Anda di halaman 1dari 26

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Alloh SWT atas Rahmat dan


karunia-Nya. Tak lupa junjungan Nabi Muhammad SAW yang
senantiasa menjadi tauladan kita, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan “Buku Ajar Bahasa Indonesia
untuk Kelas X SMK semester genap tahun 2020”. Dalam buku
ini mengenai topik membaca puisi pemula di jenjang SMK.

Alhamdulillah, buku ini dapat terselesaikan dengan


dukungan, bantuan, dan motivasi dari berbagai pihak, yaitu:
1. Ghanis Putra Widhanarto, M. Pd. selaku dosen dan
pembimbing pelatihan bahan ajar, yang telah
mendampingi hingga Bahan ajar ini dapat terselesaikan
2. Tim admin pelatihan e-guru dan teman seperjuangan
yang telah mempermudah dan menjembatani para
peserta dalam pelatihan ini
3. Pihak Penerbit Kunfayakun dan Eduvation serta
Teman-teman Pelatihan Pembuatan Buku Nonfiksi
yang telah mendukung, bekerja sama memberikan
motivasi sehingga buku ini terselesaikan
4. Suami tercinta, Ibu, dan keluarga yang telah
memberikan fasilitas dan motivasi,
5. Teman-teman guru SMKN 1 Sei Menggaris, dan semua
pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
membantu.
Dalam penulisan buku ajar ini, saya selaku penulis
masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi mengenai Pembacaan Puisi.
Semoga buku ajar ini dapat bermanfaat bagi pembaca
khususnya di kancah pendidikan, baik digunakan oleh peserta
didik maupun tenaga didik.

Sei Manggaris, 16 Mei 2020

Diah Zuikaningsih, S. Pd., Gr.


Daftar Isi

Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Daftar Gambar iv
Pendahuluan
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Penulisan 2
Bagian Isi
1. Pembacaan Puisi 3
2. Tujuan Membaca Puisi 4
3. Materi Pembacaan Puisi 5
4. Teori Baca Puisi 6
5. Contoh Pembacaan Puisi 8
6. Soal Latihan Membaca Puisi 17
Daftar Pustaka 19
Biodata Diri Penulis 20
Daftar Gambar

Gambar 1. Pembacaan Puisi Chairil Anwar 10


Gambar 2. Pembacaan Puisi WS. Rendra 10
Gambar 3. Pembacaan Puisi Taufik Ismail 11
Gambar 4. Pembacaan Puisi Euniki Edik 12
Gambar 5. Pembacaan Puisi Rita 12
Gambar 6. Pembacaan Puisi Arnita 13
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Buku mata pelajaran bahasa Indonesia untuk jenjang SMK


masih minim dijumpai baik di perpustakaan maupun di toko
buku. Keterbatasan buku diktat, panduan, dan modul bahasa
Indonesia SMK belum semarak seperti buku paket mapel
Bahasa Indonesia SMA/MA dibanding lainnya. Buku ini
membahas tentang pembelajaran sastra, khususnya dengan
topik Membaca Puisi. Kurikulum sekarang ini mengenai teks,
jadi hanya sasaran berkutat membaca teks, membedah
strukturnya dan membaca saja/literasi.

Oleh karena itu, penulis menyusun buku ini berusaha


mengupas karya sastra, terutama dengan topik membaca puisi
agar membantu pembaca dan tenaga didik yang sedang
mencari referensi atau sumber yang lain sebagai acuan atau
rujukan pembelajaran Membaca Puisi di jenjang SMK.
Meskipun belum seutuhnya sesuai dengan kebutuhan pembaca.
Penulis berharap akan ada karya lainnya tentang membaca
puisi.
B. Tujuan Buku Pelajaran

Dalam penyusunan buku ajar Bahasa Indonesia SMK Kelas


X Semester Genap 2020 dengan topik membaca puisi yang
menyenangkan bertujuan untuk:

(a) Mempermudah tenaga didik mata pelajaran Bahasa


Indonesia sebagai panduan dalam kegiatan belajar
mengajar
(b) Membantu peserta didik untuk untuk mempelajari
membaca puisi dengan baik
(c) Membantu mahasiswa sebagai referensi dalam
penelitian
(d) Sebagai referensi pembaca.
Bagian Isi
1. Pembacaan Puisi

Mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang Sekolah


Menengah Kejuruan (SMK) untuk Buku Ajar sangatlah jarang
dan sulit ditemukan sebagai panduan atau bahan referensi
tenaga didik. Sedangkan buku ajar yang sering dijumpai baik di
toko buku, e-book digital, dan perpustakaan hanyalah
diperuntukan jenjang SMA (Sekolah Menengah Atas). Peserta
didik SMK pun merasa terkendala karena keterbatasan buku
pelajaran tersebut sebagai bahan literasi mereka. Keluhan-
keluhan masih banyak dijumpai baik tenaga didik maupun
peserta didik yang ada di jenjang SMK, terutama dalam
mengupas membaca puisi kelas X SMK semester genap. Tidak
mengherankan jika materi membaca puisi di SMK banyak
dilewati atau skip oleh tenaga didik. Karena itu, saya selaku
peserta pelatihan buku ajar e-guru memilih topik membaca
puisi. Terutama pada kompetensi dasar 4.16
Mendemonstrasikan (membacakan atau memusikalisasikan)
satu puisi dari antologi puisi atau kumpulan puisi dengan
memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi (tekanan dinamik
dan tekanan tempo).

2. Tujuan Membaca Puisi

Dalam rumusan kompetensi pengetahuan dan kompetensi


keterampilan, penulis mengambil kompetensi dasar 4.16
Mendemonstrasikan (membacakan atau memusikalisasikan)
satu puisi dari antologi puisi atau kumpulan puisi dengan
memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi (tekanan dinamik
dan tekanan tempo) bagi siswa kelas X SMK semester genap
tahun 2020. Diharapkan peserta didik mampu mempraktikan
dan mendemonstrasikan sebuah puisi dengan memerhatikan
vokal, ekspresi, dan intonasi yang tepat. Selain itu, tenaga didik
dapat memahami hal-hal penting apa saja dalam membacakan
puisi dari segi jenis-jenis membaca puisi, teknik membaca puisi
yang baik, dan penilaian dalam membaca puisi. Serta sebagai
bahan referensi dan pendukung bagi pembaca.

3. Materi Membaca Puisi

Berdasarkan kompetensi dasar 4.16 mendemonstrasikan


atau membacakan puisi memiliki varian, yaitu deklamasi,
musikalisasi puisi, dramatisasi puisi, teatrikalisasi puisi, dan
sinematisasi puisi. Pada materi pembelajaran membaca puisi di
kelas X SMK semester genap ini, pendidik hanya mengambil
dua jenis varian membaca puisi, yaitu deklamasi dan
musikalisasi puisi.

Berdasarkan skripsi dari Unnes (Endang, Astuti: 2011)


menyatakan bahwa latar pembacaan puisi bertujuan
mengkonkretkan kata-kata dalam puisi untuk memudahkan
pembaca mengetahui isi puisi. Visualisasi latar pembacaan
puisi diharapkan dapat membantu peserta didik dalam
mengapresiasi puisi.

Pertama, deklamasi puisi adalah penyajian sajak yang


disertai lagu dan gaya menurut KBBI. Masih banyak makna
deklamasi di khalayak umum atau bersifat multitafsir.

Kedua, musikalisasi adalah membaca puisi yang diiringi


dengan musik.

Secara umum, membaca puisi ada beberapa jenis atau


variasi. Penulis hanya mengambil beberapa jenis, yaitu
deklamasi puisi dan musikalisasi puisi diterapkan di SMK.
Karena disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan siswa. Jenis
membaca puisi, deklamasi puisi artinya dalam pembacaan puisi
sekadar membaca puisi tanpa diiringi musik, hanya saja bisa
dilagukan. Berbeda dengan musikalisasi puisi artinya seseorang
dalam membaca puisi yang diiringi musik, meski disertai lagu.

4. Teori Baca Puisi

Pada dasarnya puisi adalah sebuah ungkapan perasaan atau


pikiran seseorang dalam menuangkan beberapa kata-kata indah.
Kata-kata indah tersebut bersifat lirik atau cerita. Keberadaan
puisi dimaksudkan seseorang atau penulis untuk “mengisahkan
dan mengabadikan” pengalaman penulis yang dirasakan yang
sangat mengesankan dalam makna tertentu.

Berdasarkan dasar teori puisi tersebut, membaca puisi


adalah usaha atau upaya penulis untuk mengungkapkan atau
menyampaikan apa yang ada dalam gagasan atau pikiran yang
tiba-tiba muncul seketika kemudian akan dirasakan juga oleh
pendengar dan penonton. Pembacaan puisi dianggap berhasil,
jika penonton dan pendengar ikut merasakan apa yang
dibacakan oleh pembaca.

Pembaca puisi seperti narahubung atau fasilitator antara


penulis puisi dengan puisi. Pembaca puisi hendaknya
mempelajari terlebih dahulu isi puisi dan siapa yang akan
menjadi penonton. Jadi, pembaca puisi merupakan satu aspek
penting dalam proses komunikasi.
Kegiatan membaca dalam istilah “seni baca puisi” haruslah
dipahami bahwa kegiatan tersebut dilakukan di depan audiens
atau penonton. Sehingga pembaca berusaha mengajak
penonton atau pendengar “memahami dan merasakan” apa
yang dibacanya tersebut. Seni baca puisi hakikatnya
merupakan “seni tontonan”. Seni baca puisi adalah seni “audio
visual” (Suharianto, 2001:2). Sebagai seni “audio visual” seni
baca puisi dituntut untuk mengajak penonton merasakan apa
yang ada pada isi puisi tersebut. Dalam penyampaiannya harus
membawa penikmat yang nyaman dan terhibur. Baik itu vokal
yang sesuai intonasi, gerak-gerik pembaca yang indah.
Penampilan yang meyakinkan bagi penonton. Kegiatan
membaca puisi termasuk seni pertunjukan.

Berdasarkan laporan tugas membaca puisi (Nugraha, Riko


Arya: 2019) menyebutkan pendekatan ragam puisi di Indonesia
dibagi menjadi 3 menurut Salad (2014: 48), yaitu (1) Baca
puisi sebagai aksi budaya, merupakan bentuk hiburan atau
selingan acara yang dilaksanakan di tengah masyarakat umum.
(2) Baca puisi sebagai aktivitas kesusastraan. Model baca puisi
ini diyakini oleh masyarakat sebagai bagian dari proses
kepenyairan. (3) Baca puisi sebagai ragam seni pertunjukan.
Setiap orang yang memiliki kemampuan mengekspresikan
puisi di depan penonton atau pendengar. Baca puisi sebagai
seni pertunjukan ini mempunyai kriteria, metode, dan cara
tertentu yang merujuk pada kaidah seni pertunjukan.

Perkembangan baca puisi di Indonesia sekitar tahun 1966


(Joko Santoso, 2013: 113), yaitu ketika penyair Taufiq Ismail
dan WS Rendra membacakan aksi protes mereka di depan pada
pemuda terhadap pemerintahan Orde Lama. Istilah membaca
puisi merupakan terjemahan dari poetry reading (Amerika).
Poetry artinya puisi, sedangkan reading artinya membaca.
Baca puisi merupakan bagian dari keterampilan berbahasa,
yaitu berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Pada
dasarnya membaca puisi dilakukan dengan membawa teks
puisi.

Baca puisi disini sasarannya adalah peserta didik kelas X


SMK, sehingga peserta didik di jenjang SMK paham akan
bagaimana membaca puisi yang baik. Bukan sekadar membaca
nyaring atau skimming dan membaca scanning ketika
pembelajaran membaca puisi pada pelajaran Bahasa Indonesia.
Mereka pun tidak menanggap remeh begitu saja ketika belajar.

5. Contoh Membaca Puisi

Banyak sekali penyair-penyair dan sastrawan yang


membawakan puisinya sendiri, contohnya adalah Chairil
Anwar, WS Rendra, Taufik Ismail, Emha Ainun Najib, Sutardji
Colzoum Bahri, dll. Penyair tersebut membacakan puisinya
ditampilkan sangat apik dan membuat pendengar menikmati
puisi tersebut. Peserta didik diharapkan untuk mampu
membacakan puisi seperti penyair Indonesia, meskipun tidak
sama persis. Hal yang terpenting peserta didik mampu
membacakan puisi dengan baik.

Berikut contoh puisi “Aku” karya Chairil Anwar,

Aku

Kalau sampai waktuku/

‘ku mau/ tak seorang ‘kan merayu/

Tidak juga kau//

Tak perlu sedu sedan itu/

Aku ini binatang jalang//

Dari kumpulannya terbuang/

Biar peluru menembus kulitku/

Aku tetap meradang menerjang/

Luka dan bisa kubawa berlari/


Berlari //

Hingga hilang/ pedih peri/

Dan aku akan lebih tidak peduli/

Aku mau hidup/ seribu tahun lagi//

Dalam puisi Aku karya Chairil Anwar ini mengisyaratkan


situasi dengan penuh optimisme. Perhatikan kata yang ada,
yaitu kumau tak seorang kan merayu, tak perlu sedu sedan itu,
binatang jalang, dari kumpulannya terbuang, biar peluru
menembus kulitku, aku terjang, luka dan bisa kubawa lari dan
hidup seribu tahun lagi. Kata tersebut menunculkan suasana
seseorang yang menggebu-gebu semangat hidup. Ketika
membaca puisi harus memunculkan ekspresi dan penghayatan
yang bersemangat.

Berikut contoh gambar beberapa penyair Indonesia yang


sedang membaca puisi, yaitu:

Gambar 1. Chairil Anwar


Gambar 2. WS Rendra

Gambar 3. Taufik Ismail


Ketiga penyair Indonesia di atas merupakan maestro
dalam membaca puisi. Kita bisa mengambil contoh yang baik
dalam membaca puisi dari ketiga penyair tersebut. Mereka
mahir dalam membuat puisi dan membaca puisi. Pembacaan
puisi tersebut hendaknya memerhatikan vokal, penghayatan,
dan penampilan. Kita ambil satu penyair, yaitu WS Rendra
dengan menggunakan teknik muncul. Teknik muncul tersebut
merupakan bagian cara membaca puisi dengan baik. Langkah
awal ketika memasuki panggung yang merupakan peranan
penting dalam sebuah pertunjukkan. Karena merupakan sebuah
keberhasilan seseorang dalam membaca puisi dan mampu
memikat para penonton. Sebaliknya, ketika seorang pembaca
puisi akan ke panggung tanpa menggunakan teknik akibatnya
kurang memikat penonton. Kedua, membaca judul puisi
hendaknya memperhatikan objek dari pendengar atau penonton
yang dikehendaki dalam membaca puisi. Ketiga, posisi atau
berdiri di atas dua kaki adalah bagaimana posisi yang baik
dalam panggung, sehingga tidak terpaku pada satu tempat saja.
Keempat, memegang teks hendaknya menarik dan saat
membacakan tidak monoton terhadap teks yang dibawa.
Kelima, pandangan mata hendaknya harus menyeluruh
terhadap pembaca yang sedang menikmati puisi yang sedang
dibacakan. Keenam, membangun kesadaran panggung dengan
penonton dan menghindari blocking.

Cara membaca puisi bagi pembaca puisi memiliki


peranan penting dalam menerapkan di kehidupan. Pembacaan
puisi tidak hanya dibaca ketika di panggung, depan kelas,
ataupun di luar ruangan. Sebelum mempraktikkan cara
membaca puisi, seorang pembaca harus berlatih dahulu dan
akan memilih jenis pembacaan puisi seperti apa yang
diinginkan oleh pembaca.

Dalam pelajaran Bahasa Indonesia di SMK Negeri 1


Sei Menggaris juga mempraktikkan pembacaan puisi tersebut,
meskipun pada masa COVID-19 seperti ini. Penulis sebagai
tenaga didik mata pelajaran Bahasa Indonesia mengajak peserta
didik untuk menyenangi membaca puisi dengan asyik melalui
daring. Tahap pertama, peserta didik dan tenaga didik
melakukan WFH melalui google kelas tentang topik membaca
puisi. Tahap kedua, pendidik meminta peserta didik
mencontohkan membaca puisi dengan baik dan meminta
peserta didik mencontohkan model membaca para penyair
Indonesia. Tahap ketiga, pendidik dan peserta didik saling
menanggapi dan melakukan refleksi tentang membaca puisi.
Keempat, peserta didik mempraktikkan membaca puisi dan
menyerahkan pembacaan puisi dalam bentuk video. Kelima,
penilaian terhadap puisi, hasil puisi yang terbaik akan diunggah
dalam kanal youtube dan diberikan reward oleh pendidik.

Berikut ini adalah gambar peserta didik kelas X ATPH


SMK Negeri 1 Sei Menggaris sedang membacakan puisi:

Gambar 4. Euniki Endik (Siswa Kelas X ATPH B)


Gambar 5. Rita (Siswa Kelas X ATPH B)

Gambar 6. Arnita (Siswa Kelas X ATPH A)


Berdasarkan gambar penampilan peserta didik kelas X
ATPH di SMK Negeri 1 Sei Menggaris dapat disimpulkan
bahwa perlu ada perbaikan dalam membaca puisi.

Pada gambar 4. Pembacaan puisi oleh Euniki masih


blocking atau membelakangi panggung. Hendaknya
menunjukkan dirinya yang sedang membaca puisi, karena
merupakan terpenting dalam penampilan. Meskipun vokal dan
penghayatan sudah baik dalam membacakan puisi tersebut.

Pada gambar 5. Pembacaan puisi oleh Rika sudah


cukup baik, berusaha menghayati isi puisi dengan intonasi yang
tepat dan penampilan yang bagus. Meskipun ketika membaca
puisi masih terpaku pada teks, penguasaan panggung perlu
dimaksimalkan.

Pada gambar 6. Pembacaan puisi oleh Arnita sudah baik,


mampu mengahayati isi teks puisi, lepas dari teks puisi, vokal
cukup baik, dan penampilan yang baik serta mampu memikat
para pendengar atau penonton terhanyut dalam puisi yang
dibacanya.

Berdasarkan simpulan di atas, meskipun beberapa


pelajar sudah berusaha membaca dengan baik, perlu ada
perbaikan ke depannya. Meskipun mereka bukan seorang
penyair puisi, tetapi berusaha menampilkan terbaik untuk yang
lain dan belajar dengan giat.

Aspek penilaian dalam membaca puisi, yaitu penjiwaan


atau penghayatan, vokal, dan performance. Dalam penampilan
mereka sudah dilakukan penilaian oleh pendidik sesuai dengan
kriteria penilaian membaca puisi. Penghayatan artinya bagi
pembaca hendaknya memahami terlebih dahulu tentang isi
puisi tersebut. Kriteria penghayatan membaca puisi akan
terlihat pada empat aspek, yaitu pemenggalan, nada dan
intonasi, ekspresi, dan kelancaran. Sebelumnya dalam
membaca puisi, pembaca sudah mempersiapkan empat aspek
tersebut, sehingga tidak akan kesulitan dalam menghayati puisi.
Vokal hendaknya memperhatikan ujaran/ucapan yang jelas,
jeda/dimana tempat hentinya atau panjangnya membaca, dan
membentengi artinya pembaca bisa mengondisikan perasaan
dari isi puisi tersebut dan cocoknya dimana untuk berhenti.
Penampilan artinya pembaca harus tahu diri dulu terhadap
penontonnya, maksudnya siapa penonton yang akan
mendengarkan, apakah seorang penikmat puisi sejati atau
masyarkat umum. Dalam penampilan sudah dijelaskan di atas
beberapa masalah penampilan, seperti Teknik muncul,
pemanfaatan setting, Gerakan tubuh, dan cara berpakaian.

Penilaian dalam membaca puisi sangatlah penting bagi


pembaca dan penikmatnya. Karena akan ajadi bahan perbaikan
ke depannya dan lebih baik lagi dari apa yang telah dibacanya.
Sekarang ini perkembangan puisi semakin maju bagi semua
kalangan. Berbagai media sudah mewadahi untuk
berkreativitas dalam menulis puisi dan membaca puisi.
6. Soal Latihan
Latihan Soal
1. Jelaskan pengertian membaca puisi dan seni baca
puisi!
2. Sebutkan tiga pendekatan ragam puisi menurut
Salad (2014:48)!
3. Siapa penyair yang membacakan puisi ketika aksi
demontrasi pada pemerintahan orde lama?
4. Bagaimana cara membaca puisi yang baik?
5. Sebutkan penilaian dalam membacakan puisi dan
jelaskan!

Tugas Mandiri
Kerjakan soal-soal berikut ini dengan tepat!
1. Carilah kumpulan atau antologi puisi karya Chairil
Anwar dan Amir Hamzah! Kemudian pilih satu
puisi yang menurut Anda cocok dan mudah
dipahami!
2. Puisi yang sudah didapat, silakan dibaca dengan
baik. Lakukan Latihan beberapa kali, jika sudah
siap. Silakan pentaskan dalam bentuk video dan
kirimkan video tersebut ke google kelas!
3. Pengumpulan tugas harus tepat waktu hingga batas
yang ditentukan, contohnya tanggal 20 Mei 2020
harus sudah terkumpul!
Daftar Pustaka

Arya, Riko Aryo. 2019. Membaca Puisi. Surakarta: Universitas


Sebelas Maret.

Doyin, Mukh. 2008. Seni Baca Puisi (Persiapan, Pelatihan,


Pementasan, dan Penilaian). Semarang: Bendungan Institute.

Santoso, Joko. 2013. Pantun Puisi Lama Melayu dan


Peribahasa Indonesia. Yogyakarta: Araska.

Wiranty, Wiendi. 2017. Skripsi Penerapan Metode


Demonstrasi untuk Meningkatkan Membaca Siswa dalam
Membaca Puisi. Pontianak: IKIP PGRI.

Suryaman, Maman dan Wiyatmi. 2013. Puisi Indonesia.


Yogyakarta: UNY Press.

Aminurul, Dezy. 2010. Peningkatan Keterampilan Membaca


Puisi dengan Teknik Pelatihan Dasar di Alam Terbuka Siswa
Kelas XA SMA Negeri Sumpiuh (Skripsi). Semarang: Unnes
Press.

Astuti, Endang. 2011. Pengembangan Audio Visual (VCD)


Sinematisasi Puisi sebagai Media Pengajaran Apresiasi Puisi
pada Siswa SMA Kelas X. Semarang: Unnes Press.

Biodata Penulis
Diah Zuikaningsih adalah guru
mata pelajaran Bahasa Indonesia di
SMK Negeri 1 Sei-Menggaris,
Kabupaten Nunukan, Provinsi
Kalimantan Utara. Sebelumnya,
pernah mengajar di Madrasah
Aliyah Al-Hikmah (MALHIK) 2
Benda dan SMP Nurusshibyan
Paguyangan, Brebes pada Tahun
2015-2017. Lulus Program
Pendidikan Profesional Guru (PPG)
melalui jalur SM-3T di Universitas
Negeri Yogyakarta Tahun 2015.
Sempat menjadi Guru Bimbingan Belajar di Ganesha
Operation (GO) Cabang Purwokerto Tahun 2012 dan pernah
bergabung pada Job Training di SD Al-Irsyad 2 Purwokerto
Tahun 2011. Lulus Srata 1 (S1) pada Program Studi Bahasa
Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) di Universitas
Negeri Semarang (UNNES) Tahun 2010. Di luar aktivitasnya
mengajar adalah menulis catatan harian dan puisi. Pernah
menulis buku antologi berjudul “Menantikan Ara Tak Bergetah
(2008)”, “Rona Negeri Seribu Bukit” / Catatan Harian Guru
SM-3T Gayo Lues, Aceh (2014), Sepenggal Puisi pada buku
“Jalan Kebenaran” (2019), “Pendar dalam Akar” (2019), dll.
Kini berusaha belajar lagi dengan mengikuti pelatihan-
pelatihan untuk menambah ilmu, wawasan, dan melek
perkembangan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai