Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL BOOK REPORT

KONSEP DASAR PROFESI KEPENDIDIKAN

Disusun oleh:
Angela Farida P. Sitorus 4193111068
Nadya Gracela Simanjuntak 419111053
Nenti Silitonga 419111039
Novila Effendi 419111023
Sorta Maria Sihombing 419111062
Kelas : Pendidikan Matematika D 2019
Mata Kuliah : Profesi Kependidikan
Dosen Pengampu : Drs. Hudson Sidabutar, M.Si.

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa sehingga Critical Book
Report yang berjudul “Konsep Dasar Profesi Kependidikan” dapat diselesaikan
dengan baik. Critical Book Report ini memuat tentang pengertian profesional,
ciri-ciri profesi, dan guru sebagai jabatan profesional.
Penulis menyadari banyak kesulitan yang dihadapi dalam membuat
Critical Book Report ini. Dengan bantuan banyak orang maka Critical Book
Report ini dapat selesai dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu,diantaranya:
1. Kepada Dosen Pembimbing Profesi Kependidikan, Bapak Drs. Hudson
Sidabutar, M.Si yang telah membimbing, mengajar, serta memberi ilmu
sehingga Critical Book Report ini dapat membuahkan hasil yang
memuaskan.
2. Kepada orangtua yang telah memberi dukungan dan semangat.
3. Teman-teman yang telah memberi dukungan dan semangat.
4. Kepada semua orang yang membantu.
Akhirnya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat untuk
kesempurnaan Critical Book Report ini. Penulis juga berharap agar Critical Book
Report ini bermanfaat bagi para pembaca. Semoga rahmat Tuhan Yang Maha Esa
selalu memberkati kita.

Medan, 22 Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan 1

1.3 Manfaat 2

BAB II RINGKASAN BUKU 3

2.1 Identitas Buku 3

2.2 Ringkasan Buku 3

2.3 Hasil Critical Book Report

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Critical book adalah hasil kritik/bandingan tentang suatu topik materi yang
pada umumnya di perkuliahan terhadap buku yang berbeda. Penulisan critical
book ini pada dasarnya adalah untuk membandingkan buku mengenai pengertian
dari profesional. Setiap buku yang dibuat oleh penulis tertentu pastilah
mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kelayakan suatu buku
dapat kita ketahui jika kita melakukan resensi terhadap buku itu dengan
perbandingan terhadap buku lain. Suatu buku dengan kelebihan yang lebih
dominan dibanding kekurangannya artinya buku ini sudah layak dijadikan
referensi.
Buku merupakan sumber bacaan yang dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan, menjadi referensi, dan juga buku mampu mempengaruhi pikiran
seseorang. Buku-buku yang berisikan tentang ilmu pengetahuan banyak
digunakan sebagai media pembelajaran. Buku ini memuat tentang pengertian
profesional, ciri-ciri profesi, dan guru sebagai jabatan profesional.
1.2 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas Critical Book Report pada mata kuliah Profesi
Kependidikan dengan dosen pengampu, Bapak Drs. Hudson Sidabutar,
M.Si..
2. Menambah wawasan pembaca tentang pengertian profesional
3. Meningkatkan motivasi pembaca dalam mengenal lebih jauh tentang ciri-
ciri profesi.
4. Menguatkan pemahaman pembaca khususnya calon guru mengenai guru
sebagai jabatan profesional.
5. Tujuan dari tugas ini adalah mengkritisi atau membandingkan dua buku
mengenai profesi kependidikan.
2

1.3 Manfaat
1. Bagi Pembaca
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai arti dari
profesional, ciri-ciri profesi, dan guru sebagai jabatan profesional.
2. Bagi Penulis
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Kependidikan.
2. Melatih kemampuan penulis dalam mengkritisi suatu buku.
3. Menumbuhkan pola pikir kreatif  dalam mengkritisi buku sebagai bekal
menjadi guru yang baik dan profesional dalam melaksanakan tugas di
dalam kehidupan masyarakat.
3

BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Identitas Buku


a. Buku I
Judul : Panduan Sertifikasi Guru Berdasarkan
Undang-Undang Guru dan Dosen
Tahun Terbit : 2013
Penulis : Rojai, M.Pd
Risa Maulana Romadon.S.S
Penerbit : Dunia Cerdas
Jumlah Halaman : 204 Halaman
Kota Terbit : Jakarta
ISBN : 978-602-7953-28-4
b. Buku II
Judul : Profesi Kependidikan
Tahun Terbit : 2020
Penulis : Dr. Yasaratodo
Penerbit : Unimed Press
Jumlah Halaman : 268 Halaman
Kota Terbit : Medan
ISBN : 978-602-7938-05-2
2.2 Ringkasan Buku
a. Ringkasan Buku I
Profesi secara istilah dapat diartikan mengakui atau menyatakan
ahli atau mampu melakukan suatu bentuk pekerjaan. Istilah profesi berasal
dari bahasa inggris profession yang akar katanya berasal dari bahasa Latin
profesus. Makna pekerjaan dalam istilah profesi dengan sendirinya
melahirkan pelayanan berkeahlian khusus yang nantinya akan menuntut
hadirnya suatu etika. Karena adanya pengetahuan yang terspesialisasi, etis
tidaknya seseorang dalam menjalankan profesinya hanya bisa diketahui
oleh orang yang berprofesi sama.
4

Dari pernyataan tersebut, dapat ditarik sebuah kesimpulan tentang


profesi, yakni suatu pekerjaan atau jabatan yang dalam prosesnya
memerlukan keahlian khusus dari para anggotanya. Dengan demikian,
sebagai suatu pekerjaan, profesi tidak mungkin dilakukan oleh orang yang
tidak memilki kompetensi atau oleh sembarang orang yang tidak disiapkan
secara khusus untuk mengemban pekerjaan itu. Untuk memiliki keahlian
khusus yang dimaksud, maka diperlukan suatu proses yang disebut
profesionalisasi. Profesionalisasi bisa dilakukan dengan cara mengikuti
pendidikan atau prajabatan sebelum orang tersebut menjalankan profesi
itu, maupun dengan mengikuti in-service training setelah orang tersebut
menjalani profesinya.
Dalam kaitannya dengan dunia kependidikan, konsep profesi guru
pada dasarnya memiliki proses yang sama dengan profesi lainnya. Hanya
saja, dalam profesi guru terdapat landasan asumsi-asumsi khusus tentang
manusia, terutama dalam hal memperlakukan manusia sebagai subjek
Dictionary of Education menyatakan bahwa “Profesi merupakan suatu
pekerjaan yang meminta persiapan spesialisasi yang relatif lama di
perguruan tinggi dan dikuasai oleh kode etik yang khusus.”
Dari kutipan tadi, kiranya defenisi profesi sangat mungkin
diterapkan pada bidang keguruan. Hal ini dikarenakan profesi guru
merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pelakunya agar memiliki
kemampuan dan keahlian mengajar. Adapun kemampuan mengajar yang
harus dimiliki seorang guru meliputi kemampuan mengelola kegiatan
belajar mengajar, kemampuan mengorganisasikan bahan pelajaran,
menetapkan metode dan media pembelajaran, melakukan evaluasi
pembelajaran, serta memanfaatkan hasil evaluasi tersebut untuk
menciptakan pembelajaran yang lebih baik.
Banyak literatur yang telah mendeskripsikan unsur esensial atau
ciri-ciri khusus suatu profesi. Meskipun dari keseluruhan literatur tersebut
memberikan deskripsi yang beragam, namun inti atau hakikat deskripsi
tersebut memperlihatkan suatu persamaan yang signifikan. Berikut ini
adalah beberapa ciri suatu profesi yang berasal dari berbagai literatur :
5

1. Sebuah profesi menuntut kemampuan dan keterampilan khusus yang


bisa diperoleh melalui pendidikan intensif yang diselenggarakan oleh
lembaga tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan
2. Sebuah profesi hanya bisa dilakukan oleh orang-orang terlatih dan
tidak memiliki dukungan suatu disiplin ilmu. Sebuah profesi tidak
mungkin dilakukan oleh sembarang orang.
3. Sebuah profesi memiliki kode etik yang harus selalu dijadikan
pedoman berprilaku. Setiap anggota profesi yang melanggar kode etik
akan menerima sanksi yang tegas dari lembaga pengawas profesi.
4. Syarat mutlak bagi sebuah profesi adalah adanya pengakuan dari
masyarakat dan juga pemerintah. Sebuah profesi mempunyai
signifikan dan fungsi sosial karena dibutuhkan pengabdian kepada
masyarakat.
5. Sebagai konsenkuensi atas pelayanan yang diberikan, setiap anggota
profesi berhak mendapatkan imbalan materiil atau imbalan finansial.
Sebuah profesi yang ideal memiliki unsur-unsur utama yang tidak
bisa dikesampingkan, yaitu :
a) Menguasai Teori Secara Sistematis
Teori adalah suatu sistem atau asas yang secara umum
menguraikan segala macam fenomena keilmuan yang menjadi
perhatian profesi. Dalam praktiknya, teori ini kerap digunakan
seorang profesional sebagai media atau pedoman praktik
keprofesiannya. Penguasaan keterampilan yang menandakan suatu
profesi mutlak didukung oleh penguasaan teori yang sistematis.
b) Memiliki Kewenangan Profesional
Pendidikan yang dilakukan secara ekstensif dalam suatu bidang
keilmuan atau suatu disiplin ilmu memungkinkan seseorang untuk
memiliki dan menguasai jenis keterampilan tertentu. Penguasaan
suatu keterampilan inilah yang menjadi dasar bagi kewenangan
seorang profesional ke depannya. Karena alasan unsur kewenangan
inilah mengapa banyak profesional yang menuntut otonomi dan
tanggung jawab dalam setiap pekerjaannya. Namun, fungsi
6

kewenangan yang dimiliki ini bukannya tanpa batas, melainkan


terbatas pada bidang-bidang tertentu, di mana seorang profesional
tersebut sudah dididik dan dilatih.
c) Memiliki Perlindungan Hukum dan Sanksi
Kewenangan profesi seperti yang disebutkan di atas
memungkinkan kelompok profesi melakukan monopoli kekuasaan
dalam menjalankan praktik dibidangnya. Setiap kelompok profesi
tentunya akan berusaha untuk mendapatkan penguatan dari
masyarakat melalui pemberian sejumlah kekuasaan dan hak
khusus, baik yang bersifat formal maupun informal. Pengakuan
formal dari masyarakat biasanya akan diperkuat oleh kekuatan
hukum. Salah satu kekuasaannya adalah dengan melakukan
pengawasan profesi terhadap calon profesional melalui pusat-pusat
atau lembaga pendidikannya. Pengawasan profesi ini biasanya
dicapai melalui sebuah proses akreditasi. Setiap calon profesional
yang menyelesaikan proses pendidikannya akan memperoleh
ijazah terakreditasi yang memberi wewenang untuk menjalankan
praktik profesinya. Karena ijazah terakreditasi tersebut memiliki
lisensi hukum, maka setiap profesional yang menyalahgunakan
kewenangan dalam praktik profesionalnya dapat dijerat oleh
hukum.
d) Memiliki Kode Etik dan Budaya Profesi
Monopoli kekuasaan suatu profesi selalu menghadirkan risiko bagi
masyarakat umum. Untuk menghindari monopoli kekuasaan, suatu
lembaga profesi memiliki suatu kode etik yang berfungsi sebagai
pedoman profesi. Dengan adanya kode etik ini, setiap profesi
dipaksa untuk berperilaku etis kepada para anggotanya. Suatu
profesi juga dituntut untuk memiliki budaya profesi. Budaya
profesi dapat berupa norma-norma, nilai-nilai, simbol-simbol, dan
konsep setiap profesi akan memandang jasa dan pelayanannya
sebagai sebuah kebajikan sosial.
e) Memiliki Persatuan Profesi
7

Ciri terakhir dari suatu profesi adalah memiliki persatuan atau


organisasi profesi yang menaungi para anggotanya. Salah satu
bukti kepemilikan organisasi profesi dapat kita lihat dari beberapa
lembaga profesi yang telah mantap seperti profesi guru dengan
PGRI-nya.
Untuk memenuh harapan masyarakat modern, lembaga atau
organisasi profesi yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, khususnya
profesi guru, wajib menghadirkan pendidik yang profesional. Oleh karena
itu, pekerjaan mendidik yang dilakukan guru haruslah didukung oleh
penguasaan teori serta keahlian menerapkan teori tersebut ke dalam
praktik pendidikan. Pekerjaan guru perlu didukung oleh keberadaan kode
etik guru sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pengajaran, masyarakat
luas yang membutuhkan layanan prima, dan didukung perlindungan
pemerintah. Dengan demikian, untuk membangun manusia dalam
masyarakat seutuhnya, pekerjaan guru dalam mendidik generasi penerus
bangsa sudah sepantasnya diposisikan bahkan dikembangkan menjadi
suatu jabatan profesi.
b. Ringkasan Buku II
HAKIKAT PROFESI KEPENDIDIKAN
1. Pengantar
Guru sebagai jabatan dan/atau pekerjaan adalah jenis pekerjaan
yang menuntut setiap orang yang ingin mengerjakannya memiliki
keahlian, kecakapan, keterampilan, dibidang kependidikan dan
pembelajaran, yang diperoleh melalui proses pendidikan dan latihan dalam
waktu yang relatif lama (hingga tingkat perguruan tinggi) untuk
memberikan pelayanan yangprofesional kepada warga/peserta belajar.
Pekerjaan ini pengembannya menjadi pelayan bagi orang lain dengan
mengandalkan ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap, kecakapan, yang
telah dimiliki. Kepemilikan ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap,
kecakapan dibidang pendidikan dan pembelajaran tersebut dapat
dibuktikan melalui ijazah, sertifikat kependidikan dan keguruan yang
8

dikeluarkan oleh lembaga pendidikan tenaga kependidikan yang telah


teruji keberadaannya.
Pekerjaan yang menuntut orang memenuhi kriteria-kriteria tersehut
disebut sebagai "profesi". Dengan demikian dikatakan bahwa guru adalah
salah satu profesi, yang mewajibkan pengembannya "profesional" Guru
sebagai jabatan dan/atau pekerjaan sudah diakui sebagai profesi di Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dinyatakan secara tegas dan
jelas pada Undang-Undang (UU) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, yang mewajibkan setiap pengembannya harus memenuhi kriteria
dan atau persyaratan-persyaratan tertentu, diantaranya adalah (1) Memilika
kualifikasi akademik, (2) Memiliki kompetensi, (3) Memiliki sertifikat
pendidik, (4) Sehat jasmani dan rohani, dan (5) Memiliki kemamouan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Guru sebagai tenaga pendidik adalah insan atau personal yang
sebenarnya (idealnya) sejak kecil sudah memiliki cita-cita untuk melayani
orang lain. Cita-citanya untuk melayani orang lain diwujudkannya dengan
mengikuti proses pendidikan dan latihan di lembaga pendidikan tenaga
kependidikan dalam waktu yang relatif lama (hingga tingkat perguruan
tinggi) sehingga ia memiliki sejumlah ilmu pengetahuan, keahlian,
keterampilan, kecakapan, kemampuan yang siap diabdikan untuk melayani
warga pendidikan. Oleh karena itu dalam bahasa lain disebutkan bahwa
guru adalah "tenaga pendidik profesional" dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah ( Peber
Mendiknas & Ka BKN 2010).

2. Pengertian Profesional

Dalam kehidupan sehari-hari perkataan profesi sering diartikan


sebagai suatu pekerjaan yang dikerjakan dengan terampil dan cakap.
seorang pekerja yang mengerjakan pekerjaannya dengan baik diberi
9

predikat "profesional". Dengan demikian orang yang hidup dan


berpengalaman baik dari hasil pekerjaannya sebagai penarik becak sering
disebut pekerjaan "profesi", orang tersebut adalah seorang profesional.
Secara etimologis istilah profesi berasal dari bahasa Inggris "
profession" yang berakar dari bahasa Latin " profeus" yang artinya
"mengakui" atau "menyatakan mampu atau ahli dalam satu bentuk
pekerjaan". Secara semantik profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan
yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya. Artinya,
pekerjaan atau jabatan tersebut hanya dapat dikerjakan oleh orang-orang
yang memiliki keahlian yang dituntut oleh pekerjaan itu sendiri. Keahlian
yang dimaksud bukan sekedar keterampilan semata melainkan
menyangkut kemampuan, sikap, kecakapan, dan kemampuan yang
diperoleh melalui proses dan latihan tertentu.
Good's Dictionary of Education, sebagaimana dikutip dan
diterjemahkan oleh Sutisna (1985), mendefinisikan sebagai berikut:
"profesi adalah suatu pekerjaan yang meminta persiapan spesialisasi yang
relatif lama di perguruan tinggi dan dikuasai oleh kode etik yang khusus".
Dari penjelasan selanjutnya dikatakan bahwa pekerjaan yang
berkualifikasi profesional memiliki ciri-ciri: memerlukan persiapan atau
pendidikan khusus bagi calon pelakunya (membutuhkan pendidikan pra-
jabatan yang relevan), kecakapan seorang pekerja profesional dituntut
memenuhi persyaratan yang telah dilakukan oleh pihak yang berwenang
(misalnya, organisasi profesional, konsorsium), dan jabatan tersebut
mendapat pengakuan dari masyarakat dan/atau negara.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimak bahwa
tidak semua peckerjaan dapat digolongkan kepada pekerjaan yang
profesional. Suatu pekerjaan dikatakan profesional apabila pekerjaan
tersebut hanya dapat dikerjakan oleh orang yang memenuhi persyaratan
atau kriteria tertentu. Kriteria tersebut antara lain harus melalui pendidikan
tinggi, melibatkan kegiatan mental, menuntut keahlian, dan diikat oleh
kode etik tertentu. Profesi dalam dirinya sendiri mengandung pengertian
tentang adanya penyerahan dan pengabdian penuh pada satu jenis
10

pekerjaan yang mengimplikasikan tanggungjawab pada diri sendiri.


Seorang profesional bukan hanya bekerja, melainkan ia tahu mengapa dan
untuk apa ia bekerja serta tanggungjawab apa yang melekat dalam
pekerjaannya. Jadi dia tidak boleh bekerja semaunya saja.
3. Ciri-ciri Profesi
Sehubungan dengan tuntutan yang harus dipenuhi dalam suatu profesi,
Sanusi mengemukakan beberapa ciri profesi ditinjau dari beberapa segi:
1) Segi fungsi dan signifikansi sosial; suatu profesi merupakan pekerjaan yang
memiliki fungsi sosial yang penting.
2) Segi keahlian dan keterampilan; untuk mewujudkan fungsi ini dituntut
derajat keahlian dan keterampilan tertentu.
3) Memperoleh keahlian dan keterampilan yang dilakukan secara rutin, serta
bersifat pemecahan masalah atau menangani situasi kritis melalui teori dan
metode ilmiah.
4) Batang tubuh ilmu; artinya profesi didasarkan kepada suatu disiplin ilmu
yang jelas, sistematis dan eksplisit.
5) Masa pendidikan; upaya mempelajari dan menguasai batang tubuh ilmu
dan keahlian/keterampilan tersebut membutuhkan mass latihan yang lama dan
dilakukan di tingkat perguruan tinggi.
6) Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional; proses pendidikan tersebut
merupakan wahana untuk sosialisasi nilai profesional di kalangan mahasiswa.
7) Kode etik tertentu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
8) Wewenang/kekuasaan untuk memberi suatu judgement/pendapat/ putusan.
9) Tanggung jawab profesional atau otonomi.
10)Pengakuan dan imbalan; sebagai imbalan dari pendidikan dan latihan yang
lama, dan seluruh jasa yang diberikan kepada masyarakat, maka seorang
pekerja profesional mempunyai prestise yang tinggi oleh karena itu wajar
mendapat imbalan yang layak.
Ciri-ciri profesional dikemukakan oleh Schein (Pidarta 2005) yang
sikap meliputi : (1) bekerja sepenuhnya dalam jam-jam kerja (full time),
(2) pilihan kerja didasarkan pada motivasi yang kuat, (3) memiliki
seperangkat pengetahuan ilmu dan keterampilan khusus yang diperoleh
11

lewat pendidikan dan latihan yang lama, (4) membuat keputusan sendiri
dalam menyelesaikan pekerjaan atau menangani klien, (5) pekerja
berorientasi kepada pelayanan bukun untuk kepentingan pribadi, (6)
pelayanan didasarkan pada kebutuhan obyektif klien, (7) memiliki
otonomi untuk bertindak dalam menyelesaikan persoalan klien, (8)
menjadi anggota organisasi profesional esudah memenuhi persyaratan atau
kriteria tertentu, (9) memiliki kekuatan dan status yang tinggi sebagai
ekspert dalam spesialisasinya, dan (10) keahliannya itu boleh di
advertensikan untuk mencari klien.
Ciri profesi yang dikemukakan di atas adalah ciri umum, artinya
ciri yang berlaku untuk semua jenis profesi seperti: dokter, guru, psikolog.
pengacara hukum, dan sebagainya. Dengan adanya spesifikasi dalam
setiap pekerjaan maka setiap profesi akan mempunyai ciri kekhususannya
pula. Ciri khusus itulah yang membedakan ativitas yang dilakukan tenaga
profesional yang satu dari pekerjaan profesional lainnya.
4. Guru Sebagai Jabatan Profesional
Para ahli pendidikan pada umumnya memasukkan jabatan guru sebagai
pekerjaan profesional, yaitu pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh
mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang
dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain.
Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu berdasarkan persyaratan umum
seperti disebut di atas, jabatan guru memenuhi kriteria yang dikemukakan,
oleh karena itu jabatan guru digolongkan kepada jabatan profesional. Dimana
kekhususan jabatan guru dari jabatan profesional lainnya, dapat di simak dari
kompetensi keguruan itu.
Jauh sebelum ada kebijakan nasional, Guru sebagai jabatan dituntut
memiliki tiga kompetensi: kompetensi personal,- kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional. Kompetensi personal, yaitu kecakapan pribadi dalam
mengadakan komunikasi antar personal, yang bersifat psikologis kepada
siswa-siswa dan teman sejawatnya. Dengan kompetensi ini, dari seorang guru
dituntut keutuhan dan integritas pribadi, dimana di dalam komunikasinya
dengan pribadi-pribadi lainnya ia tidak terombang ambing dibawa arus, tetapi
12

tetap mantap dengan sikap yang tegas yang sudah dibentuk dengan didasari
nilai-nilai luhur yang diyakininya.
Kompetensi sosial, yaitu kemampuan berkomunikasi sosial baik dengan
siswa, dengan sesama teman guru, kepada sekolah, maupun dengan
masyarakat lugas. Kemampuan memberikan pelayanan sebaik-baiknya, berarti
ia dapat mengutamakan nilai kemanusiaan dari pada nilai kebendaan
(material). Juga termasuk dalamnya kemampuan untuk diri dengan lingkungan
sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru. Dan Kemampuan
profesional, yaitu kemampuan (a) melaksanakan tugas, dan (b) mengenai
batas-batas kemampuannya, serta kesiapan dan kemampuan menemukan
sumber yang dapat membantu mengatasi keterbatasan pelaksanaan tugas
tersebut. Pada gilirannya kemampuan melaksanakan tugas itu dapat dirinci
menjadi penguasaan terhadap bahan ajar serta sistem penyampaiannya,
disamping pemahaman mengenai rasional dari pelaksanaan tugas tersebut.
Dengan perkataan lain disamping mampu melaksanakan tugasnya dengan
baik, guru yang profesional juga memahami alasan-alasan serta
memperkirakan dampak jangka panjang tindakan yang diambilnya dalam
rangka pelaksanaan tugasnya. Tanpa kesadaran penuh mengenai kemengapaan
pelaksanaan tugas akan mensejajarkan pekerjaan guru sebagai pekerjaan
tukang yang dalam melaksanakan tugasnya sebatas mengikuti petunjuk
pelaksanaan yang telah disiapkan pihak lain.
Dikaitkan dengan kebijakan nasional, pemerintah Republik Indonesia telah
merumuskan empat jenis kompetensi guru yangprofesional. Keempat
kompetensi tersebut telah dicantumkan dalam Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 2005 tentang standar Pendidikan Nasional, dan Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (terlampir), yakni kompetensi
pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Dengan adanya peraturan
pemerintah tersebut diharapkan guru di Indonesia dapat menjalankan tugas
dan kewajibannya secara profesional.

3.1 Hasil Critical Book Report


13

1. Kelebihan Buku
2. Kelemahan Buku

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari kedua buku dapat disimpulkan bahwa istilah profesi berasal dari bahasa
Inggris " profession" yang berakar dari bahasa Latin " profeus" yang artinya
"mengakui" atau "menyatakan mampu atau ahli dalam satu bentuk pekerjaan"
Profesi dapat diartikan mengakui atau menyatakan ahli atau mampu
melakukan suatu bentuk pekerjaan dan suatu jabatan atau pekerjaan yang
menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya.
Ciri-Ciri dari profesi yaitu Sebuah profesi yang menuntut kemampuan dan
keterampilan khusus yang bisa diperoleh melalui pendidikan intensif yang
diselenggarakan oleh lembaga tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan dan
sebuah profesi yang memiliki kode etik yang harus selalu dijadikan pedoman
berprilaku,yaitu kode etik tertentu dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat
14

4.2 Saran

-Dalam buku “Panduan Sertifikasi Guru Berdasarkan Undang-Undang Guru dan


Dosen” sebaiknya dilengkapi dengan pengertian dari profesional, sehingga
pembaca dapat membedakan antara profesi dengan profesional.
-Pada buku “Panduan Sertifikasi Guru Berdasarkan Undang-Undang Guru dan
Dosen” dan buku “Profesi Kependidikan” sebaiknya dilengkapi dengan ciri-ciri
seseorang bisa atau dapat dikatakan profesional.
15

DAFTAR PUSTAKA

Rojai, Risa Maulana Romadon. 2013. Panduan Sertifikasi Guru Berdasarkan


Undang-Undang Guru dan Dosen. Jakarta : Dunia Cerdas.

Anda mungkin juga menyukai