MOTTO
“Bahwa tiada yang orang dapatkan, kecuali yang ia usahakan, Dan bahwa usahanya
akan kelihatan nantinya. (Q.S. An Najm:39-40).”
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan
keturunan yang lemah dibelakang mereka, yang mereka khawatirkan terhadap
(kesejahteraannya)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan
hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar (qaulan sadida). (Q.S. An Nisa:9).”
“Jangan hanya berharap dipahami, pahami juga orang lain, dengan begitu, komunikasi
menjadi berarti.”
“Jangan terlalu memikirkan masa lalu karena telah pergi dan selesai, dan jangan terlalu
memikirkan masa depan hingga dia datang sendiri. Karena jika melakukan yang terbaik
dihari ini maka hari esok akan lebih baik.”
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkah dan rahmat-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Komunikasi Verbal dan Non
Verbal” ini dalam bentuk maupun isinya dengan tepat waktu. Kami selaku penyusun
makalah ini mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam penyelesaian makalah ini, terutama kepada dosen pengampu mata kuliah Komunikasi
dan Advokasi Kebijakan yaitu Bapak Dr. Drs. Muhammad Shobaruddin, MA. yang telah
membimbing dan membagikan ilmunya kepada kami.
Pada makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh kerena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca terkait topik yang ada didalamnya.
Demikian, semoga bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
SAMPUL i
MOTTO ii
DAFTAR ISI iv
ALUR PEMBAHASAN v
DAFTAR GAMBAR…………...……………………………………………………………vi
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 3
3.1 Kesimpulan 11
3.2 Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 3
Gambar 2.2 3
Gambar 2.3 3
Gambar 2.4 5
Gambar 2.5 7
Gambar 2.6 8
Gambar 2.7 8
Gambar 2.8 8
Gambar 2.9 9
Gambar 2.10 9
Gambar 2.11 9
Gambar 2.12 9
Gambar 2.13 10
v
ALUR PEMBAHASAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Konsep, Prinsip, Dan Bebagai Hal Mengenai Komunikasi Verbal.
2. Untuk Mengetahui Konsep, Prinsip, Dan Bebagai Hal Mengenai Komunikasi Non
Verbal.
1.4 Metode Penulisan
Data-data yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah sumber data sekunder, yaitu
sumber data yang diperoleh melalui buku, jurnal penelitian, artikel, website, dan literatur
kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Metode penulisan
bersifat studi pustaka, informasi yang didapatkan dari berbagai literatur kemudian
disusun berdasarkan hasil studi dari informasi yang diperoleh. Penulisan diupayakan
saling berkaitan satu sama lain dengan topik yang diambil. Teknik analisis data bersifat
deskriptif dan argumentatif. Data yang sudah didapatkan dari berbagai informasi tadi
kemudian diseleksi dan disesuaikan dengan topik yang dibahas supaya dapat tersusun
decara logis dan sistematis. Kemudian dalam melakukan penarikan kesimpulan
didapatkan melalui pembahasan dan didukung oleh saran sebagai bentuk rekomendasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Komunikasi Verbal
2.1.1 Konsep Komunikasi Verbal
Komunikasi Verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata dan simbol-simbol
baik secara lisan maupun tulisan yang dilakukan oleh manusia untuk berhubungan dengan
manusia lain. Kata dapat dimanipulasi untuk menyampaikan secara eksplisit sejumlah arti.
Kata-kata dapat menjadikan indvidu menyatakan ide yang lengkap secara komprehensif dan
tepat. Kata-kata juga memungkinkan pengiriman banyak ide-ide melalui gelombang udara
kepada orang banyak dimana hal ini memungkinkan untuk seseorang menyatakan perasaan
dan pikiran yang memungkinkan dapat dibaca orang lain untuk beberapa detik atau bahkan
untuk beberapa abad sesudahnya. Jenis- komunikasi verbal ada dua macam, yaitu:
a. Berbicara dan Menulis
Berbicara adalah komunikasi verbal vocal, sedangkan menulis adalah komunikasi verbal
non vocal. Presentasi dalam rapat adalah contoh dari komunikasi verbal vocal, sedangkan
surat menyurat adalah contoh dari komunikasi verbal non vocal.
Gambar 2.1 Orang yang sedang berbicara Gambar 2.2 Orang yang sedang menulis
b. Mendengar dan Mendengarkan
Mendengar dan mendengarkan merupakan dua hal yang berbeda. Mendengar
mengandung arti hanya mengambil getaran bunyi, sedangkan mendengarkan adalah
mengambil makna dari apa yang didengar.
3
Adapun Komunikasi Verbal memiliki berbagai macam karakteristik, diantaranya:
a. Jelas dan ringkas (sederhana, pendek dan langsung). Apabila kata-kata yang digunakan
sedikit, maka terjadinya kerancuan juga masih sedikit. Berbicara secara lambat dan
pengucapan yang jelas akan membuat kata tersebut makin mudah dipahami.
b. Perbendaharaan kata, kata yang mudah dimengerti oleh seseorang akan meningkatkan
keberhasilan komunikasi. Komunikasi tidak akan berhasil jika pengirim pesan tidak
mampu menterjemahkan kata dan ucapan.
c. Arti konotatif dan denotatif, makna konotatif adalah pikiran, perasaan, atau ide yang
terdapat dalam suatu kata. Sedangakan arti denotatif adalah memberikan pengertian yang
sama terhadap kata yang digunakan.
d. Intonasi, seorang komunikator mampu mempengaruhi arti pesan melalui nada suara yang
dikirimkan. Emosi sangat berperan dalam nada suara ini.
e. Kecepatan berbicara, keberhasilan komunikasi dipengaruhi juga oleh kecepatan dan
tempo bicara yang tepat.
f. Humor, hal ini dapat meningkatkan keberhasilan dalam memberikan dukungan emosi
terhadap lawan bicara. Tertawa membantu mengurangi ketegangan pendengar sehingga
meningkatkan keberhasilan untuk mendapat dukungan.
2.1.2 Simbol dan Makna dalam Komunikasi Verbal
Simbol adalah representasi dari orang, kejadian, dan fenomena lainnya. Misalnya kata
rumah adalah simbol yang berarti satu tipe bangunan. Seni, musik, logo perusahaan, dan
objek juga dapat menjadi simbol-simbol yang mewakili perasaan, pikiran, dan pengalaman.
Dalam memahami simbol komunikasi verbal dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Simbol bersifat dinamis, simbol tidak selalu berhubungan dengan apa yang diwakilinya
karena tergantung dari yang memaknainya. Contoh istilah panggilan yang diberikan
kepada kucing kesayangan dan tidak dimengerti oleh orang lain.
b. Simbol bersifat ambigu, makna dari simbol itu tidak tetap atau absolut. Kata tidak
memiliki arti yang persis sama bagi semua orang. Misal penyebutan kata monyet yang
terkadang dimaknai berbeda secara personal.
c. Simbol bersifat abstrak , simbol tidak konkret atau berwujud.. Misalnya budi adalah
seorang mahasiswa yang memiliki kemampuan untuk menangkap pelajaran dengan
cemerlang yang membuatnya memperoleh IPK 3,80.
4
Gambar 2.4 Contoh simbol yang digunakan pada peta
2.1.3 Komponen Komunikasi Verbal
Komponen – komponen komunikasi verbal terdiri dari:
a. Kata, lambang terkecil dari bahasa. Kata merupakan lambang yang mewakili suatu hal
baik orang, barang, kejadian, atau keadaan.
b. Bahasa, suatu sistem lambang yang memungkinkan seseorang untuk berbagi makna.
Dalam komunikasi verbal, lambing bahasa yang digunakan adalah bahasa lisan, tertulis
pada kertas, ataupun elektronik. Adapun menurut Para Ahli terdapat tiga teori yang
membicarakan sehingga seseorang bisa memiliki kemampuan berbahasa, diantaranya:
1. Teori Pengkondisian (Operant Conditioning Theory)
Teori ini dikembangkan oleh seorang Ahli psikologi Behavioristik yang bernama BF.
Skinner (1957). Teori ini menekankan unsur rangsangan (stimulus) dan tanggapan
(response) atau lebih dikenal dengan istilah S-R.
2. Teori Kognitif (Cognitive Theory)
Teori ini dikembangkan oleh Ahli Psikologi kognitif Noam Chomsky. Teori ini
menekankan kompetensi bahasa pada manusia lebih dari apa yang ia tampilkan. Bahasa
memiliki korelasi dengan pikiran. Oleh karena itu, Chomsky menyatakan bahwa
kemampuan berbahasa yang ada pada manusia adalah pembawaan biologis yang dibawa
dari lahir.
3. Teori Penengah (Mediating Theory)
Teori ini dikembangkan oleh Ahli Psikologi Behavioristik Charels Osgood. Teori
mediasi ini menekankan bahwa manusia dalam mengembangkan kemampuannya
berbahasa, tidak saja bereaksi terhadap rangsangan yang diterima dari luar, tetapi juga
dipengaruhi oleh proses internal yang terjadi dalam dirinya.
4. Suara
Sesuatu yang dapat didengar dan diterima oleh gendang telinga, yang mana setiap
suara memiliki makna atau pesan didalamnya.
5
5. Berbicara
Berbicara merupakan kemampuan atau kesanggupan seseorang dalam mengucapkan
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan gagasan dan
perasaannya secara lisan kepada orang lain.
2.1.4 Prinsip Komunikasi Verbal
1. Interpretasi menciptakan makna, karena simbol bersifat abstrak, ambigu, dan dinamis,
maknanya tidak jelas atau mutlak. Sebaliknya, kita harus menafsirkan makna simbol. Kita
membangun makna dalam proses berinteraksi dengan orang lain dan melalui dialog yang
kita lakukan di kepala kita (Duck, 1994; Shotter, 1993).
2. Komunikasi adalah aturan yang dipandu, aturan komunikasi adalah pemahaman bersama
tentang apa arti komunikasi dan jenis komunikasi apa yang pantas dan tidak sesuai dalam
berbagai situasi. Menurut Cronen, Pearce & Snavely ada dua macam aturan untuk
memandu komunikasi:
a. Aturan regulatif: merinci kapan, bagaimana, di mana, dan dengan siapa kita harus
berbicara mengenai hal-hal tertentu.
b. Aturan pokok: menjelaskan apa arti komunikasi dengan mengatakan kepada kita
bagaimana menilai jenis komunikasi tertentu.
3. Penekanan mempengaruhi makna. Sama halnya dengan komunikasi interpersonal,
penekanan adalah penandaan mental akan awal dan akhir interaksi tertentu (Watzlawick,
Beavin, & Jackson, 1967). Misalnya, ketika seorang pembicara berkata, “Terima kasih
atas perhatiannya” dan melipat catatan, menandai akhir dari pidato formal.
2.2 Komunikasi Non Verbal
2.2.2 Konsep Komunikasi Non Verbal
Komunikasi Non Verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Pesan-pesan non
verbal sangat berpengaruh terhadap komunikasi. Komunikasi non verbal meliputi semua
aspek komunikasi selain kata-kata itu sendiri. Ini mencakup bagaimana kita mengucapkan
kata-kata (infleksi, volume), ciri-ciri lingkungan yang memengaruhi interaksi (suhu,
pencahayaan), dan objek yang memengaruhi citra pribadi dan pola interaksi (pakaian,
perhiasan, furnitur).
2.2.3 Prinsip Komunikasi Non Verbal
1. Kesamaan dan perbedaan komunikasi non verbal, layaknya komunikasi verbal, perilaku
non verbal bersifat simbolis yang artinya ambigu, abstrak, dan sewenang-wenang. Jadi,
kita tidak dapat memastikan apa arti senyuman atau isyarat, dan kita tidak dapat
6
menjamin bahwa orang lain memahami makna yang ingin kita ungkapkan dengan
perilaku non verbal kita sendiri.
2. Melengkapi atau menggantikan komunikasi verbal, perilaku non verbal dapat mengulang
pesan verbal. Misalnya, ketika seseorang berbicara mungkin berkata "ya" sambil
mengangguk. Perilaku non verbal mungkin menyoroti komunikasi verbal dan dapat
melengkapi atau menambah kata-kata.
3. Mengatur interaksi, dalam sebuah percakapan diskusi dengan pembicara saat berpidato
biasanya diatur secara nonverbal. Saat selesai berpidato seseorang tidak secara langsung
berkata “Sekarang giliran Anda berbicara"dan tidak menunjuk satu sama lain untuk
bertukar peran berbicara namun dengan menggunakan postur tubuh untuk menunjukkan
bahwa waktunya memasuki percakapan dalam diskusi.
4. Menetapkan makna tingkat hubungan, komunikasi non verbal seringkali lebih kuat
daripada bahasa verbal dalam menyampaikan makna tingkat hubungan. Komunikasi non
verbal digunakan untuk menyampaikan tiga dimensi makna tingkat hubunga yaitu
responsivitas, suka, dan kekuasaan.
5. Mencerminkan nilai budaya, komunikasi non verbal mencerminkan aturan komunikasi
budaya dan komunitas sosial tertentu. Ini menyiratkan bahwa sebagian besar perilaku
nonverbal bukanlah naluriah tetapi dipelajari dalam proses sosialisasi. Perilaku non verbal
bervariasi antar budaya dan komunitas sosial.
2.2.4 Jenis Komunikasi Non Verbal
1. Kinesics, kode non verbal yang ditunjukkan oleh gerakan tubuh, termasuk wajah. Wajah
kita adalah pembawa pesan yang rumit (Carroll & Russell, 1996). Dengan wajah kita, kita
bisa menunjukkan rasa senang (kerutan disekitar mata) dan terkejut (alis terangkat).
7
Gambar 2.6 Sentuhan Melalui Tangan
3. Penampilan Fisik, kebudayaan barat menempatkan penilaian tertinggi pada tampilan fisik.
Apa yang kita perhatikan tentang penampilan orang lain menuntun kita untuk membuat
penilaian kepada mereka. Contoh budaya di Barat menekankan kurus pada wanita
sedangkan pada pria harus berotot dan tinggi (Hicks, 1998; "The Wrong Weight," 1997).
8
Gambar 2.9 Komunikasi Sosial dan Pribadi
6. Faktor Lingkungan, diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan,
dan warna. Contohnya Restoran yang menggunakan fitur lingkungan seperti lampu redup,
kursi yang nyaman, serta iringan musik bertujuan untuk mengontrol berapa lama orang
bertahan selama makan.
Gambar 2.10 Desaign Ruang Pada Chingu Cafe dan Warunk Upnormal
7. Kronemix, bagaimana komunikasi non verbal yang dilakukan ketika menggunakan waktu,
yang berkaitan dengan peranan budaya dalam konteks tertentu.
9
yang menandakan kerahasiaan dan berteriak menandakan kemarahan.
10
dan sedang bahagia cenderung duduk lebih dekat daripada pasangan suami istri yang
tidak bahagia . Namun, terkadang pasangan yang sesekali menjaga jarak antara satu sama
lain mungkin sedang flue dan tidak ingin pasangannya terjangkit. Tentu perilaku seperti
ini tidak bisa ditafsirkan dan digeneralisasikan sama rata karena bisa saja tidak berlaku
untuk orang-orang budaya non barat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi Verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata dan simbol-
simbol baik secara lisan maupun tulisan yang dilakukan oleh manusia untuk berhubungan
dengan manusia lain. Terdapat 2 jenis komunikasi verbal terdapat yaitu : (1) berbicara
dan menulis; (2) mendengar dan mendengarkan. Simbol adalah representasi dari orang,
kejadian, dan fenomena lainnya. Untuk memahami simbol dalam komunikasi verbal perlu
dipahami beberapa simbol, anatara lain simbol bersifat dinamis, simbol bersifat ambigu,
dan simbol bersifat abstrak. Komponen komunikasi verbal ada dua unsur yaitu kata dan
bahasa. Dan ada tiga prinsip komunikasi verbal, yaitu interpretasi menciptakan makna,
komunikasi merupakan aturan yang dipandu, dan penekanan mempengaruhi makna.
Sedangkan Komunikasi Non Verbal merupakan semua isyarat yang bukan kata-kata.
Ada beberapa prinsip komunikasi non verbal diantaranya: (1) kesamaan dan perbedaan
komunikasi non verbal; (2) melengkapi atau menggantikan komunikasi verbal; (3)
mengatur interaksi; (4) menetapkan makna tingkat hubungan; dan (5) mencerminkan nilai
budaya. Komunikasi non verbal ada beberapa jenis, yaitu kinesics (gerak tubuh),
sentuhan, penampilan fisik, artefax, proxemic, faktor lingkungan, kronemix,
paralanguage, dan diam. Dalam mengembangkan kemampuan komunikasi non verbal ada
2, yaitu memantau/memperhatikan komunikasi non verbal dan menafsirkan komunikasi
non verbal orang lain.
3.2 Saran
11
Dengan memiliki keterampilan interpersonal dalam melakukan komunikasi antara dua
orang atau lebih, baik secara verbal maupun nonverbal, memudahkan tercapainya
tujuan/kesamaan persepsi bersama, sehingga komunikasi juga dapat berjalan dengan
efektif sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, sebaiknya kemampuan ini dilatih dalam
diri seseorang, dengan mempelajari kemampuan komunikasi interpersonal dalam bentuk
verbal dan non verbal dapat belajar menghargai satu sama lain, saling memahami,
menjadi pendengar yang baik, penuh empati, dan perhatian. Tentu hal ini juga akan
meminimalisir terjadinya kesalahpahaman dan konflik.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Julia. T, Wood. 2008. Communication in Our Lives. Fifth Edition. USA: Wadsworth Cengage
Learning
Kurniati, D. P. (2016). Modul Komunikasi Verbal dan Non Verbal. Kuta,Bali: Fakultas
Kedokteran, Universitas Udayana.
12
13