Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH KRITIK SASTRA PERTEMUAN KE-2


RINGKASAN MATERI “PERAN DAN FUNGSI KRITIK SASTRA”
TAHUN PELAJARAN GANJIL 2022/2023

NAMA : RAHMATON AINA


NIM : 200740014
NO. URUT : 10
KELAS : A2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2022
PERAN DAN FUNGSI KRITIK SASTRA
(RINGKASAN MATERI)

A. Peran Kritik Sastra


Kegiatan mendalami dan membongkar karya sastra yang menghasilkan
penglihatan dengan sudut pandang beragam, landasan teoritis yang
berkompeten, serta penyajian yang efektif dan tepat hingga dapat memberikan
dampak yang berarti dikenal dengan sebutan kritik sastra. Pandangan awal, kritik
sastra dipahami sebagai upaya penghakiman karya sastra, dan tidak selamanya
hidup. Namun, seiring berjalannya waktu kritik sastra berkembang mengikuti
fenomena memahami nilai-nilai yang ditemukan dalam karya sastra,
memunculkan dua sisi, yaitu setuju dan tidak setuju. Beberapa menghakimi
karya sastra, lainnya sekedar membicarakan karya sastra, dan sebagian lainnya
lagi mengangkat derajat karya sastra tertentu tersebut.
Suatu karya sastra yang diciptakan oleh seorang sastrawan akan memiliki
nilai yang lebih berkualitas karena pengaruh dari kritik sastra. Hasil penguraian
kritik sastra akan memudahkan pembaca dalam memahami karya sastra.
Sehingga pembaca akan membuat suatu kesimpulan sementara tentang karya
tersebut apakah termasuk fiksi ataupun nonfiksi.
Peran dapat diartikan sebagai adanya dampak dan akibat yang
ditimbulkan pada pihak lain maupun suatu keadaan yang lain. Semi (1993: 17-
18) mengungkapkan peran Kritik Sastra adalah sebagai berikut:
a. Menjalankan disiplin pribadinya sebagai jawaban terhadap karya
sastra tertentu. Ia harus mampu memisahkan hal-hal yang sifatnya
emosional dengan hal-hal yang sifatnya rasional.
b. Bertindak sebagai pendidik yang berupaya membina dan
mengembangkan kejiwaan satu masyarakat, mengajak dan
membimbing mereka menyelusuri lorong-lorong sastra, memberi
pengarahan bila perlu di dalam menghadapi karya-karya yang
kompleks dan anti realis.
c. Bertindak sebagai penghakiman yang baik yang dapat
membangkitkan kesadaran serta menghidupkan suara hati nurani,
pembinaan akal budi, ketajaman pikiran, dan kehalusan cita rasa.

Kritik sastra mempunyai tugas sebagai pengamat karya sastra agar dapat
digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas. Prihatmi (1997: 14)
mengungkapkan bahwa kritik sastra memiliki peran dan manfaat sebagai berikut:
a. Berdasar pada pernyataan Wellek (1976) mengenai tujuan kritik
sastra untuk mengungkapkan makna karya sastra semaksimal
mungkin. Maka, makna sastra adalah semua hal yang membuat
karya sastra itu berharga atau bernilai bagi kehidupan. Hal tersebut
mengingatkan akan fungsi sastra menurut Horatius: dulce et utile
(menyenangkan dan berguna).
b. Memberikan penilaian atas karya sastra: kekuatannya dan
kelemahannya.
c. Memungkinkan lahirnya teori sastra baru yang sesuai dengan karya
sastra yang dibahas.
d. Memberikan sumbangan atau bahan bagi penyusunan sejarah sastra.
e. Sebagai jembatan antara karya sastra dan pembaca, karena dengan
kritik tersebut pembaca yang belum atau kurang mampu memahami
sebuah karya sastra akan terbantu.
f. Kritik sastra yang baik juga mampu mengarahkan selera sastra yang
baik bagi sastrawan atau menunjukkan wilayah-wilayah perawan
yang belum pernah digarap sastrawan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peran kritik sastra


adalah membantu dalam penyusunan teori sastra dan sejarah sastra selain
membantu dalam keilmuan sastra, perkembangan kesusastraan dan sebagai
media pemahaman bagi masyarakat sastra maupun masyarakat umumnya
tentang penerangan karya-karya sastra.

B. Fungsi Kritik Sastra


Jika kita lihat pengertiannya, kritik sastra melakukan penilaian terhadap
sebuah karya sastra dengan mempertimbangkan baik buruknya karya sastra dari
berbagai aspek kepengarangan serta menyandarkan diri pada suatu teori sastra
tertentu. Kritik sastra dapat memberikan petunjuk kepada kebanyakan pembaca
tentang karya sastra yang unggul dan yang rendah, yang asli dan yang bukan,
serta memberikan sumbangan pendapat atau pertimbangan kepada pengarang
tentang karyanya, sehingga pengarang yang memanfaatkan kritik sastra akan
dapat mengembangkan atau meningkatkan mutu karyanya. Kritik sastra
berfungsi sebagai perantara antara pengarang dan pembaca, atau dengan bahasa.
Terdeteksi dan tidaknya fungsi kritik sastra menjadi tolak ukur ada dan
tidaknya tanggung jawab seorang kritikus dalam memposisikan kritik sastra
pada masyarakat luas dalam wujud apapun. Sebagai pertimbangan secara teoritis
perlu kalian mengetahui pernyataan yang pernah diungkapkan oleh Semi. Semi
(1993: 17-18) mengatakan bahwa kritik sastra yang dapat menjalankan
fungsinya dengan baik adalah:
a. Kritik sastra yang disusun atas dasar keinginan untuk memperbaiki
mutu karya sastra dan mutu khalayak pembaca.
b. Kritik sastra yang disusun atas dasar pendekatan dan metode kerja
yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
c. Kritik sastra yang dilahirkan oleh pengkritik yang mempunyai rasa
tanggung jawab moral dan intelektual disebabkan ia mempunyai
minat membaca dan menekuni sastra dan ilmu sastra.

Apabila kritik sastra tidak dilakukan sebagaimana kriteria kritik sastra


di atas, maka fungsi kritik sastra tidak akan berjalan dengan semestinya. Kritik
sastra tidak akan bermanfaat jika dilakukan asal-asalan atau dilakukan untuk
menjatuhkan image pengarang. Kritik sastra yang baik adalah kritik sastra yang
bisa mengembangkan kualitas karya sastra kedepannya.

Menurut Pradopo (2009, hal. 93), fungsi utama kritik sastra dapat
dihimpun menjadi tiga, yaitu:
a. Untuk pengembangan kajian sastra, kritik sastra dapat membantu
dalam penyusunan teori sastra dan sejarah sastra.
b. Untuk pengembangan sastra, kritik sastra dapat mendukung
perkembangan sastra nasional dengan menyatakan bahwa sebuah
karya sastra berhubungan dengan kebaikan dan kejahatan, serta
menunjukkan wilayah pelaporan masalah sastra.
c. Kritik sastra dapat menggambarkan karya sastra sebagai cahaya
publik sehingga masyarakat umum dapat mengambil manfaat dari
kritik sastra.

Andre Harjana (1981:16-17) juga berpendapat bahwa kritik sastra


berfungsi untuk memelihara dan menyelamatkan pengalaman manusiawi serta
menjalinkannya menjadi suatu proses perkembangan susunan atau struktur
pemikiran yang bermakna. Fungsi itu diperlukan untuk mengukuhkan nilai-nilai
manusiawi dan dasar-dasar masyarakat yang berbudaya.
Berdasarkan uraian pendapat-pendapat para ahli di atas, bisa
disimpulkan bahwa fungsi kritik sastra adalah untuk pembinaan dan
pengembangan sastra, untuk pembinaan kebudayaan dan apresiasi seni, untuk
menunjang ilmu sastra, serta sebagai apresiasi untuk para pembuat karya sastra
itu sendiri. Secara garis besar, kritik sastra berfungsi sebagai media yang
menghubungkan antara sastrawan dan penikmat sastra untuk memahami lebih
dalam tentang karya sastra itu sendiri. Hal yang perlu diketahui adalah bahwa
tanpa adanya kritik sastra maka karya sastra tidak ada gunanya, karena kritik
sastra sangat berguna bagi karya sastra, pengarangnya, pembacanya, kritik sastra
itu sendiri. Pada intinya, kritik sastra berguna bagi keilmuan sastra sendiri, bagi
perkembangan kesusastraan. Dan bagi masyarakat umum dimana kritik sastra
memberikan penjelasan tentang karya sastra.
Fungsi kritik sastra akan dapat berfungsi dengan baik apabila kritik sastra
tidak hanya karena tanggung jawab pengkritik tetapi juga tanggung jawab para
sastrawan, dan tanggung jawab mereka yang memanfaatkan kritik sastra itu
sendiri. Lebih dari itu, upaya pengembangan metode kritik dan pendekatan kritik
secara terus menerus perlu pula dilakukan, terutama dalam menemukan konsep-
konsep kritik sastra yang sesuai dengan hakikat sastra Indonesia.
Kritik sastra sebagai suatu karya seorang kritikus juga memiliki fungsi
sebagai pembina tradisi kultural. Untuk memenuhi fungsi kritik sastra, beberapa
syarat yang harus diperhatikan, antara lain:
a. Harus berupaya membangun dan menaikkan tingkat kehidupan
sastra;
b. dijalankan secara objektif tanpa prasangka, dalam arti dengan jujur
mengatakan yang mana yang baik dan yang buruk;
c. mampu memperbaiki cara berpikir, cara hidup, dan cara berkarya
seorang sastrawan;
d. dapat menyesuaikan diri dengan lingkup kebudayaan dan aturan nilai
yang berlaku serta memiliki rasa cinta dan tanggung jawab terhadap
pembinaan kebudayaan dan aturan nilai yang benar;
e. dapat memberikan rangsangan kepada pembaca agar berpikir kritis
dan dapat meningkatkan kemampuan penilaian dan penghargaan
masyarakat terhadap karya sastra.
PERTANYAAN TERKAIT MATERI

1. Bagaimana jika kritik sastra yang kita susun tidak diterima oleh
pengarang karena perbedaan pandangan, padahal kita sudah menyusun
kritik sastra sesuai dengan kriteria kritik sastra yang baik dan benar?
2. Apakah pengarang bisa membalas kritik sastra yang telah disusun
dengan kritik lainnya?
3. Apa yang akan terjadi kepada pengkritik jika kritik sastra yang dia susun
menyinggung suatu golongan?
4. Bagaimana kedudukan kritik sastra dalam status sosial?
5. Apakah semua bentuk kritik sastra harus diterima pengarang? Apa
pengarang berhak menolak untuk dikritik?
DAFTAR PUSTAKA

Herawati, Lilik. 2021. Kritik Sastra. CV. Zenius Publisher


Asriningsari, Amraini, dan Umaya. 2016. Jendela Kritik : Menjadi Kritikus Melalui
Jendela Kritik Sastra Indonesia. Universitas PGRI Semarang
IlmuSeni.com. 2016. “Peran dan Fungsi Kritik Sastra Terlengkap”,
https://ilmuseni.com/seni-sastra/peran-dan-fungsi-kritik-sastra
Literatur.my.id. “Peran dan Fungsi Kritik Sastra”,

Anda mungkin juga menyukai