Anda di halaman 1dari 21

KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL

Mata Kuliah:
Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu:
Dana Aswadi, M. Pd

Oleh:
Eka Rahimah 2210414120026

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAN DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Dana Aswadi, M. Pd
sebagai dosen pengampu mata kuliah bahasa indonesia yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Banjarmasin, Minggu 4 Desember 2022

Eka Rahimah

ii
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 2
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 3
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi Verbal…........................................................... 4
2.2 Aspek-Aspek Komunikasi Verbal……..…………...………………....... 6
2.3 Jenis-jenis Komunikasi Verbal ………………………………………… 10
2.4 Komunikasi nonverbal dan Fungsi……………………………………... 13
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 15
3.2 Saran……………………………………………………………………. 16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 17

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah makhluk sosial. Mereka hanya dapat hidup berkembang
dan berperan sebagai manusia dengan berhubungan dan bekerja sama dengan
manusia lain. Salah satu cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama
dengan manusia adalah komunikasi. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan
manusia karena tanpa komunikasi interaksi antar manusia, baik secara
perorangan, kelompok maupun organisasi tidak akan mungkin terjadi.
Komunikasi juga merupakan salah satu fungsi kehidupan manusia. Fungsi
komunikasi adalah untuk menyampaikan apa yang ada di dalam benak pikirannya
dan/atau perasaan hatinya kepada orang lain baik secara langsung ataupun tidak
langsung.
Komunikasi yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah
pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap muka.
Contohnya ketika guru mengajar kepada peserta didik, interaksi tatap muka dalam
kelas akan membantu proses pembelajaran secara efektif dibandingkan hanya
memberikan tugas kepada peserta didik.Karena dengan prosestatapmuka, guru
dapatmelihat perkembangan peserta didik itu sendiri. Selain itu dengan
komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Kata-kata adalah alat
atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan,
membangkitkan respon emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan
ingatan. Sering juga untuk menyampaikan arti yang tersembunyi, dan menguji
minat seseorang. Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu
memungkinkan tiap individu untuk berespon secara langsung.
Komunikasi merupakan faktor penting bagi pencapaian tujuan suatu
organisasi bisnis. Seorang pemimpin secara rutin harus berkomunikasi dengan

i
bawahannya untuk meminta mereka membuat surat pesanan, barang, menjawab
atau membuat surat aduan, membuat surat balasan atau tanggapan, dan
sejenisnya. Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang
disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan maupun lisan, meskipun seseorang
dapat mengungkapkan sesuatu secara non verbal, ia tetap membutuhkan
komunikasi verbal, misalnya bila hendak membahas kejadian masa lalu, ide, atau
abstraksi. Hal-hal tersebut tidak dapat diungkapkan lewat kata-kata yang disusun
dalam suatu pola yang berarti, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan (pidato).
Seperti yang kita ketahui, manusia dalam berkomunikasi tidak hanya
menggunakan simbol-simbol verbal melainkan juga simbol-simbol nonverbal.
Begitu juga halnya dalam komunikasi antarpribadi, kita tidak hanya
menyampaikan pesan secara verbal, tetapi juga secara nonverbal. Pesan-pesan
nonverbal tersebut bukan hanya memperkuat pesan verbal yang disampaikan,
terkadang malah menyampaikan pesan tersendiri. Oleh karena itu, diperlukan
keterampilan untuk menafsirkan dan memahami pesan-pesan nonverbal tersebut.
Seperti halnya dengan bahasa verbal, pesan-pesan nonverbal pun terikat pada
lingkungan budaya tempat komunikasi itu berlangsung. Oleh sebab itu, dalam
komunikasi antarpribadi yang banyak menggunakan pesan-pesan nonverbal,
diperlukan juga pemahaman atas lingkungan budaya tempat kita berkomunikasi.
Tanpa memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai ada kemungkinan
komunikasi nonverbal disalah artikan atau disalah tafsirkan.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui pengertian, fungsi
dan jenis-jenis komunikasi nonverbal yang biasa kita pergunakan dalam kegiatan
komunikasi kita sehari-hari. Komunikasi nonverbal ini pun sangat penting
dipahami karena banyak dipergunakan dalam menampilkan atau menjaga citra
seseorang. Dalam kampanye pemilihan presiden misalnya, seorang kandidat
presiden harus menampilkan diri dengan sosok tertentu sebagai pesan nonverbal
yang akan disampaikan pada calon pemilihnya. Dengan komunikasi nonverbal

2
pulalah seorang guru menjelaskan materi pelajaran pada para siswanya selain
menggunakan komunikasi verbal. Oleh karena komunikasi nonverbal pulalah,
sinetron yang kita saksikan bisa lebih kita pahami

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu komunikasi verbal ?
2. Apa saja aspek-aspek komunikasi verbal ?
3. Apa saja jenis-jenis komunikasi verbal ?
4. Apa itu komunikasi nonverbal dan fungsi komunikasi nonverbal ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui tentang komunikasi verbal
2. Untuk memahami aspek-aspek komunikasi verbal
3. Untuk mengetahui apa saja jenis komunikasi verbal
4. Untuk mengetahui tentang komunikasi nonverbal dan fungsi komunikasi
nonverbal

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Verbal


Komunikasi verbal adalah suatu bentuk komunikasi yang disampaikan
komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral).
Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide,
pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang
non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun pembaca ) bisa
lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan. Dalam dunia bisnis,
komunikasi verbal memiliki porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide,
pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang

3
nonverbal. Dengan kata lain Komunikasi verbal adalah komunikasi yang
menggunakan kata-kata, dalam bentuk lisan maupun tulisan komunikasi ini
paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia. Melalui kata-kata, mereka
mengungkapan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud mereka,
menyampaikan fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya saling bertukar
perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar, Dalam komunikasi
verbal bahasa memgegang peranan penting.

Beberapa pengertian komunikasi verbal menurut para ahli, adalah sebagai


berikut:

1. Deddy  Mulyana (2005)

Komunikasi verbal adalah semua jenis symbol yang menggunakan satu kata
atau lebih bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal.

2. Harold Lasswell

Komunikasi verbal yaitu suatu proses komunikasi dengan menggunakan


symbol atau lambang- lambang.

Ada beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal yaitu:

a. Bahasa
Pada dasarnya bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan
orang berbagi makna. Dalam komunikasi verbal lambang bahasa yang di
pergunakan adalah bahasa verbal entah lisan, tertulis pada kertas ataupun
elektronik. Bahasa suatu bangsa atau suku berasal dari interaksi dan
hubungan antara warganya satu sama lain.
Bahasa memiliki banyak fungsi namun sekukurang-kurangnya ada tiga
fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif,
ketiga fungsi itu :
 Untuk mempelajari tentang dunia sekekliling kita melalui bahasa manusia
mempelajari apa saja yang menarik minat. Mulai dari sejarah suatu
bangsa yang hidup pada masa lalu hingga apa yang diramalkan ilmu
pengetahuan di masa depan
 Untuk membina hubungan yang baik diantara sesama manusia.
Ringkasnya, bahasa memungkin individu bergaul dengan orang lain
untuk kesenangan dan mempengaruhi pihak lain.

4
 Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.
b. Kata

Kata merupakan unit lambang terkecil dari bahasa. Kata adalah


lambang yang melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang,
kejadian, atau keadaan. Jadi, kata itu bukan orang, barang, kejadian, atau
keadaan sendiri. Makna kata tidak ada pada pikiran orang. Tidak ada
hubungan langsung antara kata, dan hal. Yang berhubungan langsung
hanyalah kata dan pikiran orang.

Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maupun pembaca) dapat


lebih mudah untuk memahami pesan-pesan yang disampaikan. Dalam
prakteknya, komunikasi verbal dapat dilakukan dengan cara:

1. Berbicara dan menulis. Umumnya untuk menyampaikan bussines message,


orang cenderung lebih menyukai berbicara (speaking) dibandingkan dengan
menulis (writing), selain karena alasan praktis, speaking dianggap lebih
mudah dan lebih menyentuh sasaran dari komunikan. Namun bukan berarti
pesan tertulis tidak penting. Untuk menyampaikan pesan bisnis yang panjang
dan memerlukan pemahaman serta pengkajian matang, diperlukan pula
penyampaian tertulis.
2. Mendengarkan dan membaca. Kenyataan menunjukkan, pelaku bisnis lebih
sering mendapatkan informasi ketimbang menyampaikan informasi. Dan
aktivitas penerimaan informasi seperti pesan bisnis ini dilakukan lewat
proses reading dan listening ini. Sehingga pesan penting sering hanya berlalu
begitu saja, dan sebagian kecil yang tercerna dengan baik.
3. Komunikasi verbal digunakan pada saat:
• Pada saat bertemu dan menyapa
• Menjelaskan arah
• Memberi perintah
• Menjawab permintaan
• Melayani konsumen
• Menjelaskan barang-barang dan pelayanan
5
• Menangani keluhan tamu
• Membuat permintaan maaf
• Berkomunikasi dengan rekan kerja

2.2 Aspek-Aspek Komunikasi Verbal


1. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila
pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah
kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
2. Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan
bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
3. Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan
akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda.
Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam
berkomunikasi.
4. Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989),
memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan
stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus
diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam
berkomunikasi.
5. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat
dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah
dimengerti.
6. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena
berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi,

6
artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa
yang disampaikan.
Adapun  Prinsip-Prinsip Komunikasi Verbal, sebagai berikut :

Devito(1978) mengemukakan ada Sembilan prinsip komunikasi verbal.


Prinsip tersebut merupakan prinsip universal yang diambil dari studi tiga orang
peneliti dan ahli bahasa; Robert Pittenger, Charles Hocket, dan John Danehy. Mereka
telah menganalisis hasil wawancara para psikiatris dengan pasiennya mereka
menganalisis setiap kata, ungkapan, kalimat uang diucapkan selang waktu antara kata
yang satu dengan yang lainnya. Hasil penemuan mereka dirumuskan sebagai berikut :

1. Rujukan Yang Tetap ( Imanent Reference)

Leornad Bloomfield maupun Charles Hockett (dalam De Vito, 1978)


mengungkapkan pada hakikatnya manusia menggunakan bahasa sebagai suatu
kerangka rujukan tetap untuk membuktikan kepada orang bahwa ia bisa
melakukan percakapan timbal balik. Kerangka rujukan balik itu selalu
menempatkan bahasa untuk menggagas tema pembicaraan yang abstrak maupun
konkret, masa lalu / kini/ yang akan datang. Keduanya mengemukakan bahwa
manusia dapat berbicara tentang ap yang tidak disini namun ada disana. Apa yang
terjadi kemarin namun tidak duilihat oleh orang lain, bahkan mungkin tentang apa
yang akan terjadi besok inilah bentuk verbalisasi manusia. Semua verbalisasi itu
merujuk secara tetap pada suatu waktu konteks khusus yang berhubungan dengan
seorang pembicara dan pendengar. Leornad dan Charless mengatakan untuk
memahami interaksi verbal maka anda cukup menjawab pertanyaan- pertanyaan;
untuk apa komunikasi mengutamakan komunikasi?, Untuk apa komunikasi
memperhatikan pembicaranya?, dengan cara apa suatu pembicara memberikan
komentar terhada pendengarnya?,

2. Determinisme

Semua verbalisasi umumnya mempunyai syarat yang diarahkan untuk


memenuhi tujuan tertentu. Pada waktu seseorang mengucapkan suatu kata maka

7
terkadang pula apa yang dimaksudkannya. Demikian juga, kalau ia berdiam diri,
maka ia pun mempunyai maksud tertentu. Kata menurut Watzlawick, Jackson,
Beavin, digunakan untuk mengomunikasikan sesuatu. Jika orang yang diam pun
memiliki arti apalagi jika orang itu berbicara, benar ungkapan ketiganya,
‘’manusia tidak bisa menghindari komunikasi’’. Verbalisasi, meskipun memiliki
keterbatasan-keterbatasan karena adanya keteraturan (ini yang membedakannya
dengan nonverbal) namun verbalisasi mempunyai ketentuan-ketentuan yang telah
disepakati bersama.

3. Keadaan Yang Berulang (recurrence)

Kitapun melihat dalam komunikasi antar pribadi ada sesuatu yang


ditunjukan orang itu pada kita, orang lain dapat menunujukan bebrapa hal,
misalnya tentang keadaannya sepanjang suatu waktu serta reaksi pribadi apa yang
ia sukai atau yang ia tidak sukai, apa yang diingkinkan dan dibiutuhkan untuk
dipenuhi. Semua itu dapat dilukiskan secara verbal dan berulang kali. Berbagai
pernyataan dalam bentuk kata;kat secara tetap dapat diucapkan dari waktu ke
waktu dan berulang-ulang mengiri perilaku non verbal.

4.  Perbedaan Prinsip Kerja Dan Alternatif Kelayakan

Untuk setiap tanda bgi suatu pesan ( ketika orang berkomunikasi) perlu di
perhatikan dua syarat; (1) seorang penerima harus mengetahui dengan pasti jenis
maupun bentuk tanda yang telah dikomunikasikan; (2) penerima pun sebaiknya
mengakui dn memahami tanda yang telah diterimanya.

5.  Tanda Dan Gangguan Itu Relatif

Apa yang dimaksudkan dengan tanda dan gangguan dalam komunikasi


nampaknya telah dijelaskan dalam kepustakaan lain. Tentang dua hal itu memang
batasnya sangat relatif. Anda sedang berbicara dengan seorang kawan yang sedang
batuk pilek. Mungkin sekali setiap tanda bahasa yang diucakannya kurang
memuaskanmu. Ia terus berbicara sambil batuk-batuk. Pesan yang diberikannya
disertai dengan gangguan itu mengandung pesan tertentu. Seandainya ia
memeriksakan diri ke dokter maka dokter akan senang mendengarkannya. Bagi
seorang dokter batuk merupakan suatu tanda yang menyenangkan sehingga ia bisa
memberikan resep yang tepat, bagi dokter batuk adalah tanda ( bukan gangguan)
yang menunjukan ciri – ciri suatu penyakit.

8
Dua kondisi tersebut berbeda jika kita menghadapi seorang yang gagap.
Kitapun harus memperhatikan setiap tanda dan gangguan dari mulut orang itu.
Apa yang menjadi tanda bagi seorang dalam konteks interaksi antarpribadi bisa
menjadi gangguan dalam konteks yang lai

6. Peneguhan / Pengemasan

Dalam sebagian besar kasus interaksi esan ditransmisikan secara simultan


melalui sejumlah saluran yang berbeda. Sering kali disaat kita sedang berbicara
dengan orang lain, kita mengucapkan kata-kata dengan nada, vokal, irama dan
kecepatan. ‘kata-kata’ itu terasa belum cukup sebagai pilihan komunikasi secara
verbal, masih dibutuhkan peneguhan, engemasan agar kata-kata yang diucapkan
(verbal-vokal) lebih bermakna. Apa yang dilakukan? Kita mungkin akan memilih
kata yang meiliki nilai rasa lebih keras, lembut, menyengat dan keras atau
memberikan tekanan pada pengucapannya. Hal terakhir inilah menjadi tugas
komunikasi non verbal.

7. Penyesuaian
Pada tahap pertama komunikasi hanya memperluas pertukaran sistem
tanda. Tanda, mewakili suatu isyarat terhadap konsep. Jika tanda mengacu secara
denotatif dan simbol pada konotetif  maka setiap bahasa mempunyai sistem
pengaturan yang berbeda.

Prinsip penyesuaian ini sangat diperlukan untuk menemukan relevansi


terutama bagi dua orang yang mempunyai perbedaan dalam sistem tanda bahasa.
Misalnya orangtua dengan anak, meskipun tidak memiliki perbedaan dalam kosa
kata namun dalam banyak hal secara konvensional setiap bahasa mengatur tatacara
berkomunikasi verbal diantara mereka melalui proses penyesuaian.

8. Memprioritaskan Interaksi

Salah satu prinsip memhami dan menganalisis interaksi verbal ialah


melihat hakekat interaksi melalui perilaku nyata, bahkan tidak hanya sampai pada
tingkat interaksi, mlah menuju ke relasi yang bersifat transaksional. Di sini
terbentuk proses mental, artinya kita akan menaruh harapan, motivasi, terhadap
orang lain. Hanya dengan kata-kata saja kita tidak mampu melihat semuanya
kecuali melalui dukungan komunikasi non verbal.

9. Paham Analogi Hutan Dan Pohon

9
Prinsip ini merupakan suatu catatan yang perlu diperhatikan. Prinsip –
prinsip terdahulu telah memusatkan perhatiannya pada kajian yang mikroskopik
atas komunikasi atas komunikasi verbal. Satu hal yang tidak dapat dilupakan
bahwa setiap interaksi yang dilakukan berulang-ulang hasilnya akan lebih
bermutu daripada sekedar satuan interaksi yang lepas. Paham ini dapat
dianalogikan, bahwa kita tidak bisa memahami hutan hanya karena telah
mengetahui banyaknya pohon tetapi tidak mengenal jenis-jenis pohon
didalamnya.

2.3 Jenis-Jenis Komunikasi Verbal


 Berbicara merupakan suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan gagasan
yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang
pendengar atau penyimak, yang dilakukan minimal oleh dua orang atau lebih.
 Berdiskusi yaitu sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau
lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok tersebut
berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan
memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa berupa apa
saja yang awalnya disebut topik.Dari topik inilah diskusi berkembang dan
diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman
dari topik tersebut.
 Kuliah adalah sebuah proses satu arah dalam transfer ilmu
pengetahuan/nasehat, dari yang memberi kuliah, guru/dosen atau orang tua,
kepada murid/anak. Kuliah bisa jadi adalah pintu masuk pertama dari sebuah
pembelajaran. Kuliah ada 2 macam yaitu, kuliah secara formal dan kuliah
secara non formal.
Contoh:
- Guru menerangkan (formal)
- Dinasehati ibu, memberi masukan dan kritik (nonformal)
 Dialog yaitu kegiatan adu argumentasi antara dua pihak ataulebih, baik
secara perorangan maupun kelompok, dalam institusi legislative seperti
parlemen, terutama di Negara-negara yang menggunakan sistem oposisi.
10
Dalam hal ini, debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil
dari debat dapat dihasilkan melalui voting atau keputusan juri.
 Percakapan-percakapan yaitu komunikasi dua arah yang dilakukan oleh
minimal dua orang, yang di dalamnya terdapat topik pembicaraan, bisa
tuntas bisa tidak
 Debat argumentasi
Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih,
baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan
memutuskan masalah dan perbedaan. Argumentasi adalah suatu bentuk
retorika yang berusaha mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar
mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan yang diinginkan oleh
penulis atau pembicara. Melalui argumentasi, penulis berusaha
merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu
menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal benar atau tidak. Dan
dalam ilmu pengetahuan, argumentasi tidak lain adalah usaha untuk
mengajukan bukti-bukti atau kemungkinankemungkinan untuk menyatakan
sikap atau pendapat mengenai suatu hal.
 Berbincang-bincang yaitu mengobrol/percakapan yang sifatnya lebih santai
dan hanya digunakan untuk mengisi waktu luang.
2.4 Komunikasi Nonverbal dan Fungsi Komunikasi Nonverbal
Pengertian komunikasi non verbal menurut Atep Adya Barata
menyampaikan bahwa: “Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang
diungkapkan lewat objek di setiap kategori lainnya (the object language),
komunikasi menggunakan gerak (gesture) sebagai sinyal (sign language), serta
komunikasi melalui tindakan atau gerakan tubuh (action language). Pendapat lain
menurut Adityawarman (2000), komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang
tidak menggunakan kata-kata. Menurut Resberry (2004) berpendapat bahwa
komunikasi nonverbal merupakan suatu tindakan dan perilaku manusia serta
memiliki makna. Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa komunikasi nonverbal merupakan komunikasi yang tidak menggunakan
kata-kata namun memiliki makna. Komunikasi non-verbal merupakan bentuk
11
komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata, baik lisan maupun tulisan.
Komunikasi nonverbal menggunakan tanda-tanda melalui tubuh, meliputi gerak
tubuhekspresi muka, nada suara. Beberapa pengertian dan pendapat Komunikasi
nonverbal dari beberapa ahli diantaranya:

1. Menurut Edward Sapir, Komunikasi nonverbal adalah sebuah kode yang luas


yang ditulis tidak di mana pun juga, diketahui oleh tidak seorang pun dan
dimengerti oleh semua (an elaborate code that is written nowhere, known to
none, and understood by all).
2. Molandro dan Barker yang dikutip dari Ilya Sunarwinadi: komunikasi antar
budaya memberikan batasan-batasannya sebagai berikut :
a. Komunikasi nonverbal adalah komunikasi tanpa kata-kata.
b. Komunikasi nonverbal terjadi bila individu berkomunikasi tanpa
menggunakan suara.
c. Komunikasi nonverbal adalah setiap hal yang dilakukan oleh seseorang
yang diberi makna oleh orang lain
d.  Komunikasi nonverbal adalah studi mengenai ekspresi wajah, sentuhan,
waktu, gerak, isyarat, bau, perilaku mata dan lain-lain.

Dapat disimpulkan bahwa Komunikasi non verbal ( non verbal


communicarion) Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana
pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi
nonverbal ialah menggunakangerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi
wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut,
dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi,
penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.

Sebagai contoh, ekspresi muka seseorang bisa membedakan apakah ia


sedang senang, murung atau menghadapi ketakutan. Jika seseorang
mengatakan “saya sedih sekali!” namun wajahnya menunjukkan kegembiraan,
maka seringkali kita lebih percaya pada tanda-tanda non-verbal daripada
komunikasi verbalnya. Jadi orang tersebut dapat dikatan berbohong terhadap
lawan bicaranya. Dengan melihat tanda-tanda komunikasi non-verbal anda
dapat memahami perasaan seseorang yang sebenarnya. Berdasarkan perkiraan
ada 700,000 bentuk komunikasi non-verbal yang biasa dipakai umat manusia
dari berbagai budaya yang berbeda. Setiap budaya mempunyai bentuk
12
komunikasi non-verbalnya masing-masing. Beberapa mempunyai pengertian
yang sama, namun tidak jarang tanda-tanda non-verbal yang sama mempunyai
pengertian yang berbeda, bahkan bertentangan. Dalam dunia organisasi,
seorang manajer secara jeli harus dapat menafsirkan bentuk-bentuk
komunikasi non-verbal, yang seringkali lebih bersifat alami dan
mencerminkan kondisi seseorang yang sebenarnya.
Komunikasi nonverbal yang disampaikan seseorang melalui gerakan
tubuh, gerakan mata, ekspresi wajah, sosok tubuh, penggunaan jarak (ruang),
kecepatan dan volume bicara, bahkan juga keheningan ini memiliki beberapa
fungsi. Berikut ini merupakan enam fungsi komunikasi nonverbal:
1. Untuk Menekankan
Kita menggunakan komunikasi nonverbal untuk menonjolkan atau
menekankan beberapa bagian dari pesan verbal. Misalnya saja, anda
mungkin tersenyum untuk menekankan kata atau ungkapan tertentu, atau
anda memukulkan tangan anda ke meja untuk menekankan suatu hal
teretntu.
2. Untuk Melengkapi
Kita juga menggunakan komunikasi nonverbal untuk memperkuat warna
atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh pesan verbal. Jadi, anda
mungkin tersenyum ketika menceritakan kisah lucu, atau menggeleng-
gelengkan kepala ketika menceritakan ketidakjujuran seseorang.
3. Untuk Menunjukkan Kontradiksi
Kita juga bisa dengan sengaja mempertentangkan pesan verbal kita dengan
gerakan nonverbal. Sebagai contoh, anda dapat menyilangkan jari atau
mengedipkan mata untuk menunjukkan bahwa yang anda katakan adalah
tidak benar.
4. Untuk Mengatur

13
Gerak-gerik nonverbal dapat mengendalikan atau mengisyaratkan
keinginan anda untuk mengatur arus pesan verbal. Mengerutkan bibir,
mencondongkan badan ke depan, atau membuat gerakan tangan untuk
menunjukkan bahwa anda ingin mengatakan sesuatu merupakan contoh
dari fungsi mengatur ini. Anda mungkin juga mengangkat tangan dan atau
menyuarakan jenak (pause) anda (misalnya dengan menggumamkan
“umm”) untuk memperlihatkan bahwa anda belum selesai bicara.
5. Untuk Mengulangi
Kita juga dapat mengulangi atau merumuskan ulang makna dari pesan
verbal. Misalnya, anda dapat menyertakan pernyataan verbal “Apa benar?”
dengan mengangkat alis mata anda, atau anda dapat menggerakkan kepala
atau tangan untuk mengulangi pesan verbal “ayo kita pergi”
6. Untuk Menggantikan Pesan Verbal
Anda dapat misalnya, menyatakan “oke” dengan tangan anda tanpa berkata
apa-apa. Anda dapat mengangguk untuk mengatakan “ya” atau
menggeleng untuk mengatakan “tidak”

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komunikasi verbal adalah suatu bentuk komunikasi yang disampaikan


komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral).
Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide,

14
pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non
verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun pembaca ) bisa lebih
mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan.
Adapun aspek-aspek komunikasi verbal : Vocabulary (perbendaharaan
kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-
kata yang tidak dimengerti. Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila
kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, Intonasi suara: akan mempengaruhi
arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila
diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda., Humor: dapat meningkatkan
kehidupan yang bahagia., Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan
harus diingat bahwa humor merupakan selingan dalam berkomunikasi, Singkat
dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas,.
Timing (waktu yang tepat, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar
atau memperhatikan apa yang disampaikan.
Adapun jenis-jenis komunikasi verbal; Berbicara merupakan suatu alat
untuk mengkomunikasikan gagasan gagasan yang disusun serta dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak, yang
dilakukan minimal oleh dua orang atau lebih. Berdiskusi yaitu sebuah interaksi
komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara
mereka/kelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang
akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa
berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Kuliah bisa jadi adalah pintu masuk
pertama dari sebuah pembelajaran. Kuliah ada 2 macam yaitu, kuliah secara
formal dan kuliah secara non formal.
Komunikasi non verbal menurut Atep Adya Barata menyampaikan bahwa:
“Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang diungkapkan lewat objek di
setiap kategori lainnya (the object language), komunikasi menggunakan gerak
(gesture) sebagai sinyal (sign language), serta komunikasi melalui tindakan atau

15
gerakan tubuh (action language). Pendapat lain menurut Adityawarman (2000),
komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata.
Menurut Resberry (2004) berpendapat bahwa komunikasi nonverbal merupakan
suatu tindakan dan perilaku manusia serta memiliki makna.
Komunikasi nonverbal yang disampaikan seseorang melalui gerakan
tubuh, gerakan mata, ekspresi wajah, sosok tubuh, penggunaan jarak (ruang),
kecepatan dan volume bicara, bahkan juga keheningan ini memiliki beberapa
fungsi. Berikut ini merupakan enam fungsi komunikasi nonverbal; untuk
menekankan, melengkapi, mengatur, dll.
3.2 Saran
3.2.1 Bagi Dosen
Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan konseptual, maka
diperlukan dosen yang profesional. Dengan begitu akan timbul kegiatan
belajar mengajar yang maksimal.
3.2.2 Bagi Mahasiswa
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah diatasmasih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun penulis nantinya akan segera melakukan perbaikan penyususnan
makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan
kritik yang bisa membngun daripada pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

16
Dewi, Ponco Karyaningsih. (2018). Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Samudra Biru.

Dyatmika, Teddy. (2021). Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Dahir Publishing.

Hariyanto, Didik. (2021). Pengantar Ilmu Komunikasi. Sidoarjo: Umsida Press.

Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo.

Yasir. (2020). Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Deepublishing.

17

Anda mungkin juga menyukai