Anda di halaman 1dari 130

BAGIAN I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Indonesia sangat menekankan empat
keterampilan berbahasa. Keempat komponen tersebut yaitu keterampilan
menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan
berbahasa tersebut sangat mutlak harus dikuasai oleh semua siswa dalam
pembelajaran bahasa Indonesia. Keberhasilan pengajaran bahasa terlihat dari
keterampilan dan pengetahuan berbahasa siswa. Begitu juga halnya dengan
pembelajaran bahasa Indonesia, pembelajaran bahasa Indonesia yang ada di
sekolah pun pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan keterampilan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Fungsi utama bahasa adalah
untuk menyampaikan isi hati serta alat untuk berkomunikasi. Maksud
komunikasi dapat berupa pengungkapan pikiran, gagasan, ide, pendapat,
persetujuan, keinginan, atau penyampaian informasi tentang suatu peristiwa.
Keterampilan berbahasa dapat dikuasai dengan latihan yang berkelanjutan,
terlebih keterampilan yang produktif salah satunya keterampilan menulis.
Semakin terampil seseorang dalam berbahasa, semakin cerah dan jelas pula
jaln pikirannya. Keterampilan berbahasa hanya dapat diperoleh dan dikuasai
dengan jalan praktik dan latihan. Melatih keterampilan berbahasa bearti
melatih keterampilan berpikir salah satunya adalah dengan menulis.
Keterampilan menulis juga merupakan salah satu bahan pengajaran Bahasa
Indonesia yang terdapat dalam kurikulum 2013 yang saat ini masih sebagai
bahan ajar dalam pelajaran bahasa Indonesia.
Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang memegang peran
penting dalam dinamika peradaban manusia. Dengan menulis manusia dapat
melakukan komunikasi dan dengan melakukan kegiatan menulis seseorang
dapat menyatakan pemikiran, perasaan, dan pendapat dalam bahasa tulis
sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Seseorang bisa mahir dalam menulis
tidak cukup hanya dengan menguasai teori saja, akan tetapi melalui proses
belajar dan membutuhkan ketelitian, kepaduan dan keruntutan, dan kelogisan
antara kalimat satu dengan kalimat yang lain.
Keterampilan menulis ialah keterampilan yang sangat penting karena
merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki setiap
siswa. Siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau
pendapat pemikiran dan gagasan yang dimiliki. Selain itu, dapat
mengungkapkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis. Proses
pengimajinasian atau pengembangan pengalaman lahir dan batin merupakan
awal dari proses kreatif. Proses kreatif tersebut kemudian dilanjutkan dengan
pengekspresian imajinasi ke dalam rangkain kata-kata yang disebut dengan
istilah puisi.
Menurut Wardoyo (2013: 20) mengatakan bahwa “puisi adalah
pengalaman, imajinasi, dan sesuatu yang berkesan yang ditulis sebagai
ekspresi seorang dengan menggunakan bahasa langsung”. Puisi merupakan
karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama
dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Kata-kata
terpilih agar memiliki kekuatan pengucapan, walaupun singkat atau padat
namun memiliki kekuatan. Karena itu, salah satu usaha penyair adalah
memilih kata-kata yang memiliki persamaan bunyi (rima).
Menulis puisi merupakan kegiatan belajar yang menyenangkan karena
dengan menulis puisi siswa akan berlatih mengembangkan pola pikir dan
melatih mereka untuk berkreasi atau menuangkan pikiran mereka dalam
bentuk kata-kata yang menarik dan indah. Dalam menulis puisi ada beberapa
hal perlu diperhatikan yaitu, bait, irama, rima haruslah sesuai, agar puisi
tersebut menjadi lebih menarik untuk dibaca dan didengar. Menulis puisi
merupakan salah satu materi ajar yang dinilai dapat melatih keterampilan
siswa. Pembelajaran menulis puisi
Berpijak dari beberapa pandapat mengenai keterampilan menulis
tersebut, maka dalam hal ini kegiatan menulis dapat kita rangkumkan ke
dalam sebuah simpulan yang mana kerampilan menulis merupakan kegiatan
yang menggambarkan perasaan, pikiran dan ide kedalam bentuk lambang-
lambang grafis. Keterampilan menulis juga merupakan suatu proses
perkembangan yang menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan,
keterampilan dan pengarang langsung menjadi seorang penulis. Pembelajaran
menulis yang dilakukan di lembaga pendidikan formal merupakan satu di
antara bagaian dari materi pembelajaran bahasa Indonesia yang besar
manfaatnya. Keterampilan menulis sangat penting bagi pendidikan karenaa
memudahkan pelajar berpikir, melaporkan atau memberitahukan. Menulis
merupakan keterampilan berbahasa yang tidak terpisahkan dari proses
belajar-mengajar dimulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan
Tinggi.
Materi menulis puisi termasuk satu diantara standar kompetensi dan
kompetensi dasar dari materi menulis 16, mengungkapkan pemikiran dan
perasaan dalam bentuk puisi bebas, dan kompetensi dasarnya yaitu 16.1
menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang sesuai. Dalam hal ini, kreatifitas
siswa saat mengungkapkan ide sebuah cerita sangat dibutuhkan. Selain itu
diperoleh melalui sesuatu yang dipikirkan, yang disaksikan, atau yang dialami
oleh pengarang itu sendiri.
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
mendeskripsikan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas X Madrasah
Aliyah Walisongo Pontianak. Kegiatan menulis puisi tersebut disebabkan
kompetensi menulis yang menghendaki penguasaan berbagai unsur yang
telah ditetapkan, isi dari puisi itu sendiri mempunyai unsur-unsur yang
kompleks sesuai dengan apa yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan
karangan yang indah dan menarik untuk dibaca. Menulis puisi juga menuntut
untuk menggunakan kata-kata yang indah dan mengandung unsur-unsur
pembangun puisi yaitu unsur fisik dan unsur batin.
Alasan Penulis memilih menulis puisi karena menulis puisi berperan
penting dalam mengembangkan kemampuan siswa, serta untuk mengkaji
kemampuan siswa kelas X Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak. Dari hasil
kegiatan ini siswa dapat mengembangkan kreativitas dan imajinasinya yang
kemudian dikembangkan menjadi sebuah puisi, memberikan motivasi yang
terdapat masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, serta
menumbuhkan sikap berani mengeluarkan ide atau gagasan mengenai suatu
masalah yang akurat.
Alasan Penulis memilih Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak
dikarenakan didasari pertimbangan, (1) setelah menjalani pembelajaran, siswa
dituntut memiliki kemampuan yang memadai dalam menulis puisi, (2) siswa
perlu mendapat pembinaan yang intensif dalam menulis, dikarenakan dalam
tulisan siswa masih banyak yang tidak menyamtumkan salah satu dari unsur
pembangun puisi, (3) penelitian tentang menulis puisi belum pernah
dilakukan di kelas X Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak.
Harapan peneliti dengan adanya penelitian keterampilan menulis akan
menimbulkan kreativitas, melatih keterampilan berpikir siswa unutk
menuangkan ide-ide, gagasan-gagasan, yang ada dalam pemikirannya
dituangkan kedalam tulisan dan menulis tidak hanya sekedar menulis akan
tetapi harus memahami apa sebenarnya menulis itu, dalam hal ini juga
menulis merupakan keterampilan dan kemampuan yang harus dimiliki.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa judul dalam desain
penelitian ini adalah “Keterampilan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas X
Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak”.

B. Fokus dan Sub Fokus Penelitian


Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini yang menjadi masalah
umumnya adalah “Bagaimana keterampilan menulis puisi pada siswa kelas X
Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak ?”. Adapun sub fokus pada penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan menulis puisi pada siswa kelas X Madrasah
Aliyah Walisongo Pontianak ?
2. Bagaimana motivasi belajar dalam menulis puisi pada siswa kelas X
Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak ?
3. Apasaja kendala dalam menulis puisi pada siswa kelas X Madrasah Aliyah
Walisongo Pontianak ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian secara umum dalam penelitian ini adalah untuk
Mendeskripsikan Keterampilan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas X Madrasah
Aliyah Walisongo Pontianak. Sedangkan tujuan penelitian secara khususnya
adalah untuk mendeskripsikan:
1. Mendeskripsikan bagaimana kemampuan menulis puisi pada siswa kelas
X Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak.
2. Mendeskripsikan bagaimana motivasi belajar dalam menulis puisi pada
siswa kelas X Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak.
3. Mendeskripsikan apasaja kedala dalam menulis puisi pada siswa kelas X
Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak.

D. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis
maupun secara praktis sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan bagi peningkatan
keterampilan menulis, terutama kerampilan menulis siswa dalam membuat
puisi, penelitian ini diharapkan bisa memberi motivasi bagi peneliti lain
yang berniat untuk mengkaji lebih mendalam untuk mengungkapkan
faktor-faktor yang belum terungkap dalam penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang
bermakna, mempermudah siswa dalam menulis puisi serta,
meningkatkan aktivitas belajar siswa mengembangkan kreativitas siswa
dalam hal menulis puisi.
b. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan menambah strategi pembelajaraan yang
alternatif untuk meningkatakan motivasi belajar siswa dalam
menyelesaikan masalah belajar, khususnya materi menulis puisi. Serta
diharapkan membantu guru memperbaiki model mengajar agar proses
pembelajaran lebih bermakna dan efisien.
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian dalam menerapkan model
pembelajaran yang bervariasi. Selain itu, juga menjadi inovasi
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya
dalam keterampilan menulis puisi dengan demikian dapat melahirkan
siswa-siswi yang terampil dalam menulis.
d. Bagi Penulis
Bagi penulis sendiri, hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah
wawasan mengenai keterampilan menulis puisi dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia, serta dapat dijadikan referensi atau bahan bacaan
bagi Peneliti selanjutnya.

E. Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penelitian merupakan objek yang menjadi fokus dalam
penelitian serta batasan suatu bidang kajian yang hendak diteliti. Penelitian ini
lebih terarah, maka ruang lingkup ini terbagi menjadi variabel penelitian dan
definisi operasional sebagai berikut.
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh Peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Kidder (Sugiyono, 2017: 61) menyatakaan bahwa variabel
adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik
kesimpulannya. Sedangkan menurut Mahmud (2011: 149) mengatakan
bahwa “variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi
titik perhatian suatu penelitian”. Berdasarkan pengertian di atas dapat
disimpulkan variabel penelitian adalah atribut atau nilai yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk kemudian ditarik
kesimpulannya. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah
variabel tunggal yaitu “keterampilan menulis puisi dengan aspek-aspek
antara lain tema, pengimajian, diksi, bahasa kiasan, dan amanat.
2. Definisi Operasional
Pengertian mengenai kosep dalam penelitian ini menjadi jelas dan
tidak menimbulkan kesalahpahaman, sehingga untuk menafsirkan istilah-
istilah yang ada atau digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dibuat
operasional. Istilah atau definisi operasional yang ada dalam rencana
penelitian adalah sebagai berikut.
a. Menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi tidak langsung, tidak tatap muka dengan orang
lain. Menulis juga merupakan kegiatan yang dipergunakan untuk
meluapkan isi pikiran dalam sebuah tulisan untuk dibaca orang lain.
b. Puisi
Puisi merupakan ungkapan perasaan yang maknanya tersirat dalam
bentuk tulisan yang bahasanya terikat oleh irama, rima, serta penyusun
larik dan bait.
c. Menulis puisi
Menulis puisi merupakan kegiatan yang dilakukan penulis untuk
menuangkan ide atau gagasan yang sedang dirasakan penulis kemudian
digambarkan melalui tulisan yang indah dan melahirkan sebuah karya
sastra.
d. Tema
Tema merupakan gagasan pokok, ide-ide yang ditulis oleh penyair
sebagai wujud apa yang ingin disampikan oleh penyair dalam
tulisannya.
e. Pengimajian
Pengimajian merupakan penggunaan kata-kata yang mengandung
gambaran-gambaran tentang ingatan yang terbentuk. Proses ingatan
tersebut terbangun dalam puisi meliputi penglihatan, pendengaran,
perabaan, perasaan, dan penciuman.
f. Diksi
Diksi adalah pilihan kata yang digunakan penyair untuk penyatakan
sesuatu. Diksi merupakan seleksi dari kata-kata yang ada dan dipilih
agar menciptakan kata-kata yang indah dan selaras dengan apa yang
ingin diungkapkan penyair.
g. Bahasa kiasan
Bahasa kiasan atau bahasa figuratif adalah bahasa yang digunakan
penyair untuk menyampaikan kata-kata dengan menumbulkan banyak
makna. Makna yang terkandung tersebut terkadang melebih-lebihkan
dan terkadang diartikan dengan kata lain.
h. Amanat
Amanat merupakan pesan-pesan yang ingin disampikan penyair untuk
pembacanya melalui jalan cerita. Amanat yang disampaikan banyak
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
i. Motivasi
Motivasi belajar adalah suatu kekuatan untuk mendorong seseorang
melakukan suatu kegiatan. Motivasi belajar juga menimbulkan
kemauan untuk mencapai suatu sesuai apa yang dikehendakinya.
BAB II

KETERAMPILAN MENULIS PUISI

A. Hakikat Menulis
1. Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu kegiatan proses berpikir manusia yang
menyampikan isi pikiran, perasaan kedalam tulisannya. Menulis juga
merupakan suatu cara untuk mengeluarkan apa yang terdapat dalam
kandungan jiwanya kepada orang lain lewat tulisanya. Alatnya yaitu
bahasa yang terdiri atas kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana.
Menulis bertujuan untuk menginformasikan dan mengekspresikan maksud
dan tujuan tertentu, baik dalam pengalaman yang dibuat-buat atau tidak
nyata ataupun pengalaman yang pernah dilalui. Pikiran yang disampaikan
melalui tulisan tersebut disampaikan kepada orang lain dengan kata yang
menngandung makna secara tepat dan sesuai dengan apa yang ingin
dinyatakan. Kata-kata itu harus disusun secara teratur dengan klausa dan
kalimat agar orang dapat menangkap apa yang ingin diungkapkan. Oleh
karena itu, keterampilan menulis disekolah sangatlah penting.
Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk
meluapkan isi hati, dan pikiran kedalam bentuk tulisan. Sejalan dengan
pendapat Zulaeha (2013: 11) menyatakan bahwa “Menulis merupakan
komunakasi tulis yang bertujuan menginformasikan dan mengekpresikan
maksud dan tujuan tertentu, baik dari pengalaman imajinatif maupun hasil
pengalaman realistik”. Sedangkan menurut Tarigan (2013: 3) menyatakan
“Menulis merupakan suatu keterampilan bahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan
orang lain”. Lebih lanjut Tarigan (2013: 22) berpendapat “Menulis adalah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami oleh seseorang,
sehingga orang lain dapat membaca dan memahami lambang-lambang
grafik itu”.
Menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif. Dalam
menulis, penulis harus terampil dalam memanfaaatkan tulisan tangan,
struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis tidak datang secara
otomatis, tetapi menulis didapatkan melalui latihan dan praktik yang
banyak dan teratur. Menulis juga merupakan kegiatan yang penting untuk
mengekspresikan diri pribadi, berkomunikasi, dan menemukan makna.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut bertambah karena adanya perkembangan
media baru untuk komunikasi massa. Oleh karena itu, menulis tetap
merupakan bagian yang penting dari kurikulum sekolah dalam pengajaran
Bahasa Indonesia. Adapun menurut Dalman (2016: 3) mendefinisikan
bahwa “Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa
penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan
menggunkan bahasa tulis sebagai alat atau medianya”. Keterampilan
menulis menekankan pada proses menghasilkan suatu tulisan, siswa
diharapkan mampu membuat karya dalam bentuk tulisa, baik tulisan
tentang apa yang mereka ketahui atau yang mereka sukai. Menulis pada
dasarnya bukan hanya sekedar menuangkan isi pikiran ke dalam bentuk
tulisan, tetapi lebih pada proses kreatif dalam menuangkan gagasan yang
ada kedalam bentuk wacana agar dapat dibaca dan dipahami, serta
mengikut kaidah bahasa dan aturan penulisan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis
merupakan suatu kegiatan seseorang menuju proses kreatif untuk
mengekspresikan diri untuk menyampikan tujuan dan maksud tertentu
serta untuk menginformasikan pesan kepada orang lain. Menulis
merupakan proses komunikasi tidak langsung oleh karena itu, menulis
mempunyai aturan-aturan tertentu agar tulisan tersebut dapat dibaca dan
dipahami orang lain.
2. Tujuan Menulis
Menulis merupakan sebuah keterampilan berbahasa yang
produktif. Kemampuan menulis tidak serta merta datang dalam diri
seseorang tanpa memerlukan latihan dan proses yang panjang. Menulis
memiliki beberapa tujuan yang diantaranya menyampaikan informasi,
menghibur, dan sebagainya. Tarigan (2013: 24) mengungkapkan secara
garis besar tujuan menulis adalah untuk memberitahukan atau mengajar,
meyakinkan atau mendesak, menghibur atau menyenangkan,
mengutarakan atau mengekspresikan dan emosi yang berapi-api.
Tujuan menulis bagi seorang penulis yaitu untuk mengungkapakan
ide, gagasan dan pendapat yang diungkapkan dalam tulisannya berbentuk
teks. Sedangkan tujuan dari pembaca tulisan yaitu untuk mendapatkan ,
informasi dari penulis, sebagai hiburan, mencari informasi baru, serta
ekspresi perasaan dari pembaca. Berbagai jenis tulisan tentunya
mempunyai tujuan yang ingin disampaikan, adapun jenisnya yaitu
memberitahukan, meyakinkan, menghibur, mengekspresikan.
Senada dengan hal tersebut Zulaeha (2013: 11) mengatakan bahwa
“menulis bertujuan untuk menginformasikan dan mengekspresikan
maksud dan tujuan tertentu, baik dari pengalaman imajinatif maupun hasil
pengalaman realistik. Seorang penulis dapat berbagi cerita , pengalaman,
perasaan kepada orang lain melalui tulisannya yang merupakan curahan
pengalaman, pikiran, dan perasaan”.
Alasan seseorang ingin menulis jika dipaparkan mempunyai
banyak alasan yang ingin disampaikan, adapun tujuan menulis menurut
Peck dan Schulz (Tarigan, 2013: 9) mengatakan bahwa “tujuan menulis
adalah yang pertama membantu para siswa memahami bagaimana caranya
ekspresi tulis dapat dilayani mereka, dengan jalan menciptakan situasi-
situasi di dalam kelas yang jelas memerlukan karya tulis dan kegiatan
menulis. Kedua mendorong siswa menggunakan mengekspresikan diri
mereka secara bebas dalam tulisan. Ketiga mengajar para siswa
menggunakan bentuk yang tepat dan serasi dalam ekspresi tulis. Keempat
mengembangkan pertumbuhan bertahap dalam menulis dengan cara
membantu para siswa menulis sejumlah maksud dengan penuh keyakinan
pada diri sendiri secara bebas.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
menulis adalah untuk memberikan informasi, menghibur, meyakikan,
merangkum, serta mengekspresikan perasaan dan emosi. Namun pada
dasarnya tujuan menulis ada untuk mencurahkan apa yang ada dalam
pikiran seseorang untuk disampaikan kepada orang lain maupun diri
sendiri.
3. Manfaat Menulis
Menulis sebagai alat komunikasi tidak langsung antara penulis dan
pembaca. Menulis merupakan satu di antara keterampilan berbahasa yang
penting dan mempunyai manfaat yang besar dalam kehidupan seseorang.
Menulis banyak memberikan manfaat (Tarigan, 2013: 24) diantaranya
sebagai berikut.
a) Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut
wacana informatif.
b) Tulisan yang bertujuan untuk menyakinkan atau mendesak disebut
wacana persuasif.
c) Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau
yang mengandunng tujuan estetik disebut literer.
d) Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau
berapi-api disebut wacana ekspresif.
Menulis sangat bermanfaat bagi kehidupan, menulis dapat
meningkatkan penalaran untuk mengembangkan berbagai gagasan serta
dapat memperluas pengetahuan. Menurut Dalman (2016: 6) menulis
memiliki banyak manfaat yang dapat dipetik, diantaranya (1) peningkatan
kecerdasan, (2) pengembangan daya imajinatif dan kreativitas, (3)
penumbuhan keberanian, (4) pendorong kemauan dan kemampuan
mengumpulkan informasi. Menulis tidak mudah dilakukan seperti
mambalikkan telapak tangan, tetapi menulis harus melalui proses.

Bedasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa


manfaat menulis ialah sebagai alat untuk menuangkan ide-ide untuk
meningkatkan pengetahuan, mendorong untuk berfikir kritis,
mengembangkan daya imajinatif, serta dapat meningkatkan kecerdasan.
Menulis juga dapat membantu meransang pemikiran seseorang untuk terus
mencari informasi sehingga dapat membantu meningkatkan cara belajar
yang baik dan berwawasan luas.

B. Hakikat Puisi
1. Pengertian Puisi
Menulis puisi bagi sebagian orang memang mudah, namun
kenyataannya menulis puisi tanpa pengetahuan, tanpa teknik yang benar
sangat berbeda dengan orang yang mengerti dan memahami hakikat puisi.
Seseorang tidak akan memahami puisi secara mendalam jika tidak
mengetahui bahwa puisi merupakan karya estetis yang bermakna dan
memiliki arti yang mendalam. Puisi merupakan salah satu bentuk yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair yang disusun dengan bahasa
yang indah dengan memfokuskan pada struktur fisik dan struktur batinnya.
Menurut Zulaeha (2013: 25) mengungkapkan bahwa “puisi merupakan
hasil pengungkapan kembali pengalaman batin manusia, yang diwujudkan
melalui bahasa yang estetis dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan
struktur batinnya serta dipadatkan kata-katanya dalam bentuk teks”.
Sejalan dengan pendapat Pradopo (2014: 7) puisi itu merupakan rekamn
dan interprestasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud
yang paling bekesan”. Puisi juga merupakan hasil ungkapan hati
seseorang, bahkan pengalaman fisik maupun batin yang dituangkan dalam
bentuk tulisan.
Sejalan dengan pendapat di atas, Wardoyo (2013: 20) mengatakan
bahwa “puisi adalah pengalaman, imajinasi, dan sesuatu yang berkesan
yang ditulis sebagai ekspresi seorang dengan menggunakan bahasa
langsung”. Artinya, puisi ditulis oleh seseorang sebagai bentuk ekspresi
yang menggunakan bahasa tak langsung dan merupakan suatu hasil
pengalaman, imajinasi maupun sesuatu yang berkesan dalam dirinya.
Sejalan dengan pendapat Subrada (Sari, 2013: 2) mengatakan bahwa
“puisi merupakan karangan seni sastra, yang kata-katanya disusun
menurut syarat-syarat tertentu atau syarat-syarat yang terikat dengan
menggunakan irama, sajak, dan kata-kata kiasan”.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa puisi
merupakan hasil ungkapan perasaan dan pemikiran bahkan pengalama
fisik maupun batin yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Puisi juga
merupakan suatu karya yang dikemas sedemikian rupa untuk menjadi
suatu karya yang bernilai estetik dengan memperhatikan struktur fisik dan
struktur batin.
2. Unsur- Unsur Pembentuk Puisi
Unsur-unsur puisi pembangun puisi tidak dapat dipisahkan karena
memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Wardoyo (2013: 23)
mengungkapkan bahwa unsur-unsur pembentuk puisi terdiri dari struktur
fisik dan struktur batin puisi.
a. Struktur Fisik
Struktur fisik puisi diuraikan dalam unsur estetika yang
membangun struktur luar dari puisi. Struktur fisik pembangun puisi
meliputi unsur-unsur seperti: diksi, bahasa figuratif (bahasa kiasan),
kata kongrit, citraan (pengimajian), versifikasi dan wujud visual puisi
(tata wajah puisi).
1) Diksi
Diksi adalah pilihan kata yang diungkapakan oleh seorang
penyair dalaam puisinya. Puisi merupakkan bentuk karya sasra
yang mengungkapkan banyak hal, oleh karena itu maka kata-
katanta harus dipilih secara cermat. Jadi kata-kata dalam puisi
disusun sedemikian rupa agar pikiran, perasaan penulisnya dapat
disalurkan dengan baik. Menurut Barfield (Pradopo, 2014: 55)
mengungkapkan bahwa “bila kata-kata dipilih dan disusun dengan
cara yang sedemikian rupa hingga artinya menimbulkan atau
dimaksudkan untuk menimbulkan imajinasi estetik, maka hasilnya
itu disebut diksi”.
Menurut Wardoyo (2013:23) mengatakan bahwa diksi atau
pilihan kata merupakkan esensi dari penulisan puisi. Artinya, diksi
merupakan dasar bangunan setiap puisi. Sedangkan menurut
Zulaeha (2013: 29) mengungkapkan bahwa “diksi adalah pilihan
kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya karena puisi
adalah bentuk karya dengan sedikit kata-kata dapat
mengungkapkan banyak hal, kata-katanya harus dipilih secermat
mungkin”.
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa diksi
adalah pilihan kata yang digunakan penyair untuk penyatakan
sesuatu. Diksi merupakan seleksi dari kata-kata yang ada dan
dipilih agar menciptakan kata-kata yang indah dan selaras dengan
apa yang ingin diungkapkan penyair.
2) Bahasa Figuratif (Bahasa Kiasan)
Bahasa kiasan adalah penggunaan bahasa yang dapat
menghidupkan atau menimbulkan makna tertentu. Bahasa kiasan
merupakan daya tarik dari puisi serta menjadikan puisi menjadi
lebih menarik dan hidup serta memperjelas gambaran puisi.
Menurut Pradopo (2014: 63) mengatakan bahwa “bahasa kiasan ini
mengiaskan atau mempersamakan sesuatu hal dengan hal lain
sepaya gambaran menjadi jelas, lebih menarik, dan hidup. Adapun
jenis-jenis bahasa kiasan adalah perbandingan, metafora,
perumpamaan epos, allegori, personifikasi, metonimia, dan
sinekdoki”.
Bahasa kiasan yang digunakan oleh penyair memilki peranan
penting sebagai upaya penyair dalam menggandakan makna dalam
sajaknya. Bahasa kiasan dalam sebuah sajak adalah bahasa yang
digunakan untuk menyatakan sesuatu yang lain. Artinya bahwa
dengan bahasa kiasan yang dipakai, penyair berusaha
menyampikan secara tidak langsung (Wardoyo, 2013:25).
Selanjutnya menurut Waluyo (Zulaeha, 2013: 34) mengatakan
bahwa “bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatif,
artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna”.
Berdasarkan ungkapan di atas, dapat disimpulkan bahwa
bahasa kiasan atau bahasa figuratif adalah bahasa yang digunakan
penyair untuk menyampaikan kata-kata dengan menimbulkan
banyak makna. Makna yang terkandung tersebut terkadang
melebih-lebihkan dan terkadang diartikan dengan kata lain.
3) Kata Kongrit
Menurut Wardoyo (2013: 31) kata kongrit adalah kata-kata
yang digunakan oleh penyair untuk merujuk kepada arti yang
menyeluruh. Dengan kata lain, kata kongrit adalah kata-kata yang
mampu memberikan pengimajian kepada pembaca. Kata kongrit
dapat dilakukan oleh seorang penyair dengan berusaha
memberikan efek imaji (penggambaran) baik secara penglihatan,
pendengaran, perasaan dan lain sebagainya kepada pembaca
dengan tujuan agar pembaca dapat membayangkan secara jelas
peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penyair. Zulaeha
(2013: 34) mengatakan bahwa “kata kongrit adalah kata-kata yang
dapat ditangkap dengan indra. Dengan kata kongrit akan
memungkinkan imajinasi muncul”.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulakan bahwa
kata kongrit adalah kata-kata yang dapat mengacu panca indra hal
tersebut didapatkan dari pengalaman atau imajinasi penyair. Kata
kongrit juga ditulis penyair untuk menimbulkan imajinasi bagi
pembaca.
4) Citraan (Pengimajian)
Citraan atau pengimajian adalah penggunaan kata-kata yang
khas dan penataan kata kata yang unik sehingga menciptakan
imajinasi, serta memperjelas apa yang dingin siampikan penyair.
Menurut Zulaeha (2013: 31) mengungkapkan bahwa “pengimajian
adalah kata atau kelompok kata yang dapat mengungungkapkan
pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan
perasaan imaji dapat dibagi menjadi tiga: imaji suara (auditif),
imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji
taktil)”. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Wachid (Wardoyo,
2013: 32) yang mengatakan bahwa “citraan atau pengimajian
dinyatakan sebagai pengalaman indera dan merupakan bentuk
bahasa yang dipergunakan untuk menyampaikan pengalaman
indera tersebut”. Adapun gambaran-garambaran angan itu ada
bermacam-macam, dihasilkan oleh panca indra penglihatan,
pendenganran, perabaan, pencecapan dan penciuman (Pradopo,
2014: 82).
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa citraan
atau pengimajian adalah penggunaan kata-kata yang mengandung
gambaran-gambaran tentang ingatan yang terbentuk. Proses
ingatan tersebut terbangun dalam puisi meliputi penglihatan,
pendengaran, perabaan, perasaan, dan penciuman.
5) Versifikasi ( Rima dan Ritma)
Bunyi dalam puisi menghasilkan rima (persajakan) dan ritma.
Bunyi-bunyi itulah yang kemudian disebut versifikasi. Rima adalah
pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalis atau
orkestrasi. Adapun ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek
keras lemahnya bunyi (Wardoyo, 2013: 39). Sejalan dengan apa
yang diungkapkan (Zulaeha, 2013: 36) mendefinisikan bahwa
“rima adalah persamaan bunyi dalam puisi, baik di awal, di tengah
maupun di akhir baris puisi. Serta ritma merupakan tinggi rendah,
panjang pendek, keras lemahnya bunyi”.
Berdasarkan apa yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan
bahwa rima adalah pengulangan bunyi yang timbul pada huruf atau
kata-kata dalam larik dan bait dalam puisi. Ritma adalah pergantian
nada atau emosi dalam puisi yakni tinggi rendah, panjang pendek,
keras lemahnya bunyi yang diciptakan.
6) Wujud Visual (Tata Wajah) Puisi
Wujud visual merupakan cara bagi seorang penyair dalam
menyatakan ekspresinya kedalam sebuah puisi. Wujud visual ini
juga mempermudah pembaca dalam memahami isi atau gagasan
yang disampaikan oleh penyair dan memberikan arahan bagaimana
membaca puisi secara tepat.
Menurut Wardoyo (2013: 40) menyatakan bahwa “tata wajah
puisi adalah bentuk tampilan puisi yang ditulis penyair. Wujud
visual merupakan salah satu hal yang menjadi tanda kemampuan
penyair dalam mengukuhkan pengalaman-pengalaman
kemanusiaan dalam puisi yang ditulisnya”. Selanjutnya menurut
(Zulaeha, 2013: 27) tata wajah puisi merupakan cara penulisan
suatu puisi sehingga menampilkan bentuk-bentuk tertentu yang
dapat diamati secara visual.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tata
wajah puisi adalah cara pengarang menciptakan suatu bentuk
tertentu yang memiliki makna. Tata wajah puisi juga merupakan
suatu petujuk untuk memudahkan seorang pembaca dalam
menelaah apa yang menjadi maksud seorang penyair menuliskan
bentuk-bentuk tersebut.
b. Struktur Batin Puisi
Struktur batin puisi merupakan tempat dimana penyair
mngungkapkan makna yang hendak disampikan. Menurut Hikmat
(Muawiyah, 2019: 8) mengatakan bahwa “struktur batin adalah unsur
yang membangun puisi dari dalam, unsur ini tidak terlihat secara kasat
mata namun menjadi sumber ekspresi pengarang dalam menyampaikan
gagasannya”. Adapun struktur batin puisi yakni, tema, nada, suasana,
dan amanat.
1) Tema
Tema merupakan gagasan utama dari sebuah puisi baik itu
tersirat maupun tersurat. Tema adalah pokok persoalan yang
terkandung dalam puisi dan dalam satu puisi hanya memiliki satu
tema. Tema merupakan gagasan pokok atau subject-metter yang
dikemukakan oleh penyair. Tema merupakan suatu gagasan pokok
atau ide pikiran tentang suatu hal, termasuk dalam membuat
tulisan (Wardoyo, 2013: 49). Sejalan dengan pendapat tersebut
(Massi, 2014: 6) mengatakan bahwa tema adalah gagasan pokok
yang dikemukakan penyair lewat puisinya.
Berdasarkan apa yang dikemukakan para ahli di atas, dapaat
disimpulkan bahwa tema merupakan gagasan pokok, ide-ide yang
ditulis oleh penyair sebagai wujud apa yang ingin disampikan oleh
penyair dalam tulisannya. Tema dalam puisi hanya terdapat satu
dalam satu puisi.
2) Nada
Menurut Situmorang (Zulaeha, 2013: 39) mengatakan bahwa
“nada dalam puisi merupakan sikap pengair terhadap pembaca
atau terhadap penikmat karyanya pada umumnya. Dalam menulis
puisi, penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca,
apakah dia ingin bersikap menggurui, menasehati, mengejek,
menyindir, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah
pembaca, atau bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada
pembaca ini disebut dengan nada puisi”. Sedangkan menurut
Wardoyo (2013: 51) nada adalah bunyi yang memiliki getaran
teratur tiap diksi. Nada adalah bunyi yang beraturan yang memiliki
frekuensi tunggal tertentu.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa nada
dalam puisi merupakan persaan yang diungkapkan penyair dengan
bunyi yang beraturan. Nada juga merupakan suasana yang timbul
pada puisi yang kata-kata atau diksinya beraturan atau sama.
3) Suasana
Suasana merupakan suatu keadaan yang dirasakan pada saat
membaca puisi. Pada saat membaca puisi banyak suasana yang
terciptakan dengan sendirinya ketika seorang pembaca menghayati
puisi. Menurut (Wardoyo, 2013: 52) mengatakan “suasana adalah
kondisi psikologis yang dirasakan oleh pembaca yang tercipta
akibat adanya interaksi antara pembaca dengan pusi yang dibaca”.
Sejalan dengan pendapat Bahtiar (Fadilah, 2020:121)
menyebutkan bahwa “suasana adalah keadaan jiwa pembaca
(sikap pembaca) setelah membaca puisi”.
Seseorang pasti mempunyai sikap, pandangan dan watak
tertentu dalam menghadapi sesuatu. Dalam menghadapi persoalan
tersebut seseorang akan mengalami emosional dalam dirinya dan
secara rasional ia pun akan tersentuh terhap apa yang dibacanya.
Hal ini membuat suasana hati seseoranga timbul akibat
persepsinya sendiri.
Berdasarkankan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
suasana adalah suatu keadaan atau suasana hati individu yang
dialami akibat persepsinya terhadap puisi yang dibacanya. Suasana
juga merupakan perasaan yang tercipta serta pandangan seseorang
dalam menyikapi apa yang telah dibacanya serta.
4) Amanat
Amanat merupakan pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh
pengarang kepada pembaca. Amanat juga merupakan nilai-nilai,
ajaran-ajaran, serta norma-norma yang bisa dipetik melalui jalan
cerita. Menurut Situmorang (Zulaeha, 2013: 39) amanat yang
hendak dikemukakan oleh penyair banyak tergantung kepada
pekerjaan, cita-cita, pandangan hidup dan keyakinan hidup
penyair”. Selanjutnya menurut (Wardoyo, 2013: 53)
mengungkapkan bahwa “amanat merupakan ajarana moral atau
pesan yang ingin disampikan oleh pengarang melalui karyanya”.
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa
amanat merupakan pesan-pesan yang ingin disampikan penyair
untuk pembacanya melalui jalan cerita. Amanat yang disampaikan
banyak yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Amanat juga
merupakan hal yang penting dalam suatu tulisan karena dari
sinilah suatu karya sastra dinilai.
3. Langkah-Langkah Menulis Puisi
Menurut Komaidi (Zulaeha, 2013: 43) menyebutkan bahwa
langkah-langkah dalam menulis puisi adalah sebagai berikut.
a. Sebelum menulis puisi, pahami apa itu puisi. Kita dapat mencoba
sebanyak mungkin membaca puisi-puisi yang ada dibuku, majalah,
atau media massa. Setelah banyak membaca puisi tentu sedikit atau
banyak akan tahu apa itu puisi dan bagaimana membuatnya.
b. Mencari inspirasi dengan berkeliling-keliling ke alam lingkungan
sekitar karena hal itu akan memperluas pengalaman estetik kita untuk
dituangkan ke dalam puisi.
c. Cobalah catatan atau buku kecil ke mana kita pergi. Hal ini untuk
menuliskan setiap ide atau inspirasi berharga yang terlintas di pikiran
kita agar tidak cepat hilang dan terlewatkan.
d. Tulis apa yang ada dalam pikiran, perasaan kita, kegelisahan kita ke
dalam bentuk kata-kata dalam puisi dengan bebas tanpa beban.
e. Baca dan perbaiki puisi yang sudah dibuat. Setelah selesai menulis
puisi, coba endapkan sebentar beberapa jam atau beberapa hari
kemudian. Setelah itu baca lagi puisi yang sudah dibuat, mungkin kita
merasakan sesuatu yang berbeda dan muncul perspektif baru dalam
pikiran.
f. Setelah selesai menulis puisi coba uji puisi yang dibuat untuk
dikirimkan ke media massa ataupun minta kritik, saran dari orang lain
sehingga puisi yang telah dibuat menjadi semakin menarik dan
mempunyai estetika tinggi.
4. Tujuan Pembelajaran Menulis Puisi
Kegiatan pembelajaran menulis puisi merupakan suatu kegiatan
menanamkan rasa terhadap suatu hasil karya sastra, agar peserta didik
mendapatkan rasa keharuan terhadap isi yang terkandung dalam puisi.
Dalam mencapai tujuan pembelajaran diperlukan pembelajaran yang
efektif, peran guru sangat menentukan, sebagaimana yang dikatakan oleh
Aminuddin (Sukma:38) bahwa “tugas guru dalam kegiatan apresiasi yaitu
(1) mengembangkan pengetahuan dan pengalaman (skema simbolik)
siswa, dan (2) membimbing cara berpikir siswa”. Tujuan pembelajaran
menulis puisi adalah agar peserta didik mampu mengungkapkan
perasaannya atau berdasarkan apa yang diliihat atau didengar. Menurut
Dalman (2016:5) mengatakan bahwa “menulis adalah sebuah proses
mengait-ngaitkan anatara kata, kalimat, paragraph, maupun antar bab
secara logis agar dapat dipahami. Proses ini mendorong seorang penulis
harus berpikir secara sistematis dan logis sekaligus kreatif”.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa, tujuan
pembelajaran menulis puisi adalah untuk melatih serta meransang peserta
didik untuk berpikir kritis, dan melalui kegiatan menulis ini peserta didik
dapat menuangkan perasaan atau apa yang dipikirkannya dalam bentuk
tulisan yang indah.

C. Penilaian Keterampilan Menulis Puisi


Penilaian merupakan suatu kegiatan yang penting dalam proses
pembelajaran. Acuan dalam menentukan apa yang dinilai adalah aspek-aspek
yang tertera dalam tujuan pembelajar hasil pengukuranan. Menurut Sitepu
(2015:86) mengatakan bahwa “penilaian adalah proses menentukan posisi
suatu pencapaian dibandingkan dengan tujuan tertentu dengan menggunakan
data hasil pengukuran”. Sejalan dengan pendapat Nurgiantoro (2016:7)
mengemukakan bahwa “penilaian di pihak lain merupakan proses sistematis
dalam pengumpulan, analisis, dan penafsiran informasi untuk menentukan
seberapa jauh seorang pesera didik dapat mencapai tujuan pendidikan.
Penilaian dan pengukuran merupakan satu kesatuan yang memerlukan”.
Sedangkan menurut Suwandi (2018:9) menyebutkan bahwa “penilaian adalah
suatu proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program
kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan”.
Aspek yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran yang telah diuraikan
dengan mengacu pada setiap materi pokok. Proses penilain seorang guru harus
mempersiapkan suatu instrument berupa tes. Tes dilakukan untuk memperoleh
informasi mengenai sejauh mana peserta didik menguasai materi yang telah
diajarkan. Penilaian keterampilan menulis puisi harus berdasarkan kriteria atau
aspek yang dinilai. Menurut Wardoyo (2013:23) mengungkapkan bahwa puisi
sebagai suatu bentuk karya sastra terdiri atas dua unsur pokok, yaitu struktur
fisik dan struktur batin. Struktur fisik pembangun puisi meliputi unsur-unsur
seperti: diksi, bahasa figuratif (bahasa kiasan), kata kongrit, citraan
(pengimajian) versifikasi dan wujud visual puisi (tata wajah puisi). Struktur
batin meliputi tema, nada, suasana, dan amanat. Penilaian yang digunakan
dalam desain penelitian ini adalah unsur pembangun puisi dan berdasarkan
indikator yang telah ditetapkan guru Bahasa Indonesia. Adapun aspek yang
menjadi penilaian dalam menulis puisi dalam desain penelitian ini mencakup
lima unsur yaitu tema, pengimajian, diksi, bahasa kiasan, dan amanat.

D. Motivasi Belajar
Proses pembelajaran akan berhasil bila siswa mempunyai motivasi
dalam belajar. Menurut Woodworth dan Marques (Zuldarial,2016: 120)
mengatakan bahwa “motivasi berasal dari kata motif. Motif adalah suatu
tujuan jiwa yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu dan mencapai tujuan-tujuan tertentu”. Sejalan dengan pendapat
“Sudarwan (Suprihatin: 74) mengatakan bahwa “motivasi diartikan sebagai
kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme
psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai
prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya”.
Berdasarkan paparan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar adalah suatu kekuatan untuk mendorong seseorang melakukan suatu
kegiatan. Motivasi belajar juga menimbulkan kemauan untuk mencapai suatu
sesuai apa yang dikehendakinya.

E. Fungsi Motivasi
Motivasi belajar setiap individu tidak sama kuatnya, ada individu yang
motivasinya bersifat intrinsik dimana kemauan belajarnya lebih kuat dan tidak
tergantung pada faktor di luar dirinya. Seberapa kuat motivasi yang dimiliki
individu akan banyak menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik
dalam belajar ataupun dalam kehidupan. Motivasi belajar ini sangat penting
bagi siswa karena motivasi menentukan tingkatan usaha belajar siswa. Adapun
menurut Sadiman (Suprihatin: 80-81) fungsi motivasi sebagai berikut.
a. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari seriap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menuntun arah perbuatan, yakni kea rah tujuan yang hendak dicapai,
dengan demikian motivasi dapat member arah, dan kegiatan yang harus
dikerjakan dengan rumusan tujuan.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi


motivasi adalah untuk mendorong seorang individu untuk melakukan sesuatu
perbuatan sesuai dengan apa yang ingin dicapainya. Motivasi juga sebagai
penggerak maupun pengarah untuk melakukan sesuatu.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Bentuk Penelitian


1. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif. Menurut Best (Darmadi, 2014: 145) “metode
penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya”.
Sejalan dengan pendapat Arikunto (2013:3) yang mengatakan bahwa
“penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksud untuk menyelidiki
keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya
dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah prosedur pemecahaan masalah
dengan cara menggambarkan serta menemukan fakta-fakta dalam suatu
keadaan atau peristiwa yang diuraikan dalam bentuk laporan.
2. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bentuk penelitian kualitatif. Menurut Bogan dan Taylor (Darmadi, 2014:
287) mendefinisiakan “penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan pelaku yang diamati”. Sejalan dengan pendapat Zuldafrial
(2012: 2) mendefinisikan bahwa “penelitian kualitatif adalah penelitian
yang berdasarkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang atau prilaku yang diamati”. Menurut Sugiono (2017: 15)
menyatakan bahwa “penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang ilmiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrument kunci”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk
penelitian yang digunakan adalah bentuk penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan data berupa kata-kata
tertulis atau lisan pada suatu kondisi yang diamati. Bentuk penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana kualitas tema, imajinasi, diksi,
majas, dan amanat.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat atau latar penelitian menerangkan tentang lokasi dimana
penelitian akan dilaksanakan. Latar penelitian atau Setting penelitian
merupakan tempat dimana proses berlangsungnya penelitian.
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak yang
terletak di Jalan Ampera Kota Baru, Nomor 1A, Kota Pontianak. Penulis
memilih Kelas X Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak sebagai tempat
penelitian dilatar belakangi oleh berbagai alasan. Pertama, Madrasah
Aliyah Walisongo Pontianak sudah terakretiasi B, kedua, Kelas X
Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak belum pernah diadakan penelitian
pelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi menulis puisi, ketiga,
Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak letaknya strategis dan Suasana
yang kondusif yang mendukung kegiatan belajar mengajar.
2. Waktu Penelitian
Penelitian mulai dilaksanakan pada tanggal 16 Januari 2021 di Madrasah
Aliyah Walisongo Pontianak. Minggu pertama bulan Februari 2020
peneliti mengajukan judul, dilanjutkan minggu kedua bulan Februari 2020
peneliti mengajukan outline. Minggu ke empat Februari 2020 membuat
rangkat 3 dan rangkap 5, minggu kedua pada bulan Oktober 2020 peneliti
melakukan penelitian bagian I dan bagian II, dilanjutkan dengan memulai
bimbingan bagian I dan bagian II. Minggu ketiga bulan Desember 2020
peneliti melakukan seminar desain penelitian. Pada tanggal 16 Januari
2021 peneliti melakukan penelitian, awal bulan Februari peneliti
melaksanakan pengolahan data.
C. Latar Penelitian
Latar dalam penelitian ini adalah keadaan atau situasi dimana peneliti
melakukan penelitian. Arikunto (2015: 76) menyebutkan bahwa “hal yang
dimaksud dengan setting atau latar penelitian adalah keadaan lokasi tempat
penelitian berlangsung, meliputi situasi fisik, keadaan siswa, suasana, serta
lain-lain yang banyak berpengaruh terhadap tindakan yang dilakukan oleh
guru ketika penelitian tindakan berlangsung”. Penelitian ini dilakukan di
Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak.

D. Data dan Sumber Data Penelitian


1. Data
Penelitian apapun tidak bisa terlepas dari data, sama halnya
seperti yang dikatakan oleh Zuldafrial (2012:46) bahwa “data adalah kata-
kata berupa lisan dan tulisan serta tindakan”. Sejalan dengan pendapat
Moleong (2014:157) mengatakan bahwa “jenis data dibagi ke dalam kata-
kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik”. Dengan
demikian data penelitian merupakan informasi yang didapatkan dan
diseleksi sebagai bahan analisis berupa kata-kata lisan, tulisan, dan
tindakan. Peneliti membatasi pengambilan data dilakukan hanya pada
menulis puisi pada siswa kelas X SMA Walisongo Pontianak yang
meliputi beberapa aspek yaitu tema, pengimajian, diksi, bahasa kiasan, dan
amanat. Data dalam penelitian ini adalah lembar kerja siswa menulis puisi
pada siswa kelas X Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak.
2. Sumber Data
Sumber data adalah subjek peneliti untuk memperoleh data yang
akan dianalisis. Menurut Zuldafrial (2012:46) menyatakan “sumber data
adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Selanjutnya, menurut
Moleong (2014: 157) menyatakan bahwa “sumber data utama dalam
penelitian biasanya mencakup kata-kata dan tindakan orang diamati atau
diwawancarai”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
sumber data merupakan subjek yang didapatkan berupa kata-kata serta
tindakan dari orang yang diamati, hal tersebut didapatkan dengan cara
mengamati atau mewawancarai. Adapun yang menjadi sumber data dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak
berjumlah 32 orang.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data


1. Teknik Pengumpul Data
a. Teknik Komunikasi Langsung
Teknik komunikasi langsung merupakan teknik pengumpulan
data berupa wawacara yang digunakan untuk mendapatkan keterangan-
keterangan lisan melalui pernyataan secara tatap muka dengan sumber
data. Menurut Nawawi (2015: 101) mengatakan bahwa “teknik
komunikasi langsung adalah cara megumpulkan data yang
mengharuskan seorang peneliti mengadakan kontak langsung secara
lisan atau tatap muka (face to face) dengan sumber data, baik dalam
situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi yang sengaja dibuat
untukk keperluan tersebut”. Teknik komunikasi langsung yang
digunakan adalah dengan cara mengajukan pertanyaan sehubung
dengan data atau informasi yang ingin diperoleh. Peneliti mengadakan
komunikasi langsung dengan guru dan siswa kelas X Madrasah Aliyah
Walisongo Pontianak bertujuan untuk mewawancarai mengenai hal-hal
yang perlu dilakukan pada saat proses pembelajaran.
b. Teknik Komunikasi Tidak Langsung
Teknik komunikasi tidak langsung adalah cara mengumpulkan
data yang dilakukan dengan mengadakan hubungan tidak langsung
atau dengan perantara, baik berupa alat yang sudah tersedia maupun
alat khusus yang dibuat untuk keperluan. Menurut (Nawawi, 2015:
101) mengatakan bahwa “teknik komunikasi tidak langsung adalah
cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengadakan
hubungan tidak langsung atau dengan perantara alat, baik berupa alat
yang sudah tersedia maupun alat khusus yang dibuat untuk keperluan
itu”. Dari paparan diatas jelas bahwa komunikasi tidak langsung perlu
didukung oleh alat perantara yaitu angket.
c. Teknik Pengukuran
Pengukuran dalam penelitian sangat dipertimbangkan untuk
menentukan alat ukur apa yang akan dipakai dalam pengumpulan data.
Menurut Zuldafrial (2012:38) menyatakan bahwa “ teknik pengukuran
dengan alat pengumpul datanya tes”. Sejalan dengan pendapat Nawawi
(2015:101) menyebutkan bahwa “teknik pengukuran adalah cara
mengumpulkan data yang bersifat kualitatif untuk mengetahui tingkat
atau derajat aspek tertentu pula sebagai satuan ukur yang relevan”.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulakan bahwa
teknik pengukuran adalah cara yang digunakan untuk mengetahui
tingkatan atau aspek tertentu untuk memperoleh deskripsi angka atau
skor dengan alat pengumpul datanya berupa tes. Teknik pengukuran
yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes yang diberikan
kepada siswa, yaitu tes menulis puisi pada siswa kelas X Madrasah
Aliyah Walisongo Pontianak.
d. Teknik Studi Dokumenter
Studi dokumenter dalam penelitian berupa dokumen-dokumen
yang dihimpun, dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.
Menurut Sugiono (2017: 329) mengatakan “ dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”. Sejalan dengan
pendapat Zuldafrial (2012:80) mengatakan bahwa “teknik studi
dokumenter adalah suatu metode pengumpulan data dimana si peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebaginya”.
Sedangkan menurut Nawawi (2015:101) menyatakan bahwa “teknik
studi dokumenter adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan
dengan kategori dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan
dengan masalah penelitian baik dari sumber dokumen maupun buku-
buku, koran, majalah, dan lain-lain”.
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
teknik studi dokumenter adalah teknik pengumpul data yang
mempelajari data atau informasi berupa dokumen seperti silabus, RPP,
foto, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini akan dikumpulkan
dokumen berupa lembar kerja menulis puisi siswa kelas X Madrasah
Aliyah Walisongo Pontianak.

2. Alat Pengumpulan Data


Berdasarkan teknik-teknik yang digunakan dalam pengumpulan
data yang digunakan, maka alat pengumpulan data yang sesuai adalah
sebagai berikut:
a. Wawancara
Data pendukung dalam penelitian ini menggunakan alat
pengumpul data berupa wawancara. Menurut Darmadi (2011:264)
mengatakan bahwa “Wawancara merupakan teknik pengambilan data
secara langsung dengan responden atau subjek yang diteliti”.
Sedangkan menurut Zuldafrial (2012:45) mengemukakakn bahwa
“Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan
mengadakan komunikasi dengan sumber data”. Adapun menurut
Nawawi (2012) menyatakan bahwa “Wawancara adalah suatu usaha
untuk mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah
pertanyaan lisan, untuk dijawab secara lisan pula”. Pengumpulan data
ini dilakukan pada tahap pendahuluan guna untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti atau penulis ingin mengetahui hal-hal
dari responden yang lebih mendalam.
Paduan wawancara yang digunakan untuk mengumpulkan data
dengan cara mengadakan wawancara dengan narasumber yaitu guru
dan siswa. Paduan wawancara juga untuk memperoleh keterangan-
keterangan dengan responden menggunakan pedoman wawancara yang
telah disiapkan. Pendoman wawancara yang berisi tentang proses
pembelajaran menulis puisi.
b. Angket
Angket merupakan salah satu alat pengumpul data yang efisien.
Menurut Sugiyono (2016: 199) mengatakan bahwa “angket adalah
teknik pengumpul data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabannya”. Angket yang digunakan dalam penelitian ini
ditunjukan kepada siswa yaitu dalam bentuk pertanyaan berstruktur.
Angket disediakan oleh peneliti juga alternatif jawaban yang dapat
dipilih oleh reponden atau siswa sebagai salah satu jawaban yang tepat.
c. Tes
Tes dipergunakan sebagai alat untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam memahami materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru.
Tes merupakan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, kegiatan tes ini
juga berupa suatu pertanyaan, latihan atau tugas. Menurut Arikunto
(2013: 193) mengatakan bahwa “tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan yang dipergunakan untuk meningkatkan keterampilan,
pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau tekat yang dimiliki individu
atau kelompok”. Sejalan dengan pendapat Mahmud (2011:185)
mengatakan bahwa “tes adalah kegiatan pertanyaan atau alat lain yang
digunakan unutk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tes
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memberi tugas atau
pertanyaan kepada siswa untuk mengukur kemampuan siswa dalam
materi menulis puisi. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tes dalam bentuk essay, hal ini digunakan untuk mengetahui
keterampilan menulis puisi siswa. Essay tersebut berupa pertanyaan
atau latihan yang kemudian dikenal dengan alat tes atau instrument tes.
d. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan alat yang digunakan untuk mencari data
dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada
responden. Menurut Arikunto (2013:274) mengatakan bahwa
“dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat lengger, agenda dan sebagainya”. Dokumentasi dalam penelitian
ini adalah lembar-lembar kerja siswa, hal ini untuk mendapatkan data
berupa tulisan menulis puisi pada siswa kelas X SMA Walisongo
Pontianak.

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data merupakan bagian yang sangat penting, sebab
dari analisis yang dilakukan tersebut dapat mengambil kesimpulan atas apa
yang dilakukan, Teknik analisis data dibuat untuk menganalisis data setelah
data terkumpul secara keseluruhan. Kemudian setelah data terkumpul dari
hasil pengumpulan data, kemudian dianalisis. Teknik yang digunakan dalam
analisis data pada penelitian ini adalah teknik analisis isi (content analylis)
menurut Weber (Moleong, 2014: 220) mendeskrifsikan bahwa “kajian isi
adalah metodologi penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk
menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau dokumen”. Sejalan
dengan pendapat Nawawi (2015: 72) mengatakan bahwa “analisis isi di dalam
penelitian dilakukan untuk mengungkapkan isi buku yang menggambarkan
situasi penulis dan masyarakat pada waktu buku itu ditulis”. Berdasarkan
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik analisis isi (content analylis). Teknik analisis isi
dimanfaatkan untuk mengambarkan isi buku atau dokumen untuk ditarik
kesimpulan yang sahih atau benar.
Teknik analisis isi (content analysis) di dalam penelitian ini adalah
menganalisis menulis puisi pada siswa kelas X Madrasah Aliyah Walisongo
Pontianak. Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh anatara lain:
a. Membaca secara intensif satu persatu lembar hasil kerja siswa menulis
puisi.
b. Menganalisis aspek pertama yaitu aspek tema kemudian diberi skor sesuai
dengan skor pada kriteria penilaian
c. Menganalisis aspek kedua yaitu aspek pengimajian kemudian diberi skor
sesuai dengan skor pada kriteria penilaian
d. Menganalisis aspek ketiga yaitu aspek diksi kemudian diberi skor sesuai
dengan skor pada kriteria penilaian
e. Menganalisis aspek keempat yaitu aspek bahasa kiasan kemudian diberi
skor sesuai dengan skor pada kriteria penilaian
f. Menganalisis aspek kelima yaitu aspek amanat kemudian diberi skor
sesuai dengan skor pada kriteria penilaian
g. Menghitung rata-rata dari aspek yang pertama yaitu tema
h. Menghitung rata-rata dari aspek yang kedua yaitu pengimajian
i. Menghitung rata-rata dari aspek yang ketiga yaitu diksi
j. Menghitung rata-rata dari aspek yang keempat yaitu bahasa kiasan
k. Menghitung rata-rata dari aspek yang kelima yaitu amanat
l. Menghitung nilai rata-rata yang diperoleh siswa.

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Keabsahan data yang diperlukan dalam proses penelitian adalah untuk
mengetahui apakah data yang diperoleh dalam proses rencana penelitian telah
valid atau tidak. Adapun cakupan penulis dalam menguji keabsahan data
antara lain, sebagai berikut:
1. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan bearti mencari hal-hal dalaam suatu
kondisi atau situasi yang berkaitan dengan proses analisis. Menurut
Moleong (2014:329) mengatakan bahwa “ketekunaan pengamatan yaitu
menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan
dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan
diri pada hal-hal tersebut secara rinci”.Sedangkan menurut Nurgiantoro
(2016:111) mengataka bahwa “pengamatan (observasi) merupakan cara
untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati objek secara
cermat dan terencana. Objek yang dimaksud di sini dapat berwujud orang
(misalnya peserta didik), kegiatan, keadaan, benda, dan lain-lain”. Tujuan
dari proses ini adalah untuk mengadakan pengamatan dengan teliti dan
rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol,
kemudian menelaah secara merinci.
Penelitian ini menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan yaitu
ketekunan pengamatan. Ketekunan pengamatan dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk mengadakan pengecekan dan pengamatan secara teliti
dan memusatkan pada objek penelitian. Teknik ini digunakan dan
ditempuh dengan cara membaca hasil kerja siswa dalam menulis puisi
secara berulang untuk menemukan data yang akurat.
2. Triangulasi
Teknik pemeriksaan keabsaan dalam penelitian ini menggunakan
teknik triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang
menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada. Menurut Zuldafrial (2012:95) mengatakan bahwa “triangulasi
adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang di luar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data itu”. Sejalan dengan pendapat Moleong (2014:330) mengemukakan
bahwa “triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulakan bahwa
triangulasi adalah teknik pengumpul data yang digunakan untuk
menggabungkan berbagai teknik lainya untuk mendapatkan data dari
sumber data yang sama. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah triangulasi penyidik yaitu memanfaatkan pengamatan lain untuk
membantu mengurangi kemelencengan dalam pengumpulan data.
Triangulasi penyidik dilakukan dengan dosen pembimbing yaitu
Muhammad Thamimi, M.Pd. hal ini dilakukan untuk keperluan
pengecekan kembali derajat keaslian dan kepercayaan data yang
dilakukan selama proses bimbingan.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum
Sebelum penelitian dilaksanakan secara langsung ke lapangan,
rangkaian dari kegiatan penelitian ini diawali dengan pelaksanaan seminar
desain penelitian pada tanggal 22 Desember 2020 pukul 08.00 WIB. Selah
seminar, dalam waktu satu minggu penulis melakukan perbaikan dan
konsultasi desain penelitian yang telah diuji oleh tim penguji saat seminar
dilaksanakan. Setelah melakukan perbaikan desain penelitian dan diketahui
oleh dosen pembimbing, maka selanjutnya penulis membuat laporan hasil
seminar. Laporan hasil seminar digunakan sebagai salah satu syarat untuk
membuat surat izin penelitian dibagian administrasi kampus Institut Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Persatuan Republik Indonesia (IKIP-PGRI) Pontianak.
Surat izin tersebut diajukan kepada kepala sekolah Madrasah Aliyah Wlisongo
Pontianak.
Sebelum melaksanakan penelitian, penulis membuat rancangan
penelitian atau bisa disebut instrument penelitian. Instrument penelitian dibuat
agar mempermudah penulis melakukan penelitian. Hal tersebut dilakukan agar
rencana penulis sebelumnya tidak menyimpang dan sesuai dengan yang
diharapkan.
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 23 Januari 2021 di Madrasah
Aliyah Walisongo Pontianak. Penelitian dilakukan dengan cara
mengumpulkan data berupa hasil menulis puisi siswa kelas X. penelitian ini
mendeskripsikan masalah dengan menganalisis keterampilan menulis puisi
siswa kelas X. Pendeskripsian masalah penelitian berdasarkan data-data yang
telah diperoleh dan diklasifikasikan sesuai dengan penilaian keterampilan
menulis puisi, yaitu mendeskrpsiskan keterampilan menulis puisi sesuai
dengan kesesuaian tema dengan isi, pengimajian, diksi bahasa kiasan dan
amanat, serta motivasi dan kendala siswa dalam menulis puisi siswa kelas X.
B. Temuan Penelitian
Peneliti akan memaparkan mengenai temuan hsil penelitian. Temuan
penelitian ini merupakan deskripsi dari data yang diperoleh dalam
pengumpulan data di lapangan dengan menggunakan tes, dokumentasi,
angket, dan wawancara. Selanjutnya dalam pembahasan akan dilanjutkan
analisis hasil penelitian mengenai kemampuan menulis puisi siswa kelas X
Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak.
BAB IV akan dipaparkan beberapa temuan peneliti sebagai hasil
penelitian dari pengumpulan data dan pengolahan data yang ditemukan di
lapangan. Data yang didapat oleh peneliti tentunya sesuai dengan
permasalahan yang menjadi fokus penelitian. Hasil penelitian yang diperoleh
dari lapangan dideskripsiskan dan dianalisis sebagai dasar untuk mendapatkan
kesimpulan dari tujuan awal penelitian. Adapun tujuan penelitiaan ini
sebagaimana dituangkan pada BAB I, bahwa penelitian ini bertujuan untuk: 1)
Mendeskripsikan bagaimana kemampuan menulis puisi pada siswa kelas X
Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak. 2) Mendeskripsikan bagaimana
motivasi belajar dalam menulis puisi pada siswa kelas X Madrasah Aliyah
Walisongo Pontianak. 3) Mendeskripsikan apasaja kedala dalam menulis puisi
pada siswa kelas X Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak. Adapun table
kemampuan menulis puisi siswa kelas X Madrasah Aliyah Walisongo
Pontianak sebagai berikut:

1. Kemampuan Menulis Puisi Siswa Berdasarkan Kesesuaian isi Dengan


Tema
Data 1 Alfisyah
Keseuaian tema dengan isi dari puisi pada data 1 termasuk dalam kriteria
sangat baik. Karena, siswa menuangkan isi sangat menarik, sesuai dengan
tema. Puisi “Sahabat Sejati” yang ditulis Alfisya bertemakan persahabatan,
isi dari puisi tersebut menggambarkan tentang seseorang yang mengenang
sahabatnya yang begitu bearti baginya dan tak akan pernah terlupakan,
seperti yang diungkapan berikut ini:
Indahnya persahabatan
Tak akan pernah hilang di memori ini
Suara tawa itu
Meski diiringi oleh kesedihan

Data 2 Betty Aulia


Keseuaian tema dengan isi dari puisi pada data 2 termasuk dalam kriteria
baik. Karena, isi sudah menarik, sesuai dengan tema. Puisi “Pesantrenku”
yang ditulis Betty Aulia bertemakan pesantren, isi dari puisi tersebut
menggambarkan rasa terima kasih seseorang pada guru yang ada di
pesantren dan permintaan maaf kepada guru atas kesalahan yang pernah
diperbuat, seperti yang diungkapan berikut ini:
Terima kasih guru telah membibingku
Dari aku tidak tahu sampai aku tahu ilmu agama
Dan
Maafkan santrimu guru apabila selalu melanggar
Aturan pesantren

Data 3 Cintani
Keseuaian tema dengan isi dari puisi data 3 termasuk dalam kriteria baik.
Karena, isi sudah menarik, sesuai dengan tema. Puisi “Album Biru” yang
ditulis Cintani bertemakan ibu, isi dari puisi tersebut mengambarkan
tentang kasih sayang seorang ibu tak akan pernah pudar, seperti yang
diungkapkan berikut ini:
Wahai Ibu….
Kasihmu tak pernah hilang dari benakku.
Tangan kasihmu, tangan lembutmu
Menyentuh jiwa….
Terima kasih Ibuku…
Data 4 Dea Rahmawati

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 24 termasuk dalam
kriteria sangat baik. Karena siswa mampu menuangkan isi puisi dengan
sangat menarik, sangat sesuai dengan tema. Puisi “Tak Pernah Bisa” karya
Dea Rahmawati bertemakan pengharapan pada seseorang yang dicintai, isi
dari puisi tersebut menceritakan tentang harapan seseorang pada seseorang
yang sangat dicintainya untuk kembali menerima cintanya kembali, seperti
yang diungkapan berikut ini:

Sementara ku tak punya apa-apa lagi

Selain harapan satu-satunya

Harapan agar kau menerima cintaku

Data 5 Dinda Maulani Pangestu


Keseuaian tema dengan isi dari data 5 termasuk dalam kriteria sangat
baik. Karena siswa sudah menulis isi dengan menarik, sesuai dengan
tema. Puisi “Ibu” yang ditulis Dinda Maulani Pangestu bertemakan ibu, isi
dari puisi tersebut mengambarkan rasa terima kasih seseorang kepada
ibunya, seperti yang diungkapkan berikut ini:
Terima kasih Ibu tanpamu aku tidak akan seperti ini.
Maafkan dengan tingkah laku yang pernah membuatmu kesal dan marah.
Akan selalu keselipkan namamu di doaku.
Ibu…..

Data 6 Maimanah
Keseuaian tema dengan isi dari puisi pada data 6 termasuk dalam kriteria
sangat baik. Karena siswa menuangkan isi sangat menarik, sangat sesuai
dengan tema. Puisi “Ayah dan Ibu” yang ditulis Maimanah bertemakan
perjuangan membahagiakan Ayah dan Ibu, isi dari puisi tersebut
menggambarkan isi hati seorang anak yang ditempatkan di pesantren
pilihan orang tuanya, seperti yang diungkapkan berikut ini:
Ayah…..Ibu
Kau tempatkan aku kini
Jauh darimu, namun ku yakin
Ini karena cintamu, kau tempatkan
Aku jauh tanpamu di Walisongo
Untuk mencari ilmu.

Data 7 Maisarah

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 25 termasuk dalam
kriteria sangat baik. Karena siswa mampu menulis isi puisi dengan sangat
menarik, sangat sesuai dengan tema. Puisi “ Ada Gelap Dan Ada Terang”
yang ditulis oleh Maisarah bertemakan beartinya seorang teman, isi dari
puisi tersebut adalah menceritakan tentang artinya sahabat disaat kita
kesulitan, sahabat selalu hadir dan menghibur, seperti yang diungkapan
berikut ini:

Persahabatan disaat remaja daan kisahnya

Tiada menentu

Terkadang seding terkadang gembira

Tetapi disaat sedih kita bisa terhibur

Karena adanya persahabatan

Tetapi disaat gembira

Kita juga bisa menangis

Data 8 Maulani

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada tema 8 termasuk dalam kriteria
sangat baik. karena siswa dapat menuangkan isi sangat menarik, sangat
sesuai dengan tema. Puisi “Guru ku tercinta” yang ditulis Maulani
bertemakan guru, isi dari puisi tersebut menggambarkan tentang ungkapan
terima kasih pada seorang guru yang telah membimbingnya, seperti yang
diungkapkan berikut ini:

Ku ucapkan banyak terima kasih

Atas apa yang telah kau beri

Wahai guru ku yang tercinta

Ku ingin engkau selalu bersabar

Pengorbanan dan kerja kerasmu

Yang terus mengembangkan semangatku.

Data 9 Maydatun Pratiwi

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 9 termasuk dalam kriteria
baik. Karena siswa menulis isi puisi sudah menarik, sesuai dengan tema.
Puisi “Sekolah” yang ditulis Maydatun Pratiwi bertemakan sekolah, isi
dari puisi tersebut menggambarkan tentang manfaat sekolah untuk
menggapai impian, seperti yang diungkapkan berikut ini:

Sekolah tempat untuk berlajar

Banyak ilmu yang bisa kita dapatkan

Kita disini bisa mendapatkan teman baik

Jika kita tidak sekolah

Maka kita tidak bisa menggapai apa yang kita impikan

Data 10 Melani

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 10 termasuk dalam
kriteria sangat baik. Karena siswa menuangkan isi sangat menarik, sesuai
dengan tema. Puisi “Pesantren” yang ditulis Melani bertemakan
ketuhanan, isi dari puisi tersebut mengambarkan tentang seseorang yang
tinggal di pesantren yang setiap hari selalu membimbing kejalan Tuhan,
seperti yang diungkapkan berikut ini;

Aku disini

Setiap hari aku dibimbing

Agar menjadi manusia yang bermanfaat

Lantunan azan yang selalu terdengar setiap hari

Mengingatkan aku untuk selalu

Menyembah-Nya

Tuhan yang maha esa

Data 11 Mutmainah

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 11 termasuk dalam
kriteria sangat baik. Karena siswa mampu mengungkapkan isi sangat
menarik, sangat sesuai dengan tema. Puisi “Tentang Keluarga” yang
ditulis oleh Mutmainnah bertemakan kerinduan dan kebanggan seseorang
pada keluarga, isi dari puisi tersebut menggambarkan tentang bangganya
seseorang memiliki keluarga yang selalu memberi semangat saat terpuruk
serta kerinduan akan kehangatan keluarga yang ditinggalkannya, seperti
yang diungkapkan berikut ini:

Banyak yang tidak bisa aku ungkapkaan

Tentang

Bangganya aku memiliki keluarga seperti sekarang ini

Teringat jelas

Meskipun sekarang jauh

Tangan yang merangkul

Kehangatan itu

Teringat selalu
Data 12 Mutia Fybryani

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 12 termasuk dalam
kriteria sangat baik. Karena siswa menuangkan isi sangat menarik, sesuai
dengan tema. Puisi “Pondokku” yang ditulis Mutia Fybryani bertemakan
beartinya pondok untuk penulis, isi dari puisi tersebut menggambarkan
tentang perjuangan seseorang menuntut ilmu di pondok untuk
membahagiakan orang tua, seperti yang diungkapkan berikut ini:

Kau beri sinar bagi hidupku

Kau beri cahaya imanku

Setiap hari ku menuntut ilmu disini

Hanya untuk membahagiakan kedua orang tuaku

Data 13 Mutia Alzahrah

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 13 termasuk dalam
kriteria baik. Karena siswa menulis isi puisi dengan menarik, sesuai
dengan tema. Puisi “pondokku” yang ditulis Mutia Alzahrah bertemakan
pondok atau sekolah, isi dari puisi tersebut menceritakan tentang pondok
merupakan tempat tinggal penulis mulai dari Ia mulai bersekolah hingga Ia
remaja serta merupakan tempat ia mendekatkan diri kepada Allah SWT
hingga membuat kedua orang tuanya senang, seperti yang diungkapan
berikut ini:

Oh pondokku….

Tempat naungku

Dari kecil hingga dewasa

Di lindungi Allah ta’ala


Oh pondokku……

Tempatku menuntut ilmu

Mengharapkan kebarokahan

Menyenangkan hati Ayah Bunda……

Data 14 Nafisa Aulia

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 14 termasuk dalam
kriteria baik. Karena siswa menulis isi sudah menarik, sesuai dengan
tema. Puisi “Akhir” yang ditulis oleh Nafisa Aulia bertemakan kematian,
isi dari puisi tersebut menggambarkan akhir hidup seseorang yang akan
mengahadapi kematian, seperti yang diungkapan berikut ini:

Itulah bayangan ku

Suatu hari nanti

Aku tak susah atau resah

Itu mungkin akan dialami

Semua

Sebuah kematian

Data 15 Ni’matul Maulidia

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 15 termasuk dalam
kriteria sangat baik. Karena siswa mampu menggambarkan isi dengan
sangat menarik, sangat sesuai dengan tema. Puisi “Ayah” yang ditulis
Ni’matul Maulidia bertemakan perjuangan seorang ayah, isi dari puisi
tersebut menggambarkan tentang perjuangan seorang ayah yang rela
berjuang demi membahagiakan anaknya,seperti yang diungkapkan berikut
ini:

Ayah ….kau rela kan tetesan keringatmu

Demi anak kecilmu ini


Kau keluarkan segala kerja kerasmu

Hingga kau rela mati

Demi membuat anak kecilmu bahagia

Data 16 Nuraisyah

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 16 termasuk dalam
kriteria baik. Karena siswa sudah menulis isi dengan menarik, sesuai
dengan tema. Puisi “Kamu Itu Inspirasiku” yang ditulis Nuraisyah
bertemakan kerinduan pada sahabat, isi dari puisi tersebut menggambarkan
tentang seseorang yang sudah lama tidak bertemu sahabatnya karena
mengejar cita-cita dan Ia berharap sahabatnya tidak berubah untuk selalu
menginspirasi orang untuk beribadah kepada Tuhan, seperti yang
diungkapkan berikut ini:

Sejak aku memutuskan untuk pergi

Demi mengejar cita-citaku

Aku berharap kamu tetap, kamu yang aku kenal

Dimana kamu selalu mengingatkan aku untuk selalu

Mengingat-Nya

Rindu sahabatku…….

Data 17 Nurul Hidayah

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 17 termasuk dalam
kriteria sangat baik. Karena siswa menuangkan isi dengan sangat
menarik, sangat sesuai dengan tema. Puisi “Ayah” yang ditulis oleh Nurul
Hidayah bertemakan kerinduan pada ayahnya, isi dari puisi tersebut adalah
kerinduan seorang anak pada ayahnya hingga dalam tidurnyapun masih
memikirkan ayahnya dan berharap bisa bertemu, seperti yang diungkapan
berikut ini:
Ayahku

Aku sangat kehilangan

Dirimu

Ayahku

Aku ingin mencarimu dinegara Asing

Ayahku

Doaku hanya ingin bertemu

Ayahku

Data 18 Putri Indah S

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 18 termasuk dalam
kriteria baik. Karena siswa mampu menuangkan isi dengan menarik,
sesuai dengan tema. Puisi “Kotak Pensil” karya Putri Indah S bertemakan
beartinya kotak pensil, isi dri puisi tersebut adalah tentang kegunaan kotak
pensil bagi penulis walaupun sudah hamper rusak tetapi penulis sangat
menyayangi kotak pensil tersebut, seperti yang diungkapan berikut ini:

Oh kotak pensilku

Kau begitu berharga bagiku

Walaupun rek sletingmu hampir rusak

Karena terlalu berat menampung kisah hidupku

Dan

Jika engkau tau, aku sangat mencintaimu

Data 19 Rahmawati

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 19 termasuk dalam
kriteria baik. Karena siswa mampu menuangkan isi dengan menarik,
sesuai dengan tema. Puisi “Cahaya Cinta” yang ditulis Rahmawati
bertemakan ketuhanan, isi dari puisi tersebut menggambarkan tentang
kebesaran tuhan sehingga manusia bagaikan butiran debu bagiNya, serta
tentang cintanya penulis kepada tuhan, seperti yang diungkapan berikut
ini:

o kekasih Allah teladan alam semesta

alangkah mulia dan indah namamu

terpaut dalam surga nan indah

Umatmu bahkan butiran debu memujimu

Dan

Jadikanlah kekasih di hatiku cahaya cintaku

Data 20 Raisa Fayola

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 20 termasuk dalam
kriteria cukup. Karena, siswa menuangkan isi dengan cukup menarik,
cukup sesuai dengan tema. Puisi “Ku Hentikan Hujan” karya Raisa
Fabiola bertemakan hujan, isi puisi tersebut menceritakan tentang setelah
hujan berhenti panas matahari langsung memancarkan cahayanya sehingga
menumbuhkan bunga-bunga, seperti yang diungkapan berikut ini:

Ku hentikan hujan

Kini matahari merindukanku

Dan

Dan cahaya matahari

Tak bisa ku tolak

Matahari memaksaku menciptakan bunga-bunga

Data 21 Reni Suriani


Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 21 termasuk dalam
kriteria sangat baik. karena siswa mampu menulis isi dengan sangat
menarik, sangat sesuai dengan tema. Puisi “Ibu” yang ditulis oleh Reni
Suriani bertemakan beartinya didikan seorang ibu, isi dari puisi tersebut
adalah menceritakan betapa dididkan seorang ibu sangat perperan penting
dalam memperbaiki sikap seseorang agar menjadi lebih baik kedepannya,
seperti yang diungkapan berikut ini:

Ibu…

Setiap kali aku tersilap

Dia hukum aku dengan nasihat

Setiap kali aku dalam kesakitan

Dia obati dengan penawar dan semangat

Data 22 Rikha Putri Aulia

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 22 termasuk dalam
kriteria sangat baik. Karena siswa menulis isi dengan sangat menarik,
sangat sesuai dengan tema. Puisi “Hilang” karya Rikha Putri Aulia
bertemakan kehilangan, isi dari puisi tersebut menceritakan bahwa
seseorang telah berkali-kali kehilangan orang yang Ia sayangi dan dari
kehilangan tersebut akan terjadi perubahan yang harus diterima dan
disyukuri, seperti yang diungkapan berikut ini:

Kehilangan adalah bagian dari perubahan

Setiap perubahan harus diterima dan disyukuri

Data 23 Rohmatun Maedian

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 23 termasuk dalam
kriteria sangat baik. Karena siswa mampu menulis isi dengan sangat
menarik, sangat sesuai dengan tema. Puisi “Ibuku yang ku sayang” yang
ditulis Rohmatun Maedian bertemakan tentang kerinduan pada ibunya, isi
dari puisi tersebut adalah kerinduan seseorang dengan ibunya yang selalu
menjadi penyemangat dalam hidup seseorang, seperti yang diungkapan
berikut ini:

Ibu yang selalu bersamaku

Yang selalu mendengarkan ceritaku

Aku merindukan mu Ibu

Data 24 Rusmiyani

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 24 termasuk dalam
kriteria sangat baik. Karena siswa mampu menulis isi dengan sangat
menarik, sanagat sesuai dengan tema. Puisi “IBUNDA” yang ditulis oleh
Rusmuyani bertemakan kasih sayang, isi dari puisi tersebut
menggambarkan tentang kasih sayang seorang ibu tidak akan pernah
hilang serta janji seseorang untuk menjadi lebih baik, seperti yang
diungkapan berikut ini:

Ibunda….

Kau lah muara kasih sayang sepanjang masaku

Kini aku telah tembuh dewasa bunda

Akan kubuktikan kepadamu

Jika aku tak akan rewel lagi bunda

Data 25 Safitri Lili Yani

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 25 termasuk dalam
kriteria sangat baik. Karena siswa mampu menulis isi dengan sangat
menarik, sangat sesuai dengan tema. Puisi “Bunda” karya Safitri Lili Yani
bertemakan terkenang bunda, isi puisi tersebut menggambarkan tentang
seseorang yang teringat akan sosok ibunya yang telah tiada, seperti yang
diungkapan berikut ini:

Sedikit memudar kali ini

Namun bayangan hatinya selalu terkenang

Meski kini sudah tiada

Hanya doa yang kupanjat

Oh .bunda.

Data 26 Sumiati

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 26 termasuk dalam
kriteria baik. Karena siswa sudah menuangkan isi dengan menarik, sesuai
dengan tema. Puisi “Perjalan Hidupku” yang ditulis oleh Sumiati
perjalanan, isi dari puisi tersebut menggambarkan tentang perjalan yang
mengajarkan seseorang artinya bersyukur terhadap apa yang ada dalam
hidupnya, seperti yang diungkapan berikut ini:

Pagi ini aku melangkahkan kaki

Menapaki jejak sisa hidup ini

Perjalanan ini mengajarkan sebuah

Arti bersyukur

Data 27 Siti Qomariah

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 27 termasuk dalam
kriteria baik. karena siswa menulis isi sudah menarik, sesuai dengan tema.
Puisi “Ibu karya Siti Qomariah bertemakan keistimewaan seorang ibu, isi
dari puisi tersebut menceritakan tentang seorang ibu yang mengajari
penulis tentang segala hal dalam hidupnya, seperti yang diungkapan
berikut ini:
Kau seorang wanita yang memiliki arti istimewa

Kau yang mengajariku dari tidak tahunya aku

Akan sebuah ilmu hingga aku bisa mengetahui semua.

Data 28 Syafrilia Qanitah A

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 28 termasuk dalam
kriteria sangat baik. Karena siswa menulis isi sangat menarik, sangat
sesuai dengan tema. Puisi “Ayah” karya Syafrilia Qanitah A bertemakan
kerinduan pada sosok ayah, isi dari puisi tersebut adalah tentang seseorang
yang ditinggalkan ayahnya sejak kecil, dan Ia bertanya-tanya apakah ada
kenangan masa kecil bersama ayahnya seperti orang lain, seperti yang
diungkapan berikut ini:

Yah…

Apa aku pernah merasakan apa yang biasa

Mereka rasakan bersama ayahnya ?

Yah…

Terlalu kecil diriku untuk kau tinggalkan

Data 29 Sukma Mulia

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 29 termasuk dalam
kriteria sangat baik. Karena siswa menggambarkan isi sangat menarik,
sangat sesuai dengan tema. Puisi “Tuhan” yang ditulis Sukma Mulia
bertemakan ketuhanan, isi dari puisi tersebut adalah tentang indra yang Ia
punya saat ini merupakan anugrah dari Tuhan, serta harapan agar semua
indraa yang Ia miliki digunakan dengan baik sesuai dengan perintah
Tuhan, seperti yang diungkapan berikut ini:
Aku bisa melihat, berjalan dan berfikir

Juga berkatmu

Satu pintaku padamu

Jagalah yang aku miliki sekarang

Agar selalu digunakan dengan baik

Sesuai perintah-Mu

Data 30 Utin Luthfiah Imran

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 30 termasuk dalam
kriteria sangat baik. Karena siswa mampu menulis isi dengan sangat
menarik, sangat sesuai dengan tema. Puisi “Menyesal” karya Utin Luthfiah
Imran bertemakan penyesalan, isi puisi tersebut menggambarkan tentang
perasaan seseorang yang menyesal akan masa mudanya tidak digunakan
dengan baik dalam menuntut ilmu hingga sekarang Ia tua dengan serba
keterbatasan, seperti yang diungkapan berikut ini:

Hari mudaku sudah pergi

Sekarang petang datang membayang

Batang usiaku sudah tinggi

Aku lalai di pagi hari

Beta lengah dimasa muda

Kini hidup meracuni hati

Miskin ilmu miskin harta.

Data 31 Wiamatus Zahra

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 31 termasuk dalam
kriteria cukup baik. Karena siswa menulis isi cukup menarik, cukup
sesuai dengan tema. Puisi “Tembang untuk Ibunda” karya Wiamatus Zahra
bertemakan kasih sayang ibunda, isi puisi tersebut menceritakan tentang
kasih sayang seorang ibu kepada anaknya meskipun Ia sudah beranjak
dewasa, seperti yang diungkapan berikut ini:

Ibunda

Kasihmu tak pernah kemarau

Meski waktu merambat makin tua

Aku kini bukan bocah lagi.

Data 32 Yeni Anjar Sari

Kesesuaian tema dengan isi dari puisi pada data 32 termasuk dalam
kriteria sangat baik. Karena siswa menggambarkan isi sangat menarik,
sangat sesuai dengan tema. Puisi “Surga Alam” karya Yeni Anjar Sari
bertemakan keindahan alam, isi puisi tersebut meceritakan tentang
keindahan alam dan manfaatnya bagi kehidupan manusia yang diciptakan
Tuhan, seperti yang diungkapan berikut ini:

Keindahan alam begitu berguna bagi semua orang

Alam member pengetahuan bagi manusia

Seperti matahari meyinari bumi

Air yang mengalir dengan deras bisa diminum

Hutan yang lebat mmenghasilkan

Berbagi macam barang

Hasil kemampuan Menulis Puisi Berdasarkan Kesesuaian isi Dengan


Tema Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak

Kategori Frekuensi Persentase

Sangat Baik
Baik

Cukup

Kurang

Jumlah

Rata-rata
2. Kemampuan Menulis Puisi Siswa Berdasarkan Pengimajian Siswa
Kelas X Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak
Data 1 Alfisyah
Pengimajian dari puisi data 1 termasuk dalam kriteria baik. Karena siswa
sudah mampu menggunakan kata-kata yang tepat, memunculkan imajinasi,
dan kreatif. Puisi “Sahabat Sejati” karya Alfisyah mengandung imaji
auditif atau pendengaran yang mengajak pembaca seolah mendengar suara
tawa, seperti yang diungkapkan pada bait berikut:
Suara tawa itu
Meski diiringi oleh kesedihan

Data 2 Betty Aulia


Pengimajian pada puisi data 2 termasuk dalam kriteria cukup. Karena
siswa menggunakan penggunaan kata-kata cukup tepat, memunculkan
imajinasi dan cukup kreatif. Puisi “Pesantrenku” yang ditulis oleh Betty
Aulia mengandung imaji visual atau penglihatan yang mengajak pembaca
seolah melihat pesantren yang ditempatinya menuntut ilmu, seperti pada
bait berikut:
Ohh pesantrenku engkaulah tempatku
Menuntut ilmu

Data 3 Cintani
Pengimajian pada puisi data 3 termasuk dalam kriteria sangat baik.
Karena siswa menggunakan kata-kata yang sangat tepat, memunculkan
imajinasi, dan sangat kreatif. Puisi “Album Biru” karya Cintani
menggambarkan imaji visual atau penglihatan dan imaji taktil atau
perabaan. Imaji visual atau penglihatan mengajak pembaca seolah melihat
lembaran kertas yang sudah lama terdapat nama ibu dan imaji taktil atau
perabaan dalam puisi ini menggambarkan seolah-oleh mersakan sentuhan
tangan ibu, seperti yang diungkapkan pada bait-bait berikut:
Imaji visual atau penglihatan
Ku lihat lembaran itu kusang dengan tulisan
Yang sangat lama…..
Imaji taktil atau perabaan
Tangan kasihmu, tangan lembutmu
Menyentuh jiwa…..

Data 4 Dea Rahmawati

Pengimajian pada puisi data 24 termasuk dalam kriteria kurang. Karena


siswa menggunakan kata-kata kurang tepat, tidak memunculkan imajinasi
dan kurang kreatif. Puisi “Tak Pernah Bisa” yang ditulis Dea Rahmawati
tidak memunculkan imajinasi, seperti yang diungkapkan berikut:

Aku tak pernah bisa mencampakan

Cinta yang pernah kau miliki

Aku mencintaimu, tapi kau belum

Mencintaiku

Data 5 Dinda Maulani Pangestu


Pengimajian pada puisi data 5 termasuk dalam kriteria cukup. Karena
siswa menggunakan kata-kata cukup tepat, memunculkan imajinasi dan
cukup kreatif. Puisi “Ibu” yang ditulis Dinda Maulani Pangestu
memunculkan imaji visual atau penglihatan yang menajak pembaca
seolah-oleh melihat seorang ibu mengandung, seperti yang diungkapakan
berikut:
Dengan susah payah engkau mengandung selama
9 bulan 10 hari tanpa keluh kesah

Data 6 Maimanah
Pengimajian pada puisi data 6 termasuk dalam kriteria baik. Karena siswa
menggunakan kata-kata yang tepat, memunculkan imajinasi, dan kreatif.
Puisi “Ayah dan Ibu” karya Maimanah memunculkan imaji auditif atau
pendengaran yang membawa pembaca seolah-olah mendengar kan keluh
kesah seorang anak yang jauh dari orang tuanya, seperti yang diungkapkan
pada bait berikut:
Dengarlah rintihan anakmu
Keluh kesah tanpa kehadiranmu

Data 7 Maisarah

Pengimajian pada puisi data 7 termasuk dalam kriteria baik. karenaa siswa
menggunakan kata-kata yang tepat, memunculkan imajinasi, dan kreatif.
Puisi “Ada Gelap Dan Ada Terang” karya Maisarah memunculkan
imajinasi visual atau penglihatan, dimana penulis mengajak pembaca
seolah-olah melihat seseorang menangis dan berandai-andai seakan akan
badai dan gempa bumi akan datang, serta seakan akan melihat orang-orang
ramai diibarakan bagai binatang anai-anai, seperti yang diungkapkan
berikut:

Kita juga bisa menangis

Walupun badai menerpa

Walaupun badai menerpa

Walaupun gampa bumi datang

Disaat itu kita bagaikan anai-anai

Data 8 Maulani
Pengimajian pada puisi data 8 termasuk dalam kriteria cukup. Karena
siswa menggunakan kata-kata cukup tepat, memunculkan imajinasi dan
cukup kreatif. Puisi “Guruku Tercinta” karya Maulani menggambarkan
imaji auditif atau pendengaran, dimana penulis menguraikan tentang
ucapan terima kasih pada gurunya, seperti yang terdapat pada bait berikut:
Ku ucapkan banyak terima kasih
Atas apa yang telah kau beri.

Data 9 Maydatun Pratiwi


Pengimajian pada puisi data 9 termasuk dalam kriteria kurang. Karena
siswa menggunakan kata-kata kurang tepat, tidak memunculkan imajinasi
dan kurang kreatif. Puisi “Sekolah” yang ditulis Maydatun Pratiwi tidak
memunculkan imaji, kata-kata yang diungkapakan hanya
mengungkapakan bahwa sekolah merupakan tempat untuk belajar, seperti
yang diungkapkan berikut:
Sekolah tempat untuk belajar
Banyak ilmu yang didapatkan.
Data 10 Melani
Pengimajian pada puisi data 10 termasuk dalam kriteria baik. Karena
siswa menggunakan kata-kata yang tepat, memunculkan imajinasi, dan
kreatif. Puisi “Pesantren” yang ditulis Melani memunculkan imajinasi
auditif atau pendengaran, dimana penulis mengajak pembaca seolah-oleh
mendengar lantunan azan, seperti yang diungkapkan dalam bait berikut:
Lantunan azan yang berbunyi setiap hari

Data 11 Mutmainah
Pengimajian pada puisi data 11 termasuk dalam kriteria sangat baik.
Karena siswa menggunakan kata-kata yang sangat tepat, memunculkan
imajinasi, dan sangat kreatif. Puisi “Tentang Keluarga” yang ditulis
Mutmainah memunculkan imajinasi perabaan, dimana penulis mengajak
pembaca seolah-olah merasakan kehangatan saat disentuh oleh kedua
orang tua atau keluarga yang disayangi, seperti yang diungkapkan dalam
bait berikut:
Tangan merangkul
Kehangatn itu
Teringat selalu

Data 12 Mutia Fybryani


Pengimajian pada puisi data 12 termasuk dalam kriteria cukup. Karena
siswa menggunakan kata-kata cukup tepat, memunculkan imajinasi dan
cukup kreatif. Puisi “Podokku” karya Mutia Fybryani memunculkan
imajinasi visual atau penglihatan, pembaca seolah melihat cahaya, seperti
yang diungkapkan dalam bait berikut:
Kau beri sinar baagi hidupku
Kau beri cahaya imanku

Data 13 Mutia Alzahrah

Pengimajian pada puisi data 13 termasuk dalam kriteria cukup. Karena


siswa menggunakan kata-kata cukup tepat, memunculkan imajinasi dan
cukup kreatif. Puisi “Pondokku” yang ditulis oleh Mutia Alzahrah
memunculkan imajinasi visual atau penglihatan yang menggambarkan
tentang pondok atau sekolah yang menjadi tenpat seseorang untuk
menuntut ilmu, seperti yang diungkapkan berikut:

Oh pondokku…..

Tempatku menuntut ilmu

Mengharapkan kebarokahan

Data 14 Nafisa Aulia

Pengimajian pada puisi data termasuk dalam kriteria baik. Karena siswa
menggunakan kata-kata yang tepat, memunculkan imajinasi, dan kreatif.
Puisi “Akhir” karya Nafisa Aulia memunculkan imajinasi visual atau
penglihatan, dimana penulis mengajak pembaca seolah-olah melihat
orang-orang sholat dihamparan sajadah, seperti yang diungkapkan berikut:

Pada suatu hari nanti

Di hamaparan sajadah

Data 15 Ni’matul Maulidia

Pengimajian pada puisi data 15 termasuk dalam kriteria baik. Karena


siswa menggunakan kata-kata yang tepat, memunculkan imajinasi, dan
kreatif. Puisi “Ayah” yang ditulis oleh Ni’matul Maulidia memunculkan
imajinasi visual atau penglihatan, dimana penulis mengajak pembaca
untuk melihat bagaimana orang tua bekerja kelas hingga keluar titik peluh
atau keringat, seperti yang diungkapkan berikut:

Ayah…. Kau relakan tetesan keringatmu


Demi anak kecilmu ini

Data 16 Nuraisyah

Pengimajian pada puisi data 16 termasuk dalam kriteria cukup. Karena


siswa menggunakan kata-kata cukup tepat, memunculkan imajinasi dan
cukup kreatif. Puisi “Kamu Itu Inspirasiku” karya Nuraisyah
memunculkan imajinasi visual atau penglihatan, dimana penulis mengajak
pembaca seolah-olah melihat apa yang apa yang terjadi pada saat Ia pergi,
seprti apa yang diungkapkan berikut:

Sahabatku, kamu apa kabar ?

Terlalu lama aku tak melihatmu

Sejak aku memutuskan untuk pergi

Data 17 Nurul Hidayah


Pengimajian pada puisi data 17 termasuk dalam kriteria baik. Karena
siswa menggunakan kata-kata yang tepat, memunculkan imajinasi, dan
kreatif. Puisi “Ayah” karya Nurul Hidayah memunculkan imajinasi visual
atau penglihatan, dimana penulis mengajak seorang pembaca seolah-oleh
melihat lilin yang bekelip disaat seseorang ingin tidur yang membuat
suasana menjadi sunyi, seperti yang diungkapkan berikut:

Cahayamu panas suci

Tinggal kerlip lilin dikelam sunyi

Ayahku

Data 18 Putri Indah Sari

Pengimajian pada puisi data 18 termasuk dalam kriteria baik. Karena


siswa menggunakan kata-kata yang tepat, memunculkan imajinasi, dan
kreatif. Puisi “Kotak Pensil” yang ditulis Putri Indah Sari memunculkan
imajinasi visual, dimana penulis mengajak pembaca seolah-oleh melihat
kotak pensil yang bergantungan serta jepit rambut yang bewarna biru,
seperti yang ditulis berikut:

Kotak pensilku yang bergantung jepit rambutku

Yang berwarna biru dan tepi-tepinya berlapis emas

Data 19 Rahmawati

Pengimajian pada puisi data 19 termasuk dalam kriteria baik. Karena


siswa menggunakan kata-kata yang tepat, memunculkan imajinasi, dan
kreatif. Puisi “Cahaya Cinta” yang ditulis oleh Rahmawati memunculkan
imajinasi visual atau penglihatan, dimana penulis mengajak pembaca
seolah-olah melihat surga yang tidak tertandingi dan indah, seperti yang
ditulis berikut:

Terpaut dalam surga nan indah


Data 20 Raisa Fayola

Pengimajian pada puisi data 20 termasuk dalam kriteria baik. Karena


siswa menggunakan kata-kata yang tepat, memunculkan imajinasi, dan
kreatif. Puisi “Kuhentikan Hujan” karya Raisa Fayola memunculkan
imajinasi visual atau penglihatan, dimana penulis mengajak pembaca
seolah-olah melihat kabut atau embut pada waktu pagi hari, seperti yang
ditulis berikut:

Mengangkat kabut pagi perlahan

Data 21 Reni Suriani

Pengimajian pada puisi data 21 termasuk dalam kriteria baik. Karena


siswa menggunakan kata-kata yang tepat, memunculkan imajinasi, dan
kreatif. Puisi “Ibu” yang ditulis Reni Suriani memunculkan imajinasi
visual atau penglihatan, dimana penulis mengajak pembaca seolah-olah
melihat seseorang sedang menangis, seperti yang diungkapkan berikut:

Pernah aku menangis

Tidak pernah aku lihat air mata dukamu

Mengalir dipipimu

Data 22

Pengimajian pada puisi data 22 termasuk dalam kriteria baik. Karena


siswa menggunakan kata-kata yang tepat, memunculkan imajinasi, dan
kreatif. Puisi “Hilang” karya Rikha Putri Aulia memunculkan imajinasi
visual atau penglihatan, dimana penulis mengajak pembaca seolah-olah
melihat seseorang berjalan kaki, seperti yang diungkapkan berikut ini:

Agar langkah kaki


Bisa terus melangah hingga ujung jalan

Data 23 Rohmatun Maedian

Pengimajian pada puisi data 23 termasuk dalam kriteria cukup. Karena


siswa menggunakan kata-kata cukup tepat, memunculkan imajinasi dan
cukup kreatif. Puisi “Ibuku Yang Ku Sayang” yang ditulis Rohmatun
Maedian memunculkan imajinasi auditif atau pendengaran, dimana penulis
mengajak pembaca seolah mendengar curahan hati penulis yang bercerita
tentang ibunya yang selalu mendengarkan ceritanya, seperti yang
diungkapkan berikut:

Ibu yang selalu bersamaku

Yang selalu mendengarkan ceritaku

Data 24 Rusmiyani

Pengimajian pada puisi data 24 termasuk dalam kriteria sangat baik.


Karena siswa menggunakan kata-kata yang sangat tepat, memunculkan
imajinasi, dan sangat kreatif. Puisi “Ibunda” karya Rusmiyani
memunculkan imajinasi visual atau penglihatan, dimana penulis mengajak
pembaca seolah-olah melihat seseorang yang membasuh mukanya dengan
air yang mengalir jernih dan seolah melihat seseorang sedang menangis,
seperti yang diungkapkan berikut:

Gemercik air mengalir jernih

Percikan kemuka segar rasanya

Terbayang dulu ku menangis

Data 25 Safitri Lili Yani


Pengimajian pada puisi data 25 termasuk dalam kriteria cukup. Karena
siswa menggunakan kata-kata cukup tepat, memunculkan imajinasi dan
cukup kreatif. Puisi “Bunda” karya Safitri Lili Yani memunculkan
imajinasi visual atau penglihatan, dimana penulis mengajak pembaca
seolah-olah melihat sinar matahari di waktu pagi, seperti yang
diungkapkan berikut:

Mentari pagi menghangatkan hatiku

Data 26 Sumiati

Pengimajian pada puisi data 26 termasuk dalam kriteria baik. Karena


siswa menggunakan kata-kata yang tepat, memunculkan imajinasi, dan
kreatif. Puisi “Perjalanan Hidupku” karya Sumiati memunculkan imajinasi
visual atau penglihatan, dimana penulis mengajak pembaca seolah-olah
melihat seseorang berjalan saat pagi hari untuk menikati hidup, seperti
ungkapan berikut ini:

Pagi ini aku melangkahkan kaki

Menapaki jejak sisa hidup ini

Data 27 Siti Qomariah

Pengimajian pada puisi data 27 termasuk dalam kriteria kurang. Karena


siswa menggunakan kata-kata kurang tepat, tidak memunculkan imajinasi
dan kurang kreatif. Puisi “Ibu” karya Siti Qomariah tidak memunculkan
imajinasi, seperti yang diungkapkan berikut:

Kau seorang wanita yang memiliki arti istimewa

Kau adalah malikat tak bersayap

Kau juga pejuang hidupku

Oh ibu kau yang melahirkan kau yang merawatku


Data 28 Syafrilia Qanitah A

Pengimajian pada puisi data 28 termasuk dalam kriteria baik. Karena


siswa menggunakan kata-kata yang tepat, memunculkan imajinasi, dan
kreatif. Puisi “Ayah” karya Syafrilia Qanitah A memunculkan imajinasi
visual atau penglihatan, dimana penulis mengajak pembaca seolah-olah
melihat seseorang menangis dan menaiki bahu ayahnya disaat Ia kecil,
seperti apa yang diungkapkan berikut:

Apa aku pernah menaiki bahumu waktu kecil ?

Apa aku pernah menangis dasyat melihat dirimu pergi bekerja ?

Data 29 Sukma Mulia

Pengimajian pada puisi data 29 termasuk dalam kriteria baik. Karena


siswa menggunakan kata-kata yang tepat, memunculkan imajinasi, dan
kreatif. Puisi “Tuhan” yang ditulis Sukma Mulia memunculkan imajinasi
auditori atau pendengaran, dimana penulis megajak pembaca seolah-olah
mendengar azan yang dilantunkan setiap hari, seprti yang diungkapkan
berikut:

Setiap hari aku mendengar lantunan azan menusuk telingaku berkat-Mu

Data 30 Utin Luthfiah Imran

Pengimajian pada puisi data 22 termasuk dalam kriteria baik. Karena


siswa menggunakan kata-kata yang tepat, memunculkan imajinasi, dan
kreatif. Puisi “Menyesal” Utin Luthfiah Imran memunculkan imajinasi
visual atau penglihatan, dimana penulis mengajak pembaca seolah-olah
melihat hari yang hampir gelap, seperti yang diungkapkan berikut:

Sekarang petang datang membayang


Data 31 Wiamatus Zahra

Pengimajian pada puisi data 31 termasuk dalam kriteria cukup. Karena


siswa menggunakan kata-kata cukup tepat, memunculkan imajinasi dan
cukup kreatif. Puisi “Tembang Untuk Ibunda” yang ditulis Wiamatus
Zahra memunculkan imajinasi visual atau penglihatan, dimana penulis
mengajak pembaca seolah-olah melihat seseorang yang dulu menangis dan
disuapi oleh ibunya, seperti yang diungkapkan berikut:

Terbayang dulu menangis menjadi disuapi

Tangan lembut kasihmu menyentuh jiwa

Data 32 Yeni Anjar Sari

Pengimajian pada puisi data 32 termasuk dalam kriteria sangat baik.


Karena siswa menggunakan kata-kata yang sangat tepat, memunculkan
imajinasi, dan sangat kreatif. Puisi “Surga Alam” karya Yeni Anjar Sari
memunculkan imajinasi visual atau penglihatan dan imajinasi olfaktif atau
penciuman, dimana penulis mengajak pembaca seolah-olah melihat sinar
matahari yang silau membuat manusia bisa melihat air mengalir. Imajinasi
olfaktif atau penciuman, dimana penulis mengajak pembaca seolah-olah
menciuan bau wangi bunga, seperti yang diungkapkan berikut:
Imajinasi visual atau penglihatan:
Seperti matahari menyinari bumi
Air yang mengalir dengan deras bisa diminum

Imajinasi olfaktif atau penciuman

Dan wanginya semerbak dan mulai tertawa

Hasil kemampuan Menulis Puisi Berdasarkan Pengimajian Siswa


Kelas X Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak
Kategori Frekuensi Persentase

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Jumlah

Rata-rata

3. Kemampuan Menulis Puisi Siswa Berdasarkan Ketepatan Kata


(Diksi) Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak
Data 1 Alfisyah
Ketepatan diksi pada puisi data 1 termasuk dalam kriteria baik. Karena
siswa sudah menggunakan pilihan kata yang baik, penggunaan kata
efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Puisi “Sahabat Sejati” karya
Alfisyah menggunakan diksi atau pilihan kata memori yang
melambangkan beartinya sebuah persahabatan yang akan selalu diingat
sampai kapanpun, serta kata warna yang bearti persahaban juga yang
membuat hidup seseorang lebih ceria dan lebih bearti,seperti yang
diungkapkan pada bait berikut:
Tak akan pernah hilang di memori ini
Dan
Hidupku lebih bewarna

Data 2 Bety Aulia


Ketepatan diksi pada puisi data 2 termasuk dalam kriteria baik. Karena
siswa menggunakan pilihan kata yang baik, penggunaan kata efektif, dan
bahasa yang digunakan padat. Puisi “Pesantrenku” yang ditulis Bety Aulia
menggunakan pilihan kata engkaulah untuk menggantikan kata tempat
yang menjadikan seseorang lebih baik ilmu agamanya, serta penulis
memilih diksi menuntut yang diartikan sebagai kegiatan yang harus
seseorang lakukan, seperti yang diungkapkan pada bait berikut:

Oh pesantren engkaulah tempatku

Menuntut ilmu

Data 3 Cintani

Ketepatan diksi pada puisi data 3 termasuk dalam kriteria sangat baik.
Karena siswa menggunakan pilihan kata sangat tepat, penggunaan kata
sangat efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Puisi “Album Biru” yang
ditulis oleh Cintani memilih diksi kertas untuk menggantikan kata buku
harian yang ditulis oleh penulis sejak lama, dan penulis menggunakan
diksi malaikat yang melambangkan seseorang yang selalu membimbing
dan melindungi, serta kata kusang yang melambangkan buku yang ditulis
sejak lama itu telah berubah dari bentuk aslinya, adapun diksi tersebut
pada bait sebagai berikut:

Ku buka lembaran kertas yang berwarna biru

Ku lihat lembaran itu kusang dengan tulisan

Yang sangat lama….

Tertulis nama malaikat yang tak sedikitpun

Data 5 Dea Rahmawati


Ketepatan diksi pada puisi data 5 termasuk dalam kriteria baik. Karena
siswa menggunakan pilihan kata baik, penggunaan kata efektif, dan bahasa
yang digunakan padat. Puisi “Tak Pernah Bisa” yang ditulis Dea
Rahmawati menggunakan pilihan kata mencampakan menggantikan kata
membuang atau menghilangkan, diksi apa-apa melambangkan harapan
atau sesuatu yang bisa diberi, dan diksi harapan mengambarkan
keyakinan, diksi yang digunakan di atas terdapat pada bait berikut:

Aku tak pernah bisa mencampakan

Dan

Semantara aku tak punya apa-apa lagi

Selain harapan satu-satunya

Data 5 Dinda Maulani Pangestu

Ketepatan diksi pada puisi data 5 termasuk dalam kriteria cukup. karena
siswa menggunakan pilihan kata cukup baik, penggunaan kata cukup
efektif, dan bahasa yang digunakan cukup padat. Puisi “Ibu” karya Dinda
Maulani Pangestu memilih diksi tingkah laku yang melambangkan sikap
buruk yang dibuat oleh seseorang selama ini, dan penulis memilih kata
kuselipkan untuk menggantikan kata kusebut, diksi tersebut terdapat pada
bait sebagai berikut:

Maafkan dengan tingkah laku yang pernah membuat kesal dan marah

Akan selalu kuselipkan namamu di doaku.

Data 6 Maimanah

Ketepatan diksi pada puisi data 6 termasuk dalam kriteria sangat baik.
Karena siswa menggunakan pilihan kata sangat tepat, penggunaan kata
sangat efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Puisi “Ayah dan Ibu”
karya Maimanah menggunakan pilihan kata kekuatanku untuk
menggantukan kata semangat seseorang untuk melalukan sesuatu. Penulis
menggunakan kata rintihan untuk menggantikan kata suara keluhan yang
terucap dari mulut seseorang, dan pilihan kata korbankan yang
melambangkan kebaktian serta nurut atau tunduk pada orang tua, diksi
yang digunakan diatas terdapat pada bait berikut:

Cintamulah kekuatanku

Dengarlah rintihan anakmu

Dan

Aku korbankan semua untuk mu…

Data 7 Maisarah

Ketepatan diksi pada puisi data 24 termasuk dalam kriteria baik. Karena
siswa menggunakan pilihan kata baik, penggunaan kata efektif, dan bahasa
yang digunakan padat. Puisi “Ada gelap dan ada terang” yang ditulis ….
menggunakan pilihan kata gelap menggantikan kata sedih, diksi terang
menggantikan kata gembira atau senang, diksi menerpa melambangkan
kata datang¸diksi tenggelam mengambarkan kata hilang, diksi di atas
terdapat pada bait berikut:

Ada gelap dan ada terang

Dan

Walaupun badai menerpa

Dan

Persahaban ini tak akan tenggelam

Data 8 Maulani
Ketepatan diksi pada puisi data 8 termasuk dalam kriteria baik. Karena
siswa menggunakan pilihan kata baik, penggunaan kata efektif, dan bahasa
yang digunakan padat. Puisi “Guru ku tercinta” yang ditulis oleh Maulani
menggunakan diksi mengembangkan untuk menggantikan kata memajukan
atau mendorong agar seseorang terus berusaha, dan pilihan kata Ridho mu
yang menggambarkan kesenangan seseorang atas sifat baik yang dimiliki
oleh seorang, seperti yang diungkapkan sebagai berikut:

Yang terus mengembangkan semangatku.

Dan

Aku hanya ingin mendapatkan Ridho mu

Data 9 Maydatun Pratiwi

Ketepatan diksi pada puisi data 9 termasuk dalam kriteria cukup. karena
siswa menggunakan pilihan kata cukup baik, penggunaan kata cukup
efektif, dan bahasa yang digunakan cukup padat. Puisi “Sekolah” yang
ditulis Maydatun Pratiwi menggunakan pilihan kata menggapai untuk
mengantikan kata meraih sesuatu yang dicita-citakan, dan penulis
menggunakan diksi impikan yang melambangkan cita-cita yang menjadi
tujuan apa yang dikerjakan saat ini, diksi tersebut terdapat pada bait
berikut:

Maka kita tidak bisa menggapai apa yang kita

Impikan

Data 10 Melani

Ketepatan diksi pada puisi data 10 termasuk dalam kriteria baik. Karena
siswa menggunakan pilihan kata baik, penggunaan kata efektif, dan bahasa
yang digunakan padat. Puisi “Pesantren” yang ditulis Melani
menggunakan pilihan kata dibimbing untuk mengganti kata diarahkan atau
dituntun untuk menjadi libih baik, dan pilihan kata lantunan untuk
menggantikan kata suara yang dikeluarkan oleh seseorang, serta pilihan
kata menyembahnya untuk menggantikan kata beribadah, pilihan kata atau
diksi tersebut terdapat pada bait berikut:

Setiap hari aku dibimbing

Dan

Lantunan azan yang selalu terdengar

Dan

Menyembahnya Tuhan YME

Data 11 Mutmainah

Ketepatan diksi pada puisi data 11 termasuk dalam kriteria baik. Karena
siswa menggunakan pilihan kata baik, penggunaan kata efektif, dan bahasa
yang digunakan padat. Puisi “Tentang keluarga” yang ditulis oleh
Mutmainah menggunakan diksi hal-hal yang melambangkan sesuatu yang
sering terjadi, dan penulis menggunakan pilihan kata bersandar untuk
menggantikan kata beristirahat atau tempat ternyaman yang dirasakan oleh
seseorang, serta diksi kerjamnya untuk menggantikan kata kerasnya atau
suatu hal yang membuat seseorang tidak nyaman, diksi tersebut
diungkapkan penulis pada bait berikut:

Ada hal-hal yang tidak bisa

Dan

Tempat dimana kita bisa bersandar

Dari kejamnya dunia


Data 12 Mutia Fybryani

Ketepatan diksi pada puisi data 12 termasuk dalam kriteria baik. Karena
siswa menggunakan pilihan kata baik, penggunaan kata efektif, dan bahasa
yang digunakan padat. Puisi “Pondokku” karya Mutia Fybryani
menggunakan diksi sinar untuk menggantikan kata petunjuk atau titik
terang bagi seseorang untuk menjalani hidup, pilihan kata cahaya
digunakan untuk menggantikan kata petunjuk, pilihan kata iman ku
digunakan untuk menggantikan kata kepercayaan atau keyakinan atas
sesuatu yang dilakukan, diksi Al-fatihah yang melambangkan surah dalam
Al-quran, dan pilihan kata lantunkan untuk menggantikan kata suara yang
dikeluarkan seseorang, diksi di atas terdapat pada bait berikut:

Kau beri sinar bagi hidupku

Kau cahaya imanku

Dan

Hanya Al-fatihah yang selalu ku lantunkan

Data 13 Mutia Alzahrah

Ketepatan diksi pada puisi data 13 termasuk dalam kriteria baik. Karena
siswa menggunakan pilihan kata baik, penggunaan kata efektif, dan bahasa
yang digunakan padat. Puisi “Pondokku” karya Mutia Alzahrah
menggunakan pilihan kata naungku untuk menggantikan kata tempat
berteduh atau berlindung yang ditinggali, dan diksi kebarokahan
melambangkan bertambahnya kebaikan, adapun diksi di atas terdapat pada
bait berikut:

Tempat naunganku

Dan

Mengharapkan kebarokahan
Data 14 Nafisa Aulia

Ketepatan diksi pada puisi data 14 termasuk dalam kriteria baik. Karena
siswa menggunakan pilihan kata baik, penggunaan kata efektif, dan bahasa
yang digunakan padat. Puisi “Akhir” yang ditulis Nafisa Aulia
menggunakan pilihan kata terkapar untuk menggantikan kata terbaring tak
berdaya, pilihan kata melayang melambangkan roh yang pergi, diksi di
atas terdapat pada bait berikut:

Ragaku terkapar jiwaku melayang

Data 15 Ni’matul Maulidia

Ketepatan diksi pada puisi data 15 termasuk dalam kriteria baik. Karena
siswa menggunakan pilihan kata baik, penggunaan kata efektif, dan bahasa
yang digunakan padat. Puisi “Ayah” karya Ni’matul Maulidia
menggunakan diksi mulia untuk menggantikan kata baik dan mempunyai
arti yang berharga, puisi ini juga menggunakan diksi malaikat yang
melambangkan orang selalu melindungi, serta pilihan kata bersayap
melambangkan seseorang tidak mempunyai kelebihan tertentu namun bisa
melindungi, adapun diksi di atas terdapat pada bait berikut:

Kau adalah seorang pria mulia

Kaulah malaikat tak bersayap

Data 16 Nuraisyah

Ketepatan diksi pada puisi data 16 termasuk dalam kriteria baik. Karena
siswa menggunakan pilihan kata baik, penggunaan kata efektif, dan bahasa
yang digunakan padat. Puisi “Kamu itu inspirasiku” menggunakan diksi
inspirasiku melambangkan sesuatu yang membuat seseorang bersemangat,
diksi mengejar untuk menggantikan kata meraih, dan pilihan kata
mengingat-Nya ditunjukan untuk Tuhan, diksi di atas terdapat pada bait
berikut:
Kamu itu inspirasiku

Dan

Demi mengejar cita-citaku

Dan

Mengingat-Nya

Data 17 Nurul Hidayah

Ketepatan diksi pada puisi data 17 termasuk dalam kriteria baik. Karena
siswa menggunakan pilihan kata baik, penggunaan kata efektif, dan bahasa
yang digunakan padat. Puisi “Ayah” yang ditulis Nurul Hidayah
menggunakan diksi penuh seluruh menggantikan kata semua, diksi
cahayamu menggantikan kata suasana, pilihan kata suci artinya bersih atau
baik, dan diksi dikelam menggangtikan kata ditambah, pilihan kata di atas
terdapat pada bait berikut:

Mengingat kau penuh seluruh

Cahayamu panas suci

Tinggal kerlip lilin dikelam sunyi

Data 18 Putri Indah S

Ketepatan diksi pada puisi data 18 termasuk dalam kriteria cukup. Karena
siswa menggunkan pilihan kata cukup baik, penggunaan kata cukup
efektif, dan bahasa yang digunakan cukup padat. Puisi “Kotak Pensil”
Putri Indah S menggunakan diksi kau yang mengganti kata kotak pensil
atau tempat penyimpanan, dan diksi emas digunakan untuk menggantikan
kata paling berharga¸ diksi di atas terdapat pada bait berikut:

Kau tempat barang-barangku

Dan
Yang berwarna biru dan ditepi-tepinya berlapis emas

Data 19 Rahmawati

Ketepatan diksi pada puisi data 19 termasuk dalam kriteria sangat baik.
Karena pilihan kata sangat tepat, penggunaan kata sangat efektif, dan
bahasa yang digunakan padat. Puisi “Cahaya cinta” karya Rahmawati
menggunakan pilihan kata cahaya untuk menggantikan penerang, pilihan
kata teladan melambangkan sesuatu yang dapat ditiru, dan pilihan kata
mulia menggantikan kata baik atau suci, serta diksi bersholawat
menggambarkan seseorang melantunkan kata-kata spitual atau keagamaan,
diksi di atas terdapat pada bait berikut:

O kekasih Allah Teladan alam semesta

Alangkah mulia dan indah namamu

Dan

Bersholawat atasmu ya Rasulullah

Data 20 Raisa Fayola

Ketepatan diksi pada puisi data 20 termasuk dalam kriteria baik. Karena
siswa menggunakan pilihan kata baik, penggunaan kata efektif, dan bahasa
yang digunakan padat. Puisi “Ku hentikan hujan” yang ditulis Raisa
Fayola menggunakan pilihan kata merindukanku melambangkan kerinduan
akan kehadiran hujan, pilihan kata basah merupakan kebalikan atau lawan
kata kering, diksi diatas terdapat dalam bait berikut:

Kini matahari merindukanku

Dan

Menembus tanah basah


Data 21 Reni Suriani

Ketepatan diksi pada puisi data 21 termasuk dalam kriteria sangat baik.
Karena siswa menggunakan pilihan kata sangat tepat, penggunaan kata
sangat efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Puisi “Ibu” yang ditulis
Reni Suriani menggunakan pilihan kata merajuk menunjukan rasa tidak
senang terhadap seseuatu, Selain itu, penulis juga menggunakan pilihan
kata tersilap menggambarkan kata salah penglihatan atau perasaan yang
berlainan dengan keadaan sebenarnya. Diksi penawar melambangkan
perkataan atau ucapan yang memiliki kekuatan menyembuhkan, diksi
diatas terdapat dalam bait berikut:

Pernah aku merajuk

Dan

Setiap kali aku tersilap

Dan

Dia obati dengan penawar dan semangat

Data 22 Rikha Putri Aulia

Ketepatan diksi pada puisi data 22 termasuk dalam kriteria sangat baik.
Karena siswa menggunakan pilihan kata sangat tepat, penggunaan kata
sangat efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Puisi “Hilang” karya
Rikha Putri Aulia menggunakan pilihan kata berkali-kali dilambang hal
yang sering terjadi, pilihan kata sosok melambangkan seseorang selain itu
diksi yang digunakan yaitu mutlak merupakan hal tidak bisa diubah, dan
diksi ujung jalan melambangkan akhir hayat, diksi di atas terdapat pada
bait berikut:

Walau telah berkali-kali kehilangan

Sosok yang berharga dalam hidupku

Dan
Kesendirian merupakan hal yang mutlat terjadi

Dan

Agar langkah kaki bisa terus melangkah hingga ujung jalan

Data 23 Rohmatun Maedian

Ketepatan diksi pada puisi data 23 termasuk dalam kriteria baik. Karena
siswa menggunakan pilihan kata baik, penggunaan kata efektif, dan bahasa
yang digunakan padat. Puisi “Ibuku yang ku sayang” karya Rohmatun
Maedian menggunakan pilihan kata matahariku untuk menggantikan kata
penerang, selain itu, pilihan kata yang digunakan yaitu menyinari
melambangkan sesuatu yang memberi penerang atau keterbukaan hati,
diksi tersebut terdapat pada bait berikut:

Engkau bagaikan matahariku

Yang menyinari seluruh hidupku

Data 24 Rusmiyani

Ketepatan diksi pada puisi data 24 termasuk dalam kriteria baik. Karena
siswa menggunakan pilihan kata baik, penggunaan kata efektif, dan bahasa
yang digunakan padat. Puisi “Ibunda” yang ditulis Rusmiyani
menggunakan pilihan kata gemercik menggambarkan bunyi air yang jatuh
menimpa genangan air, selain itu, diksi yang digunakan kemarau untuk
menggantikan kata selalu ada atau sepanjang masa, pilihan kata bocah
melambangkan kata anak-anak, pilihan kata mengamuk menggambarkan
kata marah¸dan pilihan kata yang digunakan yaitu rewel melambangkan
kata cerewet atau banyak tingkah, diksi di atas terdapat pada bait berikut:

Gemercik air mengalir jernih

Dan

Kasihmu tak pernah kemarau


Dan

Disaat ku masih bocah

Dan

Jika aku tak akan rewel lagi bunda

Data 25 Safitri Lili Yani

Ketepatan diksi pada puisi data 25 termasuk dalam kriteria baik. Karena
siswa menggunakan pilihan kata baik, penggunaan kata efektif, dan bahasa
yang digunakan padat. Puisi “Bunda” yang ditulis Safitri Lili Yani
menggunakan pilihan kata mentari untuk menggantikan kata matahari,
pilihan kata gelora melambangkan begejolak hebat, diksi menyeruak
melambangkan kata menembus tatapan mata, serta pilihan kata yang
digunakan yaitu memudar menggambarkan sesuatu yang tidak jelas atau
kabur, diksi di atas terdapat pada bait berikut:

Mentari pagi menghangatkan hatiku

Gelora yang menyeruak kemarin

Sedikit memudar kali ini

Data 26 Sumiati

Ketepatan diksi pada puisi data 26 termasuk dalam kriteria baik. Karena
siswa menggunakan pilihan kata baik, penggunaan kata efektif, dan bahasa
yang digunakan padat. Puisi “Perjalanan hidupku” yang ditulis Sumiati
menggunakan diksi menapaki diartikan sebagai menyelidiki atau
menjejaki, dan diksi penuh seluruh diartikan selalu, diksi di atas terdapat
pada bait berikut:

Menapaki jejak sisa hidup ini

Dan
Doaku selalu penuh seluruh

Data 27 Siti Qomariah

Ketepatan diksi pada puisi data 27 termasuk dalam kriteria baik. Karena
siswa menggunakan pilihan kata baik, penggunaan kata efektif, dan bahasa
yang digunakan padat. Puisi “Ibu” karya Situ Qomariah menggunakan
diksi malaikat menggambarkan seseorang yang suci dan selalu ada dalam
keadaan apapun, adapun diksi yang digunakan yaitu bersayap bearti tidak
mempunyai keistimewaan tertentu namun selalu ada, dan pilihan kata yang
digunakan yaitu pejuang menggantikan kata orang yang bekerja untuk
menjadikan seseorang lebih baik, serta pilihan kata titihan menggantikan
kata sibuk diksi di atas terdapat pada bait:

Kau adalah malaikat tak bersayap

Kau juga pejuang hidupku

Dan

Kau yang melatih titihan langkahku

Data 28 Syafrilia Qanitah A

Ketepatan diksi pada puisi data 30 termasuk dalam kriteria baik. Karena
siswa menggunakan pilihan kata baik, penggunaan kata efektif, dan bahasa
yang digunakan padat. Puisi “Ayah” yang ditulis Syafrilia Qanitah A
menggunakan pilihan kata penasaran diartikan ingin mengetahui sesuatu,
diksi menaiki untuk menggantikan kata menggendong, dan diksi dasyat
menggantikan kata keras, diksi diatas terdapat pada bait berikut:

Yah rasa penasaran itu banyak

Dan

Apa aku pernah menaiki bahumu waktu kecil ?

Apa aku pernah menangis dasyat melihat dirimu pergi bekerja ?


Data 29 Sukma Mulia

Ketepatan diksi pada puisi data 29 termasuk dalam kriteria sangat baik.
Karena siswa menggunakan pilihan kata sangat tepat, penggunaan kata
sangat efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Puisi “Tuhan” karya
Sukma Mulia Menggunakan pilihan kata berkatmu menggantikan kata
karena, selain itu diksi yang digunakan yaitu lantunan mengganbarkan
pantulan suara, serta menusuk mengantikan kata mendengar dengan keras,
diksi di atas terdapat pada bait berikut:

Aku bisa mendengar berkatmu

Aku bisa berbicara juga berkatmu

Aku bisa melihat, berjalan dan berfikir

Juga berkatmu

Setiap hari aku mendengar lantunan azan menusuk telingaku berkatmu

Data 30 Utin Luhfiah Imran

Ketepatan diksi pada puisi data 30 termasuk dalam kriteria baik. Karena
siswa menggunakan pilihan kata baik, penggunaan kata efektif, dan bahasa
yang digunakan padat. Puisi “Menyesal” yang ditulis Utin Luhfiah Imran
menggunakan diksi melayang menggantikan kata pergi, selain itu pilhan
kata yang digunakan yaitu petang mengambarkan kehidupan yang kekal
atau kematian, diksi batang untuk menggantikan kata angka, dan pilihan
kata lalai menganbarkan kelengahan, diksi di atas terdapat pada bait
berikut:

Pagiku hilang sudah melayang

Dan

Sekarang petang datang membayang

Batang usiaku sudah tinggi


Aku lalai di hari pagi

Data 31 Wiamatus Zahra

Ketepatan diksi pada puisi data 31 termasuk dalam kriteria cukup. Karena
pilihan kata cukup baik, penggunaan kata cukup efektif, dan bahasa yang
digunakan cukup padat. Puisi “Tembang Untuk Ibunda” yang ditulis
Wiamatus Zahra menggunakan diksi tembang menggantikan kata syair,
diksi kemarau diartikan hilang atau selalu ada, dan diksi bocah
mengambarkan anak-anak, diksi di atas terdapat pada bait berikut:

Temabang untuk Ibunda

dan

Kasihmu tak pernah kemarau

Dan

Aku kini bukan bocah lagi

Data 32 Yeni Anjar Sari

Ketepatan diksi pada puisi data 32 termasuk dalam kriteria baik. Karena
siswa menggunakan pilihan kata baik, penggunaan kata efektif, dan bahasa
yang digunakan padat. Puisi “Surga alam” karya Yeni Anjar Sari
menggunakan pilihan kata surga diarikan sebagai tempat yang istimewa,
diksi diguyur menggantikan kata siram, pilihan kata berkicau merupakan
suara burung, diksi semi diartikan sebagai musim tumbuhnya bunga-
bunga, dan pilihan kata semerbak menggantikan kata mengharumkan,
diksi di atas terdapat pada bait berikut:

Surga alam

Dan

Yang diguyur angin dan hujan lebat


Dan

Burung berkicau ditengah udara

Kini musim semi datang

Dan

Dan wanginya semerbak dan mulai tertawa

Hasil kemampuan Menulis Puisi Berdasarkan Ketepatan Kata (Diksi)


Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak

Kategori Frekuensi Persentase

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Jumlah

Rata-rata
4. Kemampuan Menulis Puisi Siswa Berdasarkan Bahasa Kiasan Siswa
Kelas X Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak

Data 1 Alfisyah

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 1 termasuk dalam


kriteria sangat baik. Karena siswa ekspresif dan sangat terampil
menggunakan bahasa kiasan. Puisi “Sahabat sejati” karya Alfisyah
menggunakan bahasa kiasan personifikasi yaitu mempersamakan benda
dengan manusia terletak pada kata memori, dan bahasa kiasan yang
digunakan dalam puisi tersebut ialah bahasa kiasan metafora yaitu
menyatakan sesuatu sebagai hal yang sama, seperti yang diungkapkan
berikut:

Bahasa kiasan personifikasi

Tak akan pernah hilang di memori ini

Bahasa kiasan metafora

Hidupku penuh warna

Data 2 Betty Aulia

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 2 termasuk dalam


kriteria baik. Karena siswa ekspresif dan sudah terampil menggunakan
bahasa kiasan. Puisi “Pesantrenku” yang ditulis Betty Aulia menggunakan
bahasa kiasan perumpamaan epos, perumpamaan tersebut menjelaskan
tentang manfaat pesantren bagi seseorang secara berulang ulang, seperti
yang diungkapkan berikut ini:

Oh pesantrenku engkaulah tempatku

Menuntut ilmu

Tempat menuntut ilmu, belajar mandiri

Berkat engkaulah aku paham ilmu agama


Data 3 Cintani

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 3 termasuk dalam


kriteria baik. Karena siswa ekspresif dan sudah terampil menggunakan
bahasa kiasan. Puisi” Album biru” karya Cintani menggunakan bahasa
kiasan metonimia dengan menggunakan kata malaikat sebagai pengganti
nama ibu, seperti yang diungkapkan berikut ini:

Tertulis nama malaikat yang tak sedikitpun

Ternoda, malaikat itu ku sebut dengan seorang

Ibu

Data 4 Dea Rahmawati

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 3 termasuk dalam


kriteria cukup. Karena siswa cukup ekspresif dan cukup terampil
menggunakan bahasa kiasan. Puisi “Tak pernah bisa” karya Dea
Rahmawati menggunakan bahasa kiasan perbandingan terlihat pada kata
sementara, dimana penulis membandingakan perasaan orang lain dengan
perasaan dirinya, seperti yang diungkapkan berikut:

Apa yang mesti aku campakan

Sementara aku tak punya apa-apa lagi

Data 5 Dinda Maulani Pangestu

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 3 termasuk dalam


kriteria cukup. Karena cukup ekspresif dan cukup terampil menggunakan
bahasa kiasan. Puisi “Ibu” yang ditulis Dinda Maulani Pangestu
menggunakan bahasa kiasan perumpamaan epos, dimana penulis secara
berturut turut menjelaskan tentang ibu, seperti yang diungkapkan berikut:

Ibu…

Engkaulah yang selalu kubanggakan


Engkau juga yang telah mengandung, melahirkan, dan mengurusku

Dengan susah payah engakau mengandung selama

9 bulan 10 hari tanpa keluh kesah

Data 6 Maimanah

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 6 termasuk dalam


kriteria cukup. Karena siswa cukup ekspresif dan cukup terampil
menggunakan bahasa kiasan. Puisi “Ayah dan ibu” karya Maimanah
menggunakan bahasa kiasan hiperbola, dimana penulis melebih-lebihkan
tentangkan ungkapannya terhadap ayah dan ibu, seperti yang diungkapkan
berikut:

ayah….ibu…..

aku korbankan semua untukmu…

lelah susah payah keseharianku

demi senyuman dan kebahagiaanmu

Data 7 Maisarah

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 7 termasuk dalam


kriteria sangat baik. Karena siswa ekspresif dan sangat terampil
menggunakan bahasa kiasan. Puisi “Ada gelap dan ada terang” yang
ditulis Maisarah menggunakan bahasa kiasan perumpamaan epos dan
personifikasi. Perumpamaan epos digunakan penulis untuk
menggambarkan perbandingan secara berturut-turut, dan bahasa kiasan
personifikasi digunakan untuk mempersamakan manusia dengan binatang,
bahasa kiasan di atas terdapat pada bait berikut:

Bahasa kiasan perumpamaan epos

Kita juga bisa menangis


Walaupun badai menerpa

Walaupun gempa bumi datang

Bahasa kiasan personifikasi

Disaat itu kita bagaikan anai-anai

Data 8 Maulani

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 8 termasuk dalam


kriteria cukup. Karena siswa cukup ekspresif dan cukup terampil
menggunakan bahasa kiasan. Puisi “Guruku tercinta” menggunakan
bahasa kiasan perumpamaan epos terlihat dari penjelasan secara
bekelanjutan tentang harapan seseorang pada gurunya, hal tersebut
terdapat pada bait beriku:

Oh guru ku

Aku hanya bisa mendoakanmu

Aku hanya ingin mendapatkan Ridho-Mu

Dan hanya ingin ilmumu

Yang akan ku teruskaan untuk dimasa yang akan datang.

Data 9 Maydatun Pratiwi

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 9 termasuk dalam


kriteria cukup. Karena siswa cukup ekspresif dan cukup terampil
menggunakan bahasa kiasan. Puisi “Sekolah” yang ditulis Maydatun
Pratiwi menggunakan bahasa kaisan metafora yaitu membandingkan
sesuatu yaitu, antara oraang berpendidikan dengan tidak, seperti pada bait
berikut:

Jika tidak sekolah

Maka kita tidak bisa menggapai apa yang kita impikan


Data 10 Melani

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 6 termasuk dalam


kriteria baik. Karena siswa ekspresif dan sudah terampil menggunakan
bahasa kiasan. Puisi “Pesantren” karya Melani menggunakan bahasa
kiasan metafora yakni membandingkan pesantren dengan rumah dan
keluarga, seperti yang terdapat pada bait berikut:

Setiap hari aku selalu disini

Sudah seperti rumah

Sudah seperti keluarga

Data 11 Mutmainnah

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 11 termasuk dalam


kriteria sangat baik. Karena siswa ekspresif dan sangat terampil
menggunakan bahasa kiasan. Puisi “Tentang keluarga” karya Mutmainnah
menggunakan bahasa kiasan metafora, dimana penulis membandingkan
keluarganya dengan hal-hal yang ada. Penulis juga menggunakan bahasa
kiasan hiperbola yakni melebih-lebihkan sesuatu, sepeti yang diungkapkan
berikut:

Bahasa kiasan metafora

Ada haal-hal yang tidak bisa

Ditukar dalaam bentuk apapun

Seperti keluaarga yang biasa-biasa

Bahasa kiasan hiperbola

Tempat dimana kita bisa bersandar

Dari kejamnya dunia


Data 12 Mutia Fybryani

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 12 termasuk dalam


kriteria baik. Karena siswa ekspresif dan sudah terampil menggunakan
bahasa kiasan. Puisi “Pondokku” yang ditulis Mutia Fybryani
menggunakan bahasa kiasan metafora, penulis menyatakan sesuatu sebagi
hal yang sama, seperti yang ditunjukan pada bait berikut:

Pondokku

Kau beri sinar bagi hidupku

Kau beri cahaya imanku

Data 13 Mutia Alzahrah

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 11 termasuk dalam


kriteria cukup. Karena siswa cukup ekspresif dan cukup terampil
menggunakan bahasa kiasan. Puisi “Pondokku” karya Mutia Alzahrah
menggunakan bahasa kiasan metafora, penulis menyatakan sesuatu sebagai
hal yang sama, seperti pondok dan tempat berteduh atau naungan dan
tempat menuntut ilmu, hal tersebut diungkapkan penulis pada bait berikut:

Oh pondokku…..

Tempat naunganku

Dan

Oh pondokku…..

Tempakut menuntut ilmu

Data 14 Nafisa Aulia

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 14 termasuk dalam


kriteria cukup. Karena siswa cukup ekspresif dan cukup terampil
menggunakan bahasa kiasan. Puisi “Akhir” yang ditulis Nafisa Aulia
menggunakan bahasa kiasan hiperbola dimana penulis melebih-lebihkan
kata-kata, seperti kata menerkam untuk menggantikan kata menghampiri,
hal tersebut diungkapkan penulis pada bait berikut:

Sunyi itu….

menerkam

Data 15 Ni’matul Maulidia

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 15 termasuk dalam


kriteria sangat baik. Karena siswa ekspresif dan sangat terampil
menggunakan bahasa kiasan. Puisi “Ayah” karya Ni’matul Maulidia
menggunakan bahasa kiasan metafora, personifikasi, dan hiperbola.
Bahasa kiasan metafora ditunjukan dengan menyamakan ayahnya dengan
malaikat dan pahlawan. Bahasa kiasan personifikasi ditunjukan karena
adanya kata malaikat untuk menyamakan ayahnya. Bahasa kiasan
hiperbola ditunjukan pada kata-kata yang melebih-lebihkan seperti kata
mati yang digunakan untuk mempertaruhkan diri demi membahagiakan
anaknya. Bahasa kiasan di atas ditunjukan pada bait berikut:

Bahasa kiasan metafora

Kau adalah seorang pria mulia

Kau lah melaikat tak bersayapku

Kau juga pahlawan hidupku.

Bahasa kiasan personifikasi

Kaulah malaikat tak bersayapku

Bahasa kiasan hiperbola

Kau keluarkan segala kerja keramu

Hingga kau rela mati

Demi membuat anak kecilmu bahagia


Data 16 Nuraisyah

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 16 termasuk dalam


kriteria cukup. Karena siswa cukup ekspresif dan cukup terampil
menggunakan bahasa kiasan. Puisi “Kamu itu inspirasiku” karya
Nuraisyah menggunakan bahasa kiasan metonimia yakni menggunakan
kata Nya sebagai pengganti nama, seperti yang diungkapkan berikut:

Dimana kamu selalu mengingatkan aku untuk selalu

Mengingat-Nya

Data 17 Nurul Hidayah

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 17 termasuk dalam


kriteria cukup. Karena siswa cukup ekspresif dan cukup terampil
menggunakan bahasa kiasan. Puisi “Ayah” karya Nurul Hidayah
menggunakan bahasa kiasan hiperbola yaitu mengungkapkan sesuatu
secaraa berlebih-lebihan, hal yang diungkapkan dalam puisi tersebut
adalah seseorang yang berkerja keras dengan ikhlas, ungkapan tersebut
terdapat pada bait berikut:

Cahayamu panas suci

Data 18 Putri Indah Sari

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 18 termasuk dalam


kriteria baik. Karena siswa ekspresif dan sudah terampil menggunakan
bahasa kiasan. Puisi “Kotak pensil” karya Putri Indah Sari menggunakan
bahasa kiasan perumpamaan epos dan personofikasi. Bahasa kiasan
perumpamaan epos digunakan penulis untuk mengungkapkan kegunaan
kotak pensil secara berturut-turut. Bahasa kiasan personifikasi digunakan
penulis mempersamakan benda dengan manusia dengan mengungkapkan
benda dapat berpikir, seperti yang diungkapkan dalam bait berikut:

Bahasa kiasan perumpaman epos

Oh kotak pensilku

Kau tempat barang-barangku

Kau tempat kitab-kitabku

Kau tempat foto-fotoku

Bahasa kiasan personifikasi

Walaupun rek sletingmu hampir rusak

Karna terlalu berat menampung kisah hidupku

Data 19 Rahmawati

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 19 termasuk dalam


kriteria baik. Karena siswa ekspresif dan sudah terampil menggunakan
bahasa kiasan. Puisi “Cahaya cinta” karya Rahmawati menggunakan
bahasa kiasan hiperbola, dimana penulis menggunakan kata-kata yang
berlebih-lebihan untuk mengungkapkan kata kecil, seperti yang
diungkapkan berikut ini:

Umatmu bahkan butiran debu memujimu

Data 20 Raisa Fayola

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 20 termasuk dalam


kriteria baik. Karena siswa ekspresif dan sudah terampil menggunakan
bahasa kiasan. Puisi “Kuhentikan hujan” yang ditulis Raisa Fayola
menggunakan bahasa kiasan hiperbola dan personifikasi. Bahasa kiasan
hiperbola diungkapkan secara berlebih-lebihan, penulis menulis seolah-
olah seseorang bisa menghentikan hujan. Bahasa kiasan personifikasi
diungkapan penulis seolah-olah matahari bisa berpikir, seperti yang
diungkapkan berikut:

Bahasa kiasan hiperbola

Kuhentikan hujan

Bahasa kiasan personifikasi

Kini matahari merindukanku

Data 21 Reni Suriani

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 21 termasuk dalam


kriteria cukup. Karena siswa cukup ekspresif dan cukup terampil
menggunakan bahasa kiasan. Puisi “Ibu” yang ditulis Reni Suriani
menggunakan bahasa kiasan perumpamaan epos, diman penulis secara
berturut-turut mejelaskan sifat pembandingnya, seperti yang diungkapkan
berikut:

Pernah aku ditegur

Katanya untuk kebaikan

Pernah aku dimarah

Katanya memperbaiki kelemahan

Pernah aku diminta membantu

Katanya supaya aku pandai

Data 22 Rikha Putri Aulia

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 22 termasuk dalam


kriteria baik. Karena siswa ekspresif dan sudah terampil menggunakan
bahasa kiasan. Puisi “Hilang” yang ditulis Rikha Putri Aulia menggunakan
bahasa kiasan metafora yakni penulis menyatakan sesuatu yang sama atau
seharga, seperti kata kesendirian dan kehilangan penulis menjelasakan
persamaan atau arti dari kata-kata tersebut, seperti yang diungkapakan
berikut:

Kesendirian merupakan hal yang mutlak terjadi

Kehilangan adalah bagian dari perubahan

Data 23 Rohmatun Maedian

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 23 termasuk dalam


kriteria baik. Karena siswa ekspresif dan sudah terampil menggunakan
bahasa kiasan. Puisi “Ibuku yang ku sayang” yang ditulis Rohmatun
Maedian menggunakan bahasa kiasan perbandingan, dimana penulis
menyamakan ibunya dengan matahari, sepeti yang: diungkapkan berikut:

Ooh ibu aku sangat menyayangimu

Engkau bagaikan matahariku

Data 24 Rusmiyani

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 24 termasuk dalam


kriteria baik. Karena siswa ekspresif dan sudah terampil menggunakan
bahasa kiasan. Puisi “IBUNDA” karya Rusmiyani menggunakan bahasa
kiasan hiperbola dimana penulis mengungkapkan sesuatu secara
berlebihan, seperti kata kemarau untuk menggantikan kata ada, kata
tersebut terdapat pada bait berikut:

Kasihmu tak pernah kemarau

Data 25 Safitri Lili Yani

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 24 termasuk dalam


kriteria cukup. Karena siswa cukup ekspresif dan cukup terampil
menggunakan bahasa kiasan. Puisi “Bunda” yang ditulis Safitri Lili Yani
menggunakan bahasa kiasan personifikasi, yakni penulis mempersamakan
benda dengan manusia, benda mati dibuat dapat menghangatkan hati,
seperti yang diungkapkan berikut:

Mentari pagi menghangatkan hatiku

Data 26 Sumiati

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 26 termasuk dalam


kriteria cukup. Karena siswa cukup ekspresif dan cukup terampil
menggunakan bahasa kiasan. Puisi “Perjalanan hidupku” yang ditulis
menggunakan bahasa kiasan hiperbola, penulis mencoba mengungkapkan
puisi secarara berlebih=lebihan, seperti yang diungkapkan berikut:

Menapaki jejak sisa hidup ini

Data 27 Siti Komariah

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 26 termasuk dalam


kriteria baik. Karena siswa ekspresif dan sudah terampil menggunakan
bahasa kiasan. Puisi “Ibu” yang ditulis Siti Komariah menggunakan
bahasa kiasan personifikasi, penulis menggunakan kata malaikat seolah-
olah mempunyai sayap, seperti yang ditulis pada bait berikut:

Kau adalah malaikat tak bersayap

Data 28 Syafrilia Qanitah A

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 26 termasuk dalam


kriteria baik. Karena siswa ekspresif dan sudah terampil menggunakan
bahasa kiasan. Puisi “Ayah” yang ditulis Syafrilia Qanitah A
menggunakan bahasa kiasan perbandingan, yakni penulis mencoba
membandingkan antara rasa penasaran dan tanda tanya dalam hatinya
tentang seperti apa ayahnnya, bahasa kiasan tersebut terdapat pada bait
berikut:
Yah rasa penasaran itu banyak

Seperti apa dirimu

Apa aku pernah menaiki bahumu waktu aku kecil ?

Data 29 Sukma Mulia

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 26 termasuk dalam


kriteria baik. Karena siswa ekspresif dan sudah terampil menggunakan
bahasa kiasan. Puisi “Tuhan” yang ditulis Sukma Mulia menggunakan
bahasa kiasan hiperbola, penulis mengungkapakan kata dengan berlebih-
lebihan seperti kata menusuk untuk menggantikan kata terdengar, kata
tersebut digunakan pada bait berikut:

Setiap hari aku mendengar lantunan azan menusuk telingaku berkatmu

Data 30 Utin Lutfiah Imran

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 26 termasuk dalam


kriteria baik. Karena siswa ekspresif dan sudah terampil menggunakan
bahasa kiasan. Puisi “Menyesal” yang ditulis Utin Lutfiah Imran
menggunakan bahasa kiasan hiperbola dimana penulis melebih-lebihkan
kata-kata, seperti melayang dan meracuni kata-kata tersebut seolah-olah
dipakai sebagai pengganti kata lain, bahasa kiasan tersebut terdapat pada
bait berikut:

Pagiku hilang sudah melayang

Dan

Kini hidup merauni hati

Data 31
Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 26 termasuk dalam
kriteria baik. Karena siswa ekspresif dan sudah terampil menggunakan
bahasa kiasan. Puisi “Tembang untuk ibunda” menggunakan bahasa kiasan
hiperbola dan personifikasi, dimana penulis mencoba melebih-lebihkan
seperti kata kemarau untuk menggantikan kata selalu ada atau sepanjang
masa. Bahasa kiasan personifikasi digunakan untuk mengganbarkan benda
mati seolah hidup dan merambat, kata-kata tersebut digunakan apada bait
berikut:

Bahasa kiasan hiperbola

Kasihmu tak pernah kemarau

Bahasa kiasan personifikasi

Meski waktu merambat makin tua

Data 32 Yeni Anjar Sari

Ketepatan menggunakan bahasa kiasan pada puisi data 32 termasuk dalam


kriteria sangat baik. Karena siswa ekspresif dan sangat terampil
menggunakan bahasa kiasan. Puisi “Surga alam” yang ditulis Yeni Anjar
Sari menggunakan bahasa kiasan metafora dan personifikasi. Bahasa
kiasan metafora digunakan penulis untuk menyamakan antara alam dan
matahari, sedangkan bahasa kiasan personifikasi digunakan penulis untuk
menyamakan bunga seolah-olah bisa tertawa seperti hidup, bahasa kiasan
tersebut terdapat pada bait berikut:

Bahasa kiasan metafora

Alam membeir pengetahuan bagi manusia

Seperti matahari menyinari bumi

Bahasa kiasan pesonifikasi

Bunga yang mulai tumbuh

Dan wanginya semerbak dan mulai tertawa


Hasil kemampuan Menulis Puisi Berdasarkan Ketepatan
Menggunakan Bahasa Kiasan Siswa Kelas X Madrasah Aliyah
Walisongo Pontianak

Kategori Frekuensi Persentase

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Jumlah

Rata-rata

5. Kemampuan Menulis Puisi Siswa Berdasarkan Amanat Siswa Kelas


X Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak
Data 1 Alfisyah
Penyampaian amanat pada puisi data 1 termasuk dalam kriteria sangat
baik. Karena siswa menyampaian pesan atau amanat sangat tepat,
penggunaan kata sangat efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Amanat
atau pesan yang ingin disampaikan penulis pada puisi “Sahabat Sejati”
yang ditulis oleh Alfisyah adalah sebagai mahkluk sosial kita selalu
membutuhkan sahabat untuk berbagi cerita tentang hidup kita ataupun
sebaliknya, untuk itu kita harus selalu menjaga dan menyayangi sahabat
kita sebelum kita terpisah oleh keadaan, hal tersebut tergambar pada bait
berikut:
Hidupku penuh warna
Hanya sahabat itulah
Yang membuat kita semangat
Menjalani kehidupan

Data 2 Betty Aulia

Penyampaian amanat pada puisi data 2 termasuk dalam kriteria baik.


Karena siswa menyampaian pesan atau amanat baik, penggunaan kata
efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Amanat yang ingin disampaikan
penulis pada puisi “Pesantrenku” karya Betty Aulia adalah kita harus
selalu mencari tempat yang nyaman untuk menuntut ilmu agama.
Pesantren merupakan sekolah serta tempat tinggal yang mengajarkan
kemandirian, dan kita harus selalu berterima kasih kepada orang-orang
yang berjasa mengajarkan kita, serta meminta maaf atas kesalahan yang
kita lakukan, amanat tersebut tergambar pada bait berikut:

Tempat menuntut ilmu, belajar mandiri

Berkat engkau lah aku paham ilmu agama

Terima kasih guru telah membimbingkku

Dari aku tidak tau sampai tahu ilmu agama

Maafkan santrimu guru apabila selalu melanggar

Aturan pesantren

Data 3 Cintani

Penyampaian amanat pada puisi data 3 termasuk dalam kriteria baik.


Karena siswa menyampaian pesan atau amanat baik, penggunaan kata
efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Amanat yang ingin penulis
sampaikan adalah kita harus selau memanjatkan doa kepada ibu kita yang
sangat berjasa dalam hidup kita, karnanyalah kita bisa seperti sekarang
tubuh dan bisa menuntut ilmu, hal tersebut tergaambar pada bait berikut:

Tak kusangka…….namamu sedikitpun tidak


Ternoda….... hanya saja namamu juga terselip

Dalam doa ku….

Data 4 Dea Rahmawati

Penyampaian amanat pada puisi data 4 termasuk dalam kriteria baik.


Karena siswa menyampaian pesan atau amanat baik, penggunaan kata
efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Pesan yang ingin disampaikan
penulis pada puisi “Tak pernah bisa” karya Dea Rahmawati adalah kita
tidak bisa memaksakan seseorang untuk tetap mencintai kita, amanat
tersebut tergambar pada bait berikut:

Aku mencintaimu, tapi kau belum

Mencintaiku

Apa yang mesti aku campakan

Semantara aku tak punya apa-apa lagi

Data 5 Dinda Maulani P

Penyampaian amanat pada puisi data 5 termasuk dalam kriteria baik.


Karena siswa menyampaian pesan atau amanat baik, penggunaan kata
efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Pesan yang ingin disampaikan
penulis pada puisi “Ibu” yang ditulis Dinda Maulani P adalah kita harus
selalu memberikan yang terbaik untuk ibu kita, karena kerja keras dia kita
ada didunia ini, ia mengandung dan melahirkan dengan mempertaruhkan
nyawanya demi kita, amanat tersebut tergambar pada bait berikut:

Dengan susah payah engkau mengandungku selama

9 bulan 10 hari tanpa keluh kesah.

Terima kasih ibu tanpamu aku tidak akan seperti ini.


Data 6 Maimanah

Penyampaian amanat pada puisi data 6 termasuk dalam kriteria sangat


baik. Karena siswa menyampaian pesan atau amanat sangat tepat,
penggunaan kata sangat efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Pesan
yang ingin disampaikan penulis dalam puisi “Ayah dan Ibu” yang ditulis
Maimanah adalah gunakan waktumu sebaik mungkin selagi bersama orang
tua, jangan disia-siakan karena aka nada waktu dimana kita akan berpisah
dengan mereka, pesan tersebut tergambar pada bait berikut:

Ayah…..ibu

Kau tempatkan aku kini

Jauh darimu, namun ku yakin

Ini karena cintamu, kau tempatkan

Aku kini jauh tanpamu di Walisongo

Untuk mencari ilmu.

Data 7 Maisarah

Penyampaian amanat pada puisi data 8 termasuk dalam kriteria sangat


baik. Karena siswa menyampaian pesan atau amanat sangat tepat,
penggunaan kata sangat efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Pesan
yang ingin disampaikan penulis dalam puisi “Ada Gelap dan Ada Terang”
adalah kita harus selalu menyayangi sahabat, karena sahabat akan selalu
ada disaat titik terendah kita, dan karena kita adalah makhluk sosial kita
akan selalu membutuhkan orang lain, pesan tersebut tergambar pada bait
berikut:

Persahabatan disaat remaja dan kisahnya

Tiada menentu

Terkadang sedih terkadang gembira

Tetapi disaat sedih kita bisa terhibur


Karena adanya persahabatan

Data 8 Maulani

Penyampaian amanat pada puisi data 8 termasuk dalam kriteria sangat


baik. Karena siswa menyampaian pesan atau amanat sangat tepat,
penggunaan kata sangat efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Pesan
yang ingin disampaikan penulis dalam puisi “Guruku tercinta” adalah
beartinya seorang guru untuk hidup kita oleh karena itu kita harus selalu
menghormati dan mendengarkan setiap apa yang diucapkannya karena hal
tersebut akan berguna untuk masa depan kita nanti, pesan tesebut
tergambar pada bait berikut:

Ku ucapkan banyak terima kasih

Atas apa yang telah kau beri

Wahai guru ku yang tercinta

Ku ingin kau selalu bersabar,

Pengorbanan dan kerja kerasmu

Yang terus mengembangkan semangatku.

Data 9 Maydatun Pratiwi

Penyampaian amanat pada puisi data 9 termasuk dalam kriteria cukup.


karena siswa menyampaian pesan atau amanat cukup baik, penggunaan
kata cukup efektif, dan bahasa yang digunakan cukup padat. . Pesan yang
ingin disampaikan penulis dalam puisi “Sekolah” adalah pentingnya
sekolah bagi kita, dengan bersekolah kita tidak hanya mendapatkan ilmu
tetapi juga sahabat baik, pesan tersebut tergambar pada bait berikut:

Sekolah tempat untuk belajar

Banyak ilmu yang bisa kita dapatkan


Kita disini bisa mendapatkan teman baik

Jika kita tidak sekolah

Maka kita tidak bisa menggapai apa yang kita

Impikan

Data 10 Melani

Penyampaian amanat pada puisi data 10 termasuk dalam kriteria baik.


Karena siswa menyampaian pesan atau amanat baik, penggunaan kata
efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Pesan yang ingin disampaikan
penulis pada puisi “Ibu” adalah kita sebagai manusia harus selalu berusaha
untuk menjadi lebih baik, dan mendekatkan diri kepada Tuhan, serta selalu
bersyukur atas apa yang kita miliki sekarang pesan tersebut tergambar
pada bait berikut:

Lantunan azan yang selalu terdengar

Setiap hari

Mengingatkan aku untuk selalu

Menyembahnya Tuhan YME

Yang telah mmeberikan aku

Segalanya dalam hidup ini

Terima kasih Tuhan

Data 11 Mutmainnah

Penyampaian amanat pada puisi data 11 termasuk dalam kriteria sangat


baik. Karena siswa menyampaian pesan atau amanat sangat tepat,
penggunaan kata sangat efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Pesan
yang ingin disampaikan penulis dalam puisi “Tentang keluarga” adalah
kita harus selalu bersyukur telah memiliki keluarga yang sekarang ini,
jangan membandingkan kelurga kita dengan keluarga orang lain. Jagalah
keluarga yang kita miliki sekarang karena merekalah yang menjadi orang
pertama menolong kita disaat kita jatuh, dan rangkullah selalu mereka
karena jika jauh kita hanya bisa mengingatnya, pesan tersebut tergambar
pada bait berikut:

Ada hal-hal yang tidak bisa

Ditukar dalam bentuk apapun

Seperti keluarga biasa-biasa

Tempat dimana kita bisa bersandar

Dari kejamnya dunia

Data 12 Mutia Fybryani

Penyampaian amanat pada puisi data 12 termasuk dalam kriteria baik.


karena siswa menyampaian pesan atau amanat baik, penggunaan kata
efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Pesan yang ingin disampaikan
penulis dalam puisi “Pondokku” adalah dimanapun kita berada kita harus
selalu mengingat Allah. Sesibuk apapun disaat kita menuntut ilmu harus
selalu menyempatkan diri untuk menyembah-Nya, pesan tersebut
tergambar pada bait berikut:

Pondokku

Kau beri sinar bagi hidupku

Kau beri cahaya imanku

Data 13 Mutia Alzahrah

Penyampaian amanat pada puisi data 13 termasuk dalam kriteria cukup.


karena siswa menyampaian pesan atau amanat cukup baik, penggunaan
kata cukup efektif, dan bahasa yang digunakan cukup padat. Pesan yang
ingin disampaikan penulis dalam puisi “Pondokku” adalah kita harus
sellau bisa membanggakan dan menyenangkan ahti orang tua, pesan
tersebut tergambar pada bait berikut:

Oh pondokku…..

Tempatku menuntut ilmu

Mengharapkan kebarokahan

Menyenangkan hati ayah bunda…..

Data 14 Nafisa Aulia

Penyampaian amanat pada puisi data 14 termasuk dalam kriteria sangat


baik. Karena siswa menyampaian pesan atau amanat sangat tepat,
penggunaan kata sangat efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Pesan
yang ingin disampaikan penulis dalam puisi “Akhir” adalah ingatlah kita
akan mengalami kematian, untuk itu siapkan diri kita untuk menghadap
Tuhan, pesan tersebut tergambar pada bait berikut:

Itulah bayanganku

Suatu hari nanti

Aku tak susah atau resah

Itu mungkin akan dialami

Semua

Sebuah kematian

Data 15 Ni’matul Maulidia

Penyampaian amanat pada puisi data 15 termasuk dalam kriteria baik.


Karena siswa menyampaian pesan atau amanat baik, penggunaan kata
efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Pesan yang ingin disampaikan
penulis pada puisi “Ayah” adalah ayah merupakan orang paling beharga
untuk setiap manusia, oleh karena itu kita harus menghormati dan
manyanginya hingga ia menuntup mata. Kita berada pada saat ini adalaah
berkat kerja kerasnya, pesan tersebut tergambar pada bait berikut:

Ayah… kau relakan tetesan keringatmu

Demi anak kecilmu ini

Kau keluarkan sega kerja kerasmu

Hingga kau rela mati

Demi membuat anak kecilmu bahagia

Data 16 Nuraisyah

Penyampaian amanat pada puisi data 16 termasuk dalam kriteria sangat


baik. Karena siswa menyampaian pesan atau amanat sangat tepat,
penggunaan kata sangat efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Pesan
yang ingin disampaikan penulis dalam puisi “Kamu itu inspirasiku” adalah
dalaam berteman kita harus-memilih-milih, karena teman yang baik akan
membawa kita melakukan hal-hal yang baik pula, pesan tersebut
tergambar pada bait berikut:

Aku harap kau tetap, kamu yang aku kenal

Dimana kamu selalu mengingatkan aku untuk selalu

Mengingat Nya

Data 17 Nurul Hidayah

Penyampaian amanat pada puisi data 17 termasuk dalam kriteria sangat


baik. Karena siswa menyampaian pesan atau amanat sangat tepat,
penggunaan kata sangat efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Pesan
yang ingin disampaikan penulis dalam puisi “Ayah” adalah selagi ayah
kita masih ada kita harus selalu menghormatinya karena jika Ia sudah tidak
ada kita tidak bisa mencarinya kemanapun, pesan tersebut tergambar pada
bait berikut:

Ayahku
Aku sangat kehilangan

Dirimu

Ayahku

Aku ingin mencarimu dinegara asing

Ayahku

Doaku hanya ingin bertemu

Data 18 Putri Indah Sari

Penyampaian amanat pada puisi data 18 termasuk dalam kriteria cukup.


karena siswa menyampaian pesan atau amanat cukup baik, penggunaan
kata cukup efektif, dan bahasa yang digunakan cukup padat. Pesan yang
ingin disampaikan penulis dalam puisi “Kotak pensil” adalah bergunanya
kotak pensil bagi kita, untuk itu kita harus menjaganya agar selalu bersih,
pesan tersebut tergambar pada bait berikut:

Ooh kota pensilku

Kau begitu berharga bagiku

Walaupun rek sletingmu hampir rusak

Karena terlalu berat menampung kisah hidupku

Data 19 Rahmawati

Penyampaian amanat pada puisi data 19 termasuk dalam kriteria baik.


Karena siswa menyampaian pesan atau amanat baik, penggunaan kata
efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Pesan yang ingin disampaikan
penulis pada puisi “Cahaya cinta” adalah berdoa dan bertobatlah kepada
Tuhan untuk mendapat keberkahan. Tuhan akan selalu memberikan
kepada hamba-Nya yang meminta kepada-Nya, oleh sebab itu
tanamkanlah cinta dalam hati kita kepada Tuhan yang menciptakan
segalanya, dan contohlah sikap Rasullulah dalam setiap bertindak, pesan
tersebut tergambar pada bait berikut:
Bersholawat atamu ya Rasullulah

Cintaku telah tertanam dalam hatiku

Ya Allah limpahkanlah nikmat-Mu

Jadikanlah kekasih dihatiku cahaya cintaku

Data 20 Raisa Fayola

Penyampaian amanat pada puisi data 20 termasuk dalam kriteria baik.


Karena siswa menyampaian pesan atau amanat baik, penggunaan kata
efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Pesan yang ingin disampaikan
penulis pada puisi “Ku hentikan hujan” adalah harus selalu bersyukur akan
datangnya hujan, karena banyak hal yang akan berkembang disaat hujan,
pesan tersebut tergambar pada bait berikut:

Dendan yang dihamilkan hujan

Dan cahaya matahari

Tak bisa ku tolak

Matahari memaksaku menciptakan bunnga-bunga

Data 21 Reni Suriani

Penyampaian amanat pada puisi data 21 termasuk dalam kriteria sangat


baik. Karena siswa menyampaian pesan atau amanat sangat tepat,
penggunaan kata sangat efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Pesan
yang ingin disampaikan penulis dalam puisi “Ibu” adalah jika ibu kita
menegur artinya untuk kebaikan kita, oleh karena itu jangan melawan.
Seorang Ibu akan selalu ada untuk anaknya dalam keadaan apapun, dia
akan selalu menjadi orang yang pertama yang mengelap air mata anaknya,
pesan tersebut tergambar pada bait berikut:
Ibu…

Setiap kali aku tersilap

Dia hukum aku dengan nasihat

Setiap kali aku dalam kesakitan

Dia obati dengan penawar dan semangat

Data 22 Rikha Putri Aulia

Penyampaian amanat pada puisi data 22 termasuk dalam kriteria baik.


Karena siswa menyampaian pesan atau amanat baik, penggunaan kata
efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Pesan yang ingin disampaikan
penulis pada puisi “Hilang” adalah kita harus selalu bersyukur atas ada dan
tiada dalam hidup kita. Kita harus selalu siap untuk kehilangan seseorang
yang sangat bearti bagi kita karena kita tidak penah tahu hal itu kapan akan
terjadi, pesan tersebut tergambar pada bait berikut:

Walau telah berkali-kali kehilangan

Sosok yang berharga dalam hidupku

Aku mengaku kesendirian merupakan hal yang mutlak terjadi

Kehilangan adalah bagian dari perubahan

Data 23 Rohmatun Maedian

Penyampaian amanat pada puisi data 23 termasuk dalam kriteria baik.


Karena siswa menyampaian pesan atau amanat baik, penggunaan kata
efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Pesan yang ingin disampaikan
penulis pada puisi “Ibuku yang ku sayang” adalah cintailah ibu selagi
masih bersama karena Ia sangat berjasa dalam hidup kita, dia yang selalu
menyemangati, dan mendengarkan setiap keluh kesah kita, serta dia yang
paling mengerti kita, pesan tersebut tergambar pada bait berikut:
Ibu yang selalu bersamaku

Yang selalu mendengarkan ceritaku

Aku merindukanmu Ibu

Ooh ibu aku sangat menyayangimu

Engkau bagaikan matahariku

Yang menyinari seluruh hidupku

Dengan kasih sayangmu

Aku sangat mencintaimu Ibu

Data 24 Rusmiyani

Penyampaian amanat pada puisi data 24 termasuk dalam kriteria sangat


baik. Karena siswa menyampaian pesan atau amanat sangat tepat,
penggunaan kata sangat efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Pesan
yang ingin disampaikan penulis dalam puisi “Ibunda” adalah buktikanlah
kepada ibu kita bahwa kita telah berubah menjadi lebih baik. Cintai dan
bahagiakan ibu kita selagi masih bersama, pesan tersebut tergambar pada
bait berikut:

Ibunda…..

Terimakasih atas kasih sayang

Yang telah engkau berikan kepadaku

Aku berjanji akan belajar bersungguh-sungguh

Untuk membahagiakanmu bunda

Data 25 Safitri Lili Yani

Penyampaian amanat pada puisi data 25 termasuk dalam kriteria baik.


Karena siswa menyampaian pesan atau amanat baik, penggunaan kata
efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Pesan yang ingin disampaikan
penulis pada puisi “Bunda” adalah sayangilah ibu kita selagi masih ada,
karena akan ada wakatunya kita berpisah, pesan tersebut tergambar pada
bait berikut:

Namun bayangan hatinya selalu terkenang

Meski kini sudah tiada

Hanya doa yang kupanjat

Oh Bunda

Data 26 Sumiati

Penyampaian amanat pada puisi data 26 termasuk dalam kriteria baik.


Karena siswa menyampaian pesan atau amanat baik, penggunaan kata
efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Pesan yang ingin disampaikan
penulis pada puisi “Perjalanan hidupku” adalah sayangi dan hormatilah
orang-orang yang ada disekitarmu sekarang, karena merekalah orang
pertama yang akan membantumu dikala susah, pesan tersebut tergambar
pada bait berikut:

Arti bersyukur

Akan keluarga, teman dan semua yang ada

Terima kasih telah hadir

Dalam setiap susah dan senang

Walaupun kini aku jauh

Doaku selalu penuh seluruh

Data 27 Siti Komariah

Penyampaian amanat pada puisi data 27 termasuk dalam kriteria baik.


Karena siswa menyampaian pesan atau amanat baik, penggunaan kata
efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Pesan yang ingin disampaikan
penulis pada puisi “Ibu” adalah hormatilah ibu karena Ia adalah orang
paling berjasa untuk hidup kita, mulai dari kecil hingga dewasa, dia yang
berjuang mendidik kita hingga kita menjadi orang yang lebih baik, pesan
tersebut tergambar pada bait berikut:

Oh ibu kau yang melahirkan, kau yang merawatku

Kau yang melatih titihan langkahku

Kau yang mengajariku dari tidak tahunya aku

Akan sebuah ilmu hingga aku bisa mengetahui semua

Data 28 Syafrilia Qanitah A

Penyampaian amanat pada puisi data 28 termasuk dalam kriteria baik.


Karena siswa menyampaian pesan atau amanat baik, penggunaan kata
efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Pesan yang ingin disampaikan
penulis pada puisi “Ayah” adalah sayangilah ayahmu walaupun kau tidak
pernah merasakan kasih sayangnya, dan percayalah Ia sangat
menyayangimu, pesan tersebut tergambar pada bait berikut:

Yah….

Apa aku pernah merasakan apa yang biasa

Mereka rasakan bersama ayahnya ?

Yah…...

Terlalu kecil diriku untuk kau tinggalkan

Data 29 Sukma Mulia

Penyampaian amanat pada puisi data 29 termasuk dalam kriteria sangat


baik. Karena siswa menyampaian pesan atau amanat sangat tepat,
penggunaan kata sangat efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Pesan
yang ingin disampaikan penulis dalam puisi “Tuhan” adalah syukuri atas
apa yang telah tuhan berikan. Bersujudlah kepada-Nya meminta yang
terbaik untuk didunia dan akhirat, pesan tersebut tergambar pada bait
berikut:

Aku bisa melihat, berjalan dan berfikir

Juga berkatmu

Setiap hari aku mendengar lantunan azan menusuk telingku berkatmu

Satu pintaku padamu jagalah semua

Yang aku miliki sekarag, agar selalu digunakan

Dengan baik sesuai perintah-Mu

Data 30 Utin Lutfiah Imran

Penyampaian amanat pada puisi data 30 termasuk dalam kriteria sangat


baik. Karena siswa menyampaian pesan atau amanat sangat tepat,
penggunaan kata sangat efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Pesan
yang ingin disampaikan penulis dalam puisi “Menyesal” adalah
gunakanlah waktumu sebaik mungkin, selagi muda harus terus berusaha
menjadi yang terbaik, karena setiap apa yang kita lakukan akn berdampak
di kemudian hati, pesan tersebut tergambar pada bait berikut:

Batang usiaku sudah tinggi

Aku lalai di hari pagi

Beta lengah di masa muda

Kini hidup meracuni hati

Miskin ilmu, miskin harta

Data 31 Wiamatuz Zahra

Penyampaian amanat pada puisi data 31 termasuk dalam kriteria cukup.


Karena siswa penyampaian pesan atau amanat cukup baik, penggunaan
kata cukup efektif, dan bahasa yang digunakan cukup padat. . Pesan yang
ingin disampaikan penulis dalam puisi “Tembang untuk Ibunda” adalah
balaslah setidaknya sebagian jasa ibu untuk kita, dengan menjadi manusia
lebih baik, pesan tersebut tergambar pada bait berikut:

Aku kini bukan bocah lagi

Telah beranjak, berpikir, dan beraasa

Terbayang dulu menaangis menjadi disuapi

Tagan lembut kasihmu menyentuh jiwa

Data 32 Yeni Anjar Sari

Penyampaian amanat pada puisi data 32 termasuk dalam kriteria baik.


Karena siswa menyampaian pesan atau amanat baik, penggunaan kata
efektif, dan bahasa yang digunakan padat. Pesan yang ingin disampaikan
penulis pada puisi “Surga alam” adalah jagalah alam ini, karena alam yang
dijaga akan memberi banyak manfaat untuk kehidupan manusia, pesan
tersebut tergambar pada bait berikut:

Keindahan alam begitu berguna bagi semua orang

Alam memberi pengetahuan bagi manusia

Seperti matahari menyinari bumi

Air yang mengalir dengan deras bisa diminum

Hutan yang lebat mengahasilkan

Berbagai macam barang


Hasil kemampuan Menulis Puisi Berdasarkan Amanat Siswa Kelas X
Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak

Kategori Frekuensi Persentase

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Jumlah

Rata-rata
C. Pembahasan Temuan Penelitian
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dkk. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi


Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Pers.

Darmadi, Hamid. 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung.


Alfabeta.

Fadilah, D. F., Zuriyati, Z., & Herlina, H. (2020). Resepsi Pembaca terhadap
Unsur Pembangun Puisi Afrizal Malna dalam Antologi Puisi Berlin
Proposal. Deiksis, 12(02), 116-131.

IKIP PGRI PONTIANAK. Pedoman Operasional IKIP PGRI Pontianak Tahun


Akademik 2017/2018. Pontianak: CV. Bola Mahkota.

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Massi, G. 2014. Analisis Unsur-unsur Stuktur Batin Beberapa Puisi Dalam


Antologi Puisi “Jakarta-berlin”. Jurnal Elektronik Fakultas Sastra
Universitas Sam Ratulangi, 3(1).

Moleong. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muawiyah, D., Surastina, S., & Herlili, E. (2019). Kemampuan


Mengidentifikasi Unsur-Unsur Pembangun Puisi Yang Dibaca Pada
Siswa Kelas Viii Semester Ganjil Smp Negeri 1 Way Tuba Tahun
Pelajaran 2018/2019. Warahan: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, 1(1), 54-67.

Nawawi, Hadari 2015. Motode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press.

Nurgiantoro, Burhan. 2016. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis


Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Pradopo, Rachmat, Djoko. 2014. Pengkajian Puisi. Gadjah Mada University


Press: Yogyakarta.

Sari, I. K., Setiawan, B., & Saddhono, K. (2013). Penerapan Metode Quantum
Learning dengan Teknik Pengelompokan (Clustering) untuk
Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi pada Siswa Sekolah
Dasar. Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia, dan
Pengajarannya, 1(2), 223-236.

Sitepu, B,P. 2015. Penulisan Buku Teks Pembelajaran. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Sugiono. 2017. Metode Penelitian pendidikan. Alfabeta: Bandung.

Sukma, E. (2007). Peningkatan kemampuan menulis puisi siswa Kelas V SD


Negeri Sumbersari III Malang dengan strategi pemetaan
pikiran. Diksi, 14(1), 38-48.

Suprihatin, S. (2015). Upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar


siswa. Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro, 3(1), 73-82.

Suwandi, Sarwiji. 2018. Model-model Assesment Dalam Pembelajaran.


Surakarta: Yuma Utama.

Tarigan, Hendri, Guntur. 2013. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan


Berbahasa. Angkasa: Bandung.

Wardoyo, Sigit, Mangun. 2013. Menulis Puisi. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Zulaeha, Ida. 2013. Menulis Kreatif. Yuma Pustaka: Surakarta.

Zuldafrial,  Lahir, Muhammad. 2016. Belajar dan Pembelajaran. Yuma


Pressindo: Surakarta.

Zuldafrial. 2012. Penelitian Kualitatif. Yuma Pustaka: Surakarta.


Lampiran Pedoman Wawancara Guru

PEDOMAN WAWANCARA GURU


A. Identitas siswa
Nama Siswa : Indah Irawati, S.Pd.
Kelas :X
Tanggal Wawancara :
B. Pertanyaan Wawancara
1. Apakah Ibu mengajar pelajaran Bahasa Indonesia disemua kelas ?
2. Apakah ada hambatan-hambatan yang sering terjadi pada saat Ibu
mengajar ?
3. Berapa KKM untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia ?
4. Metode apa yang Ibu gunakan dalam proses pembelajaran menulis puisi ?
5. Bagaimana proses pembelajarannya ?
6. Bagaimana aktivitas siswa saat mengikuti pembelajaran khususnya
menulis puisi ?
7. Ada beberapa kendala dalam pembelajaran menulis puisi, apa usaha ibu
untuk mengatasi hal tersebut ?
WAWANCARA GURU
Identitas siswa
Nama Siswa : Indah Irawati, S.Pd.
Kelas :X
Tanggal Wawancara :

1. Apakah Ibu mengajar pelajaran Bahasa Indonesia disemua kelas ?


Jawaban:
Iya saya mengajar disemua kelas
2. Apakah ada hambatan-hambatan yang sering terjadi pada saat Ibu
mengajar ?
Jawaban:
Tidak ada, karena siswa cukup bisa diajak bekerja sama dan berdiskusi
tentang apa yang mereka belum mengerti, sehingga saya bisa menjelaskan
kembali.
3. Berapa KKM untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia ?
Jawaban:
Sekarang 7,5
4. Bagaimana aktivitas siswa saat mengikuti pembelajaran khususnya
menulis puisi ?
Jawaban:
Siswa terbilang cukup aktif dalam proses pembelajaran menulis puisi,
sebagian siswa jiga bertanya jika merekaa tidak mengerti, namun ada juga
yang hanya diam saja.
5. Apakah ada kendala dalam pembelajaran menulis puisi, apa usaha ibu
untuk mengatasi hal tersebut ?
Jawaban:
Saya rasa belum ada kendala, tinggal bagaimana siswa memperhatikan
saya saat menjelaskan
Lampiran Wawancara Siswa

PEDOMAN WAWANCARA SISWA


A. Identitas siswa
Nama Siswa : Alfisyah
Kelas :X
Tanggal Wawancara :
B. Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana pendapat Alfisyah tentang pelajaran tentang menulis
puisi ?
2. Apa menurut Alfisyah pelajaran menulis puisi itu mudah dipahami ?
3. Tertarik atau tidakkah kamu dengan pembelajaran menulis puisi ?
4. Apa Alfisyah memahami materi pelajaran menulis puisi ?
5. Tertertarik atau tidakkah kamu dengan pembelajaran menulis puisi ?
6. Apa kendala Alfisyah dalam pembelajaran menulis puisi ?
7. Apakah Alfisyah merasa bosan saat mengikuti pelajaran menulis
puisi ?
HASIL WAWANCARA SISWA
Identitas siswa
Nama Siswa : Alfisyah
Kelas :X
Tanggal Wawancara :

1. Bagaimana pendapat Alfisyah tentang pelajaran tentang menulis puisi ?


Jawaban:
Menarik, karena saya bisa mengungkapkan perasaan saya dengan bebas
dalam pembelajaran menulis puisi.
2. Apa menurut Alfisyah pelajaran menulis puisi itu mudah dipahami ?
Jawaban:
Mudah karena saya bebas mengungkapkan isi hati saya.
3. Tertarik atau tidakkah kamu dengan pembelajaran menulis puisi ?
Jawaban:
Tertarik
4. Apa Alfisyah memahami materi pelajaran menulis puisi ?
Jawaban:
Cukup paham
5. Apa kendala Alfisyah dalam pembelajaran menulis puisi ?
Jawaban:
Tidak ada karena ibu menjelaskan dengan baik, sehingga saya cukup
paham dengan pembelajaran menulis puisi.
6. Apakah Alfisyah merasa bosan saat mengikuti pelajaran menulis puisi ?
Jawaban:
Tidak
HASIL WAWANCARA SISWA
Identitas siswa
Nama Siswa : Rusmiyani
Kelas :X
Tanggal Wawancara :

1. Bagaimana pendapat Rusmiyani tentang pelajaran tentang menulis puisi ?


Jawaban:
Menyenangkan karena saya bebas menulis apa saja
2. Apa menurut Rusmiyani pelajaran menulis puisi itu mudah dipahami ?
Jawaban:
Mudah
3. Tertarik atau tidakkah kamu dengan pembelajaran menulis puisi ?
Jawaban:
Tertarik
4. Apa Rusmiyani memahami materi pelajaran menulis puisi ?
Jawaban:
Cukup paham
5. Apa kendala Rusmiyani dalam pembelajaran menulis puisi ?
Jawaban:
Sejauh ini belum ada kendala
6. Apakah Rusmiyani merasa bosan saat mengikuti pelajaran menulis puisi ?
Jawaban:
Tidak, karena ibu menjelaskan dengan baik.
HASIL WAWANCARA SISWA
Identitas siswa
Nama Siswa : Mutia Alzahrah
Kelas :X
Tanggal Wawancara :

1. Bagaimana pendapat Mutia Alzahrah tentang pelajaran tentang menulis


puisi ?
Jawaban:
Menarik karena saya suka menulis puisi
2. Apa menurut Mutia Alzahrah pelajaran menulis puisi itu mudah dipahami
?
Jawaban:
Cukup mudah dipahami
3. Tertarik atau tidakkah kamu dengan pembelajaran menulis puisi ?
Jawaban:
Tertarik
4. Apa Mutia Alzahrah memahami materi pelajaran menulis puisi ?
Jawaban:
Paham bu
5. Apa kendala Mutia Alzahrah dalam pembelajaran menulis puisi ?
Jawaban:
Tidak ada karena saya suka menulis dengan bebas, sekalian curhat
didalam tulisan
6. Apakah Rusmiyani merasa bosan saat mengikuti pelajaran menulis puisi ?
Jawaban:
Tidak.
HASIL WAWANCARA SISWA
Identitas siswa
Nama Siswa : Ni’matul Maulidia
Kelas :X
Tanggal Wawancara :

1. Bagaimana pendapat Ni’matul Maulidia tentang pelajaran tentang


menulis puisi ?
Jawaban:
Saya senang belajar menulis puisi
2. Apa menurut Ni’matul Maulidia pelajaran menulis puisi itu mudah
dipahami ?
Jawaban:
Mudah dipahami
3. Tertarik atau tidakkah kamu dengan pembelajaran menulis puisi ?
Jawaban:
Cukup tertarik, karena ibu menjelaskan dengan menarik sehingga saya
tidak bosan
4. Apa Ni’matul Maulidia memahami materi pelajaran menulis puisi ?
Jawaban:
Saya cukup paham bu
5. Apa kendala Ni’matul Maulidia dalam pembelajaran menulis puisi ?
Jawaban:
Tidak ada
6. Apakah Rusmiyani merasa bosan saat mengikuti pelajaran menulis puisi ?
Jawaban:
Tidak, namun jika belajar diwaktu siang saya sering merasa ngantuk
Lampiran Angket Motivasi Siswa Menulis Puisi

ANGKET MOTIVASI SISWA MENULIS PUISI


Jawaban

Sangat Tidak
No Pertanyaan Setuju
Setuju Setuju

Guru tahu bagaimana membuat saya 18 14


1 menjadi antusias dan tertarik dalam materi 0
pelajaran menulis puisi 56,26  43,75 

Hal-hal yang saya pelajari dalam 2 30


2 pembelajaran menulis puisi tidak akan 0
bermanfaat bagi saya kelak 6,25  93,75 

17 14 4
Saya yakin bahwa saya akan berhasil
3
dalam pembelajaran menulis puisi 53,12  43,75  12,5 

1 31
Pembelajaran menulis puisi kurang
4 0
menarik bagi Saya 3,12  96,87 

Guru membuat materi pelajaran menulis 4 28


5 puisi menjadi penting dalam kehidupan 0
sehari-hari Saya 12,5  87,5 

Saya tidak perlu belajar untuk 3 5 24


6 mendapatkan nilai yang bagus dalam
pelajaran menulis puisi 9,37  15, 62  75 

6 23 3
Saya senang bekerja keras dalam
7
pembelajaran menulis puisi 18,75  71,87  9,37 

Isi dan Pembelajaran menulis puisi penting 29 3


8 0
untuk mencapai cita-cita saya 90,62  9,37 

2 30
Saya merasa bahwa pembelajaran menulis
9 0
puisi tidak memberikan kepuasan 6,25  93,75 

10 Pada saat saya mengikuti pembelajaran 17 15 0


menulis puisi, Saya percaya bahwa saya
dapat berhasil jika berupaya cukup keras 53,12  46,87 

Berdasarkan tabel hasil angket motivasi siswa dalam menulis puisi siswa
kelas X Madrasah Aliyah Walisongo Pontianak, diperoleh hasil sebagai berikut.
Sebanyak 18 siswa atau 56,26 menyatakan sangat setuju tertarik dengan
pembelajaran menulis puisi, siswa yang setuju tertarik dengan pembelajaran
menulis puisi hanya 14 siswa atau 43,75, sedangkan menyatakan tidak setuju
tertarik dengan pembelajaran menulis puisi tidak ada . Dari hasil jawaban tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi siswa dalam menulis puisi sangat tinggi.
Hal-hal yang dipelajari dalam pembelajaran menulis puisi tidak akan
bermanfaat, tidak ada siswa yang menjawab pernyataan tersebut, sedangkan 2
siswa atau 6,25  menyatakan bahwa setuju bahwa hal-hal yang dipelajari dalam
pembelajaran menulis puisi tidak akan bermanfaat, sedangkan siswa yang
menyatakan bahwa tidak setuju bahwa setuju bahwa hal-hal yang dipelajari dalam
pembelajaran menulis puisi tidak akan bermanfaat 30 siswa atau 93,75  siswa.
Keterangan di atas menunjukan bahwa menulis puisi ini sangat bermanfaat untuk
siswa.
Hasil angket yang menyatakan sangat setuju bahwa akan berhasil dalam
pembelajaran menulis puisi 17 siswa atau 53,12 , sedangakan14 siswa atau
43,75  yang menyatakan setuju bahwa akan berhasil dalam pembelajaran
menulis puisi, dan yang menyatakan tidak setuju bahwa akan berhasil dalam
pembelajaran menulis puisi 4 siswa atau 12,5 . Keterangan di atas menunjukan
bahwa siswa mempunyai semangat yang kuat untuk belajar menulis puisi,
sehingga ia yakin akan berhasil menulis puisi dengan baik.
Hasil angket yang menyatakan sangat setuju bahwa pembelajaran menulis
puisi kurang menarik, tidak ada siswa yang memilih pernyataan tersebut,
sedangakan 1 siswa atau 3,12  menyatakan setuju bahwa pembelajaran menulis
puisi kurang menarik, dan 31 siswa atau 96,87  menyatakan tidak setuju bahwa
pembelajaran menulis puisi kurang menarik. Dapat disimpulkan bahwa siswa
sangat tertarik belajar menulis puisi.
Hasil angket yang menyatakan guru membuat materi pelajaran menulis
puisi menjadi penting dalam kehidupan sehari-hari 4 siswa atau 12,5  menjawab
sangat setuju, 28 siswa atau 87,5  menyatakan setuju bahwa guru membuat
materi pelajaran menulis puisi menjadi penting dalam kehidupan sehari-hari, dan
tidak ada siswa yang menyatakan tidak setuju bahwa guru membuat materi
pelajaran menulis puisi menjadi penting dalam kehidupan sehari-hari. Dari
jawaban di atas dapat disimpulkan bahwa, guru membuat siswa lebih termotivasi
dalam membuat puisi, sehingga siswa menyatakan puisi sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari.
Hasil angket yang menyatakan sangat setuju tidak perlu belajar untuk
mendapatkan nilai yang bagus dalam pelajaran menulis puisi sebanyak 3 siswa
atau 9,37 , sedangkan yang menyatakan setuju tidak perlu belajar untuk
mendapatkan nilai yang bagus dalam pelajaran menulis puisi sebanyak 5 siswa
atau 15,62 , dan 24 siswa atau 75  menyatakan sangat setuju tidak perlu
belajar untuk mendapatkan nilai yang bagus dalam pelajaran menulis puisi.
Keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa siswa mempunyai usaha untuk
belajar, agar mendapatkan nilai yang baik.
Sebanyak 6 siswa atau 18,75  menyatakan sangat setuju senang bekerja
keras dalam pembelajaran menulis puisi, sedangkan yang menyatakan setuju
senang bekerja keras dalam pembelajaran menulis puisi 23 siswa atau 71,87 ,
dan 3 siswa atau 9,37  menyatakan tidak setuju senang bekerja keras dalam
pembelajaran menulis puisi. Pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
siswa senang dan termotivasi untuk berusaha mendapatkan nilai yang baik dengan
berusaha dengan keras.
Berdasarkan hasil angket pembelajaran menulis puisi penting untuk
mencapai cita-cita, sebanyak 29 siswa atau 90,62  menjawab sangat setuju,
sedangkan yang menyatakan setuju sebanyak 3 Siswa atau 9,37 , dan yang
menyatakan tidak setuju pembelajaran menulis puisi penting untuk mencapai cita-
cita, tidak ada siswa yang menjawab pernyataan tersebut. Dari pernyataan di atas
dapat disimpulkan bahwa menurut siswa menulis puisi sangat penting untuk
mencapai cita-cita mereka.
Hasil angket yang menyatakan sangat setuju pembelajaran menulis puisi
tidak memberikan kepuasan, tidak ada siswa yang menjawab pernyataan tersebut,
sedangkan 2 siswa atau 6,25  menyatakan setuju bahwa pembelajaran menulis
puisi tidak memberikan kepuasan, dan yang menyatakan pembelajaran menulis
puisi tidak memberikan kepuasan sebanyak 30 siswa atau 93,75 . Dari
keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa siswa puas atau termotivasi dalam
belajar untuk menulis puisi.
Angket yang menyataakan sangat setuju mengikuti pembelajaran menulis
puisi, percaya bahwa dapat berhasil jika berupaya cukup keras sebanyak 17 siswa
atau 53,12 , sedangkan yang menyatakan setuju pembelajaran menulis puisi,
percaya bahwa dapat berhasil jika berupaya cukup keras sebanyak 15 siswa atau
46,87 , dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak setuju pembelajaran
menulis puisi, percaya bahwa dapat berhasil jika berupaya cukup keras. Dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa siswa sangat antusias dalam
mengikuti pelajar menulis puisi, hal tersebut untuk mendapatkan nilai yang
memuaskan.

Anda mungkin juga menyukai