Anda di halaman 1dari 6

Nama : Yunus Hardi Hurulean

Kelas : A

Nim : 2016-35-029

Ringkasan Materi

1. Pengertian Kritik Sastra

H.B. Jassin, kritik kesastraan adalah pertimbangan baik dan buruknya suatu hasil
kesusastraan. Pertimbangan itu disertai dengan alasan mengenai isi dan bentuk karya sastra.

Kata kunci dari pendapat H.B Jasin, yaitu "pertimbangan baik buruknya suatu karya
kesusastraan" berdasarkan apa yang disampaikan oleh kritikus tersebut lebih mengutamakan
kualitas suatu karya, apakah karya itu mengandung nilai-nilai kebenaran dan moral yang dapat
didapat dikonsumsi oleh khalayak atau pembaca. Karena jikalau karya itu mengandung hal-hal
atau ceritanya menggambarkan sesuatu yang tidak baik tentunya tidak akan dapat diterbitkan.

Menurut Graham Hough (1966: 3), kritik sastra tersebut tidak hanya terbatas pada
penyuntingan, penetapan teks, interpretasi, dan juga pertimbangan nilai. Menurutnya, kritik
sastra itu meliputi masalah yang lebih luas mengenai apakah kesusastraan itu sendiri, tentang apa
tujuannya, dan juga tentang /mengenai bagaimana hubungannya dengan tiap-tiap masalah-
masalah kemanusiaan yang lain.

Berdasarkan pendapat kritikus Graham Hough bahwa kritik sastra tidak hanya terbatas pada
penyuntingan teks atau melihat pada kesalahan kesalahan berbahasa yang terjadi dalam karya
sastra tetapi juga bagaimana karya sastra itu mempunyai hubungan hubungan dengan masalah-
masalah kemanusiaan.artinya dapat dipahami bahwa di dalam karya sastra itu menggambarkan
kehidupan masyarakat dan masalah-masalah yang terjadi di dalam masyarakat serta solusi nya.

Abrams didalam “Pengkajian Sastra” (2005: 57), beliau mendeskripsikan bahwa kritik sastra
itu merupakan cabang ilmu yang berurusan dengan suatu perumusan, klasifikasi, penerangan,
serta juga penilaian karya sastra.
Berdasarkan pendapat kritikus Abrams kritik sastra itu beurusan dengan

a) klasifikasi, dapat membedakan genre- genre sastra berdasarkan kategori-kategori di


dalam karya sastra
b) penerangan, kritik sastra tersebut menguraikan (menganalisis, menginterpretasi, serta
juga menilai) karya sastra agar masyarakat umum dapat mengambil manfaat kritik sastra
ini bagi pemahaman serta juga apresiasinya terhadap karya
c) penilain, yang berikut mengenai penilaian apakah karya itu mempunyai hal-hal atau nilai-
nilai kebenaran yang dapat menjadi di pedoman atau teladan bagi kalayak yang
membacanya (apakah karya tersebut layak untuk dibaca)

2. Manfaat Kritik Sastra

Berikut ini terdapat beberapa manfaat kritik sastra, yakni sebagai berikut:

A. Manfaat kritik sastra bagi penulis:


a) Memperluas wawasan penulis baik yang berkaitan dengan soal bahasa, objek atau
tema-tema karangan, maupun teknik bersastra.
b) Menumbuhsuburkan motivasi untuk mengarang.
c) Meningkatkan kualitas karangan.

B. Manfaat kritik sastra bagi pembaca:


a) Menjembatani kesenjangan antara pembacakepada karya sastra.
b) Menumbuhkan kecintaan pembaca kepada karya sastra.
c) Meningkatkan kemanpuan mengapresiasi karya sastra.
d) Membuka mata hati dan pikirtan pembaca akan nilai-nilai yang terdapat dalam karya
sastra.

C. Manfaat kritik sastra bagi perkembangan sastra:


a) Mendorong laju perkembangan sastra baik kualitatif maupun kuantitatif.
b) Memperluas cakrawala atau permasalaha yang ada dalam karya sastra.
3. Jenis-Jenis Kritik Sastra

Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis kritik sastra, yakni sebagai berikut:
A. Berdasarkan Bentuk
Kritik sastra menurut bentuknya dapat digolongkan menjadi kritik teori (thoeritical
criticism), dan kritik terapan (applied criticism). Kritik teori adalah bidang kritik
sastra yang bekerja untuk menerapkan istilah-istilah, kategori-kategori dan kriteria-
kriteria untuk diterapkan dalam pertimbangan dan interprestasi karya sastra, yang
dengannya karya sastra dan para sastrawannya dinilai. Adapun kritik terapan adalah
pelaksanaan dalam penerapan teori-teori kritik sastra sastra baik secara eksplisit,
maupun implisit.
B. Berdasarkan Pelaksanaannya
Menurut pelaksanaanya kritik sastra terbagi atas kritik judisial (judicial criticism)
dan impresionistik (impressionistic criticism). Kritik judisial adalah kritik sastra yang
melakukan analisis, interprestasi, dan penilaiannya berdasarkan ukuran-ukuran,
hukum-hukum dan standar-standar tertentu. Kritikus judisal melakukan kritik sastra
berdasarkan ukuran-ukuran tersebut. Jenis sifatnya deduktif. Dapat dikatakan kritik
ini merupakan kebalikan dari kritik yang sifatnya induktif. Dalam kritik yang
induktif, seorang kritikus tidak menerapkan standar-standar tertentu dalam mengkritik
karya sastra. Ia berangkat dari fenomena yang ada dalam karya sastra itu secara
objektif
C. Berdasarkan Pendekatan
a. Kritik Mimetik
Menurut Abrams, kritikus pada jenis ini memandang karya sastra sebagai tiruan
aspek-aspek alam. Sastra merupakan pencerminan/penggambaran dunia
kehidupan. Sehingga kriteria yang digunakan kritikus sejauh mana karya sastra
mampu menggambarkan objek yang sebenarnya. Semakin jelas karya sastra
menggambarkan realita semakin baguslah karya sastra itu.
b. Kritik Pragmatik
Kritikus jenis ini memandang karya sastra terutama sebagai alat untuk mencapai
tujuan (mendapatkan sesuatu yang daharapkan). Sementara tujuan karya sastra
pada umumnya: edukatif, estetis, atau politis. Dengan kata lain, kritik ini
cenderung menilai karya sastra atas keberhasilannya mencapai tujuan.
c. Kritik Ekspresif
Kritik ekspresif menitikberatkan pada pengarang. Kritikus ekspresif meyakini
bahwa sastrawan (pengarang) karya sastra merupakan unsur pokok yang
melahirkan pikiran-pikiran, persepsi-persepsi dan perasaan yang dikombinasikan
dalam karya sastra. Kritikus cenderung menimba karya sastra berdasarkan
kemulusan, kesejatian, kecocokan pengelihatan mata batin pengarang/keadaan
pikirannya
d. Kritik Objektif
Kritikus jenis ini memandang karya sastra sebagai sesuatu yang mandiri, bebas
terhadap sekitarnya, bebas dari penyair, pembaca, dan dunia sekitarnya. Karya
sastra merupakan sebuah keseluruhan yang mencakupi dirinya, tersusun dari
bagian-bagian yang saling berjalinan erat secara batiniah dan mengehndaki
pertimbangan dan analitis dengan kriteria-kriteria intrinsik berdasarkan
keberadaan (kompleksitas, koherensi, keseimbangan, integritas, dan saling
berhubungan antarunsur-unsur pembentuknya) Kritik jenis ini mulai berkembang
sejak tahun 20-an dan melahirkan teori-teori:
a) New Critics (Kritikus Baru di AS)
b) Kritikus formalis di Eropa
c) Para strukturalis Perancis
PETA KONSEP MATERI 1

KRITIK SASTRA

Hakikat kritik sastra Manfaat kritik sastra Jenis-jenis kritk sastra

Pengertian kritik sastra menurut


A. Manfaat kritik sastra Jenis kritk sastra terbagi atas 3 bagian
para ahli dan hubungan sastra bagi penulis
sebagai ilmu dan sastra sebagai B. Manfaat kritik sastra 1. Berdasarkan bentuk
seni bagi pembaca: 2. Berdasarkan
C. Manfaat kritik sastra pelaksaannya
bagi perkembangan 3. Berdasarka pendekatan
sastra

H.B. Jassin, kritik kesastraan


adalah pertimbangan baik dan Bagi pembaca
buruknya suatu hasil kesusastraan.
Menumbuhkan Kritik sastra menurut bentuknya
Pertimbangan itu disertai dengan
kecintaan pembaca dapat digolongkan menjadi kritik
alasan mengenai isi dan bentuk
kepada karya sastra, teori (thoeritical criticism), dan
karya sastra. Selanjutnya menurut
dan meningkatkan kritik terapan (applied criticism).
Graham Hough kritik sastra itu
meliputi masalah yang lebih luas kemanpuan
mengenai apakah kesusastraan itu mengapresiasi karya
sendiri, tentang apa tujuannya, dan sastra. Membuka mata
juga tentang /mengenai bagaimana hati dan pikirtan Menurut pelaksanaanya kritik sastra
hubungannya dengan tiap-tiap pembaca akan nilai- terbagi atas kritik judisial (judicial
masalah-masalah kemanusiaan yang nilai yang terdapat criticism) dan impresionistik
lain. dalam karya sastra (impressionistic criticism).
Sastra sebagai seni dan sastra
sebagai ilmu nenpunyai hubungan Berdasarkan pendekatan
yaitu ilmu sastra membicarakan bagi penulis
sejumlah teori yang akan dipakai 1. Kritik mimetis
a)Memperluas wawasan
untuk menganalisis karya sastra 2. Kritik
penulis baik yang berkaitan
(prosa, puisi, dan drama) yang pragmatik
dengan soal bahasa, objek
merupakan bagian dari seni sastra 3. Kritik ekspresi
atau tema-tema karangan, 4. Kritik objektif
maupun teknik bersastra.

b )Menumbuhsuburkan
motivasi untuk mengarang.

c) Meningkatkan kualitas
karangan.

bagi perkembangan sastra:

a) Mendorong laju perkembangan sastra


baikkualitatif maupun kuantitatif.

b) Memperluas cakrawala atau permasalahan ada


dalam karya sastra.

Anda mungkin juga menyukai