2.4.4. Essay Ajakan


Esai ajakan hampir mirip tujuannya dengan esai argumentatif, hanya saja
esai jenis ini mempunyai tujuan lebih spesifik yakni mengajak pembaca untuk
mengikuti penulis dalam melakukan suatu atau sebaliknya mengajak pembaca
untuk menghentikan melakukan suatu hal.

2.4.5. Essai Lukisan

Esai lukisan merupakan karangan yang isinya menggambarkan sesuatu


dengan tujuan untuk membantu pembaca memahami hal yang ingin disampaikan.

2.5. Apa Yang Membedakan Essai Dengan Karya Ilmiah Yg Lain

Apa yang membedakan esai dan bukan esai? Untuk menjawab pertanyaan ini dapat
dilakukan dengan merujuk pendapat-pendapat atau rumusan-rumusan yang telah ada, tetapi
pendapat-pendapat atau rumusan-rumusan yang telah ada sering kali masih tidak lengkap dan
kadang bertolak belakang sehingga masih mengandung kekurangan juga. Misal mengenai
ukuran esai, ada yang menyatakan bebas, sedang, dan dapat dibaca sekali duduk; mengenai isi
esai, ada yang menyatakan berupa analisis, penafsiran dan uraian (sastra, budaya, filsafat, ilmu);
dan demikian juga mengenai gaya dan metode esai ada yang menyatakan bebas dan ada yang
menyatakan teratur.

Penjelasan mengenai esai dapat lebih "aman dan mudah dimengerti" jika ditempuh
dengan cara meminjam pembagian model penalaran ala Edward de Bono. Menurut De Bono,
penalaran dapat dibagi menjadi dua model. Pertama, model penalaran vertikal (memusatkan
perhatian dan mengesampingkan sesuatu yang tidak relevan) dan kedua model penalaran lateral
(membukakan perhatian dan menerima semua kemungkinan dan pengaruh).?

6
Dari pembagian model penalaran ini, esai cenderung lebih mengamalkan penalaran lateral
karena esai cenderung tidak analitis dan acak, melainkan dapat melompat-lompat dan
provokatif. Sebab, esai menurut makna asal katanya adalah sebuah upaya atau percobaan yang
tidak harus menjawab suatu persoalan secara final, tetapi lebih ingin merangsang. Menurut
Francis Bacon, esai lebih sebagai butir garam pembangkit selera ketimbang sebuah makanan
yang mengenyangkan.

BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

Jadi esai adalah sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis
tentang subyek tertentu. Sebuah esai dasar dibagi menjadi tiga bagian: pendahuluan yang berisi
latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek;
tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek: dan terakhir adalah konklusi
yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh
esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek.

7
Daftar Pustaka

https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-esai

https://berita.99.co/contoh-essay/

https://id.scribd.com/document/415318045/Makalah-Penulisan-Esai

Anda mungkin juga menyukai