Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Awwaluddinn

NIM : 0401517022

Mata Kuliah : Kritik Sastra

Istilah "kritik" (sastra) berasal dari bahasa Yunani krites yang berarti "hakim". Krites
sendiri berasal dari krinein yang "menghakimi". Standar mengacu pada "dasar penilaian", dan
kritik mengacu pada "hakim preseden" (Baribin, 1993). Pradotokusumo (2005) menjelaskan
bahwa kritik sastra dapat diartikan sebagai salah satu objek kajian sastra (cabang sastra) yang
menganalisis, menafsirkan, dan mengevaluasi teks sastra sebagai karya seni, sekaligus dalam
Studi Sastra (2005). , Abram Si menjelaskan bahwa sastra adalah kritik merupakan cabang
ilmu yang berkaitan dengan ekspresi, klasifikasi, informasi dan evaluasi karya sastra.
Pengertian yang jelas dari kata "kritik" adalah penilaian. Dalam pengertian ini biasanya
memberi kita kemampuan untuk menggunakan Karakteristik suatu istilah, meskipun kata
tersebut digunakan dalam arti yang paling luas. Oleh karena itu, kritikus sastra dianggap
sebagai seorang ahli, yang memiliki keterampilan dan pendidikan khusus untuk menggarap
karya sastra dan seni.

Kritik sastra merupakan kegiatan ilmiah yang mengikat kita pada kaidah-kaidah
ilmiah yang bercirikan kerangka kerja, teori, wawasan, konsep, metode analisis, dan
keberadaan objek empiris.Setidaknya perlu dipahami beberapa manfaat kritik sastra. Fungsi
pengembangan sastra.
Dalam kritik, kritik akan menunjukkan sesuatu yang berharga atau tidak berharga
dalam karya sastra. Kritikus mungkin menunjukkan hal-hal baru dalam karya sastra, tetapi
penulis tidak melakukannya. Oleh karena itu, penulis dapat belajar dari kritik sastra untuk
lebih meningkatkan keterampilannya dan memperluas kreativitas, gaya, dan kualitas karya
sastra. Jika sastrawan mampu menciptakan karya baru, kreatif dan bermakna, maka
perkembangan sastra Tanah Air akan berkembang pesat dalam jumlah dan kuantitas.

Kritik sastra adalah pesan para penikmat sastra . Saat mengkritik, kritikus akan
memberikan komentar, komentar, dan menjelaskan kompleksitas dan kegelapan makna karya
sastra yang dikritisi. Oleh karena itu, pembaca awam akan dengan mudah memahami karya
sastra yang dikritik oleh para kritikus.
Pada saat yang sama, ketika masyarakat sudah terbiasa dengan apresiasi sastra maka
apresiasi masyarakat terhadap karya sastra akan semakin baik. Masyarakat dapat memilih
karya sastra yang berkualitas, seperti karya sastra yang mengandung nilai-nilai kehidupan,
membina akhlak, mempertajam gagasan, hakikat kemanusiaan dan kebenaran.

Pengaruh kritik sastra terhadap ilmu sastra itu sendiri . Analisis yang dilakukan oleh
kritikus dalam kritik harus didasarkan pada referensi dan teori yang akurat. Secara umum,
perkembangan teori sastra lebih lambat dibandingkan dengan proses kreatif pengarangnya.
Untuk alasan ini, kritikus seringkali harus mengarang teori baru ketika mengkritik. Teori
kesusastraan baru tersebut justru akan mengembangkan ilmu sastra itu sendiri. Karena
penulis akan dapat belajar dari kritik sastra dengan memperluas wawasan kesusastraannya
yang akan berdampak pada peningkatan kualitas karya sastra.
Karena adanya tanggung jawab antara kritikus dan penulis serta tanggung jawabnya
untuk menggunakan kritik sastra semacam ini, fungsi kritik sastra menjadi kenyataan. Oleh
karena itu, kritik sastra tidak diragukan lagi bahwa dengan adanya kritik yang keras dan jujur
dalam bidang sastra akan berdampak pada peningkatan kualitas karya sastra. Karena sebelum
publikasi final dari karya sastra tersebut penulis akan menghitung. Oleh karena itu, minimnya
kritik di bidang sastra akan memicu munculnya karya sastra sen.
Baribin menjelaskan bahwa kritik sastra tidak semua dapat menjelaskan fungsinya,
oleh karena itu kritik sastra harus bertanggung jawab atas tugasnya dan mampu membuktikan
bahwa kritik kritikus dapat memberikan kontribusi yang berharga bagi perkembangan dan
perkembangan sastra.
Oleh karena itu, peran kritik sastra terletak pada: (1) Kritik sastra disusun atas dasar
penyempurnaan dan pemantapan karya sastra; (2) Menggunakan metode dan metode yang
jelas untuk mengkritisi secara obyektif, sehingga dapat dipertimbangkan; (3) Dapat
meningkatkan kritik sastra Cara. Berpikir, gaya hidup dan metode Sebagai penulis, (4)
mampu beradaptasi dengan ruang lingkup budaya dan nilai-nilai arus utama, (5)
menginstruksikan pembaca untuk berpikir kritis dan meningkatkan apresiasi mereka terhadap
sastra sosial.
Karena adanya tanggung jawab antara kritikus dan penulis serta tanggung jawabnya
untuk menggunakan kritik sastra semacam ini, fungsi kritik sastra menjadi kenyataan. Oleh
karena itu, kritik sastra tidak diragukan lagi bahwa dengan adanya kritik yang keras dan jujur
dalam bidang sastra akan berdampak pada peningkatan kualitas karya sastra. Karena sebelum
publikasi final dari karya sastra tersebut penulis akan menghitung. Oleh karena itu, minimnya
kritik di bidang sastra akan memicu munculnya karya sastra sen.
Menurut Graham Hough (1966: 3), kritik sastra tidak terbatas pada penyuntingan,
penentuan teks, interpretasi, dan pertimbangan nilai. Menurutnya, kritik sastra menyangkut
apa itu sastra itu sendiri, apa tujuan sastra itu sendiri, dan pertanyaan yang lebih luas tentang
bagaimana sastra dihubungkan dengan persoalan manusia lainnya.

Anda mungkin juga menyukai