ABRAMS
Disusun oleh :
OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas kehendak-
Nya makalah ini yang berjudul “Pendekatan Kritik Sastra M.H. Abrams” dapat
terselesaikan dengan baik. Kami harap makalah ini dapat memberi manfaat dan
menambah wawasan bagi pembaca, terutama mengenai pendekatan kritik sastra
M.H. Abrams.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Sulaiman, S.Pd., M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah kritik sastra. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman yang membantu dan ikut serta berpartisipasi dalam
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan.
Untuk itu dengan tangan terbuka, kami menerima kritik dan saran yang
membangun untuk memperbaiki penulisan makalah kami selanjutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………...........................................................................i
DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................2
1.3 Tujuan .......................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan Kritik Sastra Menurut MH.Abrams………………………..3
2.1.1 Pendekatan Kritik Sastra Mimetik (Mimetic Criticism)………...3
2.1.2 Pendekatan Kritik Sastra Pragmatik (Pragmatic Criticism)….…4
2.1.3 Pendekatan Kritik Sastra Objektif (Objective Criticims)…….….4
2.1.4 Pendekatan Kritik Sastra Ekspresif (Expressive Criticism)….….5
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………….....7
3.2 Saran ……………………………………………...………………...8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Kritik sastra merupakan salah satu cabang studi sastra yang akan
mempelajari tentang bagaimana melakukan analisis, penafsiran, dan penilaian
terhadap sebuah karya sastra sebagai karya seni. Kritik sastra berfungsi untuk
perkembangan ilmu sastra. Pada kritik sastra terdapat beberapa pendekatan.
Pendekatan-pendekatan tersebut terdiri atas pendekatan M.H. Abrams, New
Cristicism, strukturalisme, post strukturalisme, dan pasca strukturalisme.
Oleh sebab itu, dalam mengkritik sebuah karya sastra seseorang harus
bisa memahami dan memilih metode apa dan teori apa yang cocok pada
sebuah karya sastra yang akan di kritik. Sehingga seseorang yang akan
1
mengkritik tidak serta merta hanya mengkritik namun, harus dilandasi dengan
pemahaman, teori, dan metode yang sekiranya cocok dengan sebuah karya
sastra tersebut sebagai pedoman untuk mengkritik karya sastra tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
membangun dunianya sendiri. Pendekatan kritik sastra mimetik
kelihatan pada penciptaan dan diterapkan pada penciptaan sastra
angkatan 45, pada teori kritik Mochtar Lubis, Teknik mengarang, juga
kritik-kritik H.B. Jassin.
4
terdapat dalam objek material. Dalam menganalisis struktur pembangun
cerita, seorang penulis menggunakan teori kajian struktural.
Pandangan terhadap karya sastra secara obyektif menyatakan bahwa
karya sastra merupakan dunia otonom, yang dapat dilepaskan dari
pencipta dan lingkungan sosial-budaya zamannya. Dalam hal ini, karya
sastra dapat diamati berdasarkan strukturnya. Struktur tersebut
merupakan unsur ekstrinsik dan intrinsik dalam karya sastra. Untuk
intrinsik dapat berupa perwatakan tokoh, alur, setting, dan tema.
Sedangkan unsur ekstrinsik dapat berupa psikologis pengarang,
keadaan lingkungan dan struktur sosial masyarakat.
Pendekatan ini lebih mengeksploitasi unsur intrinsik sebuah
karya sastra. Bagi kritik sastra yang secara ingin mencapai hasil kritik
sastra yang seobjektif mungkin berdasarkan analisi dengan
menggunakan pendekatan struktural. Pendekatan struktural adalah
pendekatan yang berorientasi pada karya sastra sebagai analisis yang
ditujukan pada teks itusendiri sebagai kesatuan yang tersusun dari
bagian-bagian yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Untuk
memahami sebuah karya sastra, harus dianalisis strukturnya.
2.1.4 Pendekatan Kritik Sastra Ekspresif (Expressive Criticism)
5
perasaanya, studi ekspresif lebih jauh dari itu, yakni melibatkan diri
pengarang, pikiran, perasaan, dan yang paling penting hasi karyanya.
Dalam hal ini, peneliti mencoba membongkar kualitas-kualitas
pikiran yang ada dalam teks prosa Godi. Jadi kritik ekpresif (expressive
criticism) memandang karya sastra terutama dalam hubungan dengan
penulis sendiri. Kritik ini mendefinisikan puisi/karya sastra sebagai
sebuah ekpresi, curahan atau ucapan perasaan, atau sebagai produk
imaginasi pengarang yang bekerja dengan persepsi- persepsi, pikiran-
pikiran dan perasaannya. Kritik ini cenderung untuk menimmbang
karya sastra dengan kemulusann, kesejatian, atau kecocokan dengan
keadaan pikirannya. Sering kritik ini melihat ke dalam karya sastra
untuk menerangkan tabiat khusus dan pengalaman-pengalaman di
dalam karyanya. Pandangan semacam ini diperkembangkan teritama
oleh kritikus romantic dan secara luas berlaku di masa kini.
Dalam sudut pandang ekspresif, karya merupakan cerminan dari
kehidupan penggubahnya. Kenyataan yang dirasakan pengarang dan
„kenyataan‟ yang pengarang tuangkan dalam karya mengalami
singgungan yang menciptakan irisan; ada kesamaan yang muncul di
dalamnya. Itu berarti, karya gubahan pengarang tentu kaya akan
pengaruh dari kehidupan pengarang. Pengaruh tersebut dapat dilihat
dari beragam unsur yang terdapat di dalam sebuah karya. Kisah
kehidupan pengarang pada umumnya dapat dituangkan melalui salah
satu atau beberapa tokoh di dalam karya tersebut, didukung oleh
pendeskripsian latar, alur, hingga tema dan amanat yang sesuai atau
paling tidak mewakili apa yang pengarang rasakan dalam
kehidupannya.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
7
pengarang. Pengarang sendiri menjadi pokok yang melahirkan dan
memproduksi prespsi-persepsi, pikiran-pikiran dan perasaan yang
dikombinasikan. romantic dan secara luas berlaku di masa kini. Dalam sudut
pandang ekspresif, karya merupakan cerminan dari kehidupan
penggubahnya. Kenyataan yang dirasakan pengarang dan „kenyataan‟ yang
pengarang tuangkan dalam karya mengalami singgungan yang menciptakan
irisan; ada kesamaan yang muncul di dalamnya. Itu berarti, karya gubahan
pengarang tentu kaya akan pengaruh dari kehidupan pengarang.
3.2 Saran
8
DAFTAR PUSTAKA