Anda di halaman 1dari 9

BAB ll

PEMBAHASAN
A. Pengertian pancasila
Istilah "Pancasila" pertama kali ditemukan di dalam kitab "Sutasoma" karya Mpu Tantular
yang ditulis pada zaman majapahit (abad ke-14). Dalam kitab itu istilah pancasila diartikan
sebagai perintah kesusilaan yang jumlahnya lima (Pancasila karma) dan berisi lima larangan
untuk:
1) Melakukan kekerasan
2) Mencuri
3) Berjiwa dengki
4) Berbohong
5) Mabuk akibat minuman keras

a. Pengertian Pancasila secara Etimologis


Selanjutnya istilah "Sila" itu sendiri dapat diartikan sebagai aturan yang melatar belakangi
perilaku seseorang atau bangsa; kelakuan atau perbuatan yang menurut adab (sopan santun),
dasar adab, akhlak, dan moral. Secara etimologis istilah "Pancasila" berasal dari Sansekerta
dari India (bahasa kasta brahmana), adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta.
Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan “Pancasila” memilki dua
macam arti secara leksikal yaitu: "panca" artinya "lima" "syila" vokal I pendek artinya "batu
sendi", "alas", atau "dasar" "syiila" vokal i pendek artinya “peraturan tingkah laku yang baik,
yang penting atau yang senonoh". Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia
terutama bahasa Jawa diartikan "susila " yang memilki hubungan dengan moralitas. Oleh
karena itu secara etimologis kata "Pancasila" yang dimaksudkan adalah istilah "Panca Syilla"
dengan vokal "i" pendek yang memilki makna leksikal "berbatu sendi lima" atau secara
harfiah "dasar yang memiliki limaunsur". Adapun istilah "Panca Syiila" dengan huruf
dewanagari "i" bermakna 5 aturan tingkah laku yang penting.
b. Pengertian Secara Historis
Pada tanggal 01 Juni 1945 Ir. Soekarno berpidato tanpa teks mengenai rumusan Pancasila
sebagai Dasar Negara. Mulai saat itulah dikenal sebagai hari lahirnya pancasila. Pada tanggal
17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, kemudian keesokan harinya 18
Agustus 1945 disahkanlah UUD 1945 termasuk Pembukaannya dimana didalamnya terdapat
rumusan 5 Prinsip sebagai Dasar Negara yang diberi nama Pancasila. Sejak saat itulah
Pancasila menjadi Bahasa Indonesia yang umum. Jadi walaupun pada Alinea 4 Pembukaan
UUD 45 tidak termuat istilah Pancasila namun yang dimaksud dasar Negara RI adalah
disebut istilah Pancasila hal ini didasarkan interprestasi (penjabaran) historis terutama dalam
rangka pembentukan rumusan dasar negara.
c. Pengertian Pancasila Secara Termitologis
Proklamasi 17 Agustus 1945 telah melahirkan Negara RI, untuk melengkapai alat-alat
Perlengkapan Negara, PPKI mengadakan sidang pada tanggal 18 Agustus 1945 dan berhasil
mengesahkan UUD 45 dimana didalam bagian Pembukaan yang terdiri dari 4 Alinea
didalamnya tercantum rumusan Pancasila. Rumusan Pancasila tersebut secara Konstitusional
sah dan benar sebagai dasar negara RI yang disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh
rakyat Indonesia, Pancasila berbentuk:
1.) Hirarkis (berjenjang);
2.) Piramid.
d. Pengertian Pancasila Menurut Para Ahli
1. Notonegoro
Pancasila adalah dasar falsafah negara indonesia, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan
hidup bangsa indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta
sebagai pertahanan bangsa dan negara indonesia
2. Muhammad Yamin
Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti sendi, asas, dasar
atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. dengan demikian pancasila merupakan
lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik.
3. I.R Soekarno
Pancasila adalah isi jiwa bangsa indonesia yang turun temurun yang sekian abad lamanya
terpendam bisu oleh kebudayaan barat. dengan demikian, pancasila tidak saja falsafah negara.
tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa indonesia.
Kesimpulan dari bermacam-macam pengertian pancasila tersebut yang sah dan benar secara
Konstitusional adalah pancasila yang tercantum dalam Pembukaan Uud 45, hal ini diperkuat
dengan adanya ketetapan MPRSNO.XXI/MPRS/1966 dan Inpres No. 12 tanggal 13 April
1968 yang menegaskan bahwa pengucapan, penulisan dan Rumusan Pancasila Dasar Negara
RI yang sah dan benar adalah sebagai mana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
e. Pengertian Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Pancasila dalam kehidupannya ini sering disebut sebagai dasar filsafat atau dasar falsafah
Negara dari negara, ideologi negara. Dalam pengertian ini pancasila merupakan suatu dasar
nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan Negara atau dengan kata lain pancasila
merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara. Konsep jensinya seluruh
pelaksana dan penyelenggara Negara terutama segala peraturan perundang-undangan
termasuk proses reformasi dalam segala bidang dewasa ini, di jabarkan dari nilai-nilai
Pancasila.
f. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa tersebut terkadung di dalamnya konsepsi dasar
mengenai kehidupan yang dicita-citakan terkandung dasar pikiran terdalam dan gagasan
mengenai wujud kehidupan yang di anggap baik. Oleh karena itu pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa merupakan suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat Indonesia, maka pandangan hidup dijunjung tinggi oleh warganya karena
pandangan hidup bangsa Pancasila berakar pada budaya dan pandangan hidup masyarakat.
Sebagai intisari dari nilai budaya masyarakat Indonesia, maka Pancasila merupakan cita-cita
moral bangsa yang memberikan pedoman dan kekuatan rohaniah bagi bangsa untuk
berperilaku luhur dalam
kehidupan sehari-hari bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. H. Pengertian Pancasila
Dengan Berbagai Penyebutan.
1.) Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia adanya/lahirnya bersamaan dengan adanya bangsa
Indonesia, yaitu jaman Sriwijaya dan Majapahit. Bahkan jauh sebelum itu jiwa Pancasila
telah ada sejak dulu kala.
2.) Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
Sikap, mental, tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia yang mempunyai ciri khas
berbeda dengan bangsa lain. Ciri khas inilah yang kita maksud dengan kepribadian bangsa
Indonesia (pancasila).
3.) Pancasila Sebagai Sumber Dari Segala Hukum atau Tertib Hukum RI
Semua peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia haruslah sesuai atau tidak
boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
4.) Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia Pada Saat Mendirikan Negara.
Pancasila merupakan perjanjian luhur oleh seluruh rakyat Indonesia oleh pendiri Negara kita
maka harus kita bela selamanya.
5.) Pancasila Sebagai Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia
Bahwa cita-cita luhur Negara kita ditegaskan dalam pembukaan UUD 1946 merupakan
penuangan jiwa proklamasi, yaitu jiwa pancasila, sehingga pancasila merupakan cita-cita dan
tujuan bangsa Indonesia.
6.) Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia
Sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara Indonesia maka pancasila pada hakikatnya bukan
hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang
sebagai mana ideologi - ideologi lain di dunia, namun pancasila diangkat dari nilai nilai adat
istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup
masyarakatIndonesia sebelum membentuk Negara, dengan lain perkataan unsur-unsur yang
merupakan materi (bahan) pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat
sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausamaterialis (asal bahan) pancasila.
7.) Pancasila Sebagai Filsafat Hidup Bangsa Indonesia
Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam
sikap, tingkah laku, dan perbuatan, dalam kehidupan sehari-hari, dan kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara. Sebelum pancasila menjadi dasar filsafat hidup bangsa, yaitu
sebelum 18 Agustus 1945 Pancasila menjadi nilai luhur budaya bangsa Indonesia yang kita
kenal sebagai sifat-sifat, teposeliro (suka bekerja keras) tepotulodo (tolong menolong atau
gotong royong) dan tepopalupi (peduli kasih). Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa tumbuh
dan berkembang bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya bangsa Indonesia. Pancasila
yang merupakan filsafat hidup bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai dasar yang
dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia. Nilai dasar yang di maksud adalah nilai ketuhanan,
nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan sosial, yang urutannya
termuat dalam alinea IV pembukaan UUD 1945.
8.) Pancasila Sebagai Sistem Moral Dan Etika
Moral dan etika sangat berkaitan dengan nilai tatanan ataupun nilai norma yang berlaku
dalam kehidupan masyarakat, yang menjadi ukuran nilai manusia untuk berbuat dan
bertingkah laku. Menurut Prof. Drs. Notonagoro, SH dalam bukunya (1974) filsafat dasar
Negara menyebutkan nilai di bagi menjadi tiga bagian yaitu :
a. Nilai material, yaitu segala yang berguna bagi unsur jasmani manusia.
b. Nilai fital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat melakukan
kegiatan atau aktifitas.
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Lebih lanjut
dapat di kemukakan bahwa nilai moral dan etika dalam arti sistem pancasila adalah nilai-nilai
yang bersumber kepada kehendak atau kemauan manusia untuk berbuat sesuatu, tetapi
berlandaskan kepada unsur kemauan yang baik dan positif, disamping adanya unsur
pembenar perbuatan yang bersumber kepada rasio atau akal manusia berdasarkan nilai- nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.

B. Masalah-Masalah Sosial yang Terjadi di Indonesia


Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis
faktor, yakni antara lain:
1. Faktor Ekonomi: Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis: Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis: penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
Beberapa masalah sosial di Indonesia yaitu masalah pendidikan, kemiskinan, dan
kriminalitas.
1. Pendidikan
Seperti yang telah kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia semakin memburuk. Hal ini
terbukti dari kualitas guru, sarana belajar, dan murid- muridnya. Guru-guru tentuya punya
harapan terpendam yang tidak dapat mereka sampaikan kepada siswanya. Memang, guru-
guru saat ini kurang kompeten. Banyak orang yang menjadi guru karena tidak diterima di
jurusan lain atau kekurangan dana. Kecuali guru-guru lama yang sudah lama mendedikasikan
dirinya menjadi guru. Selain berpengalaman mengajar murid, mereka memiliki pengalaman
yang dalam mengenai pelajaran yang mereka ajarkan. Belum lagi masalah gaji guru. Jika
fenomena ini dibiarkan berlanjut, tidak lama lagi pendidikan di Indonesia akan hancur
mengingat banyak guru- guru berpengalaman yang pensiun.
Sarana pembelajaran juga turut menjadi faktor semakin terpuruknya pendidikan di Indonesia,
terutama bagi penduduk di daerah terbelakang. Namun, bagi penduduk di daerah terbelakang
tersebut, yang terpenting adalah ilmu terapan yang benar-benar dipakai buat hidup dan kerja.
Ada banyak masalah yang menyebabkan mereka tidak belajar secara normal seperti
kebanyakan siswa pada umumnya, antara lain guru dan sekolah.
2. Kemiskinan
Dalam kajian sosiologi pembangunan, konsep kemiskinan dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu yang pertama kemiskinan absolut (a fixed yardstick). Konsep kemiskinan absolut ini
dirumuskan dengan membuat ukuran tertentu yang kongkit. Ukuran ini lazimnya berorientasi
pada kebutuhan dasar dalam kehidupan sehari-hari, yaitu pangan, papan dan sandang.
Besarnya ukuran setiap negara berbeda. Kedua, kemiskinan relatif (the idea of relative).
Konsep kemiskinan relatif ini dirumuskan berdasarkan atau memperhatikan dimensi tempat
dan waktu. Asumsi ini, bahwa kemiskinan di daerah satu dengan daerah lain tidak sama,
demikian juga antara waktu duludengan sekarang berbeda. Ketiga, kemiskinan subjektif.
Konsep kemiskinan sbjektif ini dirumuskan berdasarkan perasaan individu atau kelompok
miskin. Kita menilai individu atau kelompok tertentu miskin, tetapi kelompok yang kita nilai
menganggap bahwa dirinya bukan miskin, atau sebaliknya. Konsep kemiskinan ketiga inilah
yang lebih tepat apabila memahami konse pkemiskinan dan bagaimana langkah strategis
dalam menangani kemiskinan (Usman, S. 1998; Tjokrowinoto, W. 2004).
3. Kriminalitas
Kriminalitas atau tindakan kriminal merupakan problem sosial yang bersifat laten (selalu ada
dalam kehidupan masyarakat atau negara manapun), namun tindakan kriminal bukanlah
penyimpangan perilaku yang dibawa sejak lahir, tetapi tindakan kriminal merupakan hasil
dari sosialisasi sub budaya menyimpang. Tindakan kriminal sering dikategorikan sebagai
tindak pidana atau tindakan yang melanggar hukum pidana. Diantara contoh tindakan
kriminal adalah: korupsi, pencurian, pembunuhan, perampokan, penipuan atau pemalsuan,
penculikan, perkosaan, sindikat narkotik atau penyalahgunaan obat terlarang.

Pentingnya mengalikasikan Nilai-Nilai Pancasila dalam Mengatasi Masalah Sosial


Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang harus menjiwai
semua bidang pembangunan. Salah satu bidangpembangunan nasional yang sangat penting
dan menjadi pondasi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah
pembangunan karakter bangsa.(Laksono: 2013)
Di dalam pancasila terdapat nilai-nilai dan makna-makna yang dapat di implementasikan
dalam kehidupan sehari-hari;
Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa. Secara garis besar mengandung makna bahwa
Negara melindungi setiap pemeluk agama (yang tentu saja agama diakui di Indonesia) untuk
menjalankan ibadahnya sesuai dengan ajaran agamanya. Tanpa ada paksaan dari siapa pun
untuk memeluk agama, bukan mendirikan suatu agama. Tidak memaksakan suatu agama atau
kepercayaannya kepada orang lain. Menjamin berkembang dan tumbuh subumya kehidupan
beragama. Dan bertoleransi dalam beragama, yakni saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing- masing.
Sila Kedua :Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Mengandung makna bahwa setiap warga
Negara mendapatkan perlakuan yang sama di mata hukum, karena Indonesia berdasarkan atas
Negara hukum. mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara
sesama manusia. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan.
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Bertingkah laku sesuai dengan adab dan norma yang
berlaku di masyarakat.
Sila Ketiga: Persatuan Indonesia Mengandung makna bahwa seluruh penduduk yang
mendiami seluruh pulau yang ada di Indonesia ini merupakan saudara, tanpa pernah
membedakan suku, agama ras bahkan adat istiadat atau kebudayaan. Penduduk Indonesia
adalah satu yakni satu bangsa Indonesia. cinta terhadap bangsa dan tanah air. Menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Rela berkorban demi bangsa dan negara.
Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.
Sila Keempat: Kerakyatan Yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan. Mengandung maksud bahwa setiap pengambilan keputusan
hendaknya dilakukan dengan jalan musyawarah untuk mufakat, bukan hanya mementingkan
segelintir golongan saja yang pada akhirnya hanya akan menimbulkan anarkisme. tidak
memaksakan kehendak kepada orang lain. Melakukanmusyawarah, artinya mengusahakan
putusan bersama secara bulat, baru sesudah itu diadakan tindakan bersama. Mengutamakan
kepentingan negara dan masyarakat.
Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia. Mengandung maksud bahwa
setiap penduduk Indonesia berhak mendapatkan penghidupan yang layak sesuai dengan
amanat UUD 1945 dalam setiap lini kehidupan. mengandung arti bersikap adil terhadap
sesama, menghormati dan menghargai hak-hak orang lain. Kemakmuran yang merata bagi
seluruh rakyat. Seluruh kekayaan alam dan isinya dipergunakan bagi kepentingan bersama
menurut potensi masing-masing. Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk
perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan tercapai secara merata.
Penghidupan disini tidak hanya hak untuk hidup, akan tetapi juga kesetaraan dalam hal
mengenyam pendidikan.
Apabila nilai-nilai yang terkandung dalam butir-butir pancasila di implikasikan di dalam
kehidupan sehari-hari maka tidak akan ada lagi kita temukan di Negara kita namanya ketidak
adilan, terorisme, koruptor serta kemiskinan. Karena di dalam pancasila sudah tercemin
semuanya norma-norma yang menjadi dasar dan ideologi bangsa dan Negara. Sehingga
tercapailah cita-cita sang perumus Pancasila yaitu menjadikan pancasila menjadi jalan keluar
dalam menuntaskan permasalahan bangsa dan Negara.
Nilai-nilai luhur Pancasila perlu dibumikan kembali melalui sosialisasi, baik di bangku
sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Pada era reformasi ini, pengenalan dan
pengajaran nilai-nilai luhur Pancasila melalui sektor pendidikan tidak sekental pada periode
sebelumnya. Padahal, hal itu penting sebagai upaya untuk merekatkan persatuan bangsa.
(Abu Hamid; 2010 dalam Kompas.com.html. Jumat, 1 Oktober 2010. Diakses pada Selasa,
26 April 2016 pukul 22.28)
Sisi positif dari pemerintahan prareformasi hendaknya masih bisa diserap pada era ini. Salah
satu di antaranya dengan gencamya mensosialisasikan nilai-nilai luhur Pancasila di tingkat
sekolah dasar hingga perguruan tinggi. di tingkat masyarakat juga dilakukan dengan
menggalakkan sosialisasi nilai-nilai luhur Pancasila melalui pertandingan antarkelurahan
hingga provinsi (Rahim; 2010 dalam Kompas.com.html.Jumat, 1 Oktober 2010. Diakses pada
Selasa, 26 April 2016 pukul 22.28)
Upaya pendidikan dan sosialisasi yang terus menerus sangat penting untukUpaya pendidikan
dan sosialisasi yang terus menerus sangat penting untuk dilakukan, bukan saja melalui
pendidikan dan sosialisasi secara formal dan terstruktur tetapi juga melalui pelbagai kasus
dan peristiwa serta pengalaman-pengalaman praktik yang menyadarkan orang tentang arti
dan makna serta kandungan nilai yang terdapat dalam Pancasila dan UUD Negara Republik
Indonesia. (Saifuddin, Lukman Hakim dalam Kompas.com. Rabu, 17 Februari 2016. Diakses
pada Selasa, 26 April 2016 pukul 22.11)
Salah satu upaya mensosialisasikan Pancasila adalah melalui pendidikan karakter. Pendidikan
karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses
pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi
dan/atau kelompok yang unik-unik sebagai warga negara. Hal itu diharapkan mampu
memberikan kontribusi optimal dalam mewujudkan masyarakat yang berketuhanan yang
Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. (Laksono: 2013)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila merupakan dasar Negara, dan juga menjadi falsafah hidup bangsa Indonesia sejak
dahulu. Pancasila juga diperuntukkan kepada Negara, masyarakat, dan pribadi bangsa
Indonesia. Sila-sila pancasila itu tidak terlepas satu sama lain melainkan satu kesatuan yang
bulat, baik dalam fungsi dan kedudukannya sebagai dasar Negara maupun sebagai falsafah
hidup bangsa. Pengertian dari kata "kesatuan bulat" dari pancasila ini ialah berarti bahwa sila
yang satu meliputi dan menjiwai sila-sila yang lain.
Sila-sila pancasila itu tidak statis, akan tetapi dinamis, dengan gerakan-gerakannya yang
positif dan serasi, karena ketatanegaraan akan selalu berkaitan dengan tata negara. Karena
tata begara merupakan pengatur kehidupan bernegara yang mennyangkut sifat, bentuk, tugas
negara,dan pemerintahannya. Karena banyak peristiwa-peristiwa penting yang terjadi yaitu
seperti krisis-krisis yang menimpa bangsa bangsa dan negara, sebagai reaksi terhadap gejolak
kehidupan bangsa tampak menonjol satu atau beberapa sila saja. Dari kalimat diatas telah
diketahui bahwa pancasila sangat berperan untuk keutuhan negara. Dengan kelima sila
tersebut kehidupan masyarakat akan lebih terarah.
B. Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam
makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan
kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini.
Penulis banyak berharap kepada para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Herman, Pancasila Dalam Kedudukuan dan Fungsinya Sebagai Dasar Negara dan
Jakarta:Manggu Makmur Tanjung Lestari, 2019.
Lubis, Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn di SD/MI Kelas Rendah, Bandung:
Citapustaka Media, 2002.
Notonagoro, Pancasila Secara Ilmiah Populer, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Pohan, Fachruddin, Kembali Memahami Pancasila, Pandangan Hidup Bangsa
Indonesia, Surabaya: Usaha Nasional, 1981.
Sutoyo, 2011, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, Graha Ilmu,
Yogyakarta See Full PDF
Sutoyo,2011,Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi Yogyakarta : Graha Ilmu
Srijanti, dkk, 2009,Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mahasiswa, Yogyakarta : Graha Ilmu
http://berry-sastrawan.blogspot.co.id/2014/02/makalah-sosiologi-masalah
masalah.html. diakses Selasa, 26 April 2016 pukul 22.40 Kalimantan Barat (Jakarta: ISAI
dan Ford Foundation, 2001).
Laksono, Agung. 2013. Menuju Indonesia Emas. Jakarta Pusat: Kementrian Koordinator
Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Pidarta, Prof. Dr. Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Soedijar, Z.A, 1990, Penelitian Profil Anak Jalanan di DKI Jakarta, badan Penelitian
dan Pengembangan Sosial, Departeman Sosial.

Anda mungkin juga menyukai